Sinopsis 18 Again episode 14 part 2

Anysti
0


All content from jtbc 






Ringkas drama sebelumnya


Ae Rin datang ke acara reuni. Temannya menegurnya yang datangnya agak terlambat. Bahkan ada yang menuduhnya mau pamer kalo dia sukses. Ae Rin mengingatkan kalo sekarang akhir pekan dan kelas bahasa Peeancisnya agak terlambat. 


Teman Ae Rin merasa kalo Ae Rin beruntung bisa belajar bahasa Perancis. Ae Rin menawarkan pada temannya itu untuk ikut kalo dia tertarik. Temannya menolak karena ja sibuk menjaga anak-anaknya. 


Teman Ae Rin yang laki-laki menanyakan kalo ia akan segera menikah? Ae Rin menggeleng dan mengatakan kalo jia nggak berencana untuk menikah. Teman Ae Rin yang wanita tadi kaget dengar kalo Ae Rin mau melajang. Ia merasa sangat memalukan kalo Ae Rin menggunakan itu sebagai alasan karena sudah terlambat dan melarangnya seperti itu. Ia merasa kalo Ae Rin nggak perlu malu di depan teman-temannya. 


Teman-teman yang lain menertawakan Ae Rin gegara omongan teman Ae Rin yang itu. Teman yang lainnya bertanya ke Ae Rin ala Da Jung akan datang? Teman Ae Rin yang nyebelin tadi membantahnya dan mengungkit tentang Da Jung yang sudah bercerai. 






Ae Rin bertanya kenapa? Apa ada aturan kalo dia nggak bisa menghadiri reuni kalo sudah bercerai? Teman Ae Rin menjawab kalo itu memalukan. Ia bahkan selalu merasa malu tiap kali Da Jung datang. Semua orang bahkan tahu kalo dia hamil saat masih remaja. Dan nggak hanya itu. Da Jung bahkan nggak bisa kuliah tepat waktu, menikahi suami yang nggak cakap dan sekarang bercerai. Dia membenarkan kalo Da Jung adalah lambang dari semua kemalangan. Ae Rin nggak tahan dengarnya dan langsung meletakkan gelasnya dengan kasar lalu bangkit. Apa haknya menilai kehidupan orang lain? Apa Da Jung nggak bahagia? Apa Da Jung mengatakannya sendiri? 


Teman Ae Rin marah. Apa harus mereka mendengarnya untuk tahu? Ae Rin membenarkan. Ia mengingatkan apa yang teman itu ucapkan kako katanya dia nggak akan mai menikahi suaminya selain untuk uangnya dan wajahnya seperti tempat sampah. Kenyataan adalah apa yang dikatakan orang itu sendiri. Teman Ae Rin bangkit dan membentak Ae Rin. Mereka bahkan nggak bisa mengkhawatirkan teman lama mereka? 


Ae Rin tersenyum dengarnya. Teman lama? Ia lalu mengambil dompetnya dan menjatuhkan beberapa kartu nama dan secara khusus memberikan satu pada teman yang nyebelin itu. Ia memberitahu kalo ia men dapat kartu nama baru dan minta mereka untuk menelponnya kalo membutuhkannya. Ia akan ngasih diskon ke teman lama. Dan sambik menatao teman yang nyebelin katena ia mengkhawatirkan mereka. Ia lalu mengambil tasnya lalu pergi. 


Teman Ae Rin kesal banget karena Ae Rin membuat keributan. 




Ae Rin juga kesal banget sampai di luar. Ia bersumpah nggak akan datang lagi ke reuni. Mendadak dia khawatir pada Da Jung dan menelponnya. Da Jung menjawabnya dan Ae Rin mengajaknya untuk minum. 






Keduanya bertemu dan minum bersama. Da Jung merasa sangat segar. Ia merasa menyenangkan minum di siang hari dan sudah lama mereka nggak ketemu. Ae Rin langsung memesan minuman lagi. Da Jung langsung tahu dan menanyakan apa terjadi sesuatu di reuni sekolah? 


Ae Rin membantahnya dan memberitahu nggak ada yang terjadi. Ia mengaku pergi karena itu nggak menyenangkan dan pergi sama Da Jung adalah hal yang paling menyenangkan baginya. Da Jung mengaku sama. Ae Rin lalu mengajak Da Jung untuk berwisata akhir pekan depan. Mereka bisa perlu ke tempat yang dekat dan minum kopi. Mereka juga bisa mengambil banyak foto. 


Da Jung merasa kalo itu mengejutkan. Secara Ae Rin adalah wanita tersibuk yang ia kenal. Ae Rin meralat kalo bukan dia yang sibuk di antara mereka. Da Jung lah yang selalu menolak tawarannya. Da Jung mengangguk membenarkan. Dia memang menolak. Ia menatap ke luar dengan tatapan menyesal. 


Ae Rin menekankan kalo dia cuman bercanda. Ia jadi merasa nggak enak kalo Da Jung merasa nggak enak. Da Jung mengaku nggak papa. Ia hanya merasa iri pada Ae Rin yang bebas dan bersemangat. Ia yang bisa menikmati hidupnya. Ia itu dengan hal itu. Ae Rin lalu bilang kako kali ini dia hanya akan melakukan paralayang dan mengajak Da Jung untuk ikut. 


Da Jung merasa tertarik. Tiap kalo Ae Rin paralayang, ia selalu ingin pergi dengannya. Ae Rin jadi semangat dan mengajak Da Jung untuk pergi bersamanya. Da Jung merasa nggak bisa gegara anak-anak. Ia nggak bisa melakukan apapun yang berbahaya secara fisik. Gimana kalo kecelakaan? Gimana sama anak-anaknya? Mereka masih SMA. 


Ae Rin merasa kalo Da Jung memang seorang ibu. Ia memintanya untuk melupakannya saja dan mengajaknya untuk minum lagi. Da Jung setuju. 






Shi Ah sedang dalam perjalanan pulang. Ji Ho mendadak nelpon dan dia bingung mau jawabnya. Nggak jauh darinya darinya ada anak daru SMA lain yang memperhatikannya. Mereka mengenalinya sebagai orang yang diminta Ja Sung untuk berkencan. Mereka tahunya Ja Sung  dicampakkan karena sangat jelek. Shi Ah pasti berasa cantik. 


Shi Ah berniat nggak mau ambil pusing dan lanjut jalan lagi. Tapi mereka malah menyebut ibunya dan bilang kalo Shi Ah sampah seperti ibunya. Bahkan mereka menyinggung ibunya yang punya anak di usia muda. Shi Ah nggak bisa diam lagi. Dia menatap tajam mereka lalu mendekat dan memutar tangan salah satunya. Ia menekankan kalo ia bisa menerima kritik tentang dirinya tapi nggak saat mereka membicarakan ibunya. Dia nyuruh anak itu untuk minta maaf tapi dua menolak. Ia merasa kalo Shi Ah pasti dah g*la. Shi Ah mendorongnya dan menguncinya. 


Anak itu akhirnya mau minta maaf. Shi Ah makin keras. Minta maaf untuk apa? Anak itu minta maaf karena telah menjelek-jelekkan ibu Shi Ah. 






Shi Ah melepaskannya dan kemudian pergi. Lah habis itu dia malah ketemu sama anak-anak yang berseragam sama kayak anak tadi. Mereka menghalangi jalannya dan menahannya. Shi Ah menghindari mereka dan mau lewat tapi salah satunya malah menahan tangannya dan memperingatkannya kalo dia nggak bisa pergi di saat seperti sekarang. 


Anak.yang tadi malah nyuruh Shi Ah untuk berlutut dan minta maaf kalo dia mau pergi. Mereka akan mempertimbangkan untuk melepaskannya. 


Shi Ah malah menatap tajam anak itu dan menyuruhnya untuk melepaskannya. Anak itu nggak mau. Shi Ah lalu menghempaskan tangannya. Anak itu marah dan mau memukul Shi Ah. Ji Ho tahu-tahu datanh dan menendangnya. Shi Ah menggenggam tangan Ji Ho dan menariknya pergi dari sana. 


Anak-anak itu mengejar mereka. Keduanya terus berlari. 





Ja Sung sedang berjalan bersama teman-temannya. Shi Ah sama Ji Ho lewat. Lihat mereka gandengan membuat Ja Sung masih merasa sakit. Anak-anak itu muncul setelahnya. Ja Sung nyuruh teman-temannya untuk menghentikan mereka.  


Ja Sung bertanya ada Apa? Anak-anak itu mengatakan kalo itu bukan urusan Ja Sung dan menyuruhnya minggir. Ja Sung mengatakan kalo itu urusannya. Ia mendekat dan melarang mereka menggangu Shi Ah. Kalo mereka melakukannya maka ia nggak akan membiarkannya. Ia juga melarang mereka menggangu pria tadi juga. 


Anak itu lalu mengajak teman-temannya untuk pergi. 








Ji Ho Dan Shi Ah berhenti lari. Ji Ho mengkhawatirkan Shi Ah dan meriksa tangannya. Dia terluka. Shi Ah mengaku nggak papa dan menarik tangannya. Ji Ho menanyakan apa ia membuat Shi Ah merasa nggak nyaman? Shi Ah menatap Ji Ho lalu membantah. Ji Ho memberitahu kalo Shi Ah pembohong yang buruk. Dia lalu manggil Shi Ah. 


Shi Ah menatap Ji Ho dan meminta maaf. Ji Ho nggak ngerti kenapa Shi Ah meminta maaf? Ia hanh sudah membuat keadan nggak nyaman di antara mereka. Ia memperbolehkan Shi Ah untuk melupakan perkataannya. Ia nggak ingin kehilangan pertemanan mereka karena perkataannya. Shi Ah hanya diam. 


Ji Ho lalu mengajaknya untuk jalan lagi. Shi Ah manggil Ji Ho yang jalan duluan lalu menyusulnya dan menggenggam tangannya. Ji Ho kaget lihatnya. Shi Ah tersenyum menatapnya dan mengajaknya jalan. Ji Ho tersenyum dan mengiyakan. Mereka lalu jalan sambil gandengan tangan. 






Ae Rin mengaku mabuk. Kayaknya dia minum banyak. Da Jung yang duduk di sebelahnya memberitahu kalo dia sudah memanggil taksi dan nyuruh Ae Rin untuk naik kalo sudah datang. Ae Rin menatap Da Jung dan menanyakan apa dia bisa memperjelas situasinya sama Wu Young? 


Da Jung malas dan melarang Ae Rin untuk membicarakannya. Ia pikir ia sudah memperjelasnya tapi Wu Young melewati batas. Ae Rin heran. Gimana bisa? Da Jung menatap Ae Rin dan memberitahu kalo Wu Young bilang padanya kalo dia adalah Hong Dae Young. 


Ae Rin kaget lalu menanyakan pendapat Da Jung. Da Jung mengaku kasihan sama Dok Jin. Ae Rin bingung mau bilangnya. Ia lalu mengungkit Da Jung yang bilang kalo jantungnya berdebar karena Wu Young mirip sama Dae Young. Dan mengesampingkan penampilannya, Wu Young juga punya suara Dae Young dan bersikap seperti Dae Young. Menurutnya bahkan itu aneh. Apa itu nggak pernah terlintas di benaknya? 


Da Jung membantah. Menurutnya mustahil bagi orang untuk menjadi muda. Ae Rin bertanya kenapa? Ia pikir ada dewa dan alien di dunia mereka. Dan Dae Young bisa menjadi lebih muda. Ia pikir Da Jung nggak pernah tahu apa yang bisa terjadi di dunia mereka. Da Jung mengangguk membenarkan. Ae Rin pikir Da Jung mau menerimanya tapi malah menganggap kalo Ae Rin mabuk. 


Taksinya datang. Da Jung bangkit dan menarik Ae Rin. Ae Rin membantah kako dirinya mabuk. Ia memberitahu kalo itu fakta. Da Jung nggak mendengarkannya dan mengantarnya ke taksi. 







Wu Young menunggu Shi Wu di depan rumah. Shi Wu datang dan meminta maaf karena membuatnya menunggu. Ia memberitahu kalo neneknya akan pergi besok jadi ia membantunya berkemas. Wu Young kaget ibu akan pergi besok. Shi Wu membenarkan. 


Da Jung pulang. Shi Wu menyapanya. Da Jung nggak suka dia dekat dengan Wu Young dan mendekat menanyakan kemana Sun Wu mau pergi malam-malam gini? Shi Wu memberi tahu kalo mereka akan ke taman. Ia akan berlatih sama Wu Young. Da Jung seakan nggak suka. Apa dia nggak tahu sekarang jam berapa? Dia bertanya sinis ke Wu Young apa dia yang nelpon? Wu Young membantah dan mau memberi tahu kalo... . Da Jung memotong dan minta agar mulai sekarang Wu Young nggak usah manggil Shi Wu kalo sudah larut. Ia minta agar latihannya besok aja karena sekarang sudah larut. Dia lalu beralih ke Shi Wu dan menyuruhnya masuk. 


Shi Wu meminta maaf pada Wu Young dan bilang akan nelpon nanti. Ia lalu masuk menyusul ibunya. 





Sampai rumah Shi Wu menanyakan kenapa sikap ibunya seperti itu ke Wu Young? Ia mengaku akan merasa bersalah kako ibu bersikap dingin pada Wu Young. Da Jung menatap anaknya dan berniat untuk berkata jujur padanya. Ia ingin agar Shi Wu menjaga jarak sama Wu Young. 


Shi Wu kaget. Dia nggak ngerti kenapa dia harus melakukannya? Da Jung mau ngasih tahu kalo... . Nggak. Da Jung nggak bisa mengatakannya. Ia lalu mengungkit Wu Young yang lama tinggal di luar negeri dan cara berpikirnya terlalu terbuka. Shi Wu masih nggaj ngerti sama apa maksudnya sampai ibunya punya prasangka seperti itu. 


Da Jung menekankan kalo ia melakukannya karena ia khawatir. Selama ini Shi Wu hanya bersama Wu Young dan dia nggak pernah ketemu sama teman-temannya yang lain. 





Shi Wu akhirnya memberi tahu kalo dia nggak punya teman untuk bergaul. Da Jung nggak ngeh. Shi Wu lalu memberi tahu kalo dia dirundung di sekolah. Da Jung terkejut. Ia menyesalkan kenapa Shi Wu baru bilang sekarang? Shi Wu seakan putus asa. Gimana dia bisa ngasih tahu? Ia lalu menatap ibunya dan memberitahu kako sekarang ia baik-baik sana dan minta agar ibunya nggak khawatir. 


Da Jung hanya diam. Shi Wu memberitahu kalo sebelinya dia memang nggak punya teman dan nggak berani bermain basket. Tapi setelah ketemu sama Wu Young, banyak yang berubah darinya. Baginya Wu Young adalah teman yang sangat baik. Da Jung nangis. Ia menanyakan apa sekarang semuanya baik-baik saja? 


Shi Wu membenarkan dan itu berkat Wu Young. Da Jung bingung memikirkannya. Ia juga mencemaskan Shi Wu. 






Ibu bersiap pergi.  Ia membawa banyak barang dan nampak kesulitan karena nggak ada yang membantu. Di depan ternyata ada Wu Young. Dia langsung membantu ibu lihat ibu kerepotan. Ibu kaget lihat Wu Young lagi gini. Apa dia nggak sekolah? Wu Young memberitahu kalo ada yang harus ia lakukan jadi ia pulang sekolah lebih awal. Ibu lalu menanyakan kenapa Wu Young ke sana? 


Wu Young mengaku mendengar kalo ibu akan pergi hari ini. Ia memberitahu kalo ia juga harus ke terminal bus. Ibu makin heran. Kenapa Wu Young ke terminal? Wu Young memberitahu kalo dia mau menemui ibunya. 


Mereka sampai di terminal. Ibu membeli satu tiket ke Gangneung. Dan saat ia menengok ke samping tahu-tahu Wu Young sudah nggak ada. Ia berpikir dua sudah pergi. Ibu lalu membawa barangnya sendiri. 




Manajer Heo masuk ke ruangan direktur dan memberitahu kalo dia sudah punya skor akhir untuk para pegawai masa percobaan. Direktur bangkit dan melihatnya. Dia kaget lihat hasilnya. Sampai nggak yakin kalo itu benar. Manajer Heo membenarkan. 


Direktur malah marah. Ia membanting dokumen itu dan bertanya apa itu masuk akal? Dia berasa frustasi lalu keluar. 


Para pegawai baru sudah menunggu. Direktur nyuruh mereka untuk berkumpul. Suasana terasa tegang. Direktur memberitahu kalo hasilnya barusan keluar. Da Jung tampak paling tegang. 








Wu Young mendatangi ibu yang sudah di dalam bus. Ibu kaget lihat Wu Young yang ternyata masih belum pergi. Wu Young tersenyum dan menjawab belum. Ia memberikan sekantor roti buat dimakan ibu saat di jalan. Ia melihat kalo kopernya ibu sangat berat dan ia berpesan agar ibu pulang naik taksi. 


Ibu mengiyakan dan berterima kasih. Wu Young juga berpesan agar ibu pulang dengan selamat. Ibu kembali mengiyakan. Wu Young lalu pamit. Ibu membuka roti dari Wu Young. Itu adalah roti yang biasa Dae Young kasih kalo ibu pulang dari rumahnya. Ibu memakannya. 


Dae Young mendadak muncul dan menanyakan rasanya. Apakah enak? Ibu mengiyakan. Ibu heran gimana Dae Young tahu untuk selalu membelikannya untuknya? Dae Young sesumbar kalo dia tahu itu kesukaan ibu. 


Ibu tersenyum dan memakannya lagi. Dae Young merogoh sakunya dan memasukkan sejumlah uang ke sakunya ibu dan berpesan agar ibu naik taksi saat sampai di terminal. Ibu yang merasa nggak enak bilang kalo dia bisa naik bus. Ia mau mengembalikan uang Dae Young tapi Dae Young kekeuh nyuruh ibu untuk menggunakannya naik taksi. Selain itu Dae Young juga melarang ibu bilang ke Da Jung kalo dia ngasih uang belanja ke ibu. Ibu tertawa dengarnya dan berterima kasih. 


Mendadak ibu nangis ingat itu. Ia lalu menatap rotinya lalu memakannya lagi. 


Dae Young ternyata masih ada di sana menatap ibu yang ada di bus. Dia nangis. 







Direktur ngasih tahu semuanya kalo hasil untuk pegawai tetap barusan keluar. Dia berair untuk ngimuminnya mengingat mereka sudah bekerja keras. Dia lalu manggil Da Jung. Da Jung mengaku nggak papa. Direktur minta Da Jung untuk menyelesaikan sisa pekan ini dengan baik. Da Jung dengan mata merahnya mengangguk mengiyakan. 


Semua orang sedih dengarnya. Direktur tiba-tiba pergi dengan terburu-buru. Manajer Heo menyusunnya dan menanyakan kemana dia mau pergi? 


Direktur menemui direktur Choi dan memarahinya karena nyuruh produser acara ragam untuk ngasih nilai nol buat Da Jung. Ia menyalahkan direktur Choi atas Da Jung yang nggak lolos. 


Direktur Choi bangkit dan merasa kalo itu bagus banget. Direktur makin marah mengungkit kalo direktur Choi lah yang melepaskan Da Jung dari acara yang dia pulihkan. Ia merasa kalo itu sudah sangat keterlaluan. 


Manajer Heo membenarkan. Itu menunjukkan bertapa rendahnya pemikiran departemennya dan pembaca beritanya. Direktur Choi melarang mereka untuk ribut. Menurutnya pembaca berita yang bercerai dengan dua anak juga membuat mereka pusing. Harusnya mereka berterima kasih padanya karena memecatnya dan bukannya membuat keributan. Kenapa malah marah padanya? 


Direktur makin heran. Membuat pusing Gimana? Sambil teriak ia mengatakan kalo Jung Da Jung sangat berbakat sampai bisa meyakinkannya. Ia lalu mengancam semua pembaca berita tampil di salah satu acara ragamnya. Hadeuh manajer Heo sampai kaget dengarnya. Ngak hanya itu. Direktur juga nelrmpat beberapa dokumen direktur Choi yang ada di meja. 


Direktur Choi menghampiri direktur Moon dan berniat membujuknya. Tapi nggak mempan. Direktur Moon kadung kesal dan mendorongnya. Bahkan sampai pingin mukul segala. 




Direktur lalu jalan kembali ke ruangannya. Manajer Heo memujinya yang keren banget. Direktur berhenti melangkah dan merasa kalo itu cuman omong kosong. Ia yang pingin Da Jung ke luar karena membuatnya pusing. Selama ini Da Jung sudah bekerja keras untuk membuktikan dirinya. Ia bahkan nggak sempat mengatakan kalo dia sudah bekerja dengan baik. Ia hanya bisa memberi tahunya setelah dia dipecat. Dia lalu menanyakan ke manajer Heo yang katanya ingat sama apa yang dikatakannya dulu dan memberitahu kalo di dunia ini seseorang harus dievaluasi murni berdasarkan kualitas kerjanya dan bukan hal lain. 


Manajer Heo mengangguk mengiyakan. Direktur mengeluhkan kalo ia selalu lupa akan hal itu. Dia sampai memukuli kepalanya. Ia bertekad nggak ingin mengulangi kesalahannya dan ingin melakukannya dengan benar kali ini. 


Direktur kembali memukul kepalanya. Ia menyesalkan kenapa ada banyak b*d*bah Kayak dirinya di industri ini? 


Ringkas drama selanjutnya


Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)