All content from Hunan TV/ Mango TV
Ringkas drama sebelumnya
Tangping bekerja sama dengan Fangning menjebak pria yang mengikuti Tangping selama ini. Tangping sengaja membawanya ke tempat yang tersorot kamera pengawas. Ia memberikan sekantong buah yang ia bawa dan sengaja menjatuhkannya. Pria itu mengambil gambar saat Tangping mengambil buahnya yang jatuh. Saat itulah Fangning datang dan melumpuhkan tangan pria itu. Tangping mengambil ponselnya dan benar pria itu mengambil gambarnya tanpa ijin.
Saat sedang asik mengobrol, pria itu malah kabur. Beruntung ada Ling Rui yang menghentikannya. Fangning memberikan buah dan telur ke Tangping untuk dilemparkan ke pria itu sambil mengutuknya.
Setelahnya mereka jalan bertiga. Fangning sengaja memamerkan kemesraannya dengan Ling Rui di depan Tangping. Ia mengkhawatirkan tangan berharga Ling Rui yang nggak bisa mengoperasi lagi kalo cedera. Ling Rui mengaku nggak papa. Ia kan pakai kaki tadi. Ia menyinggung tentang apa yang Fangning katakan sebelumnya apakah tentang ini? Dan tentang yang sebelumnya sambil senyum Ling Rui bilang kalo ia bisa. Ia nggak bisa lama karena harus kembali ke rumah sakit.
Fangning berusaha menahan Ling Rui tapi ia tetap harus pergi. Sampai ketemu nanti malam.
Tangping nggak mau ditinggal sendiri dan minta Fangning untuk menemaninya ke bar. Fangning menolak. Ia nyuruh Tangping untuk menghubungi ayahnya.
Ling Rui selesai memeriksa pasiennya dan kemudian pulang. Sampai di kamarnya ia melihat Fangning sedang bersama dengan Tangping. Tangping terlalu banyak minum sampai mabuk. Ling Rui mau memeriksanya tapi Fangning melarang. Fangning malah menarik Ling Rui keluar. Ia sudah menjaga Tangping seharian ini dan minta Ling Rui untuk memberinya hadiah. Ia minta Ling Rui untuk mencium pipinya kanan dan kiri. Setelahnya mereka lalu berciuman. Dih kaget. Tangping tahu-tahu keluar dan memperhatikan mereka. Ia memeluk Fangning sambil nangis karena Fangning meninggalkannya. Ia lalu mengungkit masa kecil mereka. ia selalu iri pada Fangning karena bisa melakukan semuanya dengan baik dan disukai sama semua orang. Kalo ia pria maka ia juga akan menyukainya.
Ling Rui mau memisahkan mereka tapi malah didorong sama Tangping. Ia juga memarahi Ling Rui. Fangning menarik Ling Rui dan menutup mulutnya saat Tangping mau menciumnya. Ia nyuruh Tangping untuk mencuci mukanya dan beristirahat. Lah Tangping malah mau muntah. Beruntung nggak muntah di depan Fangning.
Tangping akhirnya tertidur. Tapi ia nggak mau melepaskan tangan Fangning. Hal itu mengingatkan Fangning pada masa kecil mereka. Ia membujuk Tangping untuk tidur dan menemaninya. Ling Rui akan meminjamkan Fangning untuk Tangping malam ini. Sayang mereka jadi nggak bisa melakukannya. Fangning minta Ling Rui untuk duduk di sisinya. Mereka lalu berciuman. Lah Tangping malah mengigau. Fangning jadi merasa kalo ini bukan saat yang tepat. Ling Rui iseng banget ih. Ia menutup muka Tangping pakai selimut lalu lanjut mencium Fangning.
Paginya saat terbangun Tangping mengingat kejadian semalam. Ia kesal pada diri sendiri dan merasa nggak bisa ketemu lagi sama Fangning. Ia lalu berpikir untuk pulang. Di luar ia malah bertemu dengan Ling Rui dan Fangning. Fangning sedang mengupas apel dan menawarinya. Tangping merasa takut karena Fangning bawa pisau. Ia menolaknya dan mau langsung pulang. Ling Rui mau mengantarnya ke stasiun tapi Tangping nggak mau. Seorang pria datang dan memberitahu kalo ada siswa yang terluka. Ling Rui pun segera ke sana dan membiarkan Tangping diantar sama Fangning.
Anak pemilik penginapan membawakan koper Tangping. Setelah bicara dengan Fangning, Tangping pun pergi. Anak pemilik penginapan merasa kalo Tangping juga menyukai Ling Rui. Fangning membenarkan dan sesumbar kalo Ling Rui hanya menyukainya. Anak itu lalu mengungkit cerita tentang anak perempuan yang disukai Ling Rui dulu saat masih kuliah. Ling Rui bahkan menyimpan koin bermain dari anak perempuan itu. Fangning ingat koin yang diberikan Ling Rui padanya. Ia memberitahu anak itu kalo koin itu adalah miliknya.
Selanjutnya Fangning ke sekolah dan membayangkan Ling Rui bersekolah di sana. Ia seakan melihat Ling Rui belajar dan bermain basket di sana. Mungkin gadis yang disukai Ling Rui adalah teman sekelasnya.
Ling Rui menghampiri seorang anak laki-laki yang terluka dan mengobati tangannya sembari menanyakan kenapa ia bisa terluka? Anak itu memberitahu kalo temannya mengejeknya karena ia miskin. Orang tuanya nggak bisa membiayai sekolahnya dan gurunya yang menanggung pendidikannya. Kadang ia juga kelaparan. Temannya sesekali memberinya makan. Ling Rui memberitahu kalo ia juga seperti dirinya dulu. Keluarganya nggak punya apa-apa. Alih-alih marah lebih baik membungkuk berterima kasih. Anak itu merasa kalo Ling Rui seperti nggak punya harga diri. Tapi bagi Ling Rui, ada yang lebih penting dari harga diri, masa depannya. Karena itulah ia belajar giat dan berusaha keras mencapai cita-citanya. Ia lalu cerita seorang anak perempuan yang mau menolongnya dengan memberinya beberapa koin. Anak itu seperti papan apung yang membantunya yang hampir tenggelam.
Fangning yang mendengarnya nggak nyangka kalo koin itu sangat berarti untuk Ling Rui. Untung ia selalu membawanya. Ia mengambil dompetnya yang ada di tas. Lah koinnya nggak ada.ia pun ingat kalo mungkin koinnya hilang saat ia menangkap orang yang selalu mengikuti Tangping. Ia pun ke sana untuk mencarinya tapi koinnya diambil sama anak kecil dan diberikan ke temannya. Temannya menggunakannya untuk main mobil-mobilan tapi akhirnya dibuang karena nggak bisa dipakai. Koin itu lalu keinjak sama seorang pria lalu ditemuin sama seorang nenek. Nenek itu memasukkannya ke kotak saran di rumah sakit dan dilihat sama Ling Rui. Sementara itu Fangning yang masih belum bisa menemukan koinnya terus mencari.
Setelah lelah mencari, Fangning lalu pergi ke pantai. Ling Rui di belakangnya dan memperhatikannya. Ling Rui kecil memanggil Fangning kecil dan mengajarinya. Mereka lalu pergi ke taman bermain tapi hanya Fangning yang naik berbagai wahana. Setelah puas bermain Fangning membelikan permen kapas untuknya dan Ling Rui. Setelahnya Fangning menaiki komidi putar dan minta Ling Rui untuk memotretnya. Ling Rui meminjam kamera yang dijual seorang wanita karena ia nggak punya uang. Setelahnya wanita tadi mengambil gambar Fangning dan Ling Rui. Fangning menyukai foto mereka. Dan ia tanpa sadar meninggalkan foto itu setelah ditelpon sama ayahnya.
Ling Rui kembali ke rumah sakit. Ayahnya meninggal karena nggak juga dioperasi. Ia tahu betul alasannya karena mereka nggak punya uang. Fangning menemuinya dan memberinya uang untuk membantunya. Ayahnya bilang semua masalah akan selesai kalo ada uang. Ling Rui menolak semua uang itu dan menjatuhkannya. Fangning menanyakan apa yang dia butuhkan dan akan memberikannya. Ling Rui mengambil semua uang itu dan mengembalikannya ke Fangning. Ia hanya mengambil satu koin bermain. Fangning menjanjikan akan mengumpulkan banyak uang dan menikahi Ling Rui.
Fangning sudah mengingat semuanya. Ia nggak nyangka kalo Ling Rui adalah gurunya kala itu. Ling Rui tersenyum. Meski ia berada jauh dari Fangning tapi Fangning selalu ada dalam hatinya. Ia mencium Fangning dan berakhir dengan melakukannya.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊