All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Ibu memarahi Samsik yang tega banget menipu Kangho. Samsik kecewa sama ibu yang selalu memperhatikan Kangho ketimbang anaknya sendiri. Ibu melakukannya karena berharap Samsik akan mendapatkan manfaatnya kalo dekat dengan orang hebat. Ibu sampai nangis. Ayah lalu menghampirinya dan memeluknya. Ia juga memarahi Samsik yang membuat seorang wanita menangis. Samsik lalu mengatakan kalo ia melakukannya karena sedang butuh uang. Ia mau bekerja tapi nggak ada yang mau mempekerjakannya setelah keluar dari penjara. Ayah menanyakan berapa banyak yang Samsik butuhkan. Samsik menunjukkan kedua jarinya. Ayah pikir dua juga. Mereka kembali memukuli Samsik setelahnya.
Di jalan Samsik berpapsan sama Mijoo yang membawa kedua anaknya, ia bertanya kemana mereka mau pergi tapi Mihoo nggak mau menjawabnya. Ia lalu dapat telpon. Heh?
Sementara itu di rumah ibu berusaha untuk membangunkan Kangho agar makan dan bersiap-siap tapi Kangho nggak mau bangun. Ibu merasa pusing dan tahu-tahu pingsan. Di luar Mijoo datang bersama dengan anak-anaknya. Mereka bertemu dengan Hoang yang menanyakan rumahnya Kangho. Seojin membenarkan dan langsung dipukul sama Yejin gegara memberikan data pribadi orang sembarangan. Yejin menanyakan ada urusan apa Hoang mencari Kangho?
Kangho keluar dan sambil nangis mengeluhkan yang terjadi pada ibunya. Mereka masuk bersama. Hoang meriksa kondisi ibu sementara Mijoo menelpon ambulans. Selesai memeriksa Hoang mengatakan kalo ibu mengalami syok hipovolemik dan memberikan pertolongan. Mijoo nyuruh Seojin dan Yejin untuk pulang dulu. Ia lalu membawa ibu ke rumah sakit dengan menggunakan mobil peternakan.
Di jalan mereka dihadang sama polisi karena melanggar batas kecepatan. Kangho memberitahu kalo mereka mau ke rumah sakit, ibunya mengalami syok hipovolemik. Akhirnya pak polisi mengawal mereka hingga ke rumah sakit. Sampai rumah sakit ibu langsung mendapat perawatan. Kangho menanyakan kondisi ibunya. Mijoo menariknya agar ibunya bisa ditangani.
Mereka menunggu di ruang tunggu. Mijoo memberikan minuman ke Hoang. Ia juga membuka minumannya dan mau dikasih ke Kangho tapi malah didahului sama Hoang. Akhirnya ia meminumnya sendiri. Kangho menanyakan siapa Hoang. Hoang meminta maaf karena nggak sempat memperkenalkan diri dengan benar. Ia memberitahukan namanya, orang yang janji ketemuan dengannya. Perawat lalu memanggil walinya ibu. Ketiganya bangkit dan sama-sama menjawab.
Ibu Mijoo jalan sambil nelpon kakaknya Mijoo. Ia memintanya untuk membawa Mijoo dan anak-anaknya. Sebentar lagi hidup adiknya akan hancur. Ibu datang ke rumahnya pak Baek dan melihat rumahnya sangat berantakan. Pak Baek menayakan keadaan ibu Kangho. Ibu Mijoo yang nggak tahu tentang penyakitnya ibunya Kangho akhirnya memberitahu penyakitnya.
Di rumah sakit Kangho juga dikasih tahu dokter tentang penyakitnya ibu. Mijoo masuk dan minta dokter untuk bicara dengannya. Kangho mungkin nggak akan bisa mencerna apa yang ia sampaikan. Kangho minta dokter untuk tetap bicara dengannya, ia wali ibunya. Setelahnya keduanya keluar menuju kamar rawatnya ibu.
Kangho mengajak ibu untuk pulang bersamanya. Mijoo menarik Kangho agar membiarkan ibu beristirahat tapi Kangho nggak mau. Ia menjanjikan ke ibu kalo ia akan mengikuti semua yang ibu katakan. Ia nggak akan jadi jaksa lagi. Ia juga nggak akan menyukai Mijoo lagi.
Di luar Hoang menelpon Andrea dan merasa kalo ia salah menjodohkannya kali ini.
Sampai di rumah ibu Mijoo menatap langit dan mengeluhkan pada Tuhan apa yang terjadi pada ibunya Kangho. Sejin dan Yejin menghampirinya dan memberitahu kalo ibunya Kangho tadi pingsan. Ibunya dan Kangho membawanya ke rumah sakit. Ibunya Mijoo lalu menelpon Mijoo.
Di rumah sakit Mijoo memberikan gimbab tanpa wortel ke Kangho. Kangho nggak mau makan karena yang dibelikan gimbab sama ibunya nggak pernah kembali. Kakek, nenek dan ayahnya. Karena itulah ibunya nggak pernah mengijinkannya ikut piknik. Ibunya bukan ibu yang jahat. Ia sudah dihukum tapi kenapa ibunya juga dihukum?
Mijoo memberitahu kalo ini bisa terjadi pada siapapun. Seperti ibunya yang merawat dan menjaganya saat sakit, sekarang giliran Kangho yang harus menguatkan ibunya. Kangho nangis. Mijoo menepuk punggungnya dan menguatkannya.
Ibunya Mijoo datang dan mengeluhkan yang mereka lakukan siang-siang gini. Ia memukul punggung Mijoo dan menyuruhnya pulang menjaga anak-anaknya.
Bersama Kangho, ibu Mijoo ke ruangan ibu Kangho. Ibu mau pulang karena ada yang mau ia lakukan. Putranya akan bertemu dengan calon istrinya. Ibu lalu melihat Kangho dan yang lain. Ibunya Mijoo menghampirinya dan memeluknya sambil nangis.
Orang yang membeli tas dari Samsik mengembalikannya dan meminta uangnya dikembalikan. Tasnya rusak. Samsik menunjukkan kalo ia nggak punya uang. Ih di rekeningnya malah ada saldo 2 juta yang dikirim sama ibunya. Di atas bus dalam perjalanan pulang Samsik menelpon ibunya. Ibu minta uangnya dikembalikan nanti. Setelah Samsik meriksa tas itu, ada hasil tes DNA di sana dan sebuah diska lepas.
Sampai rumah ibu langsung mencari ponselnya dan menelpon Hoang. Hoang meminta maaf dan nggak bisa melanjutkan perjodohan karena Mijoo. Ibu lalu mau pergi. Kangho melarang karena ibu sedang sakit. Justru karena ibu sedang sakit makanya ibu mau pergi dan minta Kangho agar tetap di rumah.
Samsik ke rumah Kangho dan menunjukkan kertas hasil tes DNA.
Ibu Mijoo bersama dengan Mijoo. Ia tahu kalo Mijoo ke rumah Kangho untuk memberitahu tentang anak-anak. Mijoo membenarkan tapi ia nggak sempat memberitahu. Ibu lega dan minta Mijoo untuk ke rumah kakaknya bersama dengan anak-anaknya. Sekarang bukan hanya Kangho yang sakit tapi ibunya juga. Apa ia mau menghabiskan hidupnya dengan merawat mereka? Mijoo memberitahu kalo ia nggak akan kembali pada Kangho. Tapi ia juga nggak akan kabur.
Ibu menemui Kangho dan memberitahu tentang Hoang yang akan menikah dengan Kangho. Ia memarahi Mijoo atas Hoang yang menolak menikah dengan Kangho. Ia memarahi Mijoo yang dianggapnya menghalangi jalan Kangho. Ibunya Mijoo keluar dan balik memarahi ibu Kangho. Ia nggak terima Mijoo disalahkan seperti saat dulu Kangho nggak ikut ujian. Padahal putrinya sedang terluka.
Mijoo menyudahi dan menarik ibunya masuk ke rumah.
Samsik menunjukkan tasnya dan hasil tes DNA. Kangho mengaku nggak tahu. Samsik juga mengajak Kangho menonton mikro SD agar ia bisa menjadi jaksa lagi. Kangho nggak mau karena ibunya nggak suka ia menjadi jaksa. Samsik lalu bilang kalo mereka harus melihatnya agar bisa tahu apa Kangho bisa menyerah menjadi jaksa.
Untuk melihatnya mereka harus menyebutkan kata sandinya. Kangho mengatakan beberapa angka tapi nggak ada yang benar. Samsik pun keluar untuk menjawab telpon dari penagih hutang.
Kangho melihat gambar jam pasir dan teringat saat ia di sauna bersama dengan Oh Taeso dan pak Song. Ia meletakkan mikro SD itu di jam pasir tersebut. Ia mendekat tanpa sadar dan menuliskan pinnya. Dan berhasil. Tepat saat itu Samsik kembali. Kangho menunjuk ke laptop. Samsik memuji Kangho sebagai calon istrinya yang pintar.
Mereka pun mendengarnya bersama. Kangho bicara dengan mereka terkaiit hasil tes DNA. Dan selain itu pak Song nyuruh Kangho untuk mengurus Hwang Suhyun.
Kangho bingung dengan yang terjadi. Ia nggak tahu dengan siapa ia bicara. Samsik mengulangi Kangho yang bilangnya akan mengurus Hwang Suhyun. Nggak mungkin ia membunuhnya kan? Kangho semakin takut. Ia mengambil mikro SD itu dan kertas hasil tes DNA. Ia akan menanyakannya pada ibunya. Samsik buru-buru melarang. Kalo Kangho memberitahu ibunya maka ibunya akan memberitahu ibunya. Ia lalu bilang kalo ia akan mencari tahu. Ia akan menanyakannya pada mereka. Kangho menekankan kalo ia harus tahu tentang hal itu. Kalo Samsik main-main maka ia nggak akan melepaskannya. Samsik mengangguk mengiyakan. Kangho lalu memberikan kertas hasil DNA dan mikro SD dan memberitahukan sandinya.
Kangho ke makam ayahnya. Setelah mengalaminya ia merindukan ayah padahal mereka belum pernah bertemu. Ia nggak tahu ayah siapa. Ia siapa? Ia merasa dadanya sesak. Ibu datang. Ia membicarakan tentang ayah yang selalu mengikutinya. Bahkan saat ibu mengandung Kangho, ayah selalu mengajaknya bicara setiap hari. Sayang kebersamaan mereka hanya sebentar. Kalo nanti ibu sudah nggak ada, ibu minta Kangho agar memakamkannya bersama ayah. Kalo nanti Kangho sudah menikah dan punya anak, ia akan mengajak anaknya untuk datang mengunjungi ibu dan ayah.
Kangho nangis dan minta ibu untuk nggak mengatakannya. Ibu bisa bilang nggak papa, semua akan baik-baik saja. Kenapa semua harus seperti yang ibu katakan? Kalo seperti itu ia nggak mau belajar apapun dan biar jadi b*doh. Rasanya hatinya sakit. Apa ibu nggak bisa pergi dengan perlahan? Ibu tersenyum kemudian mengiyakan. Kangho memeluk ibunya dan menangis.
Ibunya Mijoo minum sendirian di depan rumah. Ibu datang. Ia berlutut dan meminta maaf. Ia menyadari kalo anak orang lain juga sama berharganya seperti anaknya. Ia minta maaf karena memberi luka pada Mijoo. Ibunya Mijoo memintanya untuk nggak sampai berlutut segala. Tubuhnya juga sedang nggak sehat. Ibu meluk ibunya Mijoo sambil nangis. Apa ia beneran akan mati?
Mijoo mendengarnya sambil nangis dan melihat kedua anaknya.
Para warga berkumpul. Pak Cha dan pak Seo akan tampil di tv dan diwawancara karena telah menanam selada dengan sangat baik. Keduanya merasa nggak bisa tampil di tv. Bu Lurah merasa kalo mereka seperti penjahat. Pak Lurah membantah dan menunjukkan kalo matanya pak So aja kayak matanya sapi.
Usai wawancara mereka berkemas mau pergi. Mereka harus berlutut di hadapan pak Song kalo nggak mau jadi pupuk tanaman selada.
Di jalan mereka malah ketemu sama Samsik. Padahal pak So nyuruh pak Cha untuk melewatinya aja tapi sama pak Cha malah disapa dan dikasih tumpangan ke Seoul. Samsik memberitahu kalo ia mau ke rumahnya Oh Taeso untuk memberi semangat. Ia adalah penggemarnya.
Sampai sana Samsik mengawasi rumah Oh Taeso naik skuter. Kangho menelponnya dan ia memanggilnya calon istri. Selanjutnya Samsik mengikuti Hayong dan berpura-pura seakan ia ketabrak mobilnya.
Mereka lalu bicara di sebuah kafe. Samsik menunjukkan kertas hasil tes DNA dan rekaman suara. Di luar ada orangnya Oh Taeso yang mengawasi mereka. Dia nggak bisa dengar apa yang Hayong sengarkan karena ia pakai earphone. Hayong malah merobek kertas itu. Dan saat ia mau pergi, Samsik menyebut nama Kangho. Ia mendapatkannya dari Kangho jadi nggak mungkin seorang jaksa memiliki dokumen palsu.
Hayong kembali dan menanyakan apa yang Samsik inginkan? Samsik minta uang 200 juta. Ia ingat kalo harus mengganti uangnya ibu dan menjadikannya 202 juta. Hayong minta Samsik untuk menemuinya lagi di sana sejam lagi.
Samsik keluar sambil menelpon Kangho. Pemotor yang mengawasinya tadi lewat. Sebuah mobil lalu berhenti dan menariknya masuk.
Kangho nggak membiarkan ibu melakukan apapun. Ia mengambil pakan babi, membantu ibu menelpon dan saat Andrea datang membawa obat suntik untuk babi, ia juga yang melakukannya.
Hayong kembali ke kafe tapi Samsik nggak ada di sana. Ia bertanya pada karyawan kafe tapi dia juga nggak tahu.
Samsik sendiri ada di sebuah gudang dengan orang-orang dari Oh Taeso. Mereka meriksa riwayat panggilan telpon dan hanya ada panggilan dari calon istriku. Mereka bertanya siapa yang menyuruhnya. Samsik memberitahu namanya. Lah mereka malah mencari nama Samsik di mesin pencari. Selanjutnya Samsik diminta untuk buka mulut. Lah Samsik malah buka mulut beneran. Karena Samsik nggak juga mau ngasih tahu siapa yang menyuruhnya. Pria bermotor mendekat dan mengancungkan pisau ke lehernya Samsik.
Saat itulah Pak Cha dan pak So datang bawa mobil. Mereka turun dengan sekop dan alat semprot pestisida. Mereka melawan orang-orang itu hingga nggak bersisa. Pimpinan orang-orang itu kabur dengan membawa laptop. Yang tersisa hanya pria bermotor. Keduanya menendangnya dan bertarung dengannya. Pria bermotor sempat melukai lengan pak Cha sebelum akhirnya kabur. Samsik dan pak So membawanya ke mobil. Samsik ketakutan dan akhirnya kabur.
Rekaman suara itu sampai pada Oh Taeso. Ia marah dan melempar laptopnya. Mereka meyakini kalo itu dari pak Song. Selanjutnya Oh Taeso menemui Hayong. Dia masih menunggu Samsik. Oh taeso mengaku kalo itu hanya kesalahan sesaat dan menyalahkan Kangho sebagai orang yang melakukan semuanya.
Hayong pikir kalo Oh Taeso yang sudah menyuruh Kangho seperti menyuruh dirinya. Oh Taeso menekankan kalo ia sudah memiliki semua bukti. Dan selama Hayong diam dan Kangho tetap seperti itu maka nggak akan ada yang terjadi.
Pak Song datang ke pernikahan Hayong padahal nggak diundang. Ia bahkan menyindir Oh Taeso yang nggak mengirimkan undangan. Ia memuji menantunya yang sekarang. Karena mereka menyukainya jadi dia nggak akan mengalami kecelakaan. Oh Taeso kelihatan sangat marah tapi masih berusaha untuk menahannya.
Selanjutnya saat seharusnya Hayong berjalan di altar menuju suaminya, malah hanya Oh Taeso yang di sana. Sebelumnya seorang anak perempuan datang dan memberikan sesuatu ke Hayong. Setelah dibuka isinya adalah foto Kangho yang sudah bisa berjalan. Hayong menghilang. Semuanya panik mencarinya.
Oh Taeso melihat pak Song yang malah minta steik.
Di rumah Kangho tengah bersiap. Ibu bilang mereka akan berkencan. Hayong sampai di depan rumah Kangho dan melihatnya berdiri sambil telponan. Setelahnya ia berjalan dengan tatapan kosong. Sebuah mobil datang dan membawanya.
Kangho menelpon Samsik. Ia khawatir terjadi sesuatu padanya. Saat mau menyimpan ponselnya kembali ia menemukan ponsel lain di sakunya. Ibu sudah siap. Ia memakai make up dan tampak sangat cantik. Sebelum berangkat ia memakaikan syal ke Kangho biar nggak kedinginan.
Kangho dan ibu makan daging. Ibu mencatat hal-hal yang ingin ia lakukan dengan Kangho. Pergi ke bioskop, ke karaoke dan pergi liburan. Ibu memesan daging lagi dan Kangho memesan makgeoli. Ibu nggak bolehin Kangho minum. Kangho menekankan kalo ia sudah dewasa. Ia adalah walinya ibu.
Di tv disiarkan berita tentang ditemukannya mayat di laut. Oh Taeso ke kamarnya Hayong dan memukulinya habis-habisan. Katanya Hayong sudah menghalangi jalannya. Ia lalu nyuruh orangnya untuk memasukkan Hayong ke rumah sakit dan jangan biarkan keluar sebelum pemilu usai.
Setelahnya Oh Taeso kembali mengamuk. Tangannya sampai berdarah. ia lalu nyuruh anak buahnya untuk melakukan sesuatu.
Di rumah, Kangho masih berusaha menghubungi Samsik tapi nggak juga terhubung. Ia lalu ke kamarnya ibu dan mau tidur dengannya. Ibu berterima kasih karena Kangho sudah berkencan dengannya. Selanjutnya ibu minta Kangho untuk bernyanyi. Kangho bilang nggak bisa tapi ibu tetap merengek. Akhirnya Kangho pun bernyanyi.
Di saat yang sama Mijoo juga bernyanyi untuk Yejin yang sedang sakit. Ia protes karena lagunya sedih. Mijoo meminta maaf karena nggak mengeringkan rambut Yejin terlebih dahulu. Yejin bangun. Ia mengaku tahu dengan yang terjadi pada ibunya. Katanya Mijoo dan ayahnya bertengkar. Ia nggak papa kalo mereka bercerai. Sekarang itu sudah bukan hal baru. Di kelasnya aja ada 3 orang yang orang tuanya bercerai. Awalnya ia marah, tapi sekarang nggak papa. Malah rasanya asing dan canggung. Setelah ayahnya datang waktu itu dia nggak pernah menelpon. Apa nggak merindukan mereka? Ia juga sebenarnya nggak merindukan ayah. Suatu hari nanti ia akan menikah dengan Kangho dan menjaga ibu.
Mijoo nangis dan memeluk putrinya. Dia masih kecil tapi sudah memikirkan semuanya. Di luar ibunya Mijoo mendengarkan semuanya sambil menahan tangis.
Seseorang menelpon ibu dan memberitahu kalo ada asap di peternakan. Mereka langsung ke peternakan. Ibu panik dan mengkhawatirkan para babi. Kangho menyadarkan ibu dan mengajaknya keluar. Pintunya nggak bisa dibuka. Akhirnya Kangho memecahkan kaca jendela dan nyuruh ibu keluar duluan.
Saat Kangho mau keluar, terjadi ledakan. Kangho jatuh dan pingsan. Terdengar suara ayah yang mengajaknya bicara saat ia masih di kandungan. Saat ia di mobil ditinggalkan oleh Hayong dulu, sebenarnya Kangho juga sempat membuka matanya. Seketika Kangho pun membuka matanya.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊