Postingan Terbaru

Rabu, 14 Juni 2023

Sinopsis The Good Bad Mother Episode 6

All content from jtbc







Ringkas drama sebelumnya


Anak buahnya pak Song masuk diam-diam ke rumahnya Kangho untuk mencari bukti. Tempatnya sudah berantakan dengan kotorannya singa. Mereka mencari di dalam lemari dan sampai mengeluarkan perhiasan yang ibu siapkan untuk menantunya. Kangho mendadak pulang dan mereka pun sembunyi di lemari. 


Kangho kaget lihat rumahnya berantakan dan mengira kalo itu adalah ulahnya Singa. Nggak mau ibu tahu ia pun segera mengemasi semuanya setelah sebelumnya memasukkan Singa ke kandang. Pria berhelem masuk yang Kangho pikir adalah ibu. Ia mengeluarkan pisau dan berniat menyerang Kangho. Saat itulah anak buahnya pak Song keluar dari lemari dan menghalangi pria berhelem melukai Kangho. Mereka sempat berkelahi sampai akhirnya pria itu kabur. 


Anak buahnya pak Song mengejar dengan menggunakan mobil. Pak So mengarahkan pak Cha sehingga mereka bisa muncul di depan pria berhelem dan membuatnya jatuh. Ternyata sebelumnya pria berhelem sempat nelpon seseorang dan melapor kalo sudah ada yang mengintai rumahnya Kangho. Dan ternyata yang ditelpon adalah Oh Taeso. Ia ngamuk setelahnya. Pria berhelem itu punya tato di tangannya. 






Ibu pulang dan marah lihat yang terjadi di rumah. Kangho menceritakan yang terjadi dengan orang-orang yang muncul di lemari dan pintu tapi ibu nggak percaya. 


Pak So dan pak Cha melapor ke pak Song kalo pria yang menyerang kangho kabur saat di rumah sakit. Pak Song marah karena mereka belum menemukan dokumen aslinya. Sebelum pemilu tiba Oh Taeso bisa saja mengg*la dan ia berpesan agar jangansampai Kangho terluka. 


Penagih hutang menemui Samsik di kapal. Ia diminta membayar 100 juta atau kalo enggak akan dipukuli. Samsik nggak mau dipukulin dan akhirnya melompat ke laut. 


Kangho nggak bisa tidur mikirin orang-orang yang berkelahi tadi. Ibu juga nggak bisa tidur ingat Kangho yang tiba-tiba menyebutkan tentang UU Lalu lintas. Ia bangun dan menyelimuti Kangho. Nggak papa, nggak perlu terburu-buru. Ibu harap Kangho bisa kembali seperti dulu. 




Pak Baek datang ke rumahnya pak Lurah. Ternyata mereka satu sekolah dulu.Kedatangan pak Baek ke sana sepertinya berkaitan dengan peternakannya ibunya Kangho. 


Ibu berkemas sambil nonton tv sementara Kangho makan. Di tv sedang marak pemberitaan tentang penyakit kaki dan mulut pada hewan ternak. Saat ada peternakan yang terdapat hewan yang sakit paka peternakan di sekitarnya sejauh 3 km harus dimusnahkan. Ibu akan ke pasar dan minta agar Kangho tetap di rumah dan nggak membuat kekacauan. Nggak seperti biasa kali ini Kangho nggak ingin ikut. Ia tahu kalo jalanan di pasar sempit dan nggak memungkinkan untuk kursi roda. 


Mijoo juga disuruh ibunya untuk ke pasar beli obat gulma. Ibunya juga memberikan tabungan pernikahannya untuk membuka salon. Mijoo sangat berterima kasih dan memeluk ibunya. 





Kangho mau ketemu sama Yejin dan Seojin. Ia melihat Mijoo sedang terburu-buru dan menjatuhkan dompetnya saat mau naik bus. Kangho berusaha mengejarnya tapi nggak kekejar. Akhirnya ia menyetop taksi. 


Sementara itu ibu ke kantor jasa pengiriman untuk mengirimkan bahan makanan ke ibu yang berunjuk rasa di depan kantor kejaksaan setelah menanyakan alamatnya ke penyidik. Lah Kangho lewat di belakangnya. 


Mijoo turun dari bus dan masuk ke kantor agen properti. 


Ibu ke toko sepatu di pasar dan membeli sepatu. Ia melihat sepatu seukuran kaki Kangho. Penjualnya lalu mempromosikannya tapi Ibu nggak jai beli. Tapi ia akan membelinya suatu hari nanti. 


Pak Lurah membawa pak Baek ke ibunya Mijoo. Pak Baek langsung meluk ibu sambil nangis. 




Mijoo nggak cocok dengan harga dari properti yang ditawarkan agen. Ia lalu pergi. Kangho lewat sana setelahnya. Mijoo masuk ke toko obat pertanian dan baru menyadari kalo dompetnya nggak ada. Karena ibunya sudah langganan di sana jadi ia tetap dilayani. Di sebelah ada nenek yang kukunya sakit. Mijoo melihatnya dan membantu merawatnya. Mereka menyarankan agar Mijoo membuka salon kuku. Mjoo memang sedang mencari tempat tapi sewanya terlalu tinggi. Pun kalo membuka toko di dalam toko nggak ada yang memenuhi syarat. 


Para nenek malah menyarankan agar Mijoo membuka toko di sana. Sajangnimnya juga nggak masalah. Ia malah senang karena istrinya juga senang pergi ke salon kuku. 





Kangho nggak bisa menemukan Mijoo. Ia melihat tas dan malah kecopetan. Refleks ia melemparkan apel dan mengenai kepala si pencopet. Dompetnya Mijoo terjatuh dan pencopetnya kabur. Kangho lalu mengambil bolanya Mijoo dan tanpa sadar berseru home run atau keluarm sama kayak yang diajarkan pak Song. 


Penjual tas sama apel mengejar Kangho dan menyebutnya pencuri. Mijoo melihatnya dan mendekat. Kangho memberikan dompetnya Mijoo dan menjelaskan kalo ia mengejar orang yang mengambil dompetnya Mijoo. Akhirnya Mijoo menyudahi dan akan membayar tas dan apel yang diambil sama kangho. Ibu melihat kerumunan dan saat mendekat malah melihat Kangho. 





Mereka bedua pulang sama ibu. Ibu menasehati Kangho agar lain kali kalo nemu sesuatu dikasih aja ke ibu atau pak Lurah. Mendadak Kangho bilang "menjaga anak hukum b*r*ngsek". Ibu mengira kalo Kangho sedang mengumpat dan memukulinya. 


Ibu mengantar Mijoo sampai depan rumah dan menitipkan suplemen buat ibunya. Ibu juga minta maaf karena menyalahkan Mijoo saat Kangho nggak ikut ujian dan nggak ngasih tahu kontaknya Kangho saat di Seoul. Ibu merasa kalo dia sedang dihukum. Mijoo menenangkan kalo Kangho pasti bisa berdiri lagi. 


Pak Baek menemui ayahnya Samsik. Selanjutnya ia mengumpulkan semua orang dan mengajak mereka untuk bergabung dengannya menyingkirkan peternakannya ibu Kangho dan menggantinya dengan gedung konser trot terbesar di Korea. Ibunya Samsik langsung menolak karena akan membuat desa mereka menjadi sangat ramai. Pak Baek lalu menjelaskan keuntungan yang akan mereka dapatkan nantinya. 





Ibu dan Kangho membagikan obat ke rumah pak Lurah. Karena orangnya nggak ada, ibu pun meletakkannya di depan pintu. ia lalu ditelpon sama Andrea. Ada babi yang akan melahirkan. Ibu akan ke peternakan dan nyuruh Kangho untuk membagikan obat. Ibu juga nggak akan pulang sampai besok pagi sampai babi selesai melahirkan. 


Dalam perjalanan ke peternakan ibu melewati kafe Jouri dan menemukan semua orang ada di sana. Di dalam pak Baek dan yang lain sedang membahas untuk mendemo peternakannya. Di luar ibu mendengarkan apa yang mereka katakan. 







Kangho selesai membagikan obat. Ia lalu melihat sungai dan ingat saat Mijoo melihat ikan di akuarium. Ia pun memancing. Samsik pulang dan melihat Kangho. Teringatlah ia pada masa lalu. Ia melihat Kangho saat di sebuah kedai dengan temannya. Ia menghampiri Kangho dan menyapanya sembari mengungkit masa lalu. Kangho merasa nggak nyaman dan menarik Samsik keluar. Di luar ia memberikan sejumlah uang pada Samsik. Samsik menerimanya dan berterima kasih meski sebenarnya ia sangat geram. 


Di waktu lainnya Samsik menemui Kangho dan memintanya untuk membantu atas kasusnya tapi Kangho malah bilang kalo ia bukan temannya dan mengusirnya karena ia bersik. 


Samsik menghampiri Kangho dan dengan sengaja buang air di dekatnya. Ia mengingatkan Kangho tentang pertemanan mereka. Kangho yang nggak ingat Samsik menanyakan siapa Samsik dan Samsik menganggap Kangho seperti dulu. Ia lalu mengungkit tentang ia yang meminta bantuan padanya. Kangho masih nggak ingat dan membuat Samsik menertawakannya. Kangho menyuruhnya diam karena ia berisik. Samsik kesal karena Kangho masih belum berubah dan memakinya. 


Kangho balik memaki karena Samsik memaki. Ia mengancam akan mengadukannya ke ibunya. Dan karena ibu sedang di peternakan ia pun akan mengadukannya ke ayahnya Yejin. Ia ke sana dan bertemu dengan si kembar. Mendengar ada yang memaki Kangho membuat Yejin marah. Ia mau ke sana tapi di larang sama Mijoo. Ia nyuruh Kangho untuk pulang karena ibunya pasti khawatir. Kangho memberitahu kalo ibunya sedang di peternakan karena ada babi yang melahirkan. Dan mengetahui kalo Kangho belum makan, si kembar pun mengajaknya masuk untuk makan bersama mereka. 




Ibu dan ayahnya Samsik pulang. Mereka mengambil obat yang ibu Kangho tinggalkan. Sebenarnya mereka nggak enak kalo harus menyingkirkan peternakan ibu. Tapi karena dijanjikan pekerjaan untuk Samsik mereka pun nggak ragu lagi. Pintu pagar terbuka. Mereka berpikir ada pencuri di rumah dan perlahan masuk. Mereka memukul pencuri itu yang ternyata adalah anak mereka sendiri, Samsik. 


Setelahnya mereka makan bersama. Ayah dan ibu menceitakan yang terjadi pada Kangho. Samsik jadi kasihan pada ibu Kangho. Ibu Samsik meminta uang jaminan yang ia berikan dan memukulinya. 






Kangho makan sama si kembar dan Mijoo. Yejin protes karena mereka makan roti. Seojin merasa kalo mereka seperti keluarga. Ayah, ibu dan ... Mijoo nyuruh anak-anak untuk makan. Yejin nggak mau makan wortel dan mereka pun kabur setelah memberikan wortelnya pada Kangho. Mijoo mengambilnya kembali. Ia tahu kalo Kangho nggak suka wortel. Kangho mendadak meminta maaf. Kirain ia sudah ingat tapi rupanya ia minta maaf karena nggak bisa menangkap ikan. Ia juga menanyakan ayahnya si kembar. Mijoo menyudahi dan minta Kangho untuk nggak menemui anak-anaknya lagi. Kangho pikir ia juga jahat sama Mijoo. Ia harap enggak tapi sepertinya iya. 


Ibunya Mijoo pulang. Cucu kembarnya menyambutnya. Kangho lalu pamit dan pulang karena harus memberi makan Singa. 




Pak Lurah dan bu Lurah membuka obat dari ibu. Bu Lurah jadi nggak enak dengan apa yang mereka mau lakukan pada ibu Kangho. 


Pak So dan pak Cha datang ke peternakan. Semua anak babi sudah lahir. Jumlahnya ada 13 ekor. Ibu nyuruh Andrea untuk pulang serelahnya karena ia masih harus menulis catatan. Pak So mencari di kantor. Pak Cha yang mengawasi di luar memberitahu kalo pegawainya masuk. Andrea meletakkan helm dan pulang. Setelah sebelumnya mematikan lampu. Karena yang mereka cari nggak ada di sana mereka pun mau mencarinya di gudang.


Lah mereka malah ketemu sama ibu di tempat pembuangan kotoran. Pak Cha sampai bohong kalo mereka memerlukannya untuk pupuk. Mereka habis beli ladang dan akan membangun rumah. Pak So menariknya dan mereka pun pergi. Mendadak ibu jatuh sambil megangin perutnya. Di rumah Kangho yang sedang tidur langsung bangun. Ia keluar dan mencari ibu tapi ibu nggak ada. 




Mijoo nggak bisa tidur mikirin apa yang Kangho katakan. Ibunya juga rupanya nggak bisa tidur. Ingat saat selesai melahirkan bersama ibunya Kangho. Setelahnya suaminya meninggal. Ibunya Kangho menguatkannya karena pernah mengalaminya sedangkan Kangho menenangkan Mijoo. 


Ibu ada di rumah sakit. Ia memimpikan saat orang tua dan adiknya mengalami kecelakaan saat pergi berlibur. Ibu nggak bisa ikut saat itu karena ada ujian. Seketika ibu terbangun. Perawat memberitahu kalo ia akan bicara dengan dokter. 




Ibu masih belum kembali pada pagi harinya. Kangho nggak bisa menemukan ibu di rumah dan menelponnya. Ibu sedang menemui dokter dan meninggalkan ponselnya sehingga dijawab sama perawat. Selanjutnya Kangho ke tempatnya pak Lurah. 


Pak Baek sudah ada di depan peternakan untuk berdemo tapi para warga nggak ada yang datang untuk mendukungnya. 


Ibu bicara dengan dokter. Sebenarnya Dokter mau ngasih tahu ibu setelah walinya hadir, tapi ibu bilang ia nggak punya wali. Ibu sakit Kanker lambung stadium 4. Awalnya ibu nggak mau percaya. Ia lalu memohon agar dokter menyembuhkannya. Ia bahkan mau dioperasi. Putranya sedang sakit dan dirawat olehnya. 






Kangho datang ke rumah sakit dan ketemu sama ibu. Ia menghampiri ibu sampai terjatuh. Ibu berusaha untuk mengangkat tubuhnya tapi nggak bisa. Akhirnya ibu menyerah dan meninggalkan Kangho. Ia berpapasan sama pak Lurah dan ayahnya Samsik tapi nggak bilang apa-apa. 


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊