Sinopsis Begin Again Episode 10

Anysti
0

All content from Hunan TV/ Mango TV




Ringkas drama sebelumnya


Fangning dan Ling Rui datang sendiri-sendiri untuk memenuhi undangan Yujiang. Setelah menjelaskan yang sebenarnya akhirnya Ling Rui bisa mengerti kalo itu hanya makan malam biasa. Yujiang adalah mantan tunangan pamannya dan akan bekerjasama dengan Lu Ming. Mereka pun masuk meski nampak jelas merasa canggung.


Yujiang menunggu di depan. Fangning memberikan anggur yang dibawanya dan memperkenalkan Ling Rui selaku suaminya. Yujiang mengajak keduanya untuk berfoto bersama. Ia mengirimkan foto itu ke Simon lalu mempersilakan keduanya untuk masuk.


Simon melihat foto itu dan merasa kesal.


Sampai di dalam rumah malah makin canggung lagi. Apalagi saat Yujiang bilang nggak mengundang Simon. Meski itu hanya bercanda.


Simon mendadak menelpon dan menanyakan alasan Yujiang mengundang Fangning. Fangning yang merasa nggak nyaman menyuruh pamannya untuk segera datang. Mereka menunggunya. Yujiang juga meminta Simon agar jangan terlambat.


Fangning menanyakan hubungan Yujiang dengan Simon sebenarnya. Apa ada masalah? Ia pikir membicarakan kerjasama Lu Ming dan Jiangcheng cukup antara mereka saja tapi Yujiang ingin membicarakannya dengan Yiyao dan menenangkan kalo kerjasama mereka akan berjalan baik. Ia lalu pamit untuk membuka anggur.


Ketiganya mulai makan. Yiyao akhirnya datang dan langsung bergabung bersama mereka. Yujiang merasa kalo Fangning beruntung bisa menikah dengan Ling Rui. Ia mengajak mereka untuk bersulang.


Ling Rui melarang Fangning untuk minum anggur karena masih harus menyetir nanti. Fangning minta Ling Rui saja untuk menyetir menggantikannya. Ling Rui menolak karena ia rabun malam. Akhirnya ia meminum anggur itu sedang Fangning minum jus.


Yujiang mengungkit awal mula hubungannya dengan Yiyao. Kalo Fangning nggak mengajaknya kencan buta mungkin mereka nggak akan bisa pacaran. Ia lalu menanyakan awal mula ketemunya Fangning dan Ling Rui.


Fangning menjawab takdir. Ling Rui melanjutkan kalo mereka punya teman yang sama. Yujiang lalu menanyakan apa yang Ling Rui suka dari Fangning. Lagi-lagi Fangning yang menjawab. Ia memamerkan kelebihannya. Dari cantik, pintar, mandiri, punya banyak uang dan kaya. Ling Rui menjawab dengan versinya sendiri. Karena Fangning gugup, ceroboh, suka berteriak, semena-mena.


Ling Rui bahkan menggenggam tangannya dan melanjutkannya dengan sedikit lebay. Fangning menendang kakinya di bawah meja dan mereka bicara lewat tatapan mata.


Seakan nggak mau berhenti, Ling Rui mengambil sayuran dan menyuapkannya ke Fangning. Yujiang sampai heran karena sebelumnya Fangning nggak suka makan sayur. Seleranya berubah setelah menikah. Ia menunjukkannya ke Yiyao dan menyuruhnya untuk belajar dari keponakannya.


Yiyao merasa nggak nyaman. Dia mengaku nggak suka sama anggurnya dan minta anggur yang lain. Keduanya lalu pergi meninggalkan meja makan.


Fangning menuntut kenapa Ling Rui menghindarinya tadi. Ling Rui membantah kalo ia melakukannya. Fangning menunjukkan kalo Ling Rui nggak mau menatapnya. Apa ia marah karena ia nggak mau melakukannya malam itu jadi Ling Rui menarik diri darinya?


Ling Rui nggak mau membicarakannya lagi dan pamit mau ke toilet. Fangning menunjukkan kalo Ling Rui kembali menghindarinya.


Alasan Yujiang sengaja mengundang Fangning dan suaminya untuk menunjukkannya ke Yiyao. Dan ternyata penyebab putusnya hubungan mereka dulu adalah karena Yiyao mencintai seseorang yang harusnya nggak ia cintai, yaitu Fangning.


Jadi waktu itu nggak masalah ia menikah dengan siapa. Selama mereka bersama Yiyao selalu melakukan semua yang dilakukan pacar sempurna itu semata-mata untuk menutupi perasaannya pada Fangning.


Yiyao menekankan kalo ia akan melakukan apapun untuk membuat Fangning bahagia. Yujiang yang mengaku mengenal Yiyao melebihi Yiyao sendiri merasa kalo itu bukan untuk Fangning tapi untuk Yiyao sendiri.


Ia menantang Yiyao untuk mencintainya atau kalo enggak dia akan memberitahu Fangning kenapa dulu Yiyao meninggalkannya.


Tanpa keduanya sadari Ling Rui mendengarkan semua yang mereka bicarakan.


Ling Rui kembali ke Fangning dan mau memberitahukan yang sebenarnya tapi keburu Yujiang dan Yiyao datang. Yujiang memberikan kue buah pada Fangning dan Ling Rui. Dengarnya Fangning sangat menyukainya.


Fangning membenarkan. Kue buah pertama yang ia makan adalah pemberian Yiyao dan sejak itu ia suka memakannya.


Ling Rui yang menyadari kalo Yujiang sengaja melakukannya mengajak Fangning pulang karena tadi ia bilang sedang sakit perut. Fangning segera tanggap dan berpura-pura sakit perut. Mereka lalu pamit.


Yujiang dan Yiyao mengantar keduanya sampai depan. Dan setelah Fangning dan Ling Rui pergi, Yujiang kembali menatap Yiyao tajam. Ia lalu meninggalkannya kembali ke rumah. Yiyao nggak bisa bilang apa-apa dan pergi.


Ling Rui dan Fangning masih di depan mobil. Ling Rui ingin memberitahukannya pada Fangning tapi nggak tahu harus mulai dari mana.


Yiyao datang mau pamit ke Fangning. Ia akan pulang duluan. Saat ia mau membelai kepala Fangning seperti yang biasa ia lakukan, Ling Rui tiba-tiba menarik Fangning bersandar padanya. Katanya ada kupu-kupu di kepala Fangning.


Fangning mengajak Yiyao untuk pulang bersama karena dia nggak bawa mobil. Ling Rui mencegah dengan bilang kalo ia mau bicara penting dengannya.


Yiyao menyadari dan bilang akan naik taksi. Ia pamit dan pergi.


Fangning menanyakan apa yang mau Ling Rui bilang padanya? Ling Rui mau mengatakannya tapi ponselnya malah bunyi. Ia diminta untuk menghadiri acara reuni. Ling Rui mengiyakan selama profesor datang. Fangning kembali menyinggung apa yang mau Ling Rui katakan padanya.


Ling Rui memilih untuk nggak memberitahunya. Ia memberitahu kalo Fangning cantik hari ini. Ih Fangning langsung tersipu. Ling Rui lalu pamit dan jalan duluan.


Di kantornya Fangning merasa nggak tenang memikirkan Ling Rui yang menjauhinya. Ia bahkan berpikir untuk mengubah kontraknya dan melanjutkannya.


Erfan menelpon kalo Yujiang ingin bertemu. Fangning mengiyakan.


Yiyao juga diminta untuk menemui Fangning.


Di depan kantor Yiyao nggak sengaja menabrak Siyu yang sedang membawa banyak dokumen. Ia meminta maaf dan membantunya mengambil beberapa lalu pergi.


Di ruangannya Fangning, sudah nggak Yujiang. Yiyao pikir Yujiang sudah memberitahukannya pada Fangning. Ia meminta Fangning untuk nggak mempercayainya. Ia memang seperti itu saat sedang marah.


Dan yang sebenarnya Yujiang katakan pada Fangning adalah ia menolak bekerja sama dengan Lu Ming. Yiyao ikut sedih dan berniat untuk bicara dengan Yujiang.


Fangning melarang. Ia mengaku nggak ingin Yiyao merasa nggak nyaman dengan hal itu. Yiyao menenangkan kalo ia akan memikirkan solusi lainnya.


Di ruangannya Yiyao menelpon Yujiang dan menanyakan apa yang sebenarnya ia inginkan? Yujiang mendesak Yiyao untuk mencintainya. Atau kalo enggak ia akan mengatakan semuanya pada Fangning.


Gagalnya kerjasama dengan Jiangcheng sangat berpengaruh pada kelanjutan Infinity. Tapi mereka nggak bisa menyerah gitu aja dan memikirkan cara lainnya.


Erfan memberikan saran pada Fangning. Yiyao menegurnya. Ia seperti nggak setuju. Tapi Fangning sangat percaya pada Erfan. Secara mereka sudah memperjuangkan infinity selama dua tahun. Sekarang ada Yiyao juga jadi mereka nggak perlu khawatir lagi.


Peng Bo yang sedang berjalan bersama Ling Rui merasa aneh dengar Ling Rui mau menghadiri acara reuni. Ling Rui memberitahu kalo itu karena profesor Yu juga hadir. Peng Bo pikir akan seru kalo mereka tahu Ling Rui menikahi wanita kaya.


Ling Rui menegur Peng Bo agar nggak bicara seperti itu.


Fangning masih bekerja hingga hari berikutnya. Erfan mendatanginya dan meminta tandatangannya. Ia ingin mengajukan cuti. Fangning memberikannya. Erfan ingin keliling dunia. Ia memintanya untuk jangan pergi terlalu lama.


Erfan merengek. Fangning melarangnya seperti itu. Ia melemparkan dokumennya dan menyuruhnya pergi.


Fangning baru ingat kalo sekarang hari Jumat. Kalo nggak salah ingat Ling Rui akan menghadiri reuni hari ini.


Di tempat reuni sudah banyak yang hadir. Ling Rui yang datang bersama Peng Bo langsung ditarik sama para gadis. Mereka kagum pada Ling Rui yang sekarang menjadi dokter bedah.


Peng Bo yang melihat profesor belum datang akhirnya menelponnya. Profesor Yu minta dijrmour karena ia nggak bisa mengemudi. Peng Bo berniat pergi untuk menjemputnya.


Ling Rui ingin ikut tapi ditahan sama para gadis itu. Akhirnya Peng Bo menariknya dan mengajaknya pergi.


Ternyata Fangning menyewa tempat sebelah. Diam-diam ia mengawasi apa yang dilakukan Ling Rui.


Sekembalinya Ling Rui dan Peng Bo menjemput Profesor Yu, mereka mendengar teman-temannya berbicara buruk tentang mereka. Bahkan mereka juga membicarakan profesor Yu.


Keterlaluan banget ngomonginnya. Saat Ling Rui sudah nggak tahan dan ingin ke sana, Fangning tahu-tahu muncul dan menghampiri mereka. Ia menyindir mereka habis-habisan dan memperkenalkan diri sebagai istri Ling Rui.


Ia menunjukkan ke mereka kalo mereka nggak pantas menjadi teman Ling Rui. Salah seorang pria tersinggung dengan apa yang Fangning katakan dan mau menyerangnya.


Ling Rui tiba-tiba maju dan mendorong temannya agar nggak sampai melukai istrinya. Fangning aja sampai nggak nyangka melihat kemarahan Ling Rui untuk nya.


Nggak ingin terus berada di sana, Ia pun membawa Fangning pergi setelah meminta maaf pada Profesor Yu.


Sesampainya di luar Fangning menyesalkan Ling Rui yang menariknya padahal dia masih ingin memaki mereka. Ling Rui malah tersenyum dan menanyakan apa yang membuat Fangning begitu marah?


Fangning meluapkan semua kekesalannya pada teman Ling Rui. Duh panjang banget deh pokoknya.


Melihat Ling Rui tersenyum menatapnya membuat Fangning ingin dicium. Tapi Ling Rui hanya memberikan pelukan. Ia memberitahu kalo ia nggak marah jadi Fangning juga nggak boleh marah. Apa yang mereka katakan memang benar. Keluarganya sangat miskin saat ia kecil hingga ia selalu memakai pakaian yang sama menerima kebaikan dari orang lain. Dan apa yang mereka katakan tentang Fangning juga benar kalo dia sangat hebat.


Fangning menyayangkan kalo dia nggak punya hati yang baik kayak Ling Rui. Dalam hati dia pingin Ling Rui marah padanya seperti yang terakhir kali. Tapi kata Ling Rui yang terakhir kali itu beda. Lah dia bisa membaca pikiran Fangning?


Mendadak Fangning merasa nggak nyaman dan meminta pada Ling Rui untuk melakukan sesuatu untuknya.


Dan sesuatu yang Fangning maksud adalah membelikannya pembalut. Hehe.. sampai diketawain sama orang. Habis itu dia masih harus menunggu Fangning di depan toilet wanita.


Setelah selesai, Fangning yang nggak mau pisah sama Ling Rui mengeluh sakit dan memintanya untuk menemaninya. Akhirnya mereka pulang je apartemen karena Fangning nggak mau pulang ke rumah ayahnya.


Akhirnya mereka sampai rumah. Nggak ada Ling Rui, rumah sangat berantakan. Pakaian kemana-mana, bungkus keripik juga. Fangning mengaku sibuk jadi nggak sempat bersih-bersih.


Ling Rui pergi ke dapur untuk menyiapkan air hangat. Fangning menggunakan kesempatan itu itu untuk membereskan pakaian yang bertebaran dan menyembunyikannya di belakang bantal sofa. Ling Rui menanyakan kantong air hangat Fangning untuk meredakan keram perutnya. Fangning mengaku nggak punya karena selama ini ia menahannya.


Merasa perutnya sangat sakit ia pamit ke Ling Rui untuk tiduran di kamar. Dia benar-benar sakit. Kesal. Kenapa mesti datang sekarang?


Di dapur, sambil menunggu air mendidih, Ling Rui mencuci piring. Setelah airnya siapa ia menuangkannya ke dalam gelas dan botol yang digulung di dalam handuk untuk diletakkan di perut Fangning yang sakit.


Setelah semuanya siap iapun membawanya pada Fangning. Fangning meminum airnya dan kembali rebahan sambil mengompres perutnya dengan botol air hangat yang Ling Rui berikan. Rasanya tetap sakit. Ling Rui menyuruhnya untuk tidur. Ia hendak pergi tapi Fangning melarangnya. Ia minta ditemani. Ling Rui yang merasa nggak tega mengabulkannya. Mendadak rasa sakit Fangning hilang. Ia merasa nyaman dengan keberadaan Ling Rui di sampingnya.


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)