All content from iQiyi
Karena Lian Sen nggak mau minum ramuannya, ia pun menambahkannya ke dalam kopi tanpa sepengetahuan Lian Sen tentunya. Tapi Lian Sen langsung menolak minum saat ia mencium aromanya.
Tapi bukan Lin Lu namanya kalo dia nyerah gitu aja. Saat sarapan ia menambahkannya ke dalam menu. Lin Lu mencium aromanya dan nggak jadi makan. Sudah kenyang.
Saat malam hari pun Lin Lu masih berusaha membuat Lian Sen mau meminum ramuan herbalnya. Ia bahkan menyuapi Lian Sen.
Lian Sen nggak mau dan mendorong tangan Lin Lu. Lin Lu nggak nyerah. Ia terus mendekatkan sendok ke mulut Lian Sen.
Lian Sen menatap Lin Lu kesal. Ia menutup laptopnya lalu memalingkan wajahnya. Lin Lu menguap saking ngantuknya.
Beberapa waktu kemudian Lin Lu sudah tertidur di tempat tempat tidur. Lian Sen duduk di tempat tidur dan sama ngantuknya tapi tetap nggak bisa tidur.
Dalam tidurnya Lin Lu sampai mengigau kalo Shi Zhong harus meminumnya kalo enggak maka dia nggak akan bisa tidur.
Nggak tahu gimana tahu-tahu Lin Lu pindah tidur di atas tempat tidur di samping Lian Sen. Paginya Lian Sen bangun lebih dulu. Dia kaget banget pas lihat kalo dia tidur sambil meluk Lin Lu.
Lin Lu tidurnya sambil ngemut sendok. Lian Sen menyingkirkan tangan Lin Lu dan berusaha membangunkan Lin Lu tapi nggak bangun-bangun juga.
Lin Lu mengira kalo Lian Sen adalah ibunya. Ia memberitahu kalo hari ini dia nggak kerja dan minta dibiarkan tidur lagi. Lian Sen menyuruh Lin Lu untuk bangun. Lin Lu membuka matanya dan kaget lihat Lian Sen.
Mereka bangun berbarengan. Dalam hati Lin Lu bertanya-tanya, situasi apa ini? Mereka nggak tidur bareng, kan? Ini nggak bener. Seingatnya ia hanya tidur di ranjangnya semalam. Lian Sen menatap Lin Lu tajam. Lin Lu masih bertanya-tanya apa semalam mereka tidur bareng?
Ia memutuskan untuk bertanya duluan. Tapi nanyanya aneh. Apa semalam ekor rubah Lian Sen keluar? Lian Sen nggak menjawab. Lin Lu mengaku tahu kalo Lian Sen membiarkannya hidup tanpa hatinya.
Lin Lu lalu turun dari ranjang. Lian Sen mengingatkan kalo dia melarang Lin Lu masuk ke kamarnya. Lian Sen lalu mengambil ponselnya dan menelpon Maggie dan menyuruhnya agar mengganti tempat tidurnya hari ini juga. Dan jangan lupa diinfeksi
Lin Lu tersinggung mendengarnya. Apa maksudnya itu? Jelas-jelas Lian Sen tidur dengannya. Apa Lian Sen mau minta kompensasi padanya?
Menurutnya Lian Sen sama sekali nggak punya hati nurani dan hanya ingin mengubah topik pembicaraan.
Lin Lu menyudahi. Ia membuka pintu dan bilang kalo dia bukan penjahat seperti Lian Sen.
Lin Lu keluar. Lian Sen bengong, nggak ngerti apa yang ada di pikiran Lin Lu.
Lian Sen bertemu dengan dokternya di kantornya. Dokter mengatakan kalo kambuhnya insomnia Lian Sen disebabkan oleh faktor eksternal. Seperti kejadian baru-baru ini yang membuatnya nggak nyaman.
Lian Sen mengingat kejadian baru-baru ini...ada kecelakaan di lyar rencana. Beruangnya... . Dokter menanyakan apa yang terjadi dengan beruangnya?
Lian sen memberitahu kalo beruangnya dicuci dan ia nggak bisa menemukan sesuatu yang akrab seperti sebelumnya untuk digunakan buat insomnianya.
Dokter melihat catatannya dan menanyakan apa Lian Sen masih minum obat yang ia berikan?
Lian Sen menatap dokter tanpa bilang apa-apa. Dokter menghela nafas. Mungkin Lian Sen nggak meminumnya. Ia merasa terlalu banyak berharap tentang hal itu. Tadinya ia berpikir kalo Lian Sen mau bekerjasama.
Sebelumnya adalah terapi desensirisasi dengan membuat barang memainkan peran sehingga gejalanya membaik. Tapi dokter nggak berharap kalo keadaannya akan seperti ini.
Dokter melihat keadaan Lian Sen sekarang, lebih optimis. Lian Sen menanyakan solusi lain. Dokter meletakkan bukunya lalu memanggil Lian Sen.
Ia mengaku nggak setuju Lian Sen mengalami ketergantungan yang berlebihan pada hal itu. Ia mengingatkan kalo insomnianya berasal dari kegelisahan batin. Saat Lian Sen masih kecil, ibunya meninggal tiba-tiba dan membuatnya benar-benar nggak aman.
Dan beruang itu bisa membuatnya tertidur karena itu adalah hadiah terakhir yang diberikan oleh ibunya yanh mampu memberinya ketenangan batin. Tapi itu adalah obat untuk gejalanya.
Lian Sen menatap dokter dan mengaku hanya butuh bantuan sementara yang paling cepat dan efektif. Dokter hanya menghela nafas. Ia kembali menatap Lian Sen dan melanjutkan kalo meski Lian Sen selalu menolak Hipnoterapi, tapi ia tetap harus memberikan saran padanya.
Menurut dokter, Lian Sen harus melakukan intervensi psikologis sesegera mungkin agar bisa menemukan terobosan yang lebih akurat.
Lian Sen mengaku tahu tapi menurutnya hal itu nggak bisa dilakukan untuk saat ini. Jadwalnya bulan depan sudah penuh.
Lian Sen melanjutkan kalo belakangan ada hal yang membingungkannya. Dokter menanyakan apa ada hubungannya dengan tidur?
Lian Sen mengangguk membenarkan. Dokter menyimpulkan kalo Lian Sen masih bisa tidur meski beruang itu nggak ada?
Lian Sen memberitahu kalo itu hanya sekali. Dokter mengatakan kalo satu kali juga merupakan sebuah terobosan. Dokter meminta Lian Sen untuk memberitahunya apa sebenarnya hal yang membuatnya bingung?
Lian Sen ingat kalo yang membuatnya bisa tidur nyenyak adalah tidur dengan Lin Lu. Ia lalu menceritakan pada dokter kali belakangan ada seorang wanita g*la. Eh, Lian Sen meralat, pacarnya. Dia membuatkan Lian Sen sup untuk membantunya tidur dan sepertinya terbuat dari organ. Dokter mencatat apa yang Lian Sen katakan.
Lian Sen melanjutkan kalo ada hal yang paling mengejutkannya. Pacarnya merangkak padanya setelah tidur dan keesokan paginya ia tertidur. Dokter merasa kalo itu adalah terobosan Lian Sen. Terobosan? Dokter membenarkan. Lian Sen lalu memikirkan sesuatu.
Di rumah Lin Lu sedang asik browsing tentang cara untuk mengobati insomnia. Ia pun mencatatnya. Tiba-tiba bel pintu bunyi.
Lin Lu bangkit dan melihat siapa yang datang. Fang? Lin Lu nggak langsung membukakan pintu. Ia balik ke ruang tamu dan membereskan makanannya yang berserakan di meja dan setelah semuanya beres baru dia membuka pintu.
Lin Lu mengaku sedang sakit perut lalu mempersilakan Fang untuk masuk. Mereka duduk di ruang tamu. Lin Lu menawari Fang minum. Fang tersenyum dan bilang akan mengambil sendiri.
Fang mengambil minum di meja. Lin Lu memperhatikannya dan merasa kalo rambut Fang mirip dengannya. Fang merasa nggak nyaman dan mengalihkan dengan bilang kalo baju Lin Lu bagus.
Lin Lu mengiyakan dan memberitahu kalo harganya 99 yuan dapat 2. Fang terkejut ternyata harganya sangat murah dan menanyakan dimana Lin Lu membelinya? Lin Lu menjawab di Taobao. Ia masih punya banyak lagi dan berniat menunjukkannya pada Fang.
Nggak lama kemudian Lin Lu mengambil semua bajunya dan menunjukkannya pada Fang. Saat festival Taobao ia membeli 4 baju seharga 100 yuan. Ia lalu menunjukkan gaunnya yang harganya kurang dari 200 yuan.
Ponsel Lin Lu tahu-tahu bunyi. Dari Lian Sen yang minta dibuatkan sesuatu. Lin Lu mengiyakan. Tapi sekarang dia lagi sibuk. Ia lalu menutup telponnya dan kembali pada Fang. Apa tadi dia bilang?
Fang memuji nada dering Lin Lu. Lin Lu sesumbar kalo itu sangat vibrato. Fang makin bingung. Vibrato? Lin Lu ngomong sendiri kalo menurutnya juga bagus tapi beberapa orang nggak menyukainya. Tapi kebenaran memang perlu diverifikasi sama seseorang yang punya selera bagus.
Fang menanyakan makanan apa yang Lin Lu suka? Lin Lu memberitahu kalo dia suka Mala Tang, Barbeque, dan teh susu. Mala Tang?
Fang teringat pengalamannya makan Mala Tang. Lin Lu tiba-tiba ngajakin makan Mala Tang. Fang berusaha menolak. Lain kali saja kalo ada kesempatan.
Lin Lu justru merasa kalo sekarang adalah kesempatan yang bagus. Ia memberitahu kalo Mala Tang lebih enak daripada steik daging domba. Dan paling enak kalo ditambahkan cuka, ketumbar, saus tiram, cabe, enak, deh. Fang ngeri dengarnya. Ia mengaku masih punya urusan lalu pamit.
Ayah menelpon Lian Sen dan menanyakan apa dia akan datang hari Jum'at nanti? Lian Sen mrnyatakan kalo dia akan datang.
Ayah tersenyum dan berterima kasih atas kebaikan Lian Sen dan menyindir kalo nanti semua orang akan fokus pada Lian Sen. Akan ada beberapa pasangan disana. Ayah meminta Lian Sen untuk membawa Fang sebagai menantunya.
Ayah nggak peduli dan meminta Lian Sen untuk nggak membuatnya malu. Bukankah Lian Sen bilang kalo Fang adalah gadi yang baik... .
Lian Sen memotong dan mengatakan kalo Lin Lu adalah pilihannya dan ia janji nggak akan mengecewakan ayahnya.
Ayah menyindir, bagus! Ia lalu menutup telponnya dan merasa kesal. Ia memutuskan untuk nggak akan peduli lagi. Ayah menghela nafas lalu meminum kopinya.
Fang sedang bersama Zichen. Zichen menunjukkan semua kartunya dan kunci mobilnya. Ia lalu mengatakan kalo Fang menerimanya maka ia menganggap kalo Fang juga menerima dirinya. Fang nggak ngerti apa yang Zichen maksud.
Zichen merasa kalo itu sudah jelas dan harusnya Fang juga sudah tahu. Fang mendekat dan bertanya apa Zichen punya penyakut terminal? Zichen langsung tersedak mendengarnya. Ia meminum tehnya lalu menatap Fang. Fang nggak sedang mengutuknya, kan?
Fang menyuruh Zichen untuk mengatakan apa yang ingin ia lakukan? Zichen mengaku disana untuk memberikan hal yang paling berharga. Fang langsung ngerti. Zichen ingin menembaknya? Zichen terharu karena Fang tahu.
Fang malah mau pergi kalo Zichen nggak punya hal lain. Zichen bangkit san menahan Fang. Ia mengaku cuman bercanda tadi. Jangan dianggap serius. Fang menghela nafas lega.
Zichen mengatakan kalo ia hanya ingin membantu Fang untuk membuka matanya agar ia terbebas dari barang-barang mewah dan glamor.
Fang mengaku nggak bisa melihatnya. Ia menjewer Zichen lalu kembali duduk dan main ponselnya. Zichen menghela nafas. Kecewa.
Wow wow wow!!! Lian Sen pasti syok banget. Beberapa malam nggak bisa tidur, sekalinya bisa tidur malah.... . Eh, tapi mereka nggak ngapa-ngapain, kan?
Bersambung...
Tapi bukan Lin Lu namanya kalo dia nyerah gitu aja. Saat sarapan ia menambahkannya ke dalam menu. Lin Lu mencium aromanya dan nggak jadi makan. Sudah kenyang.
Saat malam hari pun Lin Lu masih berusaha membuat Lian Sen mau meminum ramuan herbalnya. Ia bahkan menyuapi Lian Sen.
Lian Sen nggak mau dan mendorong tangan Lin Lu. Lin Lu nggak nyerah. Ia terus mendekatkan sendok ke mulut Lian Sen.
Lian Sen menatap Lin Lu kesal. Ia menutup laptopnya lalu memalingkan wajahnya. Lin Lu menguap saking ngantuknya.
Beberapa waktu kemudian Lin Lu sudah tertidur di tempat tempat tidur. Lian Sen duduk di tempat tidur dan sama ngantuknya tapi tetap nggak bisa tidur.
Dalam tidurnya Lin Lu sampai mengigau kalo Shi Zhong harus meminumnya kalo enggak maka dia nggak akan bisa tidur.
Nggak tahu gimana tahu-tahu Lin Lu pindah tidur di atas tempat tidur di samping Lian Sen. Paginya Lian Sen bangun lebih dulu. Dia kaget banget pas lihat kalo dia tidur sambil meluk Lin Lu.
Lin Lu tidurnya sambil ngemut sendok. Lian Sen menyingkirkan tangan Lin Lu dan berusaha membangunkan Lin Lu tapi nggak bangun-bangun juga.
Lin Lu mengira kalo Lian Sen adalah ibunya. Ia memberitahu kalo hari ini dia nggak kerja dan minta dibiarkan tidur lagi. Lian Sen menyuruh Lin Lu untuk bangun. Lin Lu membuka matanya dan kaget lihat Lian Sen.
Mereka bangun berbarengan. Dalam hati Lin Lu bertanya-tanya, situasi apa ini? Mereka nggak tidur bareng, kan? Ini nggak bener. Seingatnya ia hanya tidur di ranjangnya semalam. Lian Sen menatap Lin Lu tajam. Lin Lu masih bertanya-tanya apa semalam mereka tidur bareng?
Ia memutuskan untuk bertanya duluan. Tapi nanyanya aneh. Apa semalam ekor rubah Lian Sen keluar? Lian Sen nggak menjawab. Lin Lu mengaku tahu kalo Lian Sen membiarkannya hidup tanpa hatinya.
Lin Lu lalu turun dari ranjang. Lian Sen mengingatkan kalo dia melarang Lin Lu masuk ke kamarnya. Lian Sen lalu mengambil ponselnya dan menelpon Maggie dan menyuruhnya agar mengganti tempat tidurnya hari ini juga. Dan jangan lupa diinfeksi
Lin Lu tersinggung mendengarnya. Apa maksudnya itu? Jelas-jelas Lian Sen tidur dengannya. Apa Lian Sen mau minta kompensasi padanya?
Menurutnya Lian Sen sama sekali nggak punya hati nurani dan hanya ingin mengubah topik pembicaraan.
Lin Lu menyudahi. Ia membuka pintu dan bilang kalo dia bukan penjahat seperti Lian Sen.
Lin Lu keluar. Lian Sen bengong, nggak ngerti apa yang ada di pikiran Lin Lu.
Lian Sen bertemu dengan dokternya di kantornya. Dokter mengatakan kalo kambuhnya insomnia Lian Sen disebabkan oleh faktor eksternal. Seperti kejadian baru-baru ini yang membuatnya nggak nyaman.
Lian Sen mengingat kejadian baru-baru ini...ada kecelakaan di lyar rencana. Beruangnya... . Dokter menanyakan apa yang terjadi dengan beruangnya?
Lian sen memberitahu kalo beruangnya dicuci dan ia nggak bisa menemukan sesuatu yang akrab seperti sebelumnya untuk digunakan buat insomnianya.
Dokter melihat catatannya dan menanyakan apa Lian Sen masih minum obat yang ia berikan?
Lian Sen menatap dokter tanpa bilang apa-apa. Dokter menghela nafas. Mungkin Lian Sen nggak meminumnya. Ia merasa terlalu banyak berharap tentang hal itu. Tadinya ia berpikir kalo Lian Sen mau bekerjasama.
Sebelumnya adalah terapi desensirisasi dengan membuat barang memainkan peran sehingga gejalanya membaik. Tapi dokter nggak berharap kalo keadaannya akan seperti ini.
Dokter melihat keadaan Lian Sen sekarang, lebih optimis. Lian Sen menanyakan solusi lain. Dokter meletakkan bukunya lalu memanggil Lian Sen.
Ia mengaku nggak setuju Lian Sen mengalami ketergantungan yang berlebihan pada hal itu. Ia mengingatkan kalo insomnianya berasal dari kegelisahan batin. Saat Lian Sen masih kecil, ibunya meninggal tiba-tiba dan membuatnya benar-benar nggak aman.
Dan beruang itu bisa membuatnya tertidur karena itu adalah hadiah terakhir yang diberikan oleh ibunya yanh mampu memberinya ketenangan batin. Tapi itu adalah obat untuk gejalanya.
Lian Sen menatap dokter dan mengaku hanya butuh bantuan sementara yang paling cepat dan efektif. Dokter hanya menghela nafas. Ia kembali menatap Lian Sen dan melanjutkan kalo meski Lian Sen selalu menolak Hipnoterapi, tapi ia tetap harus memberikan saran padanya.
Menurut dokter, Lian Sen harus melakukan intervensi psikologis sesegera mungkin agar bisa menemukan terobosan yang lebih akurat.
Lian Sen mengaku tahu tapi menurutnya hal itu nggak bisa dilakukan untuk saat ini. Jadwalnya bulan depan sudah penuh.
Lian Sen melanjutkan kalo belakangan ada hal yang membingungkannya. Dokter menanyakan apa ada hubungannya dengan tidur?
Lian Sen mengangguk membenarkan. Dokter menyimpulkan kalo Lian Sen masih bisa tidur meski beruang itu nggak ada?
Lian Sen memberitahu kalo itu hanya sekali. Dokter mengatakan kalo satu kali juga merupakan sebuah terobosan. Dokter meminta Lian Sen untuk memberitahunya apa sebenarnya hal yang membuatnya bingung?
Lian Sen ingat kalo yang membuatnya bisa tidur nyenyak adalah tidur dengan Lin Lu. Ia lalu menceritakan pada dokter kali belakangan ada seorang wanita g*la. Eh, Lian Sen meralat, pacarnya. Dia membuatkan Lian Sen sup untuk membantunya tidur dan sepertinya terbuat dari organ. Dokter mencatat apa yang Lian Sen katakan.
Lian Sen melanjutkan kalo ada hal yang paling mengejutkannya. Pacarnya merangkak padanya setelah tidur dan keesokan paginya ia tertidur. Dokter merasa kalo itu adalah terobosan Lian Sen. Terobosan? Dokter membenarkan. Lian Sen lalu memikirkan sesuatu.
Di rumah Lin Lu sedang asik browsing tentang cara untuk mengobati insomnia. Ia pun mencatatnya. Tiba-tiba bel pintu bunyi.
Lin Lu bangkit dan melihat siapa yang datang. Fang? Lin Lu nggak langsung membukakan pintu. Ia balik ke ruang tamu dan membereskan makanannya yang berserakan di meja dan setelah semuanya beres baru dia membuka pintu.
Lin Lu mengaku sedang sakit perut lalu mempersilakan Fang untuk masuk. Mereka duduk di ruang tamu. Lin Lu menawari Fang minum. Fang tersenyum dan bilang akan mengambil sendiri.
Fang mengambil minum di meja. Lin Lu memperhatikannya dan merasa kalo rambut Fang mirip dengannya. Fang merasa nggak nyaman dan mengalihkan dengan bilang kalo baju Lin Lu bagus.
Lin Lu mengiyakan dan memberitahu kalo harganya 99 yuan dapat 2. Fang terkejut ternyata harganya sangat murah dan menanyakan dimana Lin Lu membelinya? Lin Lu menjawab di Taobao. Ia masih punya banyak lagi dan berniat menunjukkannya pada Fang.
Nggak lama kemudian Lin Lu mengambil semua bajunya dan menunjukkannya pada Fang. Saat festival Taobao ia membeli 4 baju seharga 100 yuan. Ia lalu menunjukkan gaunnya yang harganya kurang dari 200 yuan.
Ponsel Lin Lu tahu-tahu bunyi. Dari Lian Sen yang minta dibuatkan sesuatu. Lin Lu mengiyakan. Tapi sekarang dia lagi sibuk. Ia lalu menutup telponnya dan kembali pada Fang. Apa tadi dia bilang?
Fang memuji nada dering Lin Lu. Lin Lu sesumbar kalo itu sangat vibrato. Fang makin bingung. Vibrato? Lin Lu ngomong sendiri kalo menurutnya juga bagus tapi beberapa orang nggak menyukainya. Tapi kebenaran memang perlu diverifikasi sama seseorang yang punya selera bagus.
Fang menanyakan makanan apa yang Lin Lu suka? Lin Lu memberitahu kalo dia suka Mala Tang, Barbeque, dan teh susu. Mala Tang?
Fang teringat pengalamannya makan Mala Tang. Lin Lu tiba-tiba ngajakin makan Mala Tang. Fang berusaha menolak. Lain kali saja kalo ada kesempatan.
Lin Lu justru merasa kalo sekarang adalah kesempatan yang bagus. Ia memberitahu kalo Mala Tang lebih enak daripada steik daging domba. Dan paling enak kalo ditambahkan cuka, ketumbar, saus tiram, cabe, enak, deh. Fang ngeri dengarnya. Ia mengaku masih punya urusan lalu pamit.
Ayah menelpon Lian Sen dan menanyakan apa dia akan datang hari Jum'at nanti? Lian Sen mrnyatakan kalo dia akan datang.
Ayah tersenyum dan berterima kasih atas kebaikan Lian Sen dan menyindir kalo nanti semua orang akan fokus pada Lian Sen. Akan ada beberapa pasangan disana. Ayah meminta Lian Sen untuk membawa Fang sebagai menantunya.
Ayah nggak peduli dan meminta Lian Sen untuk nggak membuatnya malu. Bukankah Lian Sen bilang kalo Fang adalah gadi yang baik... .
Lian Sen memotong dan mengatakan kalo Lin Lu adalah pilihannya dan ia janji nggak akan mengecewakan ayahnya.
Ayah menyindir, bagus! Ia lalu menutup telponnya dan merasa kesal. Ia memutuskan untuk nggak akan peduli lagi. Ayah menghela nafas lalu meminum kopinya.
Fang sedang bersama Zichen. Zichen menunjukkan semua kartunya dan kunci mobilnya. Ia lalu mengatakan kalo Fang menerimanya maka ia menganggap kalo Fang juga menerima dirinya. Fang nggak ngerti apa yang Zichen maksud.
Zichen merasa kalo itu sudah jelas dan harusnya Fang juga sudah tahu. Fang mendekat dan bertanya apa Zichen punya penyakut terminal? Zichen langsung tersedak mendengarnya. Ia meminum tehnya lalu menatap Fang. Fang nggak sedang mengutuknya, kan?
Fang menyuruh Zichen untuk mengatakan apa yang ingin ia lakukan? Zichen mengaku disana untuk memberikan hal yang paling berharga. Fang langsung ngerti. Zichen ingin menembaknya? Zichen terharu karena Fang tahu.
Fang malah mau pergi kalo Zichen nggak punya hal lain. Zichen bangkit san menahan Fang. Ia mengaku cuman bercanda tadi. Jangan dianggap serius. Fang menghela nafas lega.
Zichen mengatakan kalo ia hanya ingin membantu Fang untuk membuka matanya agar ia terbebas dari barang-barang mewah dan glamor.
Fang mengaku nggak bisa melihatnya. Ia menjewer Zichen lalu kembali duduk dan main ponselnya. Zichen menghela nafas. Kecewa.
Wow wow wow!!! Lian Sen pasti syok banget. Beberapa malam nggak bisa tidur, sekalinya bisa tidur malah.... . Eh, tapi mereka nggak ngapa-ngapain, kan?
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊