All content from tvN/ iQiyi
Ringkas drama sebelumnya
Dam membongkar kopernya untuk mencari buku sejarahnya. Ia lalu nelpon Jaejin dan ternyata bukunya masih ada sama Jaejin. Ia menyuruhnya untuk membawanya ke kampus nanti. Kalo enggak dia akan menghancurkan kepalanya. Rupanya Woo Yeo mendengarnya. Ia menceramahi Dam agar menggunakan kata-kata yang baik mulai sekarang. Nggak hanya itu. Saat Dam mau berangkat ke kampus, Woo Yeo juga mengomentari pakaiannya yang menurutnya nggak rapi.
Hhh Dam merasa kalo Woo Yeo seperti itu karena kesulitan berhenti merokok. Woo Yeo membantahnya tapi Dam yakin banget kalo Woo Yeo sedang sakau. Akhirnya dia merasakan gimana dia menderita saat harus berhenti makan ayam. Woo Yeo masuk ke rumah. Rupanya Dam pergi tanpa mematikan tv. Woo Yeo mau mematikannya tapi malah ada berita tentang pembunuhan di tengah kota dengan wanita sebagai korbannya.
Dam masuk ke kelasnya. Ada Seonwoo juga. Dia terus menatap ke Dam. Saat membeli minum, Seonwoo minta Dam membelikannya minuman karena dia nggak punya uang koin. Dam melakukannya. Seonwoo bilang akan menggantinya hanya Dam tapi Dam menolak. Nggak perlu. Seonwoo lalu menanyakan ponselnya Dam. Katanya mau lihat waktu tapi saat Dam mengeluarkan ponselnya, Seonwoo langsung mengambilnya dan menuliskan nomornya. Dia nyuruh Dam untuk menelponnya kalo dia pingin minum.
Seonwoo adalah nama yang diberikan oleh orang tuanya. Yang artinya baik dan teman. Mereka mengharapkannya punya banyak teman baik dan menjadi teman yang baik. Ia tampan dan kaya. Ia bisa dengan mudahnya mendapatkan wanita yang ia inginkan dan memutuskan mereka kapanpun ia mau. Nggak seperti gadis yang lainnya, Dam menolak Seonwoo. Dia bahkan marah padanya karena merebut ponselnya tanpa ijin. Seonwoo aja sampai nggak nyangka banget dapat perlakuan kayak gitu.
Dam sampai rumah. Seonwoo mengiriminya pesan memberitahu kalo itu nomornya dan nyuruh Dam untuk menyimpannya. Dam melihat kalo ruang bawah tanah lampunya menyala. Mendadak ada kucing yang mengagetkan Dam dan membuat ponselnya terjatuh. Dam masuk ke sana. Mendadak pintunya menutup dengan sendirinya. Dam kaget. Belum lagi Woo Yeo menghampirinya dengan aura menyeramkan. Ternyata Woo Yeo juga terkunci di sana. Pintunya rusak. Ia sedang memperbaikinya. Ia bahkan meletakkan balok kayu untuk mencegah pintunya tertutup. Jadi pintunya menutup karena Dam menjatuhkan balok kayunya.
Woo Yeo mengulurkan tangannya. Dam pikir Woo Yeo mau melakukan teleportasi tahunya minta ponselnya Dam untuk nelpon tukang reparasi. Dia nggak bisa berteleportasi karena itu akan menyebabkan gelombang yang bisa memengaruhi keadaan di sekitar, sedang ia punya banyak benda penting di sana. Saat nelpon listriknya juga mati. Selagi menunggu orangnya datang, Woo Yeo menyalakan lampu minyak tanah dan mengajak Dam untuk melihat-lihat.
Dam suka melihat lampu minyak. Di sana ada banyak barang dari masa lalu yang membuat Dam tertarik. Ternyata sebelumnya Woo Yeo pernah menjadi seorang pedagang, ia juga pernah bekerja untuk departemen sains dan pernah masuk militer juga.
Dam senang melihat itu semua. Saat ia kecil ia suka melihat drama sejarah. Dan setelah lulus nanti ia ingin menjadi kurator museum. Tapi ia nggak tahu apa ia bisa hidup sampai saat itu. Ia iri dengan Woo Yeo yang bisa tinggal di banyak era. Bagaimana rasanya berumur panjang? Woo Yeo bilang rasanya nggak seperti apa pun. Dam lalu melihat ada cangklong juga. Woo Yeo menggunakannya sejak rokok diimpor pada tahun 1592. Saat Jepang menginvasi Korea. Dam kaget karena Woo Yeo sudah merokok selama lebih dari 400 tahun dan ia memaksanya untuk berhenti merokok. Sekarang dia malah nyuruh Woo Yeo untuk terus merokok.
Woo Yeo tadinya berpikir kalo nggak akan sulit mengubah kebiasaannya. Tapi ternyata enggak. Ia menyadari kalo ia sudah membuat permintaan yang nggak masuk akal. Karena itulah ia ingin berhenti merokok selama kontrak mereka untuk berbagi rasa sakit Dam.
Dam lalu menanyakan usia Woo Yeo. Kalo ia berusia 22 tahun dan ia lahir di tahun 1999 tahun kelinci. Woo Yeo sendiri lahir di tahun 1012, usianya 999. Dam langsung lemas. Nggak nyangka kalo Woo Yeo setua itu. Pantas saja kalo cara bicaranya kolot.
Dih Dam jadi nggak enak. Ia lalu mengalihkan dengan mengomentari lonceng angin Woo Yeo. Ia pernah lihat layar yang berbentuk ikan tapi belum pernah lihat yang bentuk daun. Woo Yeo nyuruh Dam untuk mengambilnya kalo suka. Wah Dam senang banget. Dikiranya lonceng itu sudah berumur ratusan tahun. Tapi ternyata Woo Yeo membelinya di Insa-dong. Harganya 7.000 won.
Keduanya akhirnya bisa keluar dari sana setelah tukangnya datang.
Di rumah Dam menonton acara makan-makan. Kebetulan yang dimakan adalah ayam. Woo Yeo nggak enak lihatnya dan membuatkan masakan untuk Dam. Ayam tumis pedas tapi ia menggunakan bahan daging bebek. Setelah matang ia pun memberikannya pada Dam. Sepertinya rasanya enak. Tapi saat Dam memakannya ternyata rasanya sangat buruk. Dan karena nggak mau membuat Woo Yeo kecewa, ia pun berbohong bilang kalo rasanya enak.
Woo Yeo mau menambahkan makanannya lagi tapi Dam buru-buru menolak. Woo Yeo langsung tahu kalo sebenarnya rasanya nggak enak. Ia lalu pergi untuk membelikan makanan untuk Dam. Selagi Woo Yeo pergi, di rumah Dam mencuci peralatan yang Woo Yeo gunakan. Dia jadi merasa bersalah. Harusnya dia memakannya tadi.
Dan saat Woo Yeo pergi, Seonwoo kembali mengirim pesan pada Dam yang mengajaknya ketemuan karena ia mau mengembalikan uang 800 won miliknya. Karena nggak mau terus dihibungi sama Seonwoo, Dam pun mengirimkan rekeningnya. Habis itu perut Dam mulas. Ia pun pergi ke toilet. Setelah selesai malah toiletnya tersumbat. Nggak mau menyiram. Sementara itu Seonwoo terus mengirimkan pesan mengajaknya ketemuan untuk mengembalikan uangnya secara langsung.
Dam menolak karena ia sedang sibuk. Lah Dam malah bertanya ke Seonwoo cara memperbaiki toilet tersumbat. Untuk membuat Woo Yeo nggak segera pulang Dam menyuruhnya yang sudah membeli pizza untuk membeli Yum woon sen karena dia nggak bisa makan pizza. Pizza terlalu berminyak dan bisa menyebabkan masalah dan penyakit seperti obesitas dan esofagitis.
Seonwoo menemukan caranya. Dam mempraktekkannya sambil menelponnya. Bungkus toilet dengan kantong plastik. Setelah Dam menyelesaikannya ternyata berhasil. Dia sangat senang sampai mau nemanggil Seonwoo peri toilet. Ia nggak perlu lagi mengembalikan 800 won. Seonwoo tetap mau membayarnya. Dia ingin makan atau minum. Dam setuju. Ia akan mentraktirnya makan.
Setelah masalah teratasi Dam merasa sangat lega. Oh dia lupa kelereng Gumiho-nim. Kebetulan Woo Yeo pulang. Dam langsung menghampirinya dan menanyakan apa kelerengnya masih ada? Tanpa sadar ia menceritakan apa yang terjadi tadi. Woo Yeo tersenyum. Ia melihat itu masih ada. Dam merasa sangat lega. Ia membantu Woo Yeo membawakan makanannya.
Melihat pizza itu Dam jadi ingin memakannya. Woo akan mengungkit apa yang Dam bilang tadi tentang esofagitis dan gastritis? Dam menjelaskan kalo manusia butuh minyak seperti mobil yang membutuhkan minyak untuk bergerak. Sembari Dam makan, Woo Yeo menyinggung kalo akan baik untuk Dam kehilangan kelerengnya. Tapi kenapa Dam lega saat kelerengnya masih ada?
Dam membenarkan kalo ia ingin kelerengnya keluar. Tapi ia ingin itu keluar dengan aman agar impian Woo Yeo tetap ada. Tapi kenapa Woo Yeo nggak makan? Woo Yeo mengaku nggak meredakan rasa laparnya dengan makanan manusia. Baginya itu hanya camilan yang ia makan untuk bersenang-senang.
Selesai makan mereka memilah sampah daur ulang sambil membicarakan nama panggilan. Dam nggak bisa terus memanggilnya Gumiho-nim. Woo Yeo menyuruhnya hntuk memanggil nama tapi Dam pikir itu nggak sopan. Dam dari sekian banyak panggilan yang Dam sebutkan Woo Yeo setuju dipanggil Eoreusin. Setelah selesai mengerjakan tugas, Dam melihat lonceng angin yang ia letakkan di jendelanya. Ia merasa kalo Eoreusin orangnya manis dan penyanyang. Ia juga kesepian.
Loncengnya bunyi. Woo Yeo memimpikan masa lalunya. Peperangan, ia bersama seorang gadis. Mereka berciuman, sepatu gadis itu terbakar. Akhirnya Woo Yeo terbangun.
Dam keluar untuk mengambil minum dan melihat Eoreusin sedang berjalan-jalan di luar. Ia pun menemuinya dengan alasan mau mencari udara segar. Dam pikir Eoreusin merasa kesulitan. Ia khawatir karena ia tampak lelah. Saat di basemen tadi ia menyadari kalo Eoreusin sudah hidup terlalu lama untuk sebuah impian. Impiannya bisa hancur dan itu membuatnya merasa bersalah. Karena itulah ia ingin mereka mencoba untuk menjalani hari ini. Ia yakin kalo hari-hari baik akan datang dan mengajaknya untuk berjuang bersama. Dam mau kembali masuk.
Woo Yeo teringat pembicaraannya dengan Hyesun sebelumnya. Woo Yeo sudah nggak ingin menjadi manusia tapi kenapa ia ingin tinggal dengan manusia? Jelas-jelas ia tahu gimana caranya mengeluarkan kelerengnya.
Woo Yeo lalu memanggil Dam dan meraih tangannya. Kelerengnya berwarna merah. Ia lalu berniat untuk menghapus ingatan Dam dengan menciumnya dan mengambil kelerengnya kembali. Mendadak kelerengnya berubah warna menjadi biru. Ia pun terdiam. Dam yang merasa canggung pun pamit mau kembali ke rumah. Beberapa langkah kemudian Woo Yeo menarik tangannya dan memeluknya.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊