All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Ibu mengirim induk babi. Nggak lupa ia ngasih kentang ke sopirnya buat dimakan sama istrinya. Sopir juga menanyakan keadaan Kangho. Kangho sendiri lagi sama Yejin dan Seojin di bukit. Habis main mereka lalu mendorongnya sampai jatuh dan nyungsep. Alhasil kursi rodanya rusak. Untung ada ayahnya Samsik dan pak Lurah yang memperbaikinya. Ibu ngasih tahu ke Yejin dan Seojin agar nggak main-main sama itu. Itu adalah kakinya paman Kangho dan bukannya mainan. Kangho malah bilang ke anak-anak kalo itu kursi roda dan bukannya kaki. Ibu ngasih tahu hal-hal yang nggak boleh dilakukan sama kursi rodanya Kangho.
Kangho menunjukkan pak Lurah yang menggunakan ban kursi roda untuk main hulahop. Ibunya Mijoo datang dan memarahi si kembar. Mereka berdalih kalo mereka hanya mengajak Kangho berolahraga. Ibu Mijoo kembali memarahi mereka. Kangho..Kangho dikira Kangho temannya??? Mereka bilang kalo Kango seumuran sama mereka, sama-sama 7 tahun.
Di rumah Kangho memindahkan kacang pakai sumpit. Ibu datang dan ia memasukkan sisanya ke mulut. Ibu mengatakan kalo itu akan tumbuh kalo ia memakannya. Kangho lalu memuntahkan semuanya. Ibu menjelaskan ke Kangho kalo ia berusia 35 tahun. Ia kembali ke usianya 7 tahun sebentar. Kangho tahu maksudnya kalo ia b*doh. Ternyata ia mendengar pembicaraan ibu dan dokter kalo ia b*doh. Ibu membantah dan memberitahu kalo itu adalah kesempatan dari Tuhan. Banyak orang yang ingin kembali ke masa kecil tapi mereka nggak bisa. Kangho tersenyum dengar penjelasan ibu dan ibu pun memeluknya.
Mijoo ke pasar ikan untuk mencari ibunya Sunyong. Ternyata Sunyong juga sangat menyusahkan ibunya. Mijoo sampai nangis dengar semuanya. Sorenya ia minum sendirian di dekat pantai. Induk semang menelponnya menyuruhnya untuk membayar sewa. Kalo enggak ia bisa mengemasi barang-barangnya. Mijoo lalu mengambil buku tabungan anak-anaknya. Ia nangis karena nggak sampai hati untuk memakainya.
Di dekatnya ada akuarium. Teringat masa lalu. Ia sedang bersama teman-temannya. Nggak nyangka di sana ia bisa bertemu dengan Kangho. Ia menamparnya kemudian memeluknya sambil nangis. Keduanya lalu bicara di depan akuarium. Selama ini Mijoo sangat ingin bertemu dengan Kangho. Ia nggak bisa menelponnya karena nggak tahu nomornya. Pun ibunya juga nggak mau ngasih tahu. Ia juga nggak bisa mencarinya di kampusnya karena nggak tahu tempatnya kuliah.
Selama ini Kangho bekerja di sana sambil kuliah. Ibunya mengharuskannya untuk mengurus diri sendiri. Sajangnimnya baik padanya. Saat akhir pekan ia diajak melaut dan bibi juga mencucikan pakaiannya. Ia suka melihat ikanikan itu. Meski mereka akan mati tapi mereka nggak bisa menangis atau menjerit, sama seperti penegak hukum. Mijoo mengangkat tangannya dan melatakkannya di pipi Kangho. Mulai sekarang ia hanya perlu belajar. ia akan berinvestasi padanya untuk balas dendamnya.
Kangho lalu keluar dari tempat kerjanya dan tinggal dengan Mijoo. Mijoo membuatkannya bekal dan mencuci pakaiannya. Saat Mijoo serius bekerja, Kanghoo serius belajar hingga lolos tes pertama dan kedua. Sampai akhirnya ia lulus ujian. Di atas tempat tidur Mijoo mengatakan kalo Kangho sudah menyelamatkannya dua kali. Saat ia tersedak permen dan saat ia tertabrak sepeda motor. Kalo Kangho menyelamatkannya sekali lagi maka ia akan menikahinya. Kangho merasa kalo bukan orang yang menyelamatkannya yang harus ia syukuri tapi orang yang membuatnya ingin hidup.
Mijoo meminum minumannya sampai habis teringat akan hal itu.
Para warga membantu Kangho dan ibunya. Mereka akan pergi ke pusat rehabilitasi. Ibunya Mijoo memberikan makanan yang bisa ibu makan saat Kangho menjalani terapi. Mereka berpesan agar ibu makan dengan baik karena Kangho sudah baikan. Bu Lurah datang sambil berlari ngasih uang ke Kangho. Kirain dikasih uang saku tahunya bu lurah nitip makanan untuk anjingnya.
Saat Kangho menjalani terapi berjalan, ibu merasa nggak nyaman dengan perutnya dan pergi untuk mendapatkan obat pencernaan. Kangho sudah menyelesaikan terapinya dan nggak melihat ibu. Ia pergi mencari ibu sambil memanggilnya tapi ibu nggak ada. Kangho sampai nangis. Ibu turun dari tangga dan menghampiri Kangho. Ia menenangkannya dan mengulangi apa yang pernah ia ajarkan. Kalo ibu nggak ada artinya ia di peternakan, di ladang, di dapur atau di toilet. Kalo masih nggak ada juga Kangho bisa menelpon ibu. Kangho mengiyakan paham dan ibu lalu memeluknya.
Oh Taeso menjalani wawancara terkait pencalonannya menjadi presiden. Anak dan istrinya juga ada di sana. Ia menjanjikan pada rakyat satu hal, tangan kosong. Ia akan datang dan pergi tanpa membawa apa-apa. Pak So datang dan menatapnya tajam. Selanjutnya Oh taeso bicara denganpak Song. Pak Song menunjukkan video istrinya Yang Guman. Ia mendapat transferan uang dalam jumlah besar kemudian mengalami kecelakaan dan bunuh diri. Sebelum bunuh diri ia meninggalkan wasiat. Ia akan menyerahkannya ke polisi kalo ia terus diusik.
Pak Song menunjukkan bukti kalo saat Kangho mengalami kecelakaan ia sedang tidur. Masak iya orang yang baru aja memutuskan hubungan dengan ibunya bisa tidur. Ia lalu menunjukkan bukti selanjutnya kalo sebelum kecelakaan, putrinya Oh Taeso membeli obat tidur dalam jumlah banyak. Oh Taeso lalu mengatakan kalo Kangho sengaja mendekati putrinya. Ia juga memberitahu gimana Kangho menjebak putrinya agar bisa mendekatinya. Ia lalu menyebut nama ayahnya Kangho, Choi Haesik.
Pak Song nggak ingat sama sekali tentang itu dan Oh Taeso mengungkit kalo pak Song yang sudah membunuhnya. Pak Song nggak percaya secara Kangho ingin menjadikannya ayahnya. Dan ternyata ia sudah mencari tahu siapa sebenarnya Kangho.
Sebelumnya cucunya pak Song membunuh seseorang yang menjanjikannya obat. Pak So, sekretarisnya pak Song mengawasi jalannya sidang. Ia membawa Kangho pada pak Song. Pak Song menanyakan tentang keluarga Kangho. Padahal sebelumnya ia sudah mengetahui semuanya. Kangho yang sudah membantunya ditanya apa yang diinginkannya, uang atau kekuasaan? Dan kangho menjawab keduanya. Pak So lalu datang dan memberikan yang Kangho inginkan dalam sebuah koper.
Pak Song menekankan kalo ia nggak peduli tujuan Kangho mendekatinya. Ia hanya akan memanfaatkannya.
Para warga berkumpul di tempatnya ibu karena pak Lurah akan melakukan akupuntur ke Kangho. Ih sejam nggak jadi mulu. Ibu sampai ragu sertifikatnya asli apa enggak. Pak Lurah menenangkan kalo itu asli. Ia nggak pernah memalsukan sertifikat. Bu Lurah membenarkan dan bilang kalo pak Lurah hanya pernah memalsukan KTP. Ibu dapat telpon dan menjawabnya di luar. Dari agen properti. Ia lalu kembali dan ngasih tahu kalo besok ia akan ke Seoul untuk mengambil barang-barang Kangho.
Hari berikutnya ibu menitipkan Kangho ke ibunya Samsik dan ibunya Mijoo. Ibunya Samsik menenangkan kalo mereka akan memberikan pakan Kangho dan makanan babi tepat waktu. Ih kebalik, maksudnya makanannya Kangho dan pakan babi. Kangho menarik baju ibu saat mau pergi seakan nggak mau pisah sama ibu. Ibu menenangkan kalo ia akan segera kembali setelah selesai. kangho juga akan kembali setelah ikut ibu. Ibu nggak bolehin karena ada banyak debu di sana. Ibu nggak ingin Kangho sakit nantinya. Kangho menanyakan kapan ibu kembali dan ibu bilang sekitar pukul 17.00.
Kangho duduk di depan jam nungguin pukul 17.00. Padahal masih jam satu. Yejin dan Seojin datang dan mengajaknya main. Mereka tahu kalo ibu akan kembali pukul 17.00 tapi nggak tahu jam 17.00 itu kapan. Kangho menolak ikut mereka karena ia harus belajar dan berolahraga tapi mereka bilang kalo mereka ahlinya dan mendorong Kangho pergi dari sana.
Ibu tiba di apartemennya Kangho. Sepatunya masih ada di depan. Mungkin Kangho pikir ia akan langsung kembali. Ibu mengemasi semuanya. Pekerja pindahan juga membawa sebuah lukisan besar. Dan ternyata di baliknya ada bilik yang berisi barang-barang juga.
Selanjutnya ibu ke kantor kejaksaan. Pak penyidik sudah mengemasi barang-barang Kangho jadi ibu hanya tinggal membawanya saja. Mendadak seorang ibu masuk dan mencari Kangho. Ia nggak terima atas apa yang putrinya alami dan meyakini kalo Kangho menerima uang dari orang-orang kaya itu.
Di depan kantor kejaksaan ada juga ibu yang berdemo tentang kasus anaknya. Ia yakin kalo putranya nggak bersalah tapi malah dijadikan pembunuh sama Kangho dan Kangho mendapatkan uang atas itu. Ibu nggak terima dan merusak papannya. Kalo nggak terima ajukan banding dan bukannya menyalahkan putra tersayangnya. Dan putranya menerima uang? Emangnya situ lihat? Ibu itu menyumpahi Kangho agar mendapatkan hukuman atas apa yang dilakukannya.
Kangho main sama si kembar di bukit. Mereka bermain tebak-tebakan dan matematika juga. Secara nggak sadar Kangho menyebutkan pasal tentang pencurian sederhana saat menanggapi pertanyaan dari Yejin. Saat ditanya lagi apa itu pencurian sederhana, ia sendiri juga nggak tahu. Selanjutnya mereka bermain bisbol. Yejin melempar bola dan Seojin yang memukul bola. Mereka memberitahu kalo bola itu dari ibu mereka yang dibeli di Amerika. Kalo sampai hilang akan mereka adukan ke ayah mereka. Ayah mereka itu b*d*bah horor. Setelah mendengar dari Seojin apa itu b*d*bah horor, Kangho jadi takut. Dan saat ia kebagian memukul bola, ia memukulya dengan keras hingga bola itu melayang nggak tahu kemana. Ia berusaha mengejarnya tapi malah terjatuh.
Yejin menanyakan keadaannya. Bukan Kangho tapi bolanya. Mereka marah dan akan mengadukannya ke ayah mereka.
Ibu sedang di perjalanan. Ia teringat apa yang dikatakan pak penyidik dan yakin kalo Kangho nggak kayak gitu. Mendadak ada kambing di depan sehingga ibu berhenti. Di belakang ada mobil yang menabraknya. Orang itu turun dan marah-marah ke ibu. Ia nggak akan melaporkannya ke polisi asalkan ibu membayarnya 50 juta. Ibu nggak mau dan akan menelpon polisi, secara orang itu yang menabrak ibu. Orang itu mengeluhkan ibu yang seorang wanita tapi menyetir. Seharusnya ia memasak untuk anaknya di rumah atau belanja dengan uang dari suaminya. Ibu tersulut. Ia memang harus ngasih makan anaknya tapi ia nggak punya suami makanya ia menjalankan mobil rongsokannya yang bau. Ibu lalu melihat barang-barangnya Kangho, koper itu dan emas.
Ibunya Samsik, ibunya Mijoo dan bu Lurah di tempatnya Kangho. Mereka membersihkan pakaian Kangho yang kotor karena terkena lumpur. Ibunya Mijoo menyalahkan si kembar. Eh tapi bagian bawahnya kan juga harus dibersihkan. Ibu Mijoo nggak bisa melakukannya. Ibunya Samsik nyuruh ibunya Mijoo untuk menganggap Kangho sebagai anak 7 tahun. Lah tapi tubuhnya kan enggak 7 tahun. Ibunya Mijoo lalu nyuruh ibunya Samsik aja yang melakukannya. Bu Lurah menyudahi. Ia akan melakukannya. Ia juga sering memandikan anjingnya. Bu Lurah pun mendekat. Kangho kelihatan takut. Beruntung ibu pulang saat itu. Kangho langsung menghampiri ibu.
Sesampainya di rumah ibu memakaikan kaos kaki ke Kangho. Kangho minta ijin mau keluar untuk mencari bolanya Yejin dan Seojin. Ia juga cerita apa aja yang dilakukannya hari ini. Ibu nggak bisa menahannya lagi dan mukulin Kangho pakai palu mainan sambil mengeluhkan cara hidupnya selama ini. Ibu nggak nyangka kalo ia membesarkan monster. Nggak heran ia mendapatkan hukuman atas apa yang dilakukannya.
Kangho nangis. Ia sama sekali nggak tahu apa yang ia bicarakan. Apa ia orang jahat? Jadi yang ia alami bukanlah keajaiban tapi hukuman? Ibu meluk Kangho sambil nangis. Kangho juga hanya bisa nangis sambil minta maaf ke ibu.
Selanjutnya ibu membawa Kangho ke peternakan. Ia merawat tanaman yang ia dapat dari kantor Kangho sebelumnya. Kangho nggak mau mendekat karena bau. Ibu mengajak Kangho masuk dan menunjukkan anak-anak babi yang sedang tidur. Babi dan manusia sama-sama bisa dimanfaatkan dari kaki hingga kepala. Ibu memberitahu kalo babi adalah hewan yang bersih. Ia tidur dan buang air di tempat yang berbeda. Ia mandi lumpur untuk menurunkan suhu tubuh dan menghilangkan serangga di tubuhnya. Karena manusia mengurungnya di tempat yang sempit, perlahan babi menjadi jorok. Karena itu babi selalumelihat ke bawah. Dan agar bisa melihat ke atas, babi harus jatuh dulu. Ibu memberitahu Kangho kalo mereka juga harus jatuh agar bisa melihat indahnya dunia.
Mijoo sudah menemukan pekerjaan tapi para ibu itu menemukannya. Ia awalnya bersembunyi karena merasa nggak siap. Tapi akhirnya ia keluar dan minta mereka untuk keluar. Ia akan mengganti semuanya. Setelahnya Mijoo ke taman bermain dan menelpon Samsik sambil mengeluhkan semuanya. Ia juga sempat terpikir untuk pulang kampung dan bertani tapi Samsik bilang bertani itu nggak mudah. Samsik sendiri sedang bekerja di kapal.
Ibu memandikan Kangho dan memakaikannya baju. Setelahnya ia yang akan ke peternakan nyuruh Kangho untuk makan camilan dan menonton tv. Setelah ibu pergi, Kangho juga keluar untuk mencari bolanya Yejin. Ia masuk ke pekarangan rumah pak Baek, pria yang nabrak ibu sebelumnya. pak Baek sedang terponan terkait lagunya yang dibilang plagiat. Ia keluar dan melihat Kangho masuk tanpa ijin. Kangho menyebutkan pasal tentang itu dan hukumannya. Ia lalu pergi sebelum pak Baek selesai menghitung sampai 3.
Ibu pulang dan mendapati Kangho nggak ada di rumah. Ia lalu keluar mencari Kangho sambil menelponnya. Kangho nggak menjawabnya karena ia menjatuhkan ponselnya. Ibu melewati jalan yang Kangho lewati sebelumnya dan membereskan kekacauan yang ditinggalkan.
Hari berubah malam tapi Kangho masih belum bisa menemukan bolanya si kembar. Ia sampai mencarinya di hutan. Saat ia terjatuh ia justru menemukan bola itu nyangkut di pohon. Ia melemparinya agar bolanya jatuh. Setelah mendapatkannya ia pun ke rumahnya si kembar sambil memanggil-manggilnya. Mijoo yang sudah pulang membukakan pintu. Keduanya terdiam.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊