Postingan Terbaru

Jumat, 03 Maret 2023

Sinopsis The Forbidden Flower Episode 12

All content from WeTV




Ringkas drama sebelumnya


Xiaoran datang menemui Han Yu. Han Yu senang melihatnya dan langsung nyuruh wanita yang di dekatnya untuk pergi karena tempat itu hanya untuk Xiaoran. Xiaoran mengaku datang hanya untuk ngasih tahu kalo ia masih ada urusan dan mau pergi. Han Yu menahannya dengan menarik tasnya dan menanyakan siapa yang mau ia temui? Xiaoran bilang kakak sepupu yang waktu itu. 


Han Yu meminta Xiaoran untuk seenggaknya ada di sana selama 5 menit aja. Sudah lama mereka nggak kembali. Xiaoran menunjukkan kalo ia sudah 5 menit di sana. Ia pun pergi. Han Yu ingin mengejarnya tapi temannya melarang. Ia memberitahu kalo Xiaoran hanya ingin memprovokasinya. Semakin Xiaoran menolaknya maka sebenarnya ia sangat menyukainya. Han Yu meragukan apa yang temannya katakan. Secara sampai sekarang ia aja belum punya pacar. 



Xiaoran menemui Yuanqi di dekat pantai dan menanyakan kehidupan pantainya. Yuanqi bilang membosankan. Ia terus mencari tempat untuk tidur setiap sore. Itu adalah pekerjaan yang diatur oleh ayahnya. Ia sendiri sudah menulis surat lamaran ke beberapa perusahaan. Berharapnya ada yang akan menerimanya sebelum tahun baru tiba. Xiaoran juga baru menyadari kalo tahun baru akan datang. Mumpung ketemu sekalian ia mengucapkan selamat tahun untuk Yuanqi. 


Yuanqi protes dan minta Xiaoran untuk mengirimkan ucapan saat jam 00.00 nanti. Lah timbang ucapan tahun baru aja kenapa harus repot. Yuanqi merasa nggak repot tinggal menggerakkan jarinya aja. Maksudnya Xiaoran itu siapa yang mau repot-repot? Yuanqi terdiam. Ia lalu memberitahu kalo seseorang yang dekat dengannya, saat tahun lama akan berakhir dan tahun baru akan segera datang, ia akan melakukannya. Xiaoran mengangguk sambil menahan tangis. 



Malam ini adalah malam tahun baru. Di luar orang-orang merayakannya dengan menyalakan kembang api. Xiaoran nggak bisa tidur karena giginya sakit. Ia bangun dan meminum obat dari laci. Di sebelah obat ada ponsel lamanya. Ia menyalakannya dan mendapati ada banyak pesan yang masuk. Terakhir ada ucapan selamat tahun baru dari Xiaohan tepat pukul 00.00. Ia lalu menelponnya dan menanyakan keberadaannya. Di rumah.


Nggak mau membuang waktu, ia pun segera ke sana. Sampai di sana rupanya Xiaohan nggak ada di rumah. Ia lalu menelpon Xiaohan dan menanyakannya. Lah nggak tahunya Xiaohan ada di rumah di kampung halaman. Langsung deh Xiaoran terbang ke sana. 




Sesampainya di sana semua orang memakai baju tradisional. Anak-anak dan para orang tua ada di jalan. Ada pita merah di pohon dan di pintu masuk. Xiaoran kesulitan menemukan rumah Xiaohan. Sampai ia melihat patung sepasang kucing. Xiaohan lalu muncul di balik pohon. Xiaran lansung menghambur ke pelukannya. 


Xiaohan memakaikan mantelnya pada Xiaoran. Xiaoran memberitahu kalo ia merindukan Xiaohan dan menanyakan apa Xiaohan juga merindukannya? Ia melepaskan pelukannya dan menatap Xiaohan untuk mengetahui jawabannya. dan jawaban yang Xiaohan berikan adalah sebuah anggukan. Ia lalu merapikan mantel yang dipakaikan ke Xiaoran dan memujinya yang sudah dewasa. 


Xiaoran merasa kalo Xiaohan kurusan. Ia lalu mengeluh dingin. Xiaohan mengeluhkannya yang memakai pakaian setipis itu. Xiaoran memberitahu kalo ia datang jauh-jauh dan nggak tahu kalo kampungnya sangat dingin. Padahal Xiaohan sudah memberikan mantelnya. Ia lalu memeluknya lagi. Xiaoran bilang di sana sangat hangat. Xiaohan lalu mengajaknya ke rumahnya. 



Keduanya jalan bersama. Xiaoran menanyakan suku apa mereka? Kenapa bajunya bagus? Xiaohan menjawab kalo mereka suku Qiang. Seruling Qiang punya Qiang kenapa menggunakan seruling Qiang untuk memainkan lagu willow sedih, ternyata angin musim semi di gerbang Yu nggak bisa ditutup. Xiaohan menanyakan apa Xiaoran pernah mendengar puisi itu? Xiaoan mengiyakan. Di sana lah suku Qiang dan suku Han bertemu. 


Seorang nenek mengenal Xiaohan dan menanyakan apa ia pacarnya? Xiaohan membantah. Mereka kembali berjalan. Xiaoran menanyakan kalo Xiaohan suku apa? Xiaohan suku Han. Xiaoran kecewa dengarnya. Padahal ia suka pakaian  suku Qiang. Xiaohan memberitahu kalo ia punya satu set pakaian di rumahnya kalo Xiaoran mau memakainya. Xiaoran menanyakan apa menurut Xiaohan ia akan terlihat cantik saat memakainya? 




Sampai di rumah Xiaohan menyalakan pemanas sekalian menghangatkan air sementara Xiaoran tidur. Ia lalu menyelimuti Xiaoran dengan selimut dan mentelnya. Ia juga meletakkan pakaian tradisional di dekat tempat tidur Xiaoran. Setelahnya ia meninggalkannya. 


Matahari terbenam tapi Xiaoran terus tidur. Akhirnya ia terbangun. Dilihatnya pakaian yang Xiaohan siapkan untuknya. Ada anak perempuan yang masuk. Xiaoran pikir dia Quanquang tahunya bukan. Dia adalah kakaknya Quanquan, Tongtong. Quanquan sendiri sedang pergi ke rumahnya nenek. Xiaoran menanyakan kemana pamannya? Tongtong memberitahu kalo pamannya sedang memasak. 


Xiaoran pikir Xiaohan memang suka masak kalo di rumah tahunya enggak. Ia hanya memasak karena ada Xiaoran. Untuk Xiaoran pamannya akan melakukan apapun untuknya. Ia juga sudah mendengar cerita mereka dari Xiaozhou dan menyimpulkan kalo pamannya sangat menyukai Xiaoran. Xiaoran tersenyum dengarnya. 




Keduanya turun. Makanan juga sudah siap. Xiaohan menatanya di meja makan. Xiaoran menyapa nenek. Dia adalah ibunya Xiaohan. Ibunya dari suku Qiang dan ayahnya dari suku Han. Ia mengikuti ayahnya. Xiaoran yang sudah lapar mengaku nggak akan segan lagi. Ibu, Xiaohan dan Tongtong memberikan banyak lauk padanya. Xiaoran merasa kalo ibu nggak banyak ngomong. Xiaohan memberitahu kalo ibunya seumur hidup hanya tinggal di sana dan nggak pernah bepergian jauh jadi takutnya Xiaoran nggak akan paham kalo ibunya ngomong. Lah kan Xiaohan bisa menerjemahkannya untuknya. 1


Yang ingin Xiaoran katakan adalah kalo ia hanya temannya Xiaohan dan minta ibu untuk nggak salah paham berpikir kalo ia datang sebagai menantu. Xiaohan meyakinkan kalo XIaoran ingin ia menerjemahkannya seperti itu? Xiaoran mengiyakan. Tapi ih dasar Xiaohan ia malah bilang ke ibu kalo Xiaoran adalah calon istrinya dan nanya tanggapannya ibu. Ibu mengaku sangat senang kedatangan tamu. Xiaoran juga cantik dan baik. 


Xiaoran menanyakan apa yang ibunya katakan tadi. Xiaohan memberitahu kalo ibu sama sekali nggak salah paham. Ia senang dengan kedatangan Xiaoran dan menanyakan apa Xiaoran mau jalan-jalan nanti? Xiaoran seperti nggak yakin. Secara ibu juga masih senyum aja dari tadi. Ia lalu menanyakannya ke Tongtong, apa pamannya membohonginya? Tongtong tersenyum dan mengatakan kalo pamannya itu nggak pernah bohong. Selanjutnya Xiaoran bertanya apa di rumah Xiaohan nggak ada sinyal? Ia ingin menelpon nanti. Xiaohan bilang mereka harus ke dataran tinggi kalo mau nelpon. Ia akan membawa Xiaoran ke sana nanti. 



Xiaoran melihat-lihat kamar yang ditinggalinya. Xiaohan datang dan membawakan jaket untuknya. Ia bahkan juga memakaikannya untuknya. Xiaoran memuji baju hangatnya yang tebal dan warnanya bagus. Xiaohan memberikannya pada Xiaoran kalo ia suka. Xiaoran merasa kalo Xiaohan sangat murah hati. Ia meminta barang berharganya yang lain juga. Xiaohan lalu memberikan tas yang berisi tabung oksigen untuk Xiaoran. Mereka akan ke dataran tinggi nantinya. Xiaoran paham, Xiaohan takut ia akan kekurangan oksigen. Bukankan masih ada ia? Ia bisa memberikannya oksigen tambahan. Xiaoran mengatakannya sambil monyongin bibirnya. Xiaohan pergi duluan. Xiaoran meninggalkan tabung oksigennya kemudian menyusul Xiaohan. 



Keduanya pun mendaki bersama. Xiaohan memberitahu kalo stasiun pangkalan terdekat sedang mengalami masalah baru-baru ini jadi sinyalnya nggak stabil. Xiaoran mengeluh lelah dan nggak bisa jalan lagi. Xiaohan merasa kalo kekuatan fisik Xiaoran terlalu lemah. Ia harus sering berolahraga. Xiaoran menyalahkan XIaohan kalo ia datang ke sana untuk mengejarnya. Dia nggak pernah membayangkan kalo pertama kalinya ia mendaki gunung untuk mencari sinyal. Xiaohan menenangkan kalo mereka hampir sampai. Xiaoran nggak percaya, kayak masih jauh. 





Akhirnya mereka sampai. Xiaoran langsung menelpon ibunya setelah mendapatkan sinyal. Ia memberitahu kalo ia bermain ke tempat temannya di pegunungan. Beberapa hari kedepan ia akan mengirimkan foto dan pesan untuknya dan minta ibu untuk nggak khawatir. Karena sinyalnya nggak bagus jadi Xiaoran nggak bisa bicara banyak. 


Setelah telponan, Xiaoran mengungkit saat malam tahun baru saat ia menelponnya, kenapa ia langsung menjawabnya padahal nggak ada sinyal di desa. Xiaohan mengatakan kalo ia sedang jalan-jalan di gunung saat itu. Xiaoran merasa kalo Xiaohan sangat nggak ada kerjaan. Padahal saatitu suhunya lebih dari minus 10 derajat. Seluruh keluarga nyamuk akan berterima kasih padanya. 


Xiaohan memberitahu kalo nggak ada nyamuk di musim dingin. Xiaoran menekankan kalo bukan itu intinya. Intinya adalah apa Xiaohan tahu kalo ia akan menelpon? Apa karena ia mengiriminya pesan? Xiaohan mengangguk membenarkan. Xiaoran memberitahu kalo ia sudah lama nggak memakai nomor itu. Kalo ia nggak membaca pesannya, berapa lama Xiaohan akan menunggunya menelpon? Satu jam? Satu malam? Atau lebih lama dari itu? Xiaohan mengatakan kalo ia akan terus menunggunya. 



Mendengarnya membuat Xiaoran mau nangis. Ia lalu tersenyum. Ia melihat ke langit dan melihat bintang jatuh. Ia sangat senang dan menunjukkannya pada Xiaohan. Xiaohan meletakkan tangannya di kepala Xiaoran dan memintanya untuk mengatakan padanya kalo kelak ia punya permohonan. Xiaoran lalu menanyakan kenapa bunga krisan? Bukankah seharusnya bunga mawar? 


Xiaohan lalu memberitahu kalo karena musim berbunganya paling telat. Saat ia mekar maka semua bunga sudah layu. Dan yang ingin ia sampaikan adalah ia ingin Xiaoran menjadi wanita terakhirnya. Xiaoran tersenyum. Ia lalu mengeluh sakit kepala. Xiaohan pikir mungkin karena ketinggiannya. Ia nyuruh Xiaoran untuk menghirup oksigen yang ia suruh bawa tadi. 


Xiaoran mengeluarkan tangannya yang ia masukkan ke dalam saku dan memberitahu kalo ia meninggalkannya di kursi di dekat pintu karena berpikir kalo itu sangat merepotkan. Xiaohan kesal dan bilang nggak akan mengurusnya. Xiaoran merengek kalo kepalanya sangat sakit dan minta Xiaohan untuk menolongnya. Ia sudah kekurangan oksigen dan sudah mau jatuh. 


Xiaohan tahu-tahu balik lagi dan mencium Xiaoran. Ia memperingatkan kalo ia akan makin kekurangan oksigen. Xiaoran nggak peduli dan kembali menciumnya. 



Tongtong membantu Xiaoran memakai pakaian adat. Ia memuji Xiaoran yang sangat cantik memakai baju adat itu. Pamannya nggak salah menilai. Mereka lalu menemui ibu Xiaohan yang mau memberikan hadiah untuk Xiaoran. Yang ibu berikan adalah gelang giok. Xiaoran sangat menyukainya. 


Xiaohan pulang dan bergabung dengan mereka. Ia bilang ke ibu kalo gelang itu nggak cocok untuk Xiaoran. Ibu merasa sebaliknya. Itu cocok. Xiaoran yang nggak tahu apa yang mereka bicarakan menanyakannya pada Tongtong. Tongtong pun memberitahukannya pada Xiaoran kalo pamannya bilang nggak cocok. Mungkin pamannya khawatir Xiaoran nggak akan menyukainya. 


Xiaoran membantah dan bilang kalo ia menyukainya. Ia minta Xiaohan untuk bilang ke ibu. Xiaohan melakukannya seperti yang Xiaoran minta. Sore ini ia masih ada urusan dan minta Xiaoran untuk sama Tongtong. Xiaoran mengiyakan. Ia menyuruhnya untuk pergi bekerja dan ia akan menunggunya. 



Di kamarnya Xiaoran mencoba beberapa anting. Tongtong datang dan memanggilnya bibi (istrinya paman). Ia memberitahu kalo para tetangga ingin menemuinya. Xiaoran mengiyakan. Tapi Tongtong memanggilnya apa tadi? Tongtong nggak mau bilang dan mengajaknya segera pergi. 


Para bibi dan nenek memberikan banyak makanan untuk Xiaoran. Tongtong bilang para penduduk di sana nggak terlalu kaya. Mereka memberikan barang terbaik di rumahnya untuk Xiaoran. Tongtong menghampiri mereka dan bertanya apa bibinya cantik? Mereka mengiyakan. Xiaoran memanggil Tongtong dan menanyakan wechat mereka. Ia ingin membalas kebaikan mereka dengan mengirim amplop merah. Tongtong bilang mereka nggak menggunakan yang seperti itu. Ia memberitahu Xiaoran kalo ia bisa membalas mereka dengan memberikan barang juga. Xiaoran mengerti dan mengajak Tongtong untuk membelinya dan memberikan pada mereka semua. 



Xiaohan pulang pada sore harinya. Sepanjang jalan orang-orang mengucapkan selamat padanya dan mendoakan semoga perkawinannya bahagia. Sampai rumah ia melihat Xiaoran punya banyak makanan dan aksesoris. Ia memberitahu kalo orang-orang di sana yang memberikannya padanya. Tongtong juga mengajarinya bagaimana membalas kebaikan mereka. Dan ia juga sudah mengirimkan hadiah untuk mereka. Xiaohan lalu memanggil Tongtong. Ia meminta agar ia jangan mengacau lagi. Lah Tongtong malah bilang ke Xiaoran agar segera melahirkan anak. Setelah mengatakannya Tongtong langsung kabur. Xiaohan tersenyum malu. Ia lalu pergi setelah bilang ke Xiaoran kalo ia masih ada urusan. Xiaoran juga jadi malu. Ia menanyakan kapan melahirkan anaknya? 





Malamnya Xiaoran nggak bisa tidur. Ia ke kamarnya Xiaohan dan mengeluh kedinginan sehingga nggak bisa tidur. Xiaohan lalu memberinya selimut bulu angsa yang dibuat sama ibu. Setelahnya Xiaoran masih nggak bisa tidur dan kembali ke kamar Xiaohan untuk bilang kalo selimutnya terlalu tipis. Ia masih kedinginan. Xiaohan kemudian memberinya tas penghangat yang berisi air panas di dalamnya. Orang-orang di sana biasa memakainya saat musim dingin untuk menghangatkan tubuh. 


Xiaohan sudah mau tidur dan mematikan lampu meja. Xiaoran bangun. Ia mengeluarkan tas penghangat yangXiaohan berikan dan menaruhnya di bawah meja. Ia lalu ke kamarnya Xiaohan. Dih kaget. Xiaohan tahu-tahu bangun dan menanyakan kenapa Xiaoran masih belum tidur? Xiaoran melepaskan mantelnya dan melemparnya ke Xiaohan kemudian naik ke tempat tidur. Ia nggak bisa tidur karena kedinginan. Xiaohan menanyakan tas penghangatnya. Kata Xiaoran tas penghangatnya juga sudah dingin. Xiaohan mau mengganti airnya tapi Xiaoran melarang. Sudah malam, jangan bekerja lagi. Ia memeluk Xiaohan dan menjanjikan kalo ia akan tidur dengan patuh dan nggak akan melakukan apapun. 


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊