Postingan Terbaru

Minggu, 18 Juni 2023

Sinopsis The Good Bad Mother Episode 10

All content from jtbc







Ringkas drama sebelumnya


Pak Song dan anak buahnya datang. Mereka melumpuhkan Kangho. Kedatangan mereka untuk mencari tahu bukti yang Kangho miliki yang bisa menjatuhkannya. Ibu menunjukkan kalo bukti itu sudah nggak ada. Ia sudah membakar semuanya. Selain itu Kangho juga hilang ingatan. Ibu memohon agar pak Song mengampuni mereka. Pak Song khawatir kalo Kangho akan mengingat semuanya suatu saat nanti. Ibu menenangkan kalo Kangho nggak tahu apa yang terjadi pada mereka. Kangho mendadak bangun dan akan mengatakan yang ia tahu. 


Seketika ibu terbangun. Rupanya itu hanya mimpi. Ia lalu ke kamar Kangho dan melihatnya masih tidur. Ibu kembali menutup pintunya. Dan ternyata Kangho nggak sedang tidur. 


Di rumah sakit ibu mendengar percakapan dua ibu-ibu di dekatnya. Ibu yang satu mengeluhkan anak laki-lakinya yang selalu membuat masalah. Ibu yang satu lagi menyarankan agar ibu yang tadi menikahkan anaknya. Setelah punya istri dan anak ia pasti akan berubah. 


Dokter menyarankan agar ibu dirawat tapi ibu menolak karena ada yang mau ia lakukan. 




Di rumah Kangho menunjukkan kartu tanda pengenalnya ke Singa. Ia juga menyisir rambutnya agar mirip dengan yang di sana. Ibu pulang. Kangho berpura-pura menyisir Singa. Lah Singa malah keluar. Ibu memberitahu kalo Singa akan bersama dengan babi lainnya yang akan datang pekan depan. Dan mulai sekarang peternakan itu akan dikelola sama Kangho. Kangho merasa berat karena ia ingin menjadi jaksa lagi seperti yang dikatakan pak Lurah dan yang lain. Ibu menekankan kalo ia bukan jaksa, ia adalah pemilik peternakan. 


Kangho mengiyakan lalu keluar untuk mencari Singa. Ia memberitahu kalo ia akan jadi peternak dan bukannya jaksa karena ibu nggak suka. 




Samsik berhasil menjual tas yang ia temukan. Ia lalu mengirimkan uangnya ke penagih hutang. Penagih hutang menelpon karena uang yang Samsik kirim nol-nya kurang dua. Kalo Samsik nggak juga melunasi maka ia akan digantung. 


Ayah datang bersama dengan orang dari kantor promosi pertanian untuk mencari tahu cara menanam selada. 





Yejin dan Seojin datang untuk bermain dengan Singa. Lah ada lubang besar di luar gudang. Ternyata di dalam ada pak So dan pak Cha yang sedang sembunyi. Jadi malam sebelumnya mereka ke gudang untuk mencari bukti. Lah berkas-berkas Kangho sudah nggak ada karena diambil sama ibu. Ibu juga mengambil bahan bakar dan mengunci gudang. Keduanya membuat lubang agar bisa keluar dari sana. 


Kangho yang nggak mau dimarahi sama ibu menutup lubang itu dengan batu. Pak Cha mendapat telpon penting. Pak So ikutan panik karena pak Cha bilang itu dari ketua. Kirain ketua Song, nggak tahunya dari Ketua pemuda yang ingin mewawancarai mereka tentang menanam selada. Pak Cha mengambil sesuatu untuk membuka pintu dan mereka pun bisa pergi dari sana. 


Para warga berkumpul di rumahnya pak Lurah. Ibu datang. Ia minta pak Lurah untuk mengenalkan Kangho dengan putri pemilik kebun buah. Ia ingin menikahkan Kangho agar bisa lebih mandiri. 




Yejin sedang menggambar dan nggak mau makan. Secara ia mau menikah dengan Kangho. Setelah gambarnya selesai ia pun menunjukkannya pada ibu dan neneknya. Ia akan menjadi istrinya pemilik peternakan karena Kangho akan mengurus peternakan. Pekan depan babi-babinya akan datang. Ibu Mijoo keceplosan mengatakan kalo Kangho akan mencari wanita seksi mulai besok. 


Pak Baek kehilangan dana investasinya. Para investor datang dan memintanya untuk mengembalikan uang mereka. 




Ibu mendandani Kangho untuk bertemu dengan calon istrinya. Ia menunjukkan perhiasan untuk calon istri Kangho dan memberi pengertian ke Kangho kalo istri adalah teman yang akan menemaninya menjalankan peternakan dan bertani. Kangho pikir itu seperti Mijoo tapi ibu bilang kalo Mijoo sudah punya temannya sendiri yaitu ayahnya Yejin dan Seojin. 


Ibunya Samsik, ibunya Mijoo dan bu Lurah datang. Mereka membantu menata rambut Kangho, wajah dan memilihkan pakaian. Tanpa sadar ibunya Mijoo memilihkan dasi dari Mijoo. Selesai memilih pakaian mereka melihat perhiasan setengah karat. Ia akan segera bertemu dengan pemiliknya. 






Setelah siap Kangho pun keluar dengan penampilannya yang beda dari biasanya. Ih pakai kacamata juga. Selama beberapa hari Kangho dan ibunya mencari calon istri. Tentu saja dibantu sama pak Lurah dan warga Jouri. Dari sekian banyak wanita yang mereka temui nggak ada yang suka pada Kangho. Bahkan ada yang bilang kalo Kangho b*doh. 


Ibu berterima kasih pada pak Lurah dan yang lain yang sudah membantu. Ibu Samsik juga menenangkan kalo Kangho pasti akan menemukan pasangannya. Pun kalo nggak ada akan ia buatkan satu untuk Kangho. Ayahnya Samsik mengajak ibu untuk segera pulang agar bisa segera membuatnya. 


Setelahnya ibu mau beli cat dulu. Kangho bertanya apa mereka nggak beli pestisida. Melihat Kangho senyum membuat ibu paham kalo Kangho ingin menunjukkan penampilannya pada Mijoo. Setelah mendapat ijin dari ibu, Kangho pun segera berlari menuju Mijoo. 








Di toko Mijoo sedang melayani seorang kakek. Kakek itu berusaha untuk merayu Mijoo dengan mengajaknya pergi setelah bekerja. Mijoo awalnya bersikap baik tapi enggak lagi saat sang kakek mencoba untuk menggenggam tangannya. Ia menyakitinya dan menunjukkan kamera CCTV. Mijoo sudah tahu kalo kakek itu memang suka melakukan pel*c*han terhadap wanita. 


Kakek itu nggak terima saat Mijoo mengusirnya. Ia berniat untuk menyerang Mijoo tapi malah ia sendiri yang terluka karena Mijoo sedang membawa alat kukunya. Kakek itu makin marah dan kembali menyerang Mijoo. Kangho datang dan memisahkan mereka. Mijoo meraih lengan Kangho dan menakuti kakek itu kalo Kangho, pacarnya adalah seorang jaksa agung di Seoul. Kakek itu nggak percaya. 


Mendadak ada sepeda motor yang hampir menabrak Mijoo. Kangho sigap menolongnya. Sekilas ia mengingat kenangan masa lalu saat Mijoo juga hampir tertabrak motor pengantar makanan. Secara nggak sengaja kartu identitas Kangho terjatuh. Pemilik toko pestisida mengambilnya dan menunjukkannya ke kakek itu. Ia lalu membubarkan semua orang. 


Mijoo panik lihat Kangho nggak sadarkan diri. Apalagi saat lihat Kangho terluka. Ia hanya bisa nangis. Kangho akhirnya sadar. Ia teringat saat kecelakaan itu dan menenangkan Mijoo kalo ia akan mengikuti ujian lagi tahun depan. Ia lalu mencium Mijoo setelahnya. Mijoo merasa tenang dan balik mencium Kanho. Tepat saat itu ibu kembali. Ih malu sendiri lihat mereka berciuman dan akhirnya pergi lagi. 








Ibu dan Kangho mengecat pagar peternakan dengan gambar babi. Ibu melihat Kangho senyum mulu dari tadi dan bertanya apa ada yang terjadi tadi? Lah Kangho malah mengecat hati di mata dan tubuhnya babi. Ibu lalu melihat luka di kepalanya. Mereka beristirahat. Ibu meriksa luka lainnya dan mendapati kalo lengannya juga terluka karena menerjang motor yang sedang berjalan. 


Kangho meminta maaf dan memberitahu kalo Mijoo hampir ketabrak motor. Tanpa sadar ia mengulangi apa yang ibu katakan dulu. Terus kenapa? Apa ia akan mati? Ibu juga kaget dengarnya. Malamnya ia memikirkannya dan merasa kalo ia sangat membuat Kangho terluka. Ibu berpikir kalo sekarang bukan waktunya. Ia menatap foto ayah dan berharap ayah akan membantunya. Kangho harus menikah, membangun keluarga dan memiliki anak. 




Mijoo minum sendirian. Teringat ciumannya dengan Kangho tadi siang. Lah Kangho lewat. Mijoo merasa malu dan menutup kepalanya pakai kantong kersek. Kanho malah menyapanya. Mijoo berbohong kalo ia menutup wajahnya karena dingin. Kangho malah menghampirinya. Katanya ia sudah nggak tahan lagi. Mijoo memejamkan matanya karena berpikir kalo Kangho mau menciumnya, tahunya membersihkan mulutnya dari remah rumput laut. Tadi siang juga saat mereka berciuman. Kangho menasehati agar Mijoo menyikat gigi nanti. Mijoo kesal menganggap Kangho meremehkannya karena bicara non-formal. Kangho membantah dan mengatakan kalo ia menyukai Mijoo. Mijoo menawari Kangho untuk minum tapi Kangho menolak. Katanya ia nggak bisa minum. Setelah Kangho pergi, Mijoo mengambil cermin dan melihat kalo ada rumput laut juga di giginya. 





Ibu mengajari Kangho memilih pakan ternak. Ibu melihat kukunya Kangho sudah panjang dan mau memotongnya. Kangho yang nggak mau kukunya yang diwarnai Mijoo dipotong mengalihkan kalo pipa pakannya mampet, ia akan ke sana. Andrea masuk. Ibu memberitahu kalo pemilik peternakan sekarang bukan dirinya melainkan Kangho. Setelah Kangho pergi, Andrea menyampaikan kalo temannya ada yang meu mengikuti kencan buta sama Kangho. ibu senang dengarnya dan minta segera diaturkan waktunya. 


Samsik sedang bermain dengan anak anjing. Ibu jadi nggak bisa membedakan mana anaknya dan mana anak anjing. Samsik melihat ibu rapi dan bertanya mau ke mana? Ibu memberitahu kalo ia mau ke kota untuk mencari menantu. Samsik pikir ibunya mau mencari menantu untuknya makanya ia bilang kalo sudah ada wanita di hatinya. Ibu meremehkan kalo wanita dalam hidupnya hanya polwan dan memberitahu kalo ia mau mencari calon istri untuk Kangho. Ia berpesan agar Samsik tetap di rumah dan jangan membuat masalah. 


Ibu pergi bersama ibunya Mijoo, pak Lurah dan orang tuanya Samsik. Ia sengaja nggak mengajak Kangho karena nggak mau Kangho terluka. Setelah melihat Kangho biasanya mereka akan menolaknya. 




Sementara itu Kangho sedang duduk sama anjingnya sambil mandangin tanda pengenalnya. Mijoo bilang ia adalah jaksa tapi ibu nggak ingin ia jadi jaksa lagi. Samsik datang membawa minuman dan mengajaknya minum. Kangho menolak karena ia nggak bisa minum tapi Samsik bilang ia bisa. Kangho lalu menghabiskan semua minuman yang Samsik bawa. 


Saat mabuk Kangho mengatakan kalo ia ingin mejadi jaksa lagi dan menanyakan bagaimana caranya. Samsik memberitahu kalo Kangho harus angkuh dan memiliki borgol. Ia bersedia mencarikan borgol untuknya dan sebagai gantinya ia meminta cincin. Kangho merasa memiliki cincin itu tapi nggak bisa memberikannya pada Samsik karena itu untuk calon istrinya. Samsik menanyakan arti dari istri. Kangho bilang teman. Samsik lalu mengatakan kalo mereka juga teman. Kangho paham lalu mengambilkannya untuk Samsik. 




Polisi sudah memastikan kalo itu adalah mayatnya Hwang Suhyun. Menurut hasil autopsi nggak ditemukan dugaan pembunuhan. Paspornya juga palsu. Menurut detektif yang satu itu adalah kasus bunuh diri tapi menurut detektif yang satu lagi, nggak ada orang yang bunuh diri dengan membawa uang 100 juta. 


Pak Song merasa nggak tenang melihat Kangho sudah bisa jalan. Apalagi pak Seo masih belum memberi kabar. Ia pun memutuskan untuk datang ke sana sendiri. 







Temannya Andrea sudah mendengar tentang Kangho. Alih-alih hanya foto, ia ingin bertemu dengan orangnya langsung. Ibunya Mijoo menunjukkan video Yejin yang ada Kanghonya. Kangho menggambar ibunya karena ia sangat sayang pada ibunya. Setelah jadi ia pun menunjukkannya ke kamera. Dan bukan ibunya yang ia gambar melainkan ibunya si kembar. Para ibu nggak menyadarinya. Melihat video itu membuat temannya ANdrea menyukai Kangho dan ingin bertemu. Semuanya senang mendengarnya. 


Setelahnya ibu dapat telpon dari kantor polisi. Semuanya lalu ke sana. Samsik ditangkap sama polisi setelah mencuri perhiasannya Kangho. Pak Lurah sampai frustasi karena Jouri akan dikunjungi menteri karena menjadi desa bebas kejahatan selama 20 tahun. Padahal tinggal 20 hari lagi. Kangho lalu datang dan bilang kalo ia menghadiahkannya pada Samsik karena Samsik adalah tunangannya. 


Samsik merasa sangat malu. Kangho melihat ia beneran dapat borgol dan memeluknya sambil memanggilnya calon istriku. 




Sampai rumah Kangho meminta maaf pada ibu. Ibu mengulangi apa yang ia katakan sebelumnya agar Kangho melindungi miliknya dan nggak memberikannya pada siapapun. Saat Kangho mengatakan kalo ia melakukannya karena ingin menjadi jaksa, ibu memukulnya. Kangho nggak mau menikah dan mengurus peternakan. Ia ingin menjadi jaksa seperti yang dikatakan Mijoo. Selama ini ia sudah melakukan apa yang ibu katakan. Ia sudah disuntik minum obat, tangan dan kakinya juga sudah bisa digerakkan. Saat ibu melemparnya ke sungai ia sangat takut tapi ia menahannya. Ia menyayangi ibu dan ingin membuatnya bahagia makannya ia menahannya. Apa ia nggak boleh melakukan yang disukainya sekali saja? Ibu terdiam. 




Selanjutnya ibu menemui Mijoo di salon kuku. Keduanya bicara. Ibu memberitahu kalo Kangho akan segera menikah. Ia juga cerita tentang calon istrinya Kangho yang berasal dari Vietnam, dan sedang kuliah keperawatan. Kangho menyukai Mijoo, ia sudah bilang kalo Mijoo sudah menikah dan punya anak tapi Kangho nggak mengerti. Ibu meminta tolong pada Mijoo agar membujuk Kangho. Besok calon istrinya akan datang. Ia nggak punya banyak waktu lagi dan ingin segera menikahkan Kangho. 


Mijoo merasa ada sesuatu yang terjadi pada ibu. Sebelumnya ibu membeli pestisida, ia meninggalkan Kangho dan sekarang ingin menikahkannya segera. Ibu lalu jujur dan memberitahu tentang penyakitnya pada Mijoo. 




Sampai rumah Mijoo duduk terdiam. Saat Kangho meninggalkannya sebenarnya ia ingin memberitahukan tentang kehamilannya. Pada akhirnya ia hanya bisa menangis. 


Sunyong yang nggak ingin ia sedih mengatur kencan buta untuknya. Ia nggak bisa dan memberitahu kalo ia hamil. Sunyong kesal. Kangho meninggalkannya setelah apa yang Mijoo lakukan padanya selama ini. Mijoo membiarkannya karena Kangho bilang ada yang mau dilakukan sendiri. Ia nggak mau ia menghalanginya bersama anak-anak. Ternyata Mijoo hamil anak kembar. Ia sangat bersemangat dengan kehamilannya. 





Setelah melahirkan, Mijoo tersandung masalah hingga harus datang ke pengadilan. Di sana ia melihat Kangho bersama dengan Hayong. Sunyong yang juga melihatnya makin benci pada Kangho. Mijoo yang seorang diri dan nggak punya tempat tinggal akhirnya memutuskan untuk kembali bekerja dan meninggalkan kedua bayinya pada ibu. 


Mijoo akhirnya menceritakan semuanya pada ibunya. Setelah memastikan kalo nggak ada orang lain lagi yang tahu, ibu melarang Mijoo untuk bersama dengan Kangho. Hidupnya akan sulit karena merawat orang yang sakit itu berat. Ia lalu nangis menyesalkan hidup anak dan cucunya yang malang. Mijoo nggak terima ibu bilang kalo ia dan anak-anaknya malang. Mereka nggak malang. 






Pagi-pagi sekali Mijoo memilih baju untuk anak kembarnya kemudian mendandani mereka. 


Di rumahnya Kangho nggak mau bangun saat ibu membangunkannya. Ia menutup matanya rapat meski ibu bilang kalo Kangho akan membuatnya sakit. 


Dengan penuh percaya diri Mijoo menggandeng kedua anaknya menuju rumah Kangho dan mengetuk pintu pagarnya. 


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊