All content from iQiyi
Lin Lu nonton tv bareng Jing Jing dan Liang. Yang satu asik makan dan yang satu asik main ponsel.
Lin Lu kesal melihat komentar orang-orang tentang hubungannya dengan Lian Sen. Dia mau membalas komentar-komentar itu tapi dilarang sama Jing Jing.
Soalnya gara-gara Lin Lu, yang mem-forwardnya saat memposting foto ke internet tadi siang 1300. Selama dia jadi selebriti sosmed, yang forward belum pernah lebih dari 3 digit. Dia bilang kalo itu semua berkat Lin Lu.
Liang tiba-tiba nanya Lin Lu mau berita baik apa berita buruk? Lin Lu milih berita baik. Liang tersenyum lalu menunjukkan ponselnya ke Lin Lu. Mulai besok Lin Lu resmi kerja di Huanzhen.
Lin Lu seneng banget dan sesumbar kalo dia yakin banget kalo pemberitahuannya tertunda. Liang mengingatkan kalo Lin Lu belum dengar berita buruknya.
Lin Lu langsung nggak semangat dan menanyakan apa berita buruknya? Liang memberitahu kalo kemungkinan Lin Lu bakal gabung dengan departemennya. Membuat teh buat dia.
Lin Lu kembali tersenyum dan mohon bimbingan Liang dalam segala hal nantinya. Liang tersenyum dan mengelus kepala Lin Lu.
Jing Jing menakut-nakuti kalo kemungkinan Lin Lu bakal cepat dipecat. Dengan beritanya dengan Presdir kemungkinan juga dia bakal di bully sama karyawan lain nantinya.
Lin Lu nggak mau percaya. Jing Jing kembali memperingatkan kalo mimpi buruk Lin Lu akan seperti di neraka.
Lin Lu makin nggak percaya. Menurutnya di tengah malam cuman ada para dewa dan hantu.
Lian Sen sedang berolahraga di gym bersama dengan Zichen. ZiChen meminta Lian Sen untuk memberitahukan yang sebenarnya padanya. Apa yang sebenarnya terjadi antara Lian Sen dan wanita itu? Pelukan, gendongan, Lian Sen bahkan nggak pernah kayak gitu ke dia.
Dengan santainya Lian Sen bilang kalo itu hanya gosip dan kecelakaan. Zichen menasehati kalo Lian Sen nggak boleh meremehkan kecelakaan karena banyak hal dimulai hanya dengan kecelakaan. Apa Lian Sen nggak melihat pesan dari para penggemarnya? Mereka menganggap kalo Lian Sen dan gadis itu adalah versi modern dari pangeran dan cinderella.
Lian Sen nggak menjawab sementara Zichen terus mendesaknya. Lian merasa kalo obrolan mereka membosankan. Zichen memberitahu kalo dari mereka kecil sampai mereka dewasa, dia selalu bertanya-tanya, apa Lian Sen nggak suka sama wanita? Lian Sen langsung menatap Zichen. Lah, bukannya menjawab malah pergi.
Setelah agak jauh, Lian Sen kembali memikirkan apa yang tadi Zichen katakan kalo mereka seperti pangeran dan Cinderella dalam versi modern. Dia lalu mengambil ponselnya dan menelpon Maggie. Lian Sen menyuruh Maggie untuk menyiapkan kontrak juru bicara.
Lin Lu sudah mulai bekerja. Seorang gadis menghampirinya. Lin Lu langsung menyapanya ramah dan menanyakan apa yang bisa ia bantu?
Gadis itu memberitahu kalo dia akan kencan buta dan menanyakan apakah Lin Lu bisa membuatnya nampak cantik?
Lin Lu mengiyakan dan mempersilakannya untuk masuk. Liang yang diam-diam memperhatikan Lin Lu tersenyum melihatnya.
Lin Lu selesai merias wajah gadis itu dan gadis itu sangat puas terhadap pelayanan yang Lin Lu berikan.
Lin Lu lalu memperkenalkan produk baru Huanzhen pada gadis itu. Tiba-tiba ponsel Lin Lu bunyi. Liang menyuruh Lin Lu untuk mengangkatnya dan ia yang akan melayani pelanggan.
Lin Lu mengiyakan dan mengambil ponselnya dari Liang. Telpon itu dari rumah sakit Xiamen yang mengabarkan kalo ada keluarga lain yang telah menandatangani donasi organ. Dan pasien selanjutnya adalah Lin Cheng.
Pihak rumah sakit mengharapkan agar keluarga mempersiapkan segalanya dengan baik. Lin Lu mengiyakan. Ia berjanji akan mempersiapkan semuanya dengan baik.
Maggie baru saja keluar dari ruangan Lian Sen. Ia lalu menelpon Lin Lu dan memintanya untuk datang ke kantor Presdir. Presdir ingin menemuinya.
Lin Lu datang ke kantor Lian sen bersama dengan Maggie. Maggie langsung pergi setelahnya. Lin Lu malah jadi sebel banget. Masalahnya Lian Sen terus diam. Padahal dia yang memanggil Lin Lu untuk datang tapi malah nggak mau bicara.
Ia jadi bertanya-tanya apa Lian Sen ingin memberinya teguran keras? Atau Lian Sen ingin memecatnya gara-gara gosip mereka? Lin lu merasa kalo itu nggak mungkin karena calon istri Presdir sendiri yang merekrutnya.
Dengan senyum lebar Lin Lu menghampiri Lian Sen dan mengakui kalo dia salah. Harusnya dia nggak ngambil tanahnya. Harusnya dia nggak mengirimkan surat ancaman. Dan harusnya dia juga nggak membuat rumor tentang kedekatan mereka.
Lian Sen masih nggak bilang apa-apa dan hanya melirik Lin Lu dikiiittt. Lin Lu menambahi kalo dia juga nggak tahu apa-apa. Dia juga korban. Lin Lu meminta agar Lian Sen mempertimbangkan hal itu dari sudut pandangnya. Bisa nggak Lian Sen... .
Lian Sen mengangkat wajahnya menatap Lin Lu dan membuat Lin Lu jadi takut. Dia langsung mundur dan dalam hati jadi tambah kesal karena Lian Sen masih saja nggak mau ngomong. Dia merasa kalo dia akan benar-benar berakhir sama seperti yang Jing Jing bilang.
Lian Sen lalu mengambil sebuah dokumen dan memberikannya ke Lin Lu. Baca, gih! Lin Lu mengambilnya dan mengira kalo itu adalah kompensasi pembatalan kontrak. Tapi setelah dibaca ternyata itu adalah kontrak juru bicara untuk produk-produk Huanzhen. Lah, Lin Lu sampai nggak percaya sama matanya sendiri. Dia menatap Lian Sen dan nanya, apa itu?
Tanpa melihat Lin Lu, Lian Sen memberitahu kalo itu adalah kontrak perjanjian. Bukankah Lin Lu sudah tahu?? Lin Lu nengaku tahu tapi dua nggak ngerti, apa hubungannya dengannya?
Lian Sen menyuruh Lin Lu untuk menandatanganinya kalo dia setuju dan ia akan jadi juru bicara untuk produk Cinderella.
Lin Lu sangat terkejut dan menyadari kalo Jing Jing benar-benar salah. Ia pun mulai menemukan kembali kepercayaan dirinya. Dengan pd-nya dia mendekati Lian Sen dan sesumbar kalo penampilannya nggak buruk buat dilihat orang lain. Kalo enggak maka nggak ada yang akan menjadikannya model promosi. Lian Sen nggak menjawab dan hanya menghela nafas.
Lin Lu merasa kalo mereka akan jadi sekutu yang hebat. Ia pun menanyakan apa yang pertama-tama harus ia lakukan? Pemotretan untuk poster, wawancara atau.. . Lian Seh tahu-tahu nyambung dan menyinggung tentang klausal kedua dari kontrak. Hak dan kewajiban dari pihak kedua.
Lian Sen bangkit dan pindah duduk di sofa. Ia memberitahu kalo Lin Lu nggak boleh melakukan hal yang membahayakan Huanzhen di semua aspek. Lin Lu duduk di kursinya Lian Sen dan mengiyakan. Dia tahu dan meminta Lian Sen buat nggak usah khawatir. Lin Lu memutar kursi Lian Sen dan merasa nyaman.
Lian Sen menatapnya sinis dan menyuruhnya mendekat. Ia melanjutkan kalo pihak pertama memiliki kebutuhan yang sangat mendesak, maka Lin Lu harus hadir untuk berkoordinasi dengan semua kegiatan perusahaan. Lin Lu mengangguk. Lian Sen menambahi kalo pihak pertama merusak citra perusahaan karena alasan pribadi, maka harus membayar dua kali lipat pada Huanzhen.
Lin Lu agak ngeri dengarnya. Ia menanyakan apa ia masih bisa bekerja di toko? Lian Sen mengiyakan. Lin Lu lega. Tadinya dia pikir akan berada du karpet merah tiap hari. Lin Lu memberitahu kalo dia nggak terbiasa dengan sepatu hak tinggi. Lian Sen meminta Lin Lu untuk tandatangan kalo memang nggak ada hal lain lagi.
Lin Lu mengiyakan. Dia meletakkan dokumen itu di atas meja dan siap buat tandatangan. Tapi... . Lin Lu bertanya berapa nilai kontraknya? Lian Sen menanyakan berapa yang Lin Lu ingin? Lin Lu mengangkat kedua tangannya. 100.000 Yuan. Lin Lu langsung bilang ok dan membuat Lin Lu nggak ragu lagi buat tandatangan. Ia lalu memberikan lampiran pertama pada Lian Sen.
Lian Sen mengatakan kalo Maggie akan memberitahu apa saja yang harus Lin Lu lakukan. Lin Lu berterima kasih lalu pergi. Lian Sen lega karena nggak ada lagi yang perlu ia khawatirkan karena semua masalah sudah selesai.
Lin Lu menari-nari di rumah. Ia memamerkan kontraknya pada Jing Jing. Jing Jing membaca kontrak Lin Lu dan nggak ngerti kenapa Lin Lu menjual dirinya sebesar 100.000 yuan? Apa Lin Lu b*doh?
Lin Lu nggak ngerti maksudnya Jing Jing apaan. Jing Jing memberitahu kalo setiap orang terkenal online, hanya dengan iklan saja sudah bisa mendapatkan 4 sampai 5 ribu yuan.
Sedangkan kontrak itu adalah untuk juru bicara sebuah produk. Dan Lin Lu menandatanginya untuk waktu 3 tahun. Selain itu, produk itu dari perusahaan Huanzhen. Saat Lin Lu minta 100.000 yuan orang lain pasti berpikir kalo Lin Lu menghinanya.
Lin Lu merasa nggak heran lihat ekspresinya Lian Sen saat itu. Harusnya dia minta 500.000 yuan. Jing Jing menghela nafas dan memberitahu kalo itu juga masih kecil. Dia kesal banget karena uang Lin Lu baru saja hilang. Dia mengembalikan kontrak Lin Lu dsb menyuruhnya untuk tertawa-tawa sendiri, dia mau nenenangkan diri. Hhh, rasanya Jing Jing mau nimpuk Lin Lu saking kesalnya.
Lin Lu merasa kalo 100.000 yuan juga sudah besar. Dia lalu kembali menari dan ketemu sama Liang. Ia menunjukkan kontrak itu ke Liang. Liang membaca kontrak itu dan merasa ada yang nggak beres. Ia merasa aneh karena Lin Lu baru aja diterima tapi sudah bisa menjadi juru bicara.
Lin Lu mengingatkan kalo dia membutuhkan uang itu. Ia meletakkan kedua tangannya di atas pundak Liang dan memintanya untuk mendukungnya. Liang mengangguk sambil tersenyum. Lin Lu mengambil dokumennya kembali lalu masuk ke kamarnya.
Lin Lu memeluk posternya sambil senyum-senyum kayak orang g*la. Rekan kerjanya menatapnya sinis. Wakil manajer sampai menanyakan apa pagi ini Lin Lu meminum obatnya? Lin Lu cuman senyum-senyum. Minum, minum, habis itu dia kembali ke tempatnya dan teman-temannya juga kembali ke tempatnya masing-masing.
Lin Lu merasa lelah memakai hak tinggi. Karena nggak ada orang, ia pun melepas sepatunya. Ah, nyamannya. Tahu-tahu Lian Sen datang untuk inspeksi bersama dengan Maggie. Ia melihat rak yang kurang rapi dan menyuruh Maggie untuk menata ulang.
Ia melangkah lagi dan melihat Lin Lu yang nggak memakai sepatunya. Dia meminta Lin Lu untuk memperhatikan penampilannya. Lin Lu mau memakai sepatunya tapi malah terjatuh dan menimpa Lian Sen.
Bersambung...
Lin Lu kesal melihat komentar orang-orang tentang hubungannya dengan Lian Sen. Dia mau membalas komentar-komentar itu tapi dilarang sama Jing Jing.
Soalnya gara-gara Lin Lu, yang mem-forwardnya saat memposting foto ke internet tadi siang 1300. Selama dia jadi selebriti sosmed, yang forward belum pernah lebih dari 3 digit. Dia bilang kalo itu semua berkat Lin Lu.
Liang tiba-tiba nanya Lin Lu mau berita baik apa berita buruk? Lin Lu milih berita baik. Liang tersenyum lalu menunjukkan ponselnya ke Lin Lu. Mulai besok Lin Lu resmi kerja di Huanzhen.
Lin Lu seneng banget dan sesumbar kalo dia yakin banget kalo pemberitahuannya tertunda. Liang mengingatkan kalo Lin Lu belum dengar berita buruknya.
Lin Lu langsung nggak semangat dan menanyakan apa berita buruknya? Liang memberitahu kalo kemungkinan Lin Lu bakal gabung dengan departemennya. Membuat teh buat dia.
Lin Lu kembali tersenyum dan mohon bimbingan Liang dalam segala hal nantinya. Liang tersenyum dan mengelus kepala Lin Lu.
Jing Jing menakut-nakuti kalo kemungkinan Lin Lu bakal cepat dipecat. Dengan beritanya dengan Presdir kemungkinan juga dia bakal di bully sama karyawan lain nantinya.
Lin Lu nggak mau percaya. Jing Jing kembali memperingatkan kalo mimpi buruk Lin Lu akan seperti di neraka.
Lin Lu makin nggak percaya. Menurutnya di tengah malam cuman ada para dewa dan hantu.
Lian Sen sedang berolahraga di gym bersama dengan Zichen. ZiChen meminta Lian Sen untuk memberitahukan yang sebenarnya padanya. Apa yang sebenarnya terjadi antara Lian Sen dan wanita itu? Pelukan, gendongan, Lian Sen bahkan nggak pernah kayak gitu ke dia.
Dengan santainya Lian Sen bilang kalo itu hanya gosip dan kecelakaan. Zichen menasehati kalo Lian Sen nggak boleh meremehkan kecelakaan karena banyak hal dimulai hanya dengan kecelakaan. Apa Lian Sen nggak melihat pesan dari para penggemarnya? Mereka menganggap kalo Lian Sen dan gadis itu adalah versi modern dari pangeran dan cinderella.
Lian Sen nggak menjawab sementara Zichen terus mendesaknya. Lian merasa kalo obrolan mereka membosankan. Zichen memberitahu kalo dari mereka kecil sampai mereka dewasa, dia selalu bertanya-tanya, apa Lian Sen nggak suka sama wanita? Lian Sen langsung menatap Zichen. Lah, bukannya menjawab malah pergi.
Setelah agak jauh, Lian Sen kembali memikirkan apa yang tadi Zichen katakan kalo mereka seperti pangeran dan Cinderella dalam versi modern. Dia lalu mengambil ponselnya dan menelpon Maggie. Lian Sen menyuruh Maggie untuk menyiapkan kontrak juru bicara.
Lin Lu sudah mulai bekerja. Seorang gadis menghampirinya. Lin Lu langsung menyapanya ramah dan menanyakan apa yang bisa ia bantu?
Gadis itu memberitahu kalo dia akan kencan buta dan menanyakan apakah Lin Lu bisa membuatnya nampak cantik?
Lin Lu mengiyakan dan mempersilakannya untuk masuk. Liang yang diam-diam memperhatikan Lin Lu tersenyum melihatnya.
Lin Lu selesai merias wajah gadis itu dan gadis itu sangat puas terhadap pelayanan yang Lin Lu berikan.
Lin Lu lalu memperkenalkan produk baru Huanzhen pada gadis itu. Tiba-tiba ponsel Lin Lu bunyi. Liang menyuruh Lin Lu untuk mengangkatnya dan ia yang akan melayani pelanggan.
Lin Lu mengiyakan dan mengambil ponselnya dari Liang. Telpon itu dari rumah sakit Xiamen yang mengabarkan kalo ada keluarga lain yang telah menandatangani donasi organ. Dan pasien selanjutnya adalah Lin Cheng.
Pihak rumah sakit mengharapkan agar keluarga mempersiapkan segalanya dengan baik. Lin Lu mengiyakan. Ia berjanji akan mempersiapkan semuanya dengan baik.
Maggie baru saja keluar dari ruangan Lian Sen. Ia lalu menelpon Lin Lu dan memintanya untuk datang ke kantor Presdir. Presdir ingin menemuinya.
Lin Lu datang ke kantor Lian sen bersama dengan Maggie. Maggie langsung pergi setelahnya. Lin Lu malah jadi sebel banget. Masalahnya Lian Sen terus diam. Padahal dia yang memanggil Lin Lu untuk datang tapi malah nggak mau bicara.
Ia jadi bertanya-tanya apa Lian Sen ingin memberinya teguran keras? Atau Lian Sen ingin memecatnya gara-gara gosip mereka? Lin lu merasa kalo itu nggak mungkin karena calon istri Presdir sendiri yang merekrutnya.
Dengan senyum lebar Lin Lu menghampiri Lian Sen dan mengakui kalo dia salah. Harusnya dia nggak ngambil tanahnya. Harusnya dia nggak mengirimkan surat ancaman. Dan harusnya dia juga nggak membuat rumor tentang kedekatan mereka.
Lian Sen masih nggak bilang apa-apa dan hanya melirik Lin Lu dikiiittt. Lin Lu menambahi kalo dia juga nggak tahu apa-apa. Dia juga korban. Lin Lu meminta agar Lian Sen mempertimbangkan hal itu dari sudut pandangnya. Bisa nggak Lian Sen... .
Lian Sen mengangkat wajahnya menatap Lin Lu dan membuat Lin Lu jadi takut. Dia langsung mundur dan dalam hati jadi tambah kesal karena Lian Sen masih saja nggak mau ngomong. Dia merasa kalo dia akan benar-benar berakhir sama seperti yang Jing Jing bilang.
Lian Sen lalu mengambil sebuah dokumen dan memberikannya ke Lin Lu. Baca, gih! Lin Lu mengambilnya dan mengira kalo itu adalah kompensasi pembatalan kontrak. Tapi setelah dibaca ternyata itu adalah kontrak juru bicara untuk produk-produk Huanzhen. Lah, Lin Lu sampai nggak percaya sama matanya sendiri. Dia menatap Lian Sen dan nanya, apa itu?
Tanpa melihat Lin Lu, Lian Sen memberitahu kalo itu adalah kontrak perjanjian. Bukankah Lin Lu sudah tahu?? Lin Lu nengaku tahu tapi dua nggak ngerti, apa hubungannya dengannya?
Lian Sen menyuruh Lin Lu untuk menandatanganinya kalo dia setuju dan ia akan jadi juru bicara untuk produk Cinderella.
Lin Lu sangat terkejut dan menyadari kalo Jing Jing benar-benar salah. Ia pun mulai menemukan kembali kepercayaan dirinya. Dengan pd-nya dia mendekati Lian Sen dan sesumbar kalo penampilannya nggak buruk buat dilihat orang lain. Kalo enggak maka nggak ada yang akan menjadikannya model promosi. Lian Sen nggak menjawab dan hanya menghela nafas.
Lin Lu merasa kalo mereka akan jadi sekutu yang hebat. Ia pun menanyakan apa yang pertama-tama harus ia lakukan? Pemotretan untuk poster, wawancara atau.. . Lian Seh tahu-tahu nyambung dan menyinggung tentang klausal kedua dari kontrak. Hak dan kewajiban dari pihak kedua.
Lian Sen bangkit dan pindah duduk di sofa. Ia memberitahu kalo Lin Lu nggak boleh melakukan hal yang membahayakan Huanzhen di semua aspek. Lin Lu duduk di kursinya Lian Sen dan mengiyakan. Dia tahu dan meminta Lian Sen buat nggak usah khawatir. Lin Lu memutar kursi Lian Sen dan merasa nyaman.
Lian Sen menatapnya sinis dan menyuruhnya mendekat. Ia melanjutkan kalo pihak pertama memiliki kebutuhan yang sangat mendesak, maka Lin Lu harus hadir untuk berkoordinasi dengan semua kegiatan perusahaan. Lin Lu mengangguk. Lian Sen menambahi kalo pihak pertama merusak citra perusahaan karena alasan pribadi, maka harus membayar dua kali lipat pada Huanzhen.
Lin Lu agak ngeri dengarnya. Ia menanyakan apa ia masih bisa bekerja di toko? Lian Sen mengiyakan. Lin Lu lega. Tadinya dia pikir akan berada du karpet merah tiap hari. Lin Lu memberitahu kalo dia nggak terbiasa dengan sepatu hak tinggi. Lian Sen meminta Lin Lu untuk tandatangan kalo memang nggak ada hal lain lagi.
Lin Lu mengiyakan. Dia meletakkan dokumen itu di atas meja dan siap buat tandatangan. Tapi... . Lin Lu bertanya berapa nilai kontraknya? Lian Sen menanyakan berapa yang Lin Lu ingin? Lin Lu mengangkat kedua tangannya. 100.000 Yuan. Lin Lu langsung bilang ok dan membuat Lin Lu nggak ragu lagi buat tandatangan. Ia lalu memberikan lampiran pertama pada Lian Sen.
Lian Sen mengatakan kalo Maggie akan memberitahu apa saja yang harus Lin Lu lakukan. Lin Lu berterima kasih lalu pergi. Lian Sen lega karena nggak ada lagi yang perlu ia khawatirkan karena semua masalah sudah selesai.
Lin Lu menari-nari di rumah. Ia memamerkan kontraknya pada Jing Jing. Jing Jing membaca kontrak Lin Lu dan nggak ngerti kenapa Lin Lu menjual dirinya sebesar 100.000 yuan? Apa Lin Lu b*doh?
Lin Lu nggak ngerti maksudnya Jing Jing apaan. Jing Jing memberitahu kalo setiap orang terkenal online, hanya dengan iklan saja sudah bisa mendapatkan 4 sampai 5 ribu yuan.
Sedangkan kontrak itu adalah untuk juru bicara sebuah produk. Dan Lin Lu menandatanginya untuk waktu 3 tahun. Selain itu, produk itu dari perusahaan Huanzhen. Saat Lin Lu minta 100.000 yuan orang lain pasti berpikir kalo Lin Lu menghinanya.
Lin Lu merasa nggak heran lihat ekspresinya Lian Sen saat itu. Harusnya dia minta 500.000 yuan. Jing Jing menghela nafas dan memberitahu kalo itu juga masih kecil. Dia kesal banget karena uang Lin Lu baru saja hilang. Dia mengembalikan kontrak Lin Lu dsb menyuruhnya untuk tertawa-tawa sendiri, dia mau nenenangkan diri. Hhh, rasanya Jing Jing mau nimpuk Lin Lu saking kesalnya.
Lin Lu merasa kalo 100.000 yuan juga sudah besar. Dia lalu kembali menari dan ketemu sama Liang. Ia menunjukkan kontrak itu ke Liang. Liang membaca kontrak itu dan merasa ada yang nggak beres. Ia merasa aneh karena Lin Lu baru aja diterima tapi sudah bisa menjadi juru bicara.
Lin Lu mengingatkan kalo dia membutuhkan uang itu. Ia meletakkan kedua tangannya di atas pundak Liang dan memintanya untuk mendukungnya. Liang mengangguk sambil tersenyum. Lin Lu mengambil dokumennya kembali lalu masuk ke kamarnya.
Lin Lu memeluk posternya sambil senyum-senyum kayak orang g*la. Rekan kerjanya menatapnya sinis. Wakil manajer sampai menanyakan apa pagi ini Lin Lu meminum obatnya? Lin Lu cuman senyum-senyum. Minum, minum, habis itu dia kembali ke tempatnya dan teman-temannya juga kembali ke tempatnya masing-masing.
Lin Lu merasa lelah memakai hak tinggi. Karena nggak ada orang, ia pun melepas sepatunya. Ah, nyamannya. Tahu-tahu Lian Sen datang untuk inspeksi bersama dengan Maggie. Ia melihat rak yang kurang rapi dan menyuruh Maggie untuk menata ulang.
Ia melangkah lagi dan melihat Lin Lu yang nggak memakai sepatunya. Dia meminta Lin Lu untuk memperhatikan penampilannya. Lin Lu mau memakai sepatunya tapi malah terjatuh dan menimpa Lian Sen.
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊