Postingan Terbaru

Senin, 13 Maret 2023

Sinopsis Progresnya Berapa Persen? Episode 1

All content from VIU/ Net





Ringkas drama sebelumnya


Papanya April sedang dalam perjalanan. Om Irwan mendadak menghentikan mobil. Katanya bensinnya habis. Ia lalu pergi untuk cari bensin dulu. Papa sudah menunggu lama tapi om Irwan nggak juga balik. Papa menelponnya dan nggak sadar jalan ke tengah. Sementara itu mobil putih melaju kencang ke arah papa. Ponsel pengemudi tersebut jatuh. Plat mobilnya B 3745 AN.


Seketika April terbangun. Ia memang sering memimpikan kecelakaan yang menimpa papanya. Apalagi kalo ia sedang stres dengan pekerjaannya. Sudah jam 08.15. Ia berggas bangun dan bersiap. Ia sampai nggak sempat sarapan. Mama menahannya dan menyuruhnya membawa bekal. Di jalan, hampir aja terjadi kecelakaan saat April nggak sengaja menabrak penjual gerobak dorong. 



Sementara itu pak De, alias pak Dewangga, atasannya April sudah sampai di kantor. Naufal yang melihatnya langsung ngasih tahu karyawan lain dan sontak membuat semuanya panik. Pak De lalu menanyakan progres pekerjaan para karyawan. Niken yang progres pekerjaannya menurun langsung dipecat sama pak De. 


Di jalan motornya April malah mogok. Ia berusaha untuk menghidupkannya dan akhirnya bisa nyala lagi. Sesampainya di parkiran ia langsung mengganti sepatunya lalu jalan ke kantor. Pak De menanyakan April dan Andin terpaksa bohong kalo April ke toilet dulu saat di pom bensin. 


Nggak lama kemudian April datang. Pak De langsung menegurnya. Ia bahkan dibandingin sama Sheila yang rumahnya jauh tapi bisa sampai di kantor sebelum jam 9. Tapi saat tahu kalo pekerjaannya sudah 100%, pak De berubah melunak. Ia juga jadi disuruh untuk membantu menyelesaikan pekerjaan Naufal. 



Setelah pak De pergi, keempatnya langsung pada bergosip mengeluhkan perlakuan pak De ke mereka. Mereka bahlan membandingkan pak De dengan pak Willy, pemilik perusahan yang jauh lebih ramah dari pak De. April menanyakan apa mereka membuat alasan untuknya yang terambat tadi? Andin memberitahu kalo ia tadi bilang kalo April BAB di pom bensin. 


April memprotes dan minta dicarikan alasan lain yang lebih masuk akal. Ia lalu menyudahi dan mau makan bekalnya. Ih baru ingat tentang taruhan mereka. Karena hari ini pak De pakai baju abu-abu, artinya ia yang menang. Ia pun menagih tenderloin ke mereka. Ketiganya nampak berbelit-belit mau membelikannya. 


Mendadak pak De nelpon dan minta April ke ruangannya. Ia diminta untuk ke HRD untuk mencari penggantinya Niken. Ia juga berpesan agar mereka nyari yang becus. Sampai di ruang HRD, karyawannya sampai nggak habis pikir disuruh cari karyawan lagi. 





Sekembalinya dari ruang HRD, April menanyakan makanannya yang belum ada. Padahal ia sudah sangat lapar. Pak De datang lagi dan menanyakan kontrak dari Jaya Kontraktor. April sudah ngasih tahu kalo kontraknya masih ada di pak De tapi Pak De bilangnya nggak ada. April juga belum menerimanya. Ia lalu disuruh untuk mencari di ruang file. April pun terpaksa melakukannya dan nggak membantah lagi. 


Di ruang file ia nggak juga menemukan dokumen yang dimaksud. Sheila yang pekerjaannya sudah selesai datang untuk membantunya. Keduanya malah jadi membahas tentang Pak De. Sheila sampai menyarankan agar April sama pak De agar nggak dimarahin mulu. April merasa kalo itu nggak mungkin. Ia lalu mengungkit tentang mimpinya. Sheila yang juga mendengar tentang kecelakaan itu berdasarkan cerita April menanyakan kelanjutannya tapi April bilang belum ada kemajuan. 


Karena nggak juga menemukannya, April dan Sheila pun kembali. Lah tahunya Pak De sudah menemukannya dan menyuruh Naufal untuk menggurusnya. Hal itu membuat April menjadi sangat kesal. Ia sampai nggak peduli lagi sama Pak De. 




Mendadak mama nelpon dan menyuruhnya untuk ke sekolahnya Ranu, adiknya sekarang juga. Ia pun pergi dan meminta agar rekannya memback upnya. Di sekolah April menemui wali kelas Ranu dan dikasih tahu kalo Ranu berkelahi dengan siswa kelas lain sampai masuk rumah sakit dan mendapat jahitan. Atas nama Ranu, April meminta maaf dan menjanjikan akan menanggung biaya pengobatannya. Dan untuk memberi efek jera, Ranu akhirnya diskors selama beberapa hari. 


Di kantor pak De menanyakan keberadaan April. Saking paniknya mereka memberikan jawaban yang berbeda. Ke ATM dan ke toilet. Untung Sheila punya ide untuk menggabungkannya. Jadi April ke ATM lalu ke toilet.


Sampai di luar April menjewer Ranu dan memarahinya. Siapa yang nanti akan membayar biaya rumah sakit? Ranu seakan nggak peduli dan mengungkit kalo kakaknya yang tadi bilang akan membayarnya. April mau lanjut marah lagi tapi malah ditelpon sama pak De dan diminta untuk datang 15 menit lagi. Akan ada rapat yang harus dihadiri. Rekan-rekannya juga mengirim pesan dan memintanya segera kembali karena dicariin sama pak De. 




April kembali dengan naik ojek. Ia merasa sangat lapar. Pak De menanyakan April yang belum juga kembali. Apa ATM-nya di kutub utara? Saat di lampu merah, April melihat mobil yang menabrak papanya dan minta ojeknya untuk mengejarnya. Dih malah pak De nelpon lagi. Ia terpaksa melepaskannya dan kembali ke kantor. 


Di bawah ia mau beli makanan dulu tapi nggak jadi gegara harus bayar di kantin dan antrinya panjang banget. Apalagi pak De nelponin mulu. 


Akhirnya April sampai. Ia lalu mengambil dokumen yang diperlukan. Sheila melihat wajahnya tampak pucat dan mau mengambilkan obat tapi April menolak. Ia hanya minta agar tendeloinnya diletakkan di mejanya kalo sudah sampai.



Pak De sedang rapat dengan klien. Kebetulan kliennya wanita. Pak De sampai merasa nggak nyaman saat klien mencoba untuk menggenggam tangannya. Sampai tanya apakah pak De sudah punya pacar apa belum. 


April masuk. Ia meminta maaf atas keterlambatannya. Dan saat mau menyerahkan dokumen, mendadak ia jatuh pingsan. Pak De panik dan akhirnya menggendong April keluar dari kantornya. 



Akhirnya April tersadar. Ia lalu mengambil ponselnya dan membaca chatan dari rekan-rekannya. Pak De datang dan mengeluhkan dirinya yang pingsan di tengah meeting. April hanya meminta maaf. Ia juga nggak mau mengacaukan meetingnya. Pak De memberitahu kalo kata dokter ia darah rendah. Ia sudah di sana 3 jam. Pak De juga mengeluhkan April yang tidurnya nyenyak banget sampai ngorok segala. 


April meminta maaf dan kembali tiduran. Ia merasa baru kali ini melihat pak De baik padanya. Ia jadi ingat apa yang selalu dibilang Sheila kalo pak De suka padanya. Ia merasa kalo itu nggak mungkin. Melihat April memukul-mukul kepala membuatnya berpikir kalo kepala April sakit juga. Dengan nggak enak hati April membantahnya. 



Di kantor Naufal menulis surat untuk Sheila dan meletakkannya di atas dokumen di meja Sheila. Setelah ia pergi, ada OB yang datang. Ia salah meletakkan dokumen. Bukan buat Sheila tapi buat Andin. Kebetulan Andin datang. Ia pun menyerahkannya pada Andin. Andin membaca surat dari Naufal yang mengajak pulang bareng. Ia merasa aneh dan berpikir kalo Naufal sedang mengajaknya kencan. 



April dan pak De kembali ke kantor. April yang sedang sakit masih aja dimarahin mulu. Apalagi saat April malah melamun mengeluhkan harinya yang buruk. Pak De makin kesal karena dikiranya April nggak mendengarkannya. Pak De juga merasa asa untungnya April pingsan tadi. Ia lalu membicarakan klien mereka barusan. April nggak mendengarkan dan malah melihat penjual gorengan di pinggir jalan. Pak De menyadari kalo April lapar dan berbaik hati memberinya permen. April menerimanya dengan kesal hati. Permen doang???



Hari sudah sore saat April dan pak De sampai di kantor. Sheila dan yang lain segera menyambutnya dan membawanya duduk. Pak De terdiam menyaksikan perhatian rekan-rekan April. Ia lalu nyuruh April untuk merevisi pekerjaan Naufal yang dikirim padanya dan mengirimkannya padanya setelah selesai direvisi. April yang nggak berani membantah akhirnya mengiyakan. 


Sheila memberikan roti yang dibelinya untuk April. Takutnya dia belum makan. April berterima kasih padanya. Mereka lalu pamit ke April dan membiarkannya lembur sendirian. 



Di parkiran Naufal nungguin Sheila tapi yang datang malah Andin. Saat ia menyuruhnya turun, Andin malah mengancam akan ngasih tahu Sheila tentang perlakuan Naufal ke perempuan. Akhirnya Naufal mengantar Andin pulang. 




Pekerjaan April selesai pada malam harinya. Ia mau melaporkannya ke Pak De tapi nggak jadi. Takut dikasih tugas lagi. Di luar hujan. Ia dibantu sama satpam ngambil motor sehingga ia bisa pulang. Sampai rumah mama sedang mengepel lantai. Secara banyak yang bocor. Ia menjanjikan akan mempekerjakan tukang saat gajian nanti. Mama memastikan apa masih ada sisa? Ia lalu menyarankan agar April keluar dari pekerjaannya. Pekerjaan itu nggak sepadan dengan gaji yang ia dapat. Badannya capek, pikirannya juga capek. 


April sendiri juga sudah mencoba melamar ke beberapa perusahaan tapi belum ada yang mau menerimanya. Mama lalu nyuruh April untuk istirahat sementara mama akan mengecek mana saja yang bocor. April melarang karena khawatir rematik mamanya akan kambuh. Ia mau nyuruh Ranu tapi mama bilang Ranu sedang menginap di rumah temannya untuk mengerjakan tugas. Lah kan Ranu diskors???


Mama mengeluhkan Ranu yang terus membuat masalah. April teringat mobil yang dilihatnya tadi dan memberitahukannya ke mama. Mama meragukannya. Secara kalo memang iya nggak mungkin mobil ibu bisa berkeliaran bebas di jalanan. Mama meminta April untuk melupakannya. Selama ini kematian papa sudah meninggalkan banyak hal bagi mereka. April juga harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membayar cicilan rumah agar rumah nggak disita. 



April ke kamarnya dan bersiap untuk tidur. Para rekannya menyinggung saat ia pingsan tadi dan digendong sama pak De. Ia sampai disuruh siap-siap untuk jadi bu De. Habis itu pak De nelpon dan memberitahu kalo ia salah kirim file. April memeriksanya dan baru menyadarinya. Pak De minta agar dikirim lagi. Padahal filenya ada di komputer kantor dan sekarang sudah jam 11 malam. April menjanjikan akan mengirimnya besok pagi-pagi banget tapi pak De nggak mau. Secara ia sudah kadung janji sama klien kalo file nya akan dikirim malam ini juga. 


Akhirnya mau nggak mau April pergi ke kantor dan mengirim ulang file yang sebenarnya. 



Paginya saat sarapan April mendapat telpon yang membuatnya senang. Sesampainya di kantor ia langsung menghadap pak De dan menyatakan ingin mengundurkan diri. Pak De terdiam. Ia lalu bangkit dan menatap April yang tersenyum bahagis. Ternyata telpon tadi pagi dari perusahaan yang menerimanya. 


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊