Ringkas drama sebelumnya
Kantor Polisi Tangier
Hoon dimasukkan ke dalam penjara. Dia teringat saat ketemu Hoon di panti asuhan. Ia diminta untuk mengasuh Hoon karena panti asuhan akan tutup.
Kata suster, Hoon belum bicara selama lebih dari dua bulan. Kata dokter dia bukannya nggak bisa tapi nggak ingin.
Gun nyuruh suster buat ngubungin ibunya Hoon aja.
Suster memberitahu kalo mereka sudah melaukannya tapi ibunya Hoon nggak bisa dihubungi makanya mereka menghubungi Gun, pamannya. Dia adalah keluarganya.
Keluarga? Gun nggak mau. Hidupnya sudah berat. Dia nggak bisa membesarkan anak. Cari aja panti asuhan lain.
Suster kesal sama Gun dan nyuruh dia buat nyari sendiri. Dia lalu ninggalin Gun. Gun manggil tapi susternya nggak peduli.
Akhirnya Gun membawa Hoon pulang dan memandikannya.
Gun tahu kalo Hoon rindu sama ibunya. Dia janji akan menemukannya.
Hoon malah bilang kalo ibunya membuangnya. Apa kamu juga akan membuangku paman? Ia meminta Gun untuk melakukannya sekarang kalo emang dia ingin melakukannya.
Gun dengan bijaknya ngasih tahu kalo keluarga bukan sampah yang bisa dibuang dan diambil. Keluarga itu orang-orang yang tinggal serumah.
Hoon malah bilang kalo keluarga itu omong kosong.
Gun kesal dan nanyain siapa yang ngajarin Hoon kata-kata kasar? Eh, kayaknya Gun juga bilang itu pas lagi ngomong sama suster.
Gun nyipratin air ke Hoon dan melarangnya mengingat kata-kata kasar.
Hoon balik nyipratin air ke Gun dan mereka jadi main ciprat air.
Gun nyesek ingat itu. Dia nangis. Polisi datang dan nembukakan selnya. Ia dibawa nemuin petugas hotel. Di sana ada Hae Ri sama Ho Sik juga.
Polisi bilang kalo interogasi akan di mulai. Hae Ri menerjemahkannya buat Gun. Laptop aja yang dicuri?
Gun nyuruh Hae Ri buat bilang kalo prtugas hotel itu berkomplot sama orang yang menjatuhkan pesawat.
Hae Ri merasa kalo itu bukan ide bagus. Gun tetap minta Hae Ri mengatakannya. Hae Ri nurut.
Polisinya cuman senyum.
Petugas hotel ngakunya ke kamar Gun dan melihat kamarnya berantakan dan keluar lagi.
Gun emosi dan teriak agar petugas hotel nggak bohong. Duh, kaget aku.
Petugas hotel marah karena Gun tiba-tiba memukulnya.
Gun makin emosi. Dia bangkit dan marah-marah.
Polisi di belakangnya sigap menahan.
Polisi yang menginterogasi menggebrak meja.
Ho Sik menasehati kalo marah itu nggak ada gunanya.
Gun kembali duduk.
Polisi memberitahu kalo dia cuman petugas hotel biasa dan mereka sudah memastikan identitasnya.
Gun malah bilang kalo hotelnya juga berkomplot.
Hae Ri menegur Gun yang makin kelewatan.
Gun membentak Hae Ri agar cepat mengatakannya.
Hae Ri nggak mau dan nyuruh Ho Sik aja yang bilang.
Petugas hotel dibebaskan dan Gun mau dibawa ke penjara.
Gun nggak terima petugas hotel dibebaskan. Dia ngambil pulpen di meja dan menyandera petugas hotel.
Gun mendesak petugas hotel untuk mengatakan yang sebenarnya. Dia sesumbar punya 18 gelar bela diri dan nggak perlu waktu sedetik buat membunuhnya.
Hae Ri meminta Gun untuk menghentikannya kalo dia nggak mau membusuk di penjara.
Ho Sik membenarkan. Polisi mendesak Gun untuk melepaskannya. Dia akan ditembak kalo nggak melepaskannya dalam hitungan ketiga.
Gun nggak takut dan milih mati sama-sama aja. Pun sampai hitungan 3 dia nggak mau melepaskannya.
Hae Ri maju dan menghalangi Gun kena tembak.
Polisi mengancam akan membunuh Hae Ri juga. Hae Ri panik karena Gun juga akan membuatnya terbunuh.
Gun nggak bisa dan terpaksa melepaskan petugas hotel.
Hae Ri pulang ke rumahnya. Lah, pria yang nabrak Hoon masih ada di sana ternyata.
Hae Ri dapat telpon dari kepala Gang. Dia nyuruh Hae Ri buat pergi ke sekretariat ICAO dan nyari Dokter Kevin Kim. Dia akan menunjukkan kotak hitam. Dia orang Korea-Amerika yang kerjaasama sama mereka.
Hae Ri tersenyum dan bilang kalo dia nggak perlu lagi.
Kepala Gang kesal. Hae Ri memintanya buat sesuatu yang sia-sia?
Hae Ri cuman minta maaf lalu nutup telponnya. Dia lalu mau masuk rumah.
Di dalam pria yang menjatuhkan pesawat sudah siap nyambut Hae Ri pakai tali.
Hae Ri masih ragu. Ia ingat apa yang Gun bilang. Dia meminta Hae Ri buat segera mengeluarkannya dari sana karena dia nggak punya waktu.
Hae Ri mengaku sudah melakukan segalanya dan dia nggak mau membantu Gin lagi.
Gun dibawa sama polisi. Gimana kalo apa yang dia bilang adalah benar? Maka Hae Ri juga akan jadi kaki tangannya teroris.
Hae Ri nggak jadi masuk dan pergi lagi.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional
Hae Ri beneran datang buat nemuin Kevin Kim. Di sana dia melihat barang para korban.
Orang yang Hae Ri cari datang. Mereka saling memperkenalkan diri.
Kevin memberitahu Hae Ri kalo mereka mengambil dua kotak hitam dari pesawat. Di dalamnya ada alat perekam syara yang berisi percakapan di kokpit dan rekaman data komputer pesawat.
Hae Ri memakai headphone dan mulai mendengarkan. Percakapan pertama tentang banyaknya anak-anak dari tim taekwondo.
Habis itu co-pilot dapat telpon dan bicara dalam bahasa Spanyol.
Hae Ri menanyakan apa dokter Kevin bisa bahasa Spanyol?
Dokter Kevin memberitahu kalo itu sudah diterjemahkan. Ia mengambil berkasnya dan memberikannya pada Hae Ri.
Hae Ri ingat kalo Hwa Suk bilang pria yang nabrak Hoon bicara dalam bahasa Spanyol. Ia lalu mengambil ponselnya dan mencocokkannya.
"Hae Ri nggak nyangka kalo pembicaraannya nyambung"
"Dia melepaskan headphone-nya. Syok"
"Sayang, aku menantikan telponmu"
"Atur jam tanganmu. Ubah jadi waktu saat ini, pukul 11.02. Tujuh, delapan, sembilan detik"
"Baik, tunggu. Sudah kuatur. Kapan kita ketemu?"
"Tepat 14 jam dan 37 menit lagi. Dan imbalannya?"
"Sudah siap. Kamu akan menemukannya di titik temu. Kincan kita?"
"Dijadwalkan pukul 13.15, 13.20, 13.23, 13.30"
"Aku ngerti. Ada yang lain?"
"Nggak"
Hae Ri merasa kalo mereka benaran berbincang.
Dokter Kevin juga sependapat. Tapi kalo salah satunya adalah co-pilot, yang satu lagi siapa?
Gun dibebaskan karena Ho Sik sudah menjaminnya senilai 1.500 euro.
Gun nggak nyangka Ho Sik menyogok mereka.
Ho Sik mengaku nggak punya pilihan lain. Dia ngasih nomor rekeningnya ke Gun dan memintanya buat membayarnya.
Hae Ri merasa kalo Gun benar. Jatuhnya pesawat B357 adalah aksi terorisme.
Epilog:
Hae Ri melakykan wawancara BIN. Ia ditanyai alasannya bergabung dengan BIN.
Hae Ri memberitahu kalo ayahnyavadalah kolonel Korps Marinir. Ada kebakaran saat latihan. Ayahnya wafat setelah menyelamatkan 8 orang anak buahnya. Ia ingin mengikuti jejak mulia ayahnya dan melayani negara.
Pihak BIN merasa kalo itu membosankan. Sebagian besar pelamar memberi jawaban yang sama.
Hae Ri mengingatkan kalo dia adalah putri dari pria dengan penghargaan nasional. Meragukan rasa patriotismenya seperti penghinaan bagi ayahnya.
Pihak BIN merasa kalo ayahnya Hae Ri mencemaskannya. Kolonel Go Gang Cheol, Ketua Divisi Pertama, Korps Marinir.
Hae Ri terkejut dia kenal ayahya.
Rupanya dia adalah salah satu dari delapan orang itu.
Hae Ri lanjut cerita soal ibunya yang kena tipu. Rumahnya akan dilelang. Adiknya nggak lulus ujian masuk universitas dan mutusin...
Orang itu bangkit dan ninggalin Hae Ri.
Hae Ri berusaha buat menceritakan yang lebih tragis lagi tapi nggak mempan.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊