All content from MBS
Warning: 18+
Jadilah pembaca yang bijak
Hase bertanya apa Terada sudah mengetes kehamilannya? Ia mengaku nggak peduli mau Terada hamil atau enggak. Tapi apa dia mau menikah dengannya?
Terada nggak menjawab. Ia melihat ke arah pintu dan melihat Hongyo berdiri disana sedang mengawasi.
Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya. Sudah berapa lama Hongyo disana? Berapa banyak yang dia dengar?
Hase manggil Terada. Terada kembali mengusap punggungnya. Apa dia nggak papa? Hongyo mendekat dan berniat membantu. Apa Hase bisa berdiri? Ia pun memapah Hase menuju kamarnya.
Terada nungguin Hase yang sedang tidur. Ia merasa kalo Hase nampak lebih baik setelah muntah. Ia mematikan lampu lalu keluar.
Hongyo ternyata sudah menunggunya di ruang tamu. Ia pamit. Mau ke minimarket. Ia nggak menunggu jawaban Hongyo dan langsung jalan.
Hongyo mengatakan kalo ini pertama kalinya dia melihat Hase seperti itu. Terada nggak jadi pergi dan menengok padanya.
Terada sendiri juga berpikir begitu. Nggak biasanya Hase sakit kayak gitu. Karena biasanya Hase selalu menjaga kesehatannya. Hongyo mengiyakan. Ia lalu mengungkit tentang gimana Hase kekeuh sama Terada dan mohon supaya Terada mau nikah sama dia. Itulah yang dia maksudkan tadi.
Terada memaksakan senyumnya. Ia pikir kalo Hase cuman ngigau karena demamnya tinggi tadi. Ketika seseorang dalam kondisi lemah biasanya cenderung butuh orang lain.
Hongyo kayak nggak yakin gitu sama jawaban Terada. Benarkah? Terada mengangguk. Ia yakin kalo itulah yang terjadi.
Terada lega. Ia pikir Hongyo cuman dengar sampai situ saja. Ia lalu pamit mau ke minimarket.
Tahu-tahu Hongyo nanyain soal anak dan tes kehamilan.
Terada langsung terdiam. Padahal sudah nyampai pintu juga. Hongyo menanyakan apa itu juga mengigau?
Terada kembali menatap Hongyo. Hongyo bangkit dan menghampirinya. Apa kamu hamil?
Terada mengaku kalo dia masih harus mengkonfirmasikannya. Hongyo bertanya tentang apa tes kehamilan itu? Terada mengangguk.
Hongyo lalu bertanya apa itu anak Hase? (Apa? 😡😡😡 Hongyo nih b*go apa naif apa gimana, sih? Sebel banget aku ih? Nggak habis pikir. Kok bisa-bisanya bilang itu anaknya Hase? Orang Teradanya tidurnya kan sama dia??? Hadeuh, jadi emosi akunya😊😊😊)
Terada juga heran dengernya. Maksudnya apa? Kenapa juga Hongyo mikir gitu? Hongyo santai dan nanya balik. Apa maksudnya kenapa? Ia hanya ingin tahu.
Heh? Hongyo bertanya lagi. Itu bukan anaknya Hase? Dan dengan tegas Terada membantahnya. Tentu saja enggak. Hongyo diam dan memikirkannya.
Jadi itu anakku? (Sumpah! Gedheg banget lihatnya. Santai banget. Sudah ngamilin anak orang juga!!) Terada mengiyakan dan ngasih tahu kalo Hongyolah satu-satunya orang yang ada dalam pikirannya.
Hongyo santai. Gitu? Luar biasa. Kalo gitu...
Terada meminta maaf. Tiba-tiba dia pingin pergi ke toilet. Heh? Terada lalu jalan ke kamar mandi melewati Hongyo.
Nggak lama kemudian Terada keluar. Ih, mukanya nyeremin. Dia..nggak..hamil.
Terada nemuin Hongyo yang duduk di meja makan dan meminta maaf. Itu datang. Tamu bulanan.
Eh? Lah Hongyo nggak ngeh. Terada mau ngasih penjelasan tapi Hongyo memotong. Maksudnya Terada nggak hamil? Terada mengiyakan.
Ia sungguh-sungguh meminta maaf karena sudah membuat keributan. Tapi sekarang ia merasa sangat lega.
Hongyo juga ternyata merasakan hal yang sama. Tapi kalo dipikir itu akan luar biasa, kan? Meski mereka berhenti di tengah jalan, ...masih ada kemungkinan kalo mereka berakhir seperti itu. Itu membuatnya menjadi sedikit semangat.
Terada menatap Hongyo tajam. Hongyo menyadarinya dan balik menatap Terada. Terada meminta maaf. Ia mengaku kalo Hongyo bikin dia takut.
Hongyo bertanya, benarkah? Tapi gimanapun juga mereka bisa melakukannya sekali lagi, kan? Tidur bareng. Terada mengiyakan.
Sedetik kemudian dia mengangkat tangannya. Tapi nggak buat hari ini. Hongyo nggak ngerti. Kenapa? Duh, Terada nggak enak bilangya. Kalo dia tidur di ranjang orang lain dalam situasi kayak gitu maka tubuhnya akan merasa nggak nyaman.
Hongyo mutusin buat nunggu itu sampai selesai. Terada mengingatkan biar Hongyo nggak ngomong segitu gampangnya. Hongyo menanyakan nggak papa kan "melakukannya" setelah itu?
Terada mengangguk dan mengiyakan. Hongyo lalu berterima kasih. Ia akan mempersiapkan semuanya dengan benar. Heh? Terada menanyakan kalo itu soal tidur bareng, kan? Nggak papa kalo cuman tidur bareng.
Hongyo membenarkan. Tapi dia juga boleh "melakukannya", kan?
Terada nggak menjawab. Ia merasa kalo itu nggak bagus. Di saat ia menyadari kalo ia menyukai Hongyo, ia merasa kalo ia sudah hilang akal. Tapi akhirnya ia malah mengangguk.
Hongyo tersenyum dan berterima kasih. Duh, mukanya Hongyo, happy banget kayaknya. Sementara Terada kesel abis.
Hongyo menambahi kalo dia pingin nanya sesuatu ke Terada. Apa kalo ciunan dianggap aneh? Terada memalingkan wajahnya sambil mikir.
Hongyo memanggil namanya seolah minta jawaban buru-buru. Terada mengiyakan. Ia akan membiarkan Hongyo untuk memikirkannya sendiri.
Benarkah? Heh, gitu amat mukanya???
Hongyo lalu bangkit dan menghampiri Terada. Ia mendekatkan wajahnya ke bibir Terada. Lah, Teradanya sampai merem siap buat dicium. Iiiihhh aku malu lihatnya😘😘😘
Tiba-tiba Hongyo menjauh. Sudahlah!!!
Heh? Terada sampai syok. Nggak jadi? Padahal Teradanya udah ngarep banget kayaknya. Hongyo emang, nih, bikin gemes.
Terada protes. Kenapa?
Hongyo berbalik dan bilang kalo itu karena ia cenderung langsung ke intinya. Terada mengulangi, langsung ke intinya?
Hongyo mengucapkan selamat malam. Ia meminta Terada untuk memberitahunya kalo "itu" sudah berakhir.
Terada nampak kesel banget habis Hongyo nggak kelihatan.
Pagi harinya Terada memasak bubur buat Hase. Ia nampak sangat bahagia. Sampai muter-muter segala.
Hase baru bangun dan menatap Terada yang lagi sibuk di dapur bikin sarapan. Ia mengucapkan selamat pagi pada Terada.
Terada tersenyum dan menyapa Hase balik. Ohayo! Ia bertanya apa Hase sudah baikan? Ia akan memeriksanya. Hase meminta maaf karena merepotkan Terada kemarin.
Terada santai dan minta Hase buat nggak khawatir soal itu. Hase memberitahu kalo dia sudah baik-baik saja. Ia mendekati Terada dan berpikir kalo dia mengatakan sesuatu yang aneh kemarin.
Terada nggak mempermasalahkan. Ia tahu kalo Hase melakukannya secara nggak sadar karena demam tinggi. Nggak usah khawatir. Ia sendiri nggak menganggapnya serius.
Hase tersenyum mendengarnya. Benarkah? Terada membenarkan. Ia memberitahu kalo ia sedang membuat bubur. Apa Hase ingin mencobanya?
Terada langsung balik lagi ke dapur.
Hase merasa kalo mood Terada lagi bagus. Apa ada sesuatu yang terjadi? Terada kaget degarnya. Ia tersenyum dan membantahnya. Nggak ada.
Ia mengambil bubur ke dalam mangkuk sambil bertanya-tanya, emang kelihatan banget, ya? Ia keinget pas Hongyo menanyakan apa ciuman dianggap sebagai sesuatu yang aneh?
Dan saat Hongyo mendekat hendak menciumnya. Meski ia mengatakan nggak akan mendapatkan harapannya lagi.
Terada mengatakan kalo mungkin karena sudah terlambat. Hase langsung menatapnya.
Terada bekerja dengan sangat giat. Ia memberikan paket pada salah seorang karyawan, menjawab telpon,
Dan pas di rumah gimana Hongyo selalu mengawasinya. Hongyo duduk di kursi ruang tamu sambil melirik Terada dari balik bukunya.
Terada sendiri lagi duduk di meja makan. Tapi saat ia melihat Hongyo, Hongyonya malah langsung bangkit dan menghindar.
Di kantor Terada membersihkan ruangan dengan menggunakan penyedot debu.
Pas Terada pulang kerja. Hongyo baru aja turun dari kamarnya dan menyapa Terada. Terada mau ke kamarnya.
Hongyo menatapnya penuh harap. Tapi pas Terada menantapnya lagi-lagi Hongyo menghindar. Ia mengangguk lalu balik ke kamarnya.
Di pagi hari pas Terada mau berangkat kerja. Hongyo membuka pintunya dan melihat ke arah Terada. Tapi habis itu malah kembali nutup pintu dan menghilang.
Terada sampai heran lihatnya.
Terada membersihkan lantai di rumah. Hongyo membantunya dengan mengangkat kursi biar Terada bisa membersihkan lantai di bawahnya dengan mudah.
Hongyo menanyakan gimana dengan itunya? Apa sudah selesai? Terada nggak mendengarnya. Ia mematikan penyedot debunya dan menanyakan apa yang Hongyo katakan tadi?
Hongyo mengingatkan kalo satu minggu sudah berlalu. Terada tertawa kecil dan mengiyakan. Ia nggak merasa ingin mengatakannya sendiri.
Hongyo memintanya untuk mengatakannya saja. Terada menatap Hongyo dan memberitahu kalo dia sudah nggak lagi. Hongyo lalu menanyakan apa mereka bisa melakukannya malam ini?
Malam harinya.
Hongyo berdiri di dekat jendela kamarnya dengan handuk di pundaknya. Seseorang masuk. Hongyo bertanya apa Terada sudah selesai mandi?
Terada melihat kalo Hongyo juga. Ia lalu melangkah masuk dan duduk di tepi tempat tidur. Hongyo duduk di sebelahnya dan menatapnya tajam. Ih tatapannya nyeremin ih...
Lalu kita dikasih dengar suara hati Terada. Ia merasa sangat b*doh.
Terada menatap Hongyo balik.
Dan suara hati Terada bilang, meskipun ia pikir itu b*doh ...kenyataannya adalah ketika ia merasa kalo sentuhan Hongyo yang seperti itu membuatnya sangat senang.
Hongyo mendekat dan membelai rambut Terada. Ia lalu makin mendekat lagi dan mencium Terada.
Saling berhadapan dan saling berciuman seperti itu rasanya luar biasa.
Hongyo melepaskan ciumannya dan kembali menatap Terada. Ia mengambil handuk Terada dan menjatuhkannya.
Seolah belum puas, Hongyo kembali mencium Terada. Awww, napsu amat, sih nyiumnya. Duh, aku nggak nahan lihatnya. Hahaha...
Terada melepaskan diri dan mendorong Hongyo. Ia menanyakan apa itu akan baik-baik aja?
Hmm??
Terada mengingatkan kalo harusnya mereka santai aja. Seperti berbaring dulu?
Oh?? Hongyo mengingatkan kalo ia sudah memberitahu sebelumnya kalo ia cenderung langsung ke intinya.
Terada menatap Hongyo dan baru ngeh kalo itu yang Hongyo maksud dengan "langsung ke intinya"?? Terada mengiyakan. Ia mengaku senang mendengar kali Hongyo nampak sangat sehat. Maksudnya..
Hongyo menanyakan apa yang mau Terada katakan sebenarnya?
Terada meminta maaf.
Hongyo menyingkirkan tangannya dari punggung Terada. Ia mengatakan, sekarang mereka saling berhadapan seperti itu, dan melakukannya pada posisi itu, membuatnya merasa sangat gugup. Nggak tahu gimana.
Terada menatap mata Hongyo. Hongyo ngajak Terada buat melanjutkannya. Hmm. ...
Hongyo lalu mendorong Terada ke tempat tidur dan lanjut menciumi Terada. Iiihhh, ....
Terada juga ngerasa sama gugupnya. Ia malu. Bener-bener malu. Ia merasa kalo lebih gugupan yang ini ketimbang yang pertama dulu.
Rasanya nggak sama lagi. Seperti mimpi.
Hongyo melepas bajunya lalu lanjut menciumi Terada.
STOOOPPPP!!!!
Cingu!!! Aku nggak bisa lanjutin😭😭😭. Takut kena cekal😭😭😭maaf🙏🙏🙏
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊