All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Hotel King sedang mewawancarai calon pegawainya. Salah satunya ada Sarang. Baru juga dipanggil, hak sepatunya patah saat ia menuju ke sana. Karena ia hanya lulusan D2, ia pun diremehkan. Ia yang hobi bermain piano diminta untuk memainkan piano saat itu juga. Padahal nggak ada piano di sana. Sarang pun berpura-pura memainkannya. Ia memainkan Chopsticks. Ia memang suka bermain piano meski ia nggak mahir. Terakhir ia diminta untuk tersenyum.
Malamnya Sarang ketemuan sama dua temannya, Pyongha dan Da Eul. Ia cerita tentang wawancaranya tadi. Pyongha dan Da Eul memintanya untuk ke toko atau jadi pramugari kayak Pyongha tapi Sarang nggak mau. Ia hanya ingin bekerja di hotel King. Da eul lalu mengajak mereka pergi ke klub.
Seorang pria menghampiri Da Eul. Kirain dia suka sama Da Eul nggak tahunya dia hanya disuruh sama pria lain yang tampak nggak menarik. Da Eul meminta nomornya pria tadi. Sarang menasehati agar Da Eul pacaran setelah suka dan bukannya galau setelah pacaran. Bagi Da Eul, pacaran itu nggak ada urutannya. Sarang makin nggak habis pikir akan menikah dengan orang kayak apa Da Eul nanti. Da eul sendiri nggak bisa membayangkan menikah dan hidup hanya dengan melihat satu orang saja. Ketiganya lalu pergi ke klub.
Paginya Sarang ditelpon sama orang hotel kalo ia lolos wawancara. Sarang senang banget. Ia lalu ngasih tahu dua temannya yang tadinya masih tidu. Keduanya berpelukan sambil berputar-putar.
Seorang pria terjun dari sebuah helikopter dan mendarat di sebuah gedung. Setelah melepaskan parasutnya ia ditelpon dan dikasih tahu kalo ia salah mendarat. Harusnya di gedung sebelah. Gu Won melihat orang yang menelponnya melambai padanya. Sampai di kantor Gu Won dan para pemagang lainnya dikasih arahan sama senior. Melihat sepatu, pakaian dan jam tangan Won membuat senior berpikir kalo Won adalah chaebol tapi Won membantah.
Di mejanya Won hanya ongkang-ongkang kaki karena nggak tahu harus ngapain. Sangsik menasehati agar Won nggak telat lagi besok. Ia jangan memakai pakaian dan jam tangan mahal karena akan dianggap pembangkang sama atasan. Won bahkan dipinjamin kalkulator dan disuruh pura-pura ngitung biar kelihatannya ada kesibukan.
Atasan yang tadi manggil pemagang. Sangsik langsung menghampiri sedang Won tetap di tempatnya. Ia baru datang setelah diminta sama Sangsik. Mereka dikasih tugas masing-masing. Won yang nggak tahu cara memakai mesin fotocopy mencari caranya di internet. Sangsik datang dan membantu Won. Karena tintanya habis ia pun mengeluarkannya dan mau mengisinya. Atasan yang tadi lewat dan mengeluhkan mereka yang belum juga menyelesaikannya. Sangsik menjelaskan kalo tintanya habis. Atasan tadi ngasih tahu kalo tintanya hanya nggak terdeteksi. Ia nyuruh Sangsik untuk mengocoknya. Sangsik melakukan seperti yang disuruh tapi habis itu tintanya malah meledak.
Atasannya atasan datang dan menanyakan yang terjadi. Atasan menyalahkan Sangsik yang sudah mengocok tintanya. Atasannya atasan mengeluhkan yang Sangsik lakukan. Padahal hanya minta ganti tinta, ngapain dikocok segala? Sangsik langsung meminta maaf. Won merasa kalo Sangsik itu nggak salah. Ia hanya mengikuti perintah. Yang harusnya disalahkan itu yang nyuruh. Atasan kesal karena Won membantah mulu. Ia lalu memecat keduanya dan minta agar itu dibersihkan. Won dengan senang hati menerima keputusannya atasannya atasan. Ia lalu pergi dan nelpon seseorang dan minta agar tinta di lantai di bersihkan. Ia juga nyuruh agar mesin fotocopy-nya diganti. Atasannya atasan menanyakan siapa yang Won telpon?
Won memberitahu kalo ia habis nelpon pak Choi. Pak Choi adalah asistennya komisaris. Atasan dan atasannya atasan jadi gugup. Apalagi setelah tahu kalo Won adalah anaknya pemilik perusahaan. Pak Choi datang nggak lama kemudian. Ia diminta sama ayah untuk menjaga Won. Won memberitahu kalo ia sudah dipecat dan mau pergi. Saat dengar kalo Sangsik masih dimarahi sama atasan ia pun kembali. Sebagai sesama magang ia akan berjuang sama-sama sampai akhir. Ia menawari Sangsik untuk ikut dengannya dan ia akan langsung jadi pegawai tetap. Sangsik terharu dan nggak sengaja menghapus air matanya pakai tangan yang habis kena tinta. Mereka lalu pergi bersama.
Sampai rumah Won dimarahi sama ayahnya. Ia disuruh belajar dari bawah tapi malah kabur. Won meluruskan kalo ia dipecat dan bukannya kabur. Ia ingin kembali ke Inggris saja. Ayah membandingkan Won dengan Hwaran yang selalu menjadi kebanggaannya. Hwaran menengahi dan mengajak Won bicara di luar. Di luar ia malah nyuruh Won untuk menginap di hotel aja. ia menunjukkan kalo Won nggak berhak ada di rumah. Setelahnya ia juga nyuruh Won untuk segera pergi. Ia akan membekalinya dengan banyak uang yang bisa ia gunakan untuk belajar atau apapun.
Won mengambil kunci hotelnya dan berterima kasih. Ia juga punya banyak uang. Ia pun pergi ke hotel setelahnya.
Sarang datang ke hotel pada pagi harinya. Teringat saat ia datang ke sana bersama ibunya dulu. Setelah mendengar sambutan dari manajer Kim tentang melayani tamu seperti raja dan selalu tersenyum Hermes, ia pun diantar ke ruang olahraga. Di sana ia disuruh mengelap keringat bekas b*kong. Meski jijik Sarang tetap melakukannya dengan senyum. Setelahnya ia juga mengisi kapas wajah dan korek telinga sesuai arahan seniornya. Katanya ia nggak perlu tersenyum. Itu hanya untuk staf yang bekerja di lobi. Ia aja sudah di sana selama 5 tahun.
Pyongha juga harus menghadapi seniornya yang nyebelin. Ia disuruh untuk mencari kedai langka padahal mereka bisa makan di hotel. Sudah begitu ia masih harus sekamar sama senior tersebut. Ia nggak boleh ini, nggak boleh itu. Bahkan saat ia sedang berowsing kedai langka, nggak dibolehin sama senior. Katanya gelombang elektromagnetik-nya membuatnya sulit tidur. Lah habis itu malah Pyongha yang nggak bisa tidur karena seniornya mendengkur.
Da Eul yang bekerja di toko disuruh seniornya untuk beli gimbab karena seniornya nggak mau makan di kantin. Karena pesanannya Da Eul rumit, ia jadi dimarahin sama penjualnya dan disuruh pergi. Da Eul mohon-mohon karena seniornya pemilih. Ia bahkan bilang akan membuatnya sendiri. Setelah sudah dapat gimbab, seniornya malah mau makan di kantin. Pun di kantin ia masih harus melayani mereka.
Sarang, Pyongha dan Da Eul berusaha yang terbaik pada pekerjaan masing-masing. Mereka jadi capek banget setelahnya.
Sangsik berangkat ke hotel dan menemui Won. Won sedang memilih baju. Orang kaya mah beda. Tokonya yang datang padanya. pegawai toko menunjukkan sebuah kaos macan yang katanya hanya ada 3 di Korea. Won langsung mau beli ketiganya. Karena hanya tinggal dua akhirnya ia beli dua aja. Sangsik pikir yang satu mau dikasih ke dia tahunya mau dipakai sama Won sendiri. Ia nggak suka pakai baju yang sama sama orang lain.
Won lalu ngasih tahu Sangsik kalo ia akan pergi ke Inggris dengan dirinya. Sangsik nggak bisa karena nggak punya paspor. Selama ini ia kan sibuk bermagang jadi nggak pernah ke luar negeri. Won menyuruhnya untuk segera buat. Sangsik lalu menanyakan tentang statusnya. Apa ia beneran akan menjadi pegawai tetap? Won langsung nelpon seseorang dan minta agar Sangsik diangkat menjadi pegawai tetap.
Sangsik senang dengarnya. Di luar Kim Sumi, manajer menemuinya. Ternyata ia salah mengira Sangsik dikira anak komisaris. Ia memberinya kartu nama dan minta Sangsik (yang dia kira Won) untuk menghubunginya kalo perlu sesuatu.
Di tempat olahraga ada pria yang bersuara keras saat berolahraga sehingga mengganggu pengunjung lain. Senior Sarang berusaha memintanya untuk nggak berisik tapi malah dikira menyukainya. Pria itu menunjukkan kalo tipenya itu seperti Sarang. Rekan Sarang memberikan surat dari pria tadi untuk Sarang. dari pria kaos harimau.
Sarang membacanya dan menjadi kesal. Ia keluar dan mencari orang tersebut. Kebetulan Won juga memakai kaos harimau. Sarang salah mengira kalo pria itu adalah Won dan menambah kecepatan saat Won sedang lari di treatmil. Gegara itu Won pun jatuh. Sarang meluapkan kekesalannya kemudian mengembalikan surat yang didapatnya.
Won yang nggak tahu apa-apa merasa bingung. Ia memanggil Sarang agar kembali tapi Sarang mengabaikannya. Lah yang datang malah Hwaran. Ia mengeluhkan Won yang membuat keributan di hotelnya. Won nggak mau kalah. Ia mengingatkan kalo ia adalah tamu kamar suite di sana dan minta Hwaran untuk memperlakukannya dengan baik. Ia akan pergi saat waktunya tiba. Won melemparkan surat dari Sarang kemudian pergi.
Setelah menenangkan diri Sarang keluar dengan membawa keranjang handuk. Ia bertemu dengan Hwaran dan sempat ditanya tentang pekerjaannya. Sarang bisa menjawab apa yang Hwaran tanyakan bahkan dalam bahasa Inggris. Berkat itu Sarang langsung dipindahkan ke lobi. Manajer Kim menyayangkan karena Sarang hanya lulusan D-2.
Selanjutnya Sarang bicara dengan Kim. Ia seperti nggak suka Sarang dipindahkan begitu cepat ke lobi dan mengetesnya bicara dengan bahasa mandarin dan Jepang. Sarang bisa melakukan semuanya. Sebelumnya ia banyak belajar karena memang ingin menjadi hotelier.
Won berdiri sambil melihat sebuah arloji yang sudah tua. Ia mau menelpon ayah tapi nggak jadi saat Hwaran masuk. Ia mengingatkan kalo sekarang sudah waktunya dan ia harus pergi. Ia melarang Won untuk nelpon ayah dan bilang kalo ia yang akan memberitahunya. Ia harap Won nggak akan pernah kembali lagi. Lah terserah Won mau berapa lama. Ia juga nggak mau kembali lagi.
Sarang dan Won berdiri di lobi melihat hal yang sama dengan wajah yang berbeda. Kalo Sarang tersenyum lebar banget, Won malah manyun.
Sampai rumah Sarang merayakannya bersama dengan kedua temannya. Da Eul dan Pyongha mengucapkan selamat padanya dan menyampaikan harapan mereka ke depannya. Mereka bertekad untuk bertahan dan ingin bertemu dengan senior keren. Sarang sendiri nggak berharap apa-apa. Nggak diusir aja sudah bagus. Da Eul lalu ngajakin ke klub. Ia jadi tamu naratama di sana.
Tahun 2016 Won masih di Inggris sedang Sarang dinobatkan sebagai karyawan terbaik pada tahun 2017. Pada tahun 2018 Won masih di Inggris. Tahun 2019 Da Eul menikah dengan pria yang waktu itu. Tahun 2020, nggak ada yang istimewa. Won masih di Inggris dan Sarang masih bekerja di hotel. Tahun 2021 Sarang jadian sama pacarnya. Tahun 2022 Won menyelesaikan kuliahnya dan Sarang diangkat menjadi pegawai tetap.
Sekarang
Saat Won kembali asistennya memberinya sebuah surat yang dikirim sama kurir yang pakai sepeda motor. Wajah Won tampak tegang setelahnya. Semalaman Won nggak tidur. Isi dari surat tadi adalah data tentang karyawan bernama Han Somi. Pagi harinya Won memutuskan untuk kembali ke Korea dan menelpon Sangsik. Sangsik minta agar kembalinya pekan depan aja soalnya orang tuanya mau datang. Won nyuruh Sangsik untuk menyusul tapi Sangsik nggak mau. Ia lalu ngasih waktu 10 menit untuk Sangsik berkemas. Ia menunggu di bandara.
Sarang sedang mengisi pelatihan karyawan baru. Manajer Kim menemuinya dan memberitahu kalo tamu kamar suite ingin bertemu dengannya. Kirain Sarang melakukan kesalahan, tahunya tamu itu ingin berterima kasih pada Sarang karena sudah membangunkannya dengan lagunya. Wanita itu ternyata adalah seroang penyanyi opera. Ia mengatakan kalo Sarang membuatnya kembali ke masa kejayaannya. Ia nggak akan pernah melupakan Sarang. Wanita itu pun memeluk Sarang sebagai bentuk ucapan terima kasihnya.
Akhirnya Won kembali ke hotel. Malamnya ia makan malam bersama ayah dan Hwaran. Ayah senang Won kembali dan menyuruhnya untuk memilih bisnis ayah yang mau ia jalankan. Dari semuanya ia memilih hotel. Ayah menyambutnya dengan senang hati. Mulai sekarang Won harus bersaing dengan kakaknya untuk menunjukkan siapa yang pantas menjadi pewaris ayah. Ayah juga minta Won untuk tinggal di rumah alih-alih di hotel. Won menolak dan mengaku lebih nyaman tinggal di hotel. Ayah nggak maksa lagi. Ia hanya minta Won untuk kembali sebelum haul ibu. Lah ibu yang mana nih yang dimaksud? Ia bahkan nggak ingat wajah ibunya. Apa ibunya masih hidup apa enggak.
Ayah kesal dengarnya kemudian pergi. Hwaran merasa kalo Won sama kayak ibunya, sama-sama nggak bisa diharapkan.
Won keluar saat hujan. Sangsik menghampiri dan mau memayunginya tapi Won nggak mau dipayungi. Akhirnya Sangsik membuang payungnya. Ia menanyakan jabatannya nanti tapi Won salah mengira Sangsik menanyakan jabatannya. Padahal Sangsik menanyakan jabatannya sendiri. Ia harus punya jabatan agar bisa melindunginya. Won nyuruh Sangsik untuk pulang naik mobil tapi Sangsik memilih mengikuti Won.
Sarang berkumpul dengan dua temannya sambil minum. Ia merasa sakit perut. Pyongha pikir itu karena stres mikirin pacarnya. Putrinya Da Eul minta mereka untuk nggak minum biar nggak menghancurkan citra yang sudah dibangunnya. Da Eul mengiyakan. Ia lalu menasehati Sarang agar jangan terlalu mengekang. Ia kemudian menyampaikan kalo ia merindukan suasana klub. Sarang dan Pyongha juga merasakan hal yang sama. Mendadak lampu padam dan tempat bermain anak-anak di depan berubah suasananya jadi lampu disko. Ketiganya berpikir hal yang sama dan bergabung dengan anak-anak melompat dan menari. Anaknya Da Eul sampai stres lihatnya.
Won bersiap dibantu sama Sangsik. Sangsik melihat arloji Won dan menawarkan untuk memperbaikinya tapi Won melarang. Keduanya pun berjalan bersama menuju ruang rapat. Sampai di sana Won baru menyadari kalo ia ketinggalan ponsel. Ia mau kembali untuk mengambilnya tapi Sangsik melarang. Ia akan nyuruh orang untuk mengambilnya dan nyuruh Won untuk langsung masuk. Saat mau masuk Won juga ketinggalan dokumen. Ia mau nyuruh Sangsik untuk mengambilnya juga tapi Sangsiknya sudah nggak ada.
Sarang disuruh manajer Kim untuk mengambil ponsel Won. Padahal ia sedang sakit perut dan mau ke toilet tapi nggak dibolehin. Akhirnya ia ke sana sambil menahannya. Ia melihat ponsel yang dimaksud dan mengambilnya. Merasa nggak bisa menahannya, akhirnya ia ke toilet, tepat saat Won masuk.
Won mendapatkan dokumen yang dicarinya tapi nggak bisa menemukan ponselnya. Ia lalu ingat kalo ia meninggalkannya di kamar mandi dan menuju ke sana. Sarang sudah selesai. Ia mau kembali dan menemukan remot yang bisa membuat kaca kamar mandi menjadi transparan atau redup. Baik Sarang maupun Won sama-sama kaget melihat satu sama lain.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊