All content from WeTV
Ringkas drama sebelumnya
Sesampainya di rumah Xiaoran langsung rebahan di sofa. Bibi Zhou menelpon dan mengabari kalo beberapa hari ini ia akan pulang kampung untuk mengurus beberapa hal. Ia dan paman sebelah memutuskan untuk bersama dan menikah. Ia mau meminta ijin pada ibu tapi ibu nggak bisa dihubungi makanya ia nelpon Xiaoran. Selama ia pergi ia berpesan agar Xiaoran menjaga diri dengan baik, makan dan minum obat tepat waktu.
Xiaoran mengiyakan dan mengucapkan selamat pada bibi Zhou. Setelah telponan Xiaoran juga mengirimkan 20.000 yuan untuk bibi.
Ibu ada di ruangannya. Ia sangat sibuk dan nanti akan ada rapat daring. Ibu melarang saat sekretarisnya mau memberikan pemberitahuan ke para karyawan dan bilang kalo ia sendiri yang akan ngasih tahu mereka. Orang yang ia kirimi pesan adalah Yuanqi. Yuanqi sempat terdiam. Ia lalu menanyakan jam rapat daring ke rekannya. Setelahnya ia membawa laptopnya dan pergi dari sana.
Ia ke ruang rapat dan melakukan panggilan video dengan ibu. Lah kok malah kameranya dimatiin. Ibu kesal. Dikiranya sedang nonton siaran langsung? Yuanqi lalu menyalakan kameranya. Ibu heran kenapa hanya ada Yuanqi aja? Yang lain ke mana? Ternyata ada kesalahan dalam ngasih tahu waktunya.
Mendadak suasananya jadi terasa canggung. Ibu menanyakan pergelangan tangan Yuanqi. Apakah sudah sembuh? Yuanqi berterima kasih karena ibu mengkhawatirkannya. Ibu membantah sudah khawatir dan hanya mikirin pekerjaan yang nanti di penjualan selanjutnya akan lebih banyak. Yuanqi menenangkan kalo mereka akan bekerja keras. Mereka? Maksudnya tangannya. Ibu juga mengatakan kalo maksudnya tangannya.
Yuanqi lalu menanyakan apa ibu sudah menonton filmnya? Ibu mengiyakan dan mengaku suka. Yuanqi lalu menanyakan gimana caranya bertanggung jawab? Ibu terdiam. Yuaqi memberinya waktu 10 menit sampai rapat yang sebenarnya berlangsung. Tapi sampai 10 menit kemudian ibu tetap nggak bilang apa-apa.
Para karyawan membicarakan ibu yang menurut mereka beda dari yang biasanya. Yuanqi ada di dekat mereka dan bilang kalo itu mungkin karena dirinya. Ibu mendadak nelpon. Ia mengeluhkan Yuanqi yang nggak memberitahunya tentang jam rapat dan malah mempermainkannya. Yuanqi mengiyakan. Ia mendadak muncul di tempat ibu berada, yaitu di tangga darurat. Ibu memintanya untuk nggak salah paham. Ia menelponnya hanya untuk...
Ibu nggak bisa melanjutkannya saat Yuanqi muncul. Yuanqi meminta maaf atas rapat dan yang akan ia lakukan selanjutnya. Dan tanpa ngasih aba-aba, Yuanqi langsung mencium ibu.
Qinzou jalan sambil telponan. Ia membicarakan uang dengan orang di seberang. Ia nggak bisa melakukan itu pada Xiaohan yang hidup dalam kemiskinan selama beberapa tahun ini. Ia juga nggak bisa membawa tanaman itu pergi darinya karena akan mati nantinya. Dikiranya ia kakaknya? Ia mana tahu tentang tanaman? Setelahnya ia minta dipesankan tiket.
Ia sampai di rumahnya Xiaohan tapi Xiaohan nggak ada. Ia lalu melihat lukisan bunga dan memotretnya. Ia mengirimkan foto itu ke seseorang dan menyuruhnya untuk mencari orang untuk melihat lukisan itu.
Xiaohan turun. Qinzou memberitahu kalo ia datang untuk pamitan. Ia akan pergi besok. Ia berterima kasih atas yang Xiaohan lakukan beberapa hari ini dan tahun-tahun sebelumnya. Tentang Zouzou ia juga minta Xiaohan untuk terus menjaganya.
Orang yang Qinzou kirim foto lukisan tadi membalas pesannya kalo lukisan itu asli dan sangat berharga. Tanpa sadar ia lalu melihat lukisan itu lagi. Sebelum pergi ia mengembalikan kartu yang Xiaoran berikan padanya dengan syarat ia harus meninggalkan Xiaozhou dan Xiaohan. Ia merasa nggak bisa menerimanya.
Xiaohan seperti tampak kesal. Ia lalu nelpon Xiaoran dan menanyakan keberadaannya. Kenapa nggak nelpon? Xiaoran mengaku ketiduran. Xiaohan menanyakan apa Xiaoran akan datang malam ini? Xiaoran meminta Xiaohan untuk datang ke rumahnya malam ini. Nggak ada orang di rumah. Xiaohan mengiyakan. Ia menanyakan ada apa tapi Xiaoran nggak mau ngasih tahu dan hanya memintanya untuk datang. Setelah telponan Xiaoran lalu tertidur.
Xiaohan datang pada malam harinya. Xiaoran menyambutnya dengan senang hati. Ia menciumnya dan nggak menyadari kalo Xiaohan sedang marah. Xiaoran menyuruhnya untuk mengeringkan badan dulu tapi Xiaohan nggak mau. Ada yang mau ia bicarakan. Ia mengembalikan kartunya Han Yu. Xiaoran pikir Qinzou menyesalinya. Ia nyuruh Xiaohan untuk menyimpannya dulu dan memberikannya pada Qinzou nanti. Xiaohan menanyakan apa sikap Xiaoran juga kayak gitu saat bicara dengan pria lain?
Xiaoran mengaku nggak bicara dengan pria lain karena nggak ada yang perlu ia bicarakan. Kenapa? Xiaohan merasa kalo Xiaoran jahat. Xiaoran membenarkan kalo ia jahat. Lalu apa Qinzou nggak jahat? Xiaoran mau pergi tapi Xiaohan menariknya kemudian menciumnya.
Mereka lalu lanjut di tempat tidur. Xiaohan meminta Xiaoran untuk bilang kalo ia nggak menyukainya. Ia meminta agar Xiaoran jangan melakukannya lagi. Denger nggak? Ih Xiaoran malah menggeleng. Xiaohan kembali mengatakannya ke dekat telinga Xiaoran dan membuatnya terpaksa mengiyakan.
Malamnya mereka tidur bersama. Xiaohan terbangun dan menyadari kalo suhu tubuh Xiaoran sangat tinggi. Ia membantunya untuk minum obat kemudian menggendongnya untuk dibawa ke rumah sakit.
Di rumah sakit dokter menanyakan tentang gejala yang Xiaoran rasakan. Ia juga pilek dan sedikit batuk. Hal itu juga sudah terjadi selama beberapa hari. Dokter menyarankan agar Xiaoran menjalani tes darah tapi Xiaoran nggak mau. Ia merasa kalo ia yang paling tahu tentang tubuhnya dan meminta diberikan obat penurun panas saja. Dokter menyesalkan karena dengan tes darah maka akan diketahui penyebab sakitnya apa. Xiaohan juga membujuk Xiaoran agar mau melakukan tes darah tapi Xiaoran tetap nggak mau. Akhirnya ia juga minta dokter agar memberinya obat. Sebelumnya dokter meriksa suhu tubuhnya. 41 derajat.
Dalam perjalanan pulang keduanya terus bergenggaman tangan. Xiaohan mengeluhkan Xiaoran yang keras kepala dan nggak mau melakukan tes darah. Untung ada ia. Kalo enggak maka Xiaoran bisa kena gangguan otak. Xiaoran malah merasa kalo itu bagus. Ia nggak akan ingat sama orang dan selamanya hanya akan ingat pada Xiaohan dan mengikutinya. Xiaohan menyentil Xiaoran yang masih aja bercanda di saat seperti itu.
Xiaoran mengaku lelah dan ingin tidur. Xiaohan lalu memeluk Xiaoran dan membiarkannya tidur. Ia meminta agar Xiaoran nggak membuatnya takut.
Ibu dan timnya akan melakukan perjalanan bisnis. Ia ketemu dengan Yuanqi di bagian resepsionis. Kelihatan banget ibu gugup sampai salah mengambil kartu kamar. Saat di lift mereka ketemu lagi. Sebenarnya nggak hanya berdua sih. Ada karyawan lain juga. Satu-satu mereka turun ke lantai masing-masing hingga menyisakan ibu sama Yuanqi aja. Dan ternyata kamar mereka juga sebelahan.
Dengan setia Xiaohan menemani Xiaoran di sampingnya. ia nyuruh Xiaoran untuk tidur tapi Xiaoran nggak mau. Xiaohan memintanya untuk patuh barulah Xiaoran mau tidur. Setelah memastikan kalo Xiaoran sudah tidur, Xiaohan lalu ke dapur dan memasak sesuatu untuk Xiaoran. Setelah matang ia pun kembali ke sisi Xiaoran. Sampai akhirnya Xiaoran terbangun. Xiaohan memastikan kalo ia sudah baik-baik saja. Xiaoran merasa kalo Xiaohan menjadikannya sebagai alasan untuk tetap berada di rumahnya dan menasehati kalo itu nggak boleh.
Melihat kalo Xiaoran sudah bisa bercanda membuat Xiaohan berpikir kalo Xiaoran sudah baik-baik saja. Ia sedikit bergeser dan minta Xiaohan untuk naik dan tidur bersamanya. Xiaohan mengiyakan. Ia akan menemaninya tidur.
Ibu keluar dari kamarnya dan ke kamarnya Yuanqi. Ia menekan bel tapi nggak juga dibukain. Ibu pikir Yuanqi sudah tidur. Lah tahunya Yuanqi datang dari luar. Ia habis belanja minuman dan menanyakan apa ada yang mau ibu bicarakan dengannya. Ibu gugup dan bilangnya nggak ada. Yuanqi mengajak ibu untuk minum bersamanya tapi ibu menolak. Ia lalu kembali ke kamarnya. Ih kok pintunya nggak bisa dibuka???
Yuanqi memberitahu kalo ibu menggesek kartu identitasnya. Ibu juga baru menyadarinya. Ia kemudian mengganti dengan kartu yang benar dan masuk ke kamarnya.
Sesaat Yuanqi terdiam. Ia lalu ke depan kamar ibu dan menelponnya. Ada yang mau ia bicarakan. Sebelumnya ibu duluan yang mau ngomong. Ia menanyakan kenapa Yuanqi menyukainya? Ia mengingatkan kalo ia sudah nggak muda lagi. Beberapa tahun yang lalu suaminya menderita leukimia. Setahun kemudian ia bunuh diri dengan melompat dari sebuah gedung. Nggak lama setelahnya putrinya juga didiagnosis leukimia. Selama 2 tahun penuh ia menemaninya menjalani kemoterapi di rumah sakit sampai akhirnya dinyatakan sembuh. Tapi dokter malah bilang kalo penyakitnya mudah kambuh kembali. Sejak saat itu hidupnya makin memburuk. Ia selalu bermimpi buruk. Karena itulah ia jadi sering minum. Ia juga mengonsumsi antidepresan. Ia bahkan nggak berani untuk melanjutkan hidup. Ia takut mereka nggak menginginkannya dan akhirnya hanya ia yang tersisa.
Sebenarnya ibu juga pernah menjalin hubungan beberapa kali tapi semuanya gagal. Nggak ada yang suka sama wanita pemarah murung dan cemas. Selain itu ia juga nggak bisa ngasih tahu putrinya tentang hubungannya, ia nggak bisa membuatnya nggak nyaman. Ia merasa sudah gagal menjadi seorang ibu dan seorang anita. Ia merasa nggak pantas mendapatkan kebahagiaan apalagi cinta.
Ibu lalu bilang ke Yuanqi kalo ia belum siap maka mereka sampai di sini aja. Yuanqi minta ibu untuk membuka pintu. Ia bahkan sampa mengetuk pintu karena ibu nggak juga membukakannya.
Akhirnya ibu membukakannya. Yuanqi terdiam melihat mata ibu yang sembab habis nangis. Ibu menanyakan kenapa Yuanqi ke sana? Yuanqi merasa mereka terlalu cepat berpisah. Ada sesuatu yang belum ia katakan. Ibu nyuruh Yuanqi untuk mengatakannya. Yuanqi mengatakan selamat malam. Ia harap kelak ibu bisa tidur nyenyak setiap malam. Dan ia akan menemaninya. Ia sudah memikirkannya dengan sangat jelas.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊