Sinopsis Kakafukaka episode 5 part 1

Anysti
0

All content from MBS


Warning: 18+

Jadilah pembaca yang bijak 


Episode sebelumnya Terada sama Hongyo beneran melakukannya. Dan itu karena Teradanya udah ngasih lampu hijau ke Hongyonya. Dan pas lagi seru-serunya 😊😊😊 tahu-tahu Hongyo berhenti. Dia baru sadar kalo dia  lupa pakai k*nd*m. Apa nggak masalah?

Heh? Terada langsung bangun dan teriak, ENGGAAAKKK!!!


Terada duduk di tepi tempat tidur sambil nutupin tubuhnya pakai selimut. Hongyo duduk di belakangnya dan meminta maaf. Ia mengaku beneran lupa kalo nggak makai.

Terada juga nyalahin diri sendiri yang juga ceroboh. Tapi ia pikir itu masih cukup aman. Tapi dari awal mereka emang udah ngelewatin batas. Tapi ia pikir harusnya mereka aman kalo lihat tanggalnya.

Hongyo mengangguk. Dan dengan santainya dia ngajak Terada buat tidur lagi. Terada kaget dengarnya. Mereka tidur lagi. Terada kesal karena Hongyo merasanya kayak biasa aja. Seolah dia melakukannya buat tujuannya sendiri.


Mereka bahkan nggak melepas b*j*, ciuman juga enggak, tapi sudah "melakukannya". Tapi kalo dipikir lagi ia merasa senang. Mendadak Terada jadi frustasi mikirinnya. Dia benci Hongyo ngelakuinnya. Ia pikir ia menyukai Hongyo.

Sudah pagi. Kalo biasanya Terada yang bangun duluan, kali ini malah kebalik. Hongyo yang bangun duluan. Terada bangun dan Hongyo sudah nggak ada di kamar.


Terada keluar dan turun ke ruang tamu. Dia kaget lihat Akari lagi tiduran di sofa sambil baca bukunya Hongyo. Terada mengendap-endap biar nggak ketahuan habis dari kamar Hongyo.

Akari tahu-tahu menoleh dan menyapanya. Terada gugup dan menyapa balik. Ia ingat kalo belum bikin sarapan dan mau masak dulu.

Akari bilang nggak papa. Dia juga mau ganti baju dulu. Terada langsung ke dapur dan akan memasak. Akari mengiyakan.  Berpesan agar Terada nggak usah memasak bagian Tomoya hari ini.

Terada nggak ngerti. Kenapa? Akari memberitahu kalo Hongyo keluar. Terada mengangguk paham. Akari mau ke kamarnya. Tahu-tahu dia kembali lagi dan bertanya pada Terada apa menurutnya Hongyo baik-baik aja?


Terada menoleh. Akari melanjutkan kalo nggak ada tanda-tanda kalo dia udah ngerjain bukunya. Meskipun itu adalah momen kritis buat Hongyo sebagai seorang penulis.

Terada berbalik dan melihat Akari yang nampak murung. Ia menanyakan kalo sepertinya Akari suka sama Hongyo. Akari mendadak jadi aneh. Dia melarang Terada buat mengatakan kata seperti. Ia memberitahu kalo ia dan Tomoya adalah satu-satunya sayap satu sama lain di dunia ini. Atas nama takdir mereka adalah...


Terada buru-buru mengangkat tangannya dan minta maaf pada Akari karena mengatakannya.

Akari lalu menanyakan kenapa Terada tiba-tiba bertanya padanya?

Terada menurunkan tangannya. Ia merasa kalo Akari begitu banyak berkomitmen dengan Hongyo, jadi ia ingin tahu apakah mereka pernah pacaran?

Akari mengaku nggak tertarik buat pacaran atau semacamnya. Menurutnya ia adalah satu-satunya orang yang memahami Hongyo yang sebenarnya. Itu saja.



Terada menyimpulkan kalo Akari nggak punya perasaan seperti itu sama Hongyo? Akari merasa tertarik dan menanyakan apa maksudnya perasaan seperti itu? Perasaan apa?

Terada menjelaskan maksudnya adalah... Apa Akari pernah ingin Hongyo menyentuhnya? Memeluknya? Atau apa Kakri nggak ingin mencium Hongyo? Perasaan yang seperti itu.

Akari menatap Terada tajam. Akari kayak nggak pernah kebayang melakukan hal-hal itu dengan Hongyo? Terada tersenyum dan meminta maaf. Itu pertanyaan vulgar. Sekali lagi ia meminta maaf.

Akari tiba-tiba jatuh. Ia meminta Terada untuk berhenti membicarakan hal-hal yang vulgar. Ia nggak...ciuman?

Terada merasa kalo itu buruk. Akari menganggapnya terlalu serius.



Beberapa hari telah berlalu setelah hari itu. Sejak Terada mengatakan hal-hal bodoh itu. Akari telah ...menunjukkan perilaku yang aneh.

Terada membuat sarapan untuk seisi rumah seperti biasa. Akari makan duluan. Hongyo keluar dari kamar dan langsung bergabung. Akari menyapanya dan mengucapkan selamat pagi.

Terada bertanya apa Hongyo suka telur untuk sarapan hari ini? Terada ke dapur dan bilang ingin sisi setengah matang.

Terada membuka kulkas dan mengambil telur sambil memperhatikan sikap Hongyo. Menurutnya sikap Hongyo nggak berubah sama sekali sejak itu. Hongyo bersikap seolah nggak ada yang terjadi dan itu membuat Terada terkejut.

Baginya itu sangat penting tapi rupanya Hongyo nggak merasa begitu.



Akari tahu-tahu bangkit. Dia sudah selesai makan dan berterima kasih atas masakannya. Terada terkejut Akari sudah selesai makannya. Akari memberitahu kalo dia nggak bisa makan banyak hari ini.

Hongyo merasa kalo belakangan Akari bertingkah aneh. Ia menanyakan apa yang terjadi? Akari mengatakan kalo nggak ada apa-apa. Ia mengaku sedang buru-buru.

Akari lalu pergi. Hongyo mengaku merasa kesepian tanpa Akari. Akari langsung terdiam. Ia berbalik dan menatap Hongyo. Ia menyebut nama Hongyo lalu mendekat.

Secara mengejutkan Akari ngajak Hongyo buat nikah. Hongyo nggak ngeh. Aku dan kamu? Akari mengiyakan. Ia ngajak Hongyo buat hidup disana selamanya.


Hase nongol dan menggaris bawahi. Tinggal disini? Terada menyapa Hase dan mengucapkan selamat pagi. Hase membalas sapaan Terada. Ia lalu menghampirinya.

Hongyo duduk dan mengatakan akan mempertimbangkannya dulu. Akari membenarkan. Ia begitu mendadak nanya sama Hongyo. Akari meminta maaf lalu pergi.


Terada terdiam. Hase bertanya apa Terada baik-baik saja? Ia merasa kalo Terada tampak pucat. Apa ia sakit? Terada gugup mengiyakan. Dikit.

Hase memintanya untuk berhati-hati dan nggak menularkannya. Terada mengangguk. Hase menyarankan agar Terada beristirahat di kamarnya. Ia nanti yang akan membereskannya.

Terada mengiyakan. Ia memberikan telur yang ia pegang dan mau ke kamar.




Hase tiba-tiba manggil dan mengingatkan agar Terada nggak lupa pada apa yang ia katakan sebelumnya. Untuk serius memikirkannya. Menikah dengannya. Atau kalo enggak keluar dari rumahnya.

Terada terdiam. Ia merasa kalo Hase lagi mengancamnya. Dan secara spontan Hongyo melirik ke arah Terada. Takut kalo Terada bilang iya??

Hase mengingatkan kalo itulah yang telah ia lakukan sejak awal. Terada membenarkan. Hase mengatakan kalo dia emang nggak ingin membuat Terada terburu-buru tapi ia meminta agar Terada membuat keputusan.

Terada mengangguk mengiyakan. Tapi habis itu malah melirik ke Hongyo. Hongyo juga ternyata ngelihatin Terada mulu dari tadi. Terada lalu keluar dari ruang tamu.



Dalam perjalanan menuju kamarnya Terada merasa bimbang. Di dalam otaknya berputar banyak hal. Ia merasa lelah. Mendekati masa m*nstrulasinya... Apa mungkin itu sebabnya?

Terada meraba perutnya. Dia baru nyadar kalo dia telat.

Ia kembali teringat pada malam itu. Padahal saat itu ia bilang kalo harusnya aman kalo lihat tanggalnya. Terada syok. Jangan-jangan...


Terada membeli alat tes kehamilan. Dan itu adalah pertama kalinya untuknya. Ia membaca aturan pakainya. Itu bisa digunakan seminggu setelah ia terlambat menstrulasi. Dan hari ini adalah saat yang tepat.

Tapi ia pikir untuk hasil yang akurat mungkin ia harus menggunakannya nanti. Ia bingung nggak tahu harus gimana. Ia sendiri sadar saat mereka "melakukannya" itu bisa mengarah ke sesuatu yang kayak gini. Entah ada yang akan terjadi atau enggak...


Seseorang datang. Terada panik dan buru-buru menyembunyikan alat tes kehamilannya di balik selimut.

Ternyata Hase. Ia bertanya apa Terada ada di dalam? Terada mengiyakan. Hase membuka pintu kamar Terada. Ia bertanya apa Terada baik-baik saja? Ia mengaku khawatir dengan kondisinya.

Terada mengiyakan. Ia meminta Hase untuk nggak khawatir. Ia sepenuhnya baik-baik saja. Hase bertanya itu...nggak masalah, kan? Ia menunjukkan apa yang ada di tangannya.


Ia menemukan struk di koridor. Itu struk untuk alat tes kehamilan. Apa Terada yang membelinya?

Terada bangkit dan buru-buru merebutnya. Ia mengaku kalo sudah lama membelinya. Hase mengingatkan kalo itu tanggal untuk hari ini.

Wkwkwk..😁😁😁 Terada ketahuan. Terada sudah nggak bisa menyangkal lagi. Ia duduk di pinggir tempat tidur dan menyembunyikan struknya.


Hase duduk di hadapan Terada dan bertanya apa pria itu adalah Tomo? Ia pikir Hongyo sudah sembuh dan itu luar biasa.

Terada bingung gimana menanggapinya. Hase meminta maaf. Menurutnya itu pasti masalah besar buat Terada. Terada mengiyakan. Ia merasa harus melakukan tes untuk berjaga-jaga.

Hase juga merasa begitu. Ia menenangkan dan meminta Terada buat nggak khawatir. Ia nggak akan ngasih tahu Hongyo. Terada mengangguk.

Hase melanjutkan kalopun hasilnya positif, Terada bisa membesarkan bayi itu sebagai anaknya (anaknya Hase maksudnya). Jadi menikahlah denganku.



Hah? Terada nggak ngeh. Hase meyakinkan kalo dia beneran nggak keberatan. Ia sendiri nggak tertarik buat punya anak. Tapi kalo itu milik Tomo ia pikir ia nggak keberatan.

Terada nggak bilang apa-apa. Bingung kali. Hase menanyakan apa masalahnya. Terada meminta maaf. Ia menanyakan apa Hase serius dengan itu?

Hase malah tersenyum. Apa yang tiba-tiba Terada katakan? Ia menegaskan sekali lagi, apapun masalahnya nanti, ia meminta Terada untuk memberitahu hasilnya nanti.

Ia tersenyum lalu bangkit dan meninggalkan kamar Terada.

Terada frustasi. Ia jatuh di tempat tidur.

Bersambung...

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)