Sinopsis Koi to Dangan Episode 7

Anysti
0

All content from MBS









Ringkas drama sebelumnya


Yuri menatap foto Tuan Oya di ponselnya sambil tersenyum. Temannya (lupa namanya) mengawasinya sambil menuruni tangga. Mendadak Tuan Oya menelpon dan bilang ingin bertemu. Yuri sendiri juga ingin menemuinya. 


Selanjutnya Yuri mendatangi Tuan Oya. Ia berlari menuju pelukannya. Tuan Oya melepaskan pelukannya dan meminta YUri untuk menunjukkan wajahnya. Ia ingin berlayar dengannya dan sudah menyiapkan kapal. Baberapa orang datang. Katanya bos mereka ingin bicara dengan Tuan Oya dan ia diminta ikut dengan mereka. Tuan Oya nggak mau karena ia mau menikmati waktu dengan pacarnya. 


Mereka nggak mau tahu dan menarik Yuri agar menjauh dari Tuan Oya tapi justru membuat Tuan Oya marah. Ia meriksa keadaan Yuri. Setelah melihat kalo tangan Yuri terluka, ia mencengkeram wajah orang itu dengan sangat keras. 









Tuan Oya membawa Yuri ke mobil untuk diobati. Ia berharap lukanya nggak akan berbekas. Selanjutnya ia nyuruh Yuri untuk pulang dulu. Yuri ingin agar mereka pulang bersama. Tuan Oya janji kalo ia akan pulang besok pagi. Ia akan pulang padanya. Tuan Oya mencium Yuri lalu pergi. 


Di luar ia melepas jam tangannya dan menugaskan dua anak buahnya untuk menjaga Yuri. Setelah tuan Oya pergi, mereka segera masuk ke mobil dan pergi. Yuri sempat mendengar suara letusan senjata. Ia ingin turun dan melihat yang terjadi tapi anak buah Tuan Oya menghalanginya. Ia dibawa ke rumah Tuan Oya dan dikunci di kamarnya. 


Yuri ingin kembali ke sana. Ia ingin tahu apa yang terjadi. Anak buah Tuan Oya berjaga di pintu. Mereka ingin Yuri patuh. Sekarang Tuan muda sedang melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pimpinan. Pun kalo Yuri kembali ke sana, nggak ada yang bisa ia lakukan. Yuri akhirnya terdiam. Teringat pesan Tuan Oya sebelum pergi kalo ia akan kembali besok pagi. Yuri nangis dan bersandar di pintu. 







Semalaman Yuri nggak beranjak dari sana. Ia melepas anting yang dibuat dari peluru yang pernah menembus tubuh Tuan Oya sebelumnya. Tuan Oya sudah melindunginya selama ini. Dan pagi ini ia nggak pulang. 


Anak buah Tuan Oya berpikir untuk membukakan pintu untuk Yuri. Mereka khawatir dengan kesehatan mentalnya. Sebelum mengenal tuan Oya, ia hanya seorang mahasiswi biasa. 


Yuri minta dibukakan pintu. Anak buah tuan Oya waspada kalo-kalo Yuri akan mengamuk dan kembali ke tempat tuan muda. Yuri meminta makanan. Ia lapar. Ia meminta maaf karena sudah mengamuk semalam dan menanyakan apa mereka terluka? Mereka ngakunya nggak papa. Ia akan mandi dan makan di kamar nanti. Yuri lalu keluar melewati mereka. 


Mendadak ia terhenti dan menanyakan apa ada telpon dari Tuan Oya? Mereka bilang nggak ada. Mereka juga sudah mengerahkan anak buah mereka. Yuri mengatakan kalo ia akan pulang kalo tuan Oya meningga. Meski ia nggak tahu tapi ia akan terpukul. Ia nggak bisa melakukan apapun di sana dan hanya akan jadi penghalang tapi ia minta diijinkan untuk berada di pemakanannya. 




Di kamar mandi Yuri melihat wajahnya. Matanya bengkak karena nangis semalaman. Padahal Tuan Oya paling suka melihat wajahnya. 


Usai mandi Yuri pun sarapan. Ia makan dengan lahap. Ia berharap bisa memulihkan wajahnya dengan makan dan tidur teratur. Gimanapun juga Tuan Oya sudah janji akan pulang. 




Jam demi jam berlalu. Tuan Oya pulang pada sore harinya. Yuri langsung bangkit menatapnya. Ia tersenyum dan menuju Tuan Oya. Tuan Oya merentangkan tangannya siap untuk memberikan pelukan hangat ke Yuri tapi Yuri malah meninjunya. Ia tahu itu menyakitkan. Ia akan menerimanya karena ia yang memilihnya menjadi pacarnya. Tapi itu nggak boleh. Ia nggak tahu lagi. Apa ia tahu gimana ia menghabiskan malam? Ia ingin Tuan Oya mendengarkan semuanya dan menerimanya. 


Tuan Oya juga akan menerimanya. Tapi ia nggak ingin Yuri memarahinya di depan anak buahnya. Itu bisa menghilangkan wibawanya. Ia menggendong Yuri dan membawanya ke kamar. Padahal Yuri memang ingin memarahi Tuan Oya di depan anak buahnya. 




Di kamar Yuri mendorong tuan Oya ke tempat tidur. Ia nangis mengeluhkan Tuan Oya yang nggak tahu gimana ia menghabiskan malam kala itu. Ia mengeluarkan semua keresahannya sambil mukulin dada tuan Oya. Ia tahu kalo Tuan Oya hanya akan bilang iya. Karena dunianya memang berdampingan dengan kematian, ia akan mengeluarkan semuanya. Tuan Oya baik dan kejam. Ia sendiri benci dengan orang yang kejam tapi ia menyukai Tuan Oya. 


Tuan Oya memeluk Yuri. Yuri meminta Tuan Oya untuk melakukannya kalo ia masih hidup. Dan mereka pun melakukannya. 





Anak buah yang menyerang tuan Oya kembali pada bosnya dalam keadaan babak belur. Bosnya memegang foto Tuan Oya dengan Yuri. Ia nggak percaya Tuan Oya menyukai wanita yang kurus. Anak buahnya menasehati agar ia nggak terlibat dengan tuan Oya. Lah si anak buah malah mau ditembak. Tapi nggak jadi. Ia melempar foto itu dan bertanya apa ia harus menyapa para wanita??? 


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)