All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Anak basket berkumpul. Pelatih mengucapkan selamat pada mereka karena telah memenangkan babak semifinal. Mereka diminta istirahat dan ketemu lagi saat latihan. Semuanya mengiyakan dan berterima kasih pada pelatih.
Setelah pada bubar, pelatih memanggil Wu Young dan Shi Wu untuk bicara sebentar. Pelatih memberitahu kalo pelatih Universitas Hankuk sangat terkesan dengan permainan mereka berdua. Kalo mereka memenangkan babak final, universitas Hankuk ingin merekrut mereka. Ia meminta mereka untuk melakukan yang terbaik.
Shi Wu dan Wu Young mengiyakan. Pelatih juga berpesan agar mereka berada di kondisi terbaik mereka untuk hasil terbaik. Ia lalu pamit.
Shi Wu merasa sangat senang. Wu Young tahu kalo Universitas Hankuk adalah sekolah yang Shi Wu incar. Ia merasa kalo itu hebat. Shi Wu mengajak Wu Young untuk ke universitas Hankuk bersama.
Senyum Wu Young langsung hilang. Shi Wu pamit. Ia akan menelponnya nanti.
Wu Young pergi duluan. Lah ternyata Shi Wu nelpon. Wu Young berbalik dan melihat anaknya. Shi Wu memberitahu kalo babak final akan diadakan Sabtu depan dan menanyakan apa ayah bisa datang?
Dae Young terdiam. Ia mengaku ingin pergi tapi... . Shi Wu menyadari kalo belakangan ayahnya sibuk. Ia mengaku nggak papa kalo ayah nggak bisa datang. Ia lalu menutup telponnya.
Wu Young kembali lagi. Ia bilang ke Shi Wu kalo dia ingin ikut dengannya. Shi Wu nggak bilang apa-apa. Wu Young merasa kalo Shi Wu nampak kesal.
Shi Wu memberitahu kalo sebenarnya ia tertarik dengan basket karena ayahnya. Ayahnya adalah andalah tim basket SMA Serim. Tapi ia berhenti bermain setelah dirinya lahir. Karena itulah ia ingin meraih impian ayahnya untuknya. Tapi ia takut kalo ayahnya akan kecewa kalo permainannya buruk. Jadi ia pura-pura nggak peduli tentang basket.
Dae Young terdiam mendengarkannya. Ia mengaku nggak tahu kalo Shi Wu berpikir seperti itu. Shi Wu melanjutkan kalo ia ingin memberitahu ayahnya saat permainannya cukup baik. Itulah sebabnya saat ia masuk ke tim basket ayahnya adalah orang pertama yang ia hubungi. Ia ingin ayahnya melihatnya bermain di babak final. Jadi ia berlatih sangat keras. Tapi dia malah bilang nggak bisa datang.
Shi Wu nampak sangat sedih dan parahnya Dae Young nggak bisa bilang apa-apa.
Ja Sung mendadak datang dan bilang kalo ayahnya juga nggak bisa datang karena dia sibuk. Ia heran kenapa mereka tampak sedih padahal mereka menang. Ia lalu mengajak mereka untuk bergabung sama yang lain di kafe PC untuk melepas stres. Ja Sung juga mengajak Shi Wu.
Shi Wu hanya diam. Ja Sung bertanya apa Shi Wu nggak mau? Shi Wu membantah. Dia mau. Shi Wu juga mengajak Wu Young tapi Wu Young nggak bisa karena ada yang harus dia urus. Dia nyuruh Shi Wu untuk bersenang-senang.
Ja Sung lalu mengajak Shi Wu pergi dan Dae Young terdiam menatap mereka.
Yu Mi melihat Da Jung sedang bicara dengan seseorang. Da Jung meminta orang itu untuk menelponnya kapanpun membutuhkannya. Ia memberitahu kalo belakangan ia benar-benar bebas. Orang itu mengiyakan.
Yu Mi memperhatikan mereka. Seperti memikirkan sesuatu.
Da Jung yang mau pulang melihat video pertandingan Ji Hun. Kendali bolanya nggak stabil. Ia membiarkan pemilik memukul bolanya terlalu mudah. Apa dia sedang terpuruk?
Dan saat Da Jung mau pergi mendadak ada Ji Hun di belakangnya. Dia menangkap Da Jung yang hampir menabraknya. Ji Hun menanyakan apa Da Jung nggak papa? Da Jung mengiyakan. Ji Hun menawarkan untuk minum kopi dengannya. Da Jung tersenyum.
Mereka duduk bersama. Ji Hun mengaku senang melihat Da Jung di stadion bisbol. Ia menanyakan apa Da Jung datang untuk wawancara? Da Jung membantah dan memberitahu kalo ia datang untuk bekerja. Ia dipecat. Ji Hun kaget. Sambil senyum Da Jung merasa kalo ia nggak cukup baik untuk menjadi pegawai tetap.
Ji Hun nggak sependapat. Maksudnya gimana? Ia mengungkit kalo banyak program menjadi sukses karena Da Jung. Dia menjadi kesal dan berpikir kalo mereka harus gagal tanpa Da Jung biar bisa sadar. Orang stasiun TV sangat b*doh.
Da Jung menegur Ji Hun. Gimana kalo ada yang dengar? Ji Hun nggak peduli. Ia akan mengutuk mereka biar mereka gagal. Da Jung malah tersenyum lihat Ji Hun kesal begitu. Ia menanyakan apa Ji Hun baik-baik saja? Ia mengaku dengar kalo Ji Hun mungkin terluka.
Ji Hun menghela nafas dan memberitahu kalo dia nggak terluka. Ia ingin menjadi ayah yang baik bagi Se Yeon. Tapi ia merasa kalo ia hanya paman yang membuatnya terluka.
Ingat saat Se Yeon pulang sekolah. Se Yeon melihat beberapa anak dengan ibu mereka. Ji Hun lalu mennayakan apa Se Yeon merindukan ibunya? Se Yeon mengangguk membenarkan.
Ji Hun lalu menemui ibu Se Yeon di tempat kerjanya dan menanyakan apa dia bisa menemui Se Yeon satu kali aja? Ibu Se Yeon nggak mau. Ia tahu kalo Se Yeon nggak tahu tentangnya. Ji Hun membantahnya dan memberitahu kalo Se Yeon tahu. Dia bahkan datang ke rumah sakit tempatnya kerja untuk menemuinya.
Ibu Se Yeon terkejut. Ji Hun memberitahu kalo Se Yeon sangat merindukannya. Ia memohon agar ia mau menemui Se Yeon sekali aja.
Akhirnya ibu Se Yeon setuju. Se Yeon dan Ji Hun datang lebih dulu di restoran yang sudah disepakati. Ji Hun menanyakan pada Se Yeon apa dia senang bisa bertemu dengan ibunya? Sambil senyum Se Yeon mengangguk mengiyakan.
Nggak lama kemudian ibunya datang dan langsung duduk di hadapannya. Se Yeon langsung menyapanya. Eomma!! Ibu Se Yeon membenarkan kalo ia ibunya. Se Yeon tersenyum mendengarnya. Tapi kalimatnya selanjutnya membuat hatinya hancur. Ibu mengaku sudah lama melupakan Se Yeon. Ia juga nggak pernah menganggap kalo ia punya seorang putri.
Ji Hun menegur ibu Se Yeon. Se Yeon mulai menangis. Ibu melarangnya menangis dan memberitahu seperti inilah ibunya dan melarangnya untuk merindukannya atau mencarinya lagi karena ia nggak akan menemuinya walaupun Se Yeon melakukannya. Se Yeon kecil mengangguk.
Ibu Se Yeon pergi. Ji Hun mengejarnya. Ia menuntut kenapa ia melakukannya pada Se Yeon? Ibu mengatakan agar Se Yeon nggak terikat. Ji Hun membentaknya dan menanyakan kenapa dia nggak bisa terikat? Ia mengingatkan kalo Se Yeon adalah putrinya.
Tapi bagi ibu ia hanya nggak sengaja memilikinya saat masih muda. Saat itu ia nggak tahu apa-apa dan ia nggak mau bertanggung jawab atas nya. Ia lalu pergi setelah mengatakannya.
Se Yeon sendiri nangis di mejanya saat Ji Hun kembali. Ia meminta maaf sambil memeluknya.
Hujan turun dalam perjalanan pulang. Ji Hun melihat kalo Se Yeon sudah tidur di bangku belakang. Ji Hun menangis ingat kejadian tadi.
Ji Hun merasa kalo semakin ia berusaha situasinya semakin buruk. Da Jung menghibur kalo Ji Hun nggak memperburuk keadaan. Ia menanyakan pendapat Ji Hun untuk menjadi seorang paman ke Se Yeon. Ia pikir sama seperti nggak ada orang lain yang bisa menjadi kakaknya, untuk Se Yeon, akan selalu ada seorang ayah. Ia merasa akan bagus kaki Sw Yeon berpikir seperti itu. Ji Hun memikirkannya. Ia ingat saat menjemput Se Yeon pulang sekolah. Awalnya Se Yeon senang melihatnya. Tapi saat Ji Hun mengatakan dirinya ayah, Se Yeon jadi manyun dan pergi begitu saja.
Sambil senyum Ji Hun membenarkan apa yang Da Jung katakan. Ia memberitahu kalo selama ini ia berusaha untuk membuat Se Yeon melupakan orang yang sangat berarti. Ia lalu menanyakan kalo Da Jung sudah mendengar dari Shi Ah? Ia menemukan suaminya.
Da Jung mengiyakan. Ji Hun menyadari kalo Da Jung belum melupakannya. Jadi ia nggak mau membahasnya dan menyulitkannya. Karena itulah ia belum mengatakan apapun. Tapi ia merasa kalo harus sekarang. Ia lalu mengingatkan saat ia bilang kakaknya meninggal karena kecelakaan. Ia memberitahu kalo saat itu Se Yeon juga ada di mobil.
Kakak sedang menyetir. Ia memberitahu ke Se Yeon yang ada di bangku belakang kalo sepertinya mereka harus merayakan natal tanpa paman Ji Hun tahun ini. Se Yeon mengaku merindukan paman Ji Hun. Kakak menawarkan untuk menghubungi pamannya. Se Yeon langsung mengiyakan.
Ji Hun cerita kalo seorang pengemudi yang mengantuk menabrak mobil kakaknya.
Ponsel Ji Hun ternyata nggak aktif dan kakak meninggalkan pesan suara. Ia berpesan agar Ji Hun jangan lupa makan di Amerika dan jangan berlatih terlalu keras. Selamat natal!
Sebuah mobil mendadak menghantam mobil kakak sampai membuatnya berputar beberapa kali. Hal itu membuat kecelakaan beruntun yang dialami oleh Dae Young.
Dae Young turun dari mobilnya dan menanyakan apa mereka nggak papa? Mobil kakak terbakar. Beberapa orang mengatakan kalo ada anak kecil di dalam mobil.
Sementara itu kondisi kakak sangat mengkhawatirkan. Dae Young mendatangi mobil kakak. Ia mencoba memanggil kakak yang setengah sadar tapi dia nggak merespons. Dae Young lalu memanggil beberapa orang dan meminta mereka untuk membantunya tapi nggak ada yang mau.
Ji Hun memberitahu kalo Se Yeon dan kakaknya dalam bahaya. Lalu...
Dae Young mengambil sesuatu dari mobilnya lalu menggunakannya untuk memecahkan kaca mobil kakak. Dia mengeluarkan Se Yeon dari dalam mobil. Kakak mengucapkan terima kasih padanya. Dae Young meminta kakak untuk menunggu sebentar karena ia akan kembali.
Kakak menatap fotonya bersama Se Yeon dan Ji Hun di hadapannya selagi Dae Young menyelamatkan Se Yeon.
Dae Young bangkit dan mau menyelamatkan kakak. Tapi mendadak sebuah truk muncul dan menabrak mobil kakak sampai berjalan jauh. Dan saat Dae Young mau ke sana, mobil itu mendadak meledak. Ia tertunduk. Kepalanya berdarah. Saat ia bangkit dan melihat mobil itu, hatinya terasa sakit dan akhirnya pingsan. Beberapa orang datang dan menyelamatkannya.
Nggak lama kemudian Dae Young tersadar dan sudah berada di rumah sakit bersama Da Jung, Shi Ah dan Shi Wu. Da Jung menanyakan kenapa Dae Young mengalami kecelakaan?
Dae Young lalu menceritakannya.
Da Jung menyimpulkan kalo pria dalam kecelakaan itu adalah kakaknya Ji Hun. Ji Hun mengangguk membenarkan. Karena itulah ia sangat ingin bertemu dengan Hong Dae Young-ssi.
Dae Young datang ke acara pemakaman kakak. Hanya ada Se Yeon di sana. Ia lalu menanyakan ke petugas apa anak itu nggak papa? Petugas pemakaman mengiyakan. Dae Young lega dengar nya. Petugas menanyakan apa Dae Young adalah pria yang menyelamatkan anak itu dari mobil? Dae Young mengiyakan.
Petugas bangkit dan memberitahu kalo keluarganya sedang dalam perjalanan dan ingin bertemu dengannya untuk memberikan kompensasi. Ia meminta nomor telponnya.
Dae Young menolak. Ia memberitahu kalo ja nggak melakukannya untuk dibayar. Ia melakukannya karena teringat putrinya. Petugas paham. Dae Young lalu pamit. Dan saat pergi itulah ia berpapasan dengan Ji Hun.
Ji Hun sampai di pemakaman kakaknya. Dia nangis sejadi-jadinya. Rasanya nyesek sampai memukul dadanya. Ia lalu menghampiri Se Yeon dan memeluknya sambil nangis.
Ji Hun mengungkap kalo Dae Young nggak mau memberikan identitasnya pada polisi. Dia juga menolak hadiah karena telah menyelamatkan keponakannya. Tapi Ji Hun sendiri masih berpikir untuk berterima kasih dan memberinya hadiah adalah hal yang tepat. Karena itulah ia menghubunginya.
Saat itu Dae Young hanya bisa meminta maaf. Ia menyesalkan harusnya menyelamatkan kakaknya juga. Ji Hun menekankan kalo itu bukan salahnya. Ia sudah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Se Yeon. Jadi ia sungguh ingin menunjukkan apresiasinya.
Dae Young menolak dan memberitahu kalo ia nggak melakukannya demi uang. Ia hanya melakukannya karena ia teringat pada putrinya sendiri.
Ji Hun memberitahu kalo Dae Young bilang melakukannya karena memikirkan putrinya sendiri. Dan saat ia menelponnya baru-baru Ini, dia mengatakan hal yang sama. Ia merasa kalo suami Da Jung adalah pria yang hebat.
Da Jung membenarkan kalo dia orang yang baik.
Ji Hun melanjutkan kalo aja Da Jung bilang nggak bisa melupakan orang lain, ia nggak akan menyerah padanya. Tapi kalo itu Dae Young, ia merasa nggak bisa menjadi saingannya. Ia mengaku hanya mengharapkan kebahagiaan bagi mereka berdua. Da Jung hanya diam. Ji Hun menghela nafas. Ja pikir akan sulit bagi mereka untuk menjadi teman baik.
Da Jung malah berpikir kalo mereka berteman dan Ji Hun adalah teman baiknya. Ji Hun tersenyum dengar nya. Tapi nyesek nggak bisa mendapatkan Da Jung.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊