Sinopsis Begin Again Episode 8

Anysti
0

All content from Hunan TV/ Mango TV




Ringkas drama sebelumnya


Ling Rui sama Fangning yang sudah mau mendadak nggak jadi. Fangning menatap Suknya yang dinilainya sangat manjur. Ling Rui jadi curiga. Minuman apa yang sebenarnya Fangning kasih padanya? Ia merasa kalo malam ini mereka harus membicarakan semuanya dengan benar.


Fangning menarik Ling Rui yang sudah mau pergi. Akhirnya ia kembali diikat sama selimut. Ia memprotesnya karena itu sangat nggak nyaman.


Ling Rui menyimpulkan alasan Fangning menikahinya adalah agar ia bisa mendapatkan miliknya dengan legal. Tapi kenapa harus dirinya? Fangning menyebutkan kalo Ling Rui tampan dan gagah. Selain itu ia juga pintar dan berpendidikan. Ia menenangkan kalo setelah mereka punya anak nanti ia nggak akan membebaninya. Pernikahan mereka tetap akan berlangsung selama satu tahun. Ia akan membesarkan anaknya sendiri dan ia juga akan melarang Ling Rui untuk menemui anaknya karena dia akan tetap menjadi ayahnya. Tapi kalo Ling Rui punya pasangan nanti ia nggak akan membiarkan anaknya memanggil wanita itu ibu.


Ling Rui sampai syok dengar Fangning nggak akan mempertahankan ayah dari anak itu. Fangning sesumbar kalo ia bisa mengambil semua risiko dari memiliki anak. Selain itu ia juga punya banyak uang untuk memberikan kehidupan dan pendidikan yang baik untuk anaknya. Ia akan mencurahkan semua cintanya dan menemani anaknya tumbuh dewasa. Jadi kenapa anaknya masih harus membutuhkan seorang ayah? Pun kalo nggak dengan Ling Rui ia masih akan bisa mendapatkan orang lain.


Apa yang Fangning katakan makin membuat Ling Rui merasa nggak habis pikir. Ia melarang Fangning melakukannya dan memberitahu kalo akan terjadi banyak masalah saat dua orang dewasa sepakat untuk membesarkan anak. Menurutnya Fangning sangat naif dan konyol.


Fangning melepaskan diri dari selimutnya dan membantah semua yang Ling Rui katakan tentangnya. Ling Rui menekankan kalo dia nggak mau punya anak dengan Fangning. Menurutnya anak adalah perwujudan dari dua orang yang saling mencintai. Fangning menyatakan cinta pada Ling Rui dalam berbagai bahasa tapi Ling Rui masih menatapnya tajam.


Sekali lagi ia menegaskan kalo ia nggak mau punya anak sama Fangning. Orang lain juga nggak boleh.


Fangning nggak bisa menahan saat Ling Rui bilang akan pulang ke rumahnya selama 2 hari dan melarang Ling Rui untuk mencarinya. Fangning nangis.


Ibu dan bibi sedang menonton drama saat Ling Rui pulang. Ibu merasa aneh lihat Ling Rui pulang tengah malam begini dan berpikir kalo ia bertengkar dengan Fangning. Terlebih lagi Ling Rui hanya memakai sweater.


Ling Rui membantahnya. Karena nggak mau ditanya-tanya ia mengalihkan dengan bilang kalo ia lelah habis melakukan operasi sepanjang hari. Ia pun pergi ke kamarnya dengan alasan sudah mengantuk.


Ibu menawarkan untuk menyiapkan makanan tapi Ling Rui mengaku nggak mau makan.


Paginya Ling Rui membersihkan meja secara terus menerus tanpa henti. Ibu dan para bibi sampai khawatir melihatnya. Ibu nyuruh bibi Yazhi untuk menanyakan apa Ling Rui bertengkar dengan Fangning? Tapi Ling Rui malah menyuruhnya untuk mengembalikan uangnya.


Mendadak ada yang menekan bel pintu. Tenyata Fangning. Ling Rui yang membukakan pintu langsung menatapnya tajam. Ngapain kesini?


Fangning melewati Ling Rui begitu saja dan menyapa ibu juga para bibi.


Di depan ibu Fangning menunjukkan perlengkapan bayi yang lucu-lucu. Katanya itu untuk temannya yang tinggal di sekitar sana tapi sebenarnya pingin ngasih kode ke ibu biar dia bisa segera punya anak sama Ling Rui.


Ling Rui sendiri malah berusaha untuk memperingatkan ibu kalo punya cucu itu nggak enak. Ia menyinggung teman mahyong ibu yang baru punya cucu. Dia kan sering cerita dan nangis ke ibu kalo setelah dia punya cucu dia nggak bisa lagi main dengan temannya. Setiap hari hanya ngurusin susu dan cucu anaknya.


Fangning meyakinkan ke ibu kalo dia nggak akan merepotkan ibu untuk mengurus anaknya.


Ibu menatap curiga ke Fangning dan Ling Rui yang punya keinginan yang berbeda terkait anak. Ia lalu pergi meninggalkan mereka dengan bilang kalo dia nggak pingin punya cucu.


Ibu menghampiri kakak dan adiknya di dapur dan nyuruh mereka untuk bicara sama Fangning dan Ling Rui.


Bibi tua menyuruh Ling Rui untuk geser agar ia bisa duduk. Ia memberikan secangkir teh untuk Fangning yang ia dapat dari petani tua tapi Fangning malah menolaknya dengan alasan kalo dia sedang program hamil. Segala bilang harus jaga kondisi karena ia adalah tukang punggung untuk anak-anaknya kelak.


Ling Rui mengambil teh itu dan meminumnya mewakili Fangning. Ia meminta maaf atas namanya dan meyakinkan kalo Fangning nggak maksud untuk menyinggungnya.


Bibi kadung kesal. Ia memberitahu Fangning kalo ia nggak punya anak karena itu memang pilihannya dan itu adalah gaya hidupnya. Ia lalu pergi meninggalkan mereka.


Fangning memanggil Bibi Yazhi dan berharap mendapatkan dukungan darinya. Dan saat ia hendak datang Ling Rui malah menyuruhnya untuk mengirimkan resume secara online secara ia sedang mencari pekerjaan.


Nggak kehabisan akal. Fangning lalu menemui ibu di kamarnya. Ternyata ibu juga sangat ingin segera punya cucu. Tadi ia berkata seperti itu hanya karena ada Ling Rui di sampingnya.


Fangning meminta maaf karena nggak akan bisa segera memberi cucu pada ibu. Ada sedikit masalah… . Ibu heran dengarnya karena menurutnya Ling Rui sangat sehat. Apa masalahnya? Fangning memberitahu ibu kalo sejak pertama menikah, mereka nggak seperti pasangan pada umumnya.


Malamnya ibu sama kakak adiknya membuat ramuan khusus untuk Ling Rui. Gimana pun juga masalah itu harus segera teratasi.


Setelah ramuaannya jadi, Fangning pun memberikannya pada Ling Rui. Ling Rui menyindir nya yang nggak juga pergi. Dengan manjanya Fangning mengaku nggak bisa pergi kemanapun karena ia harus ikut kemanapun suaminya berada.


Karena nggak juga mau meminumnya, Fangning pun mengadukannya ke ibu. Ibu menyuruh Ling Rui untuk meminumnya. Tapi Ling Rui nggak juga meminumnya sehingga Fangning mengadukannya lagi.


Akhirnya dengan sangat terpaksa Ling Rui meminum ramuan itu sampai habis. Ih rasanya pingin muntah.


Fangning bersama ibu dan para bibi mengatur rencana sementara Ling Rui mandi.


Setelahnya bibi memainkan kecapi dan membakar aromaterapi. Ibu mendorong Fangning untuk masuk ke kamar mandi juga bersama Ling Rui. Di dalam Fangning mau membuka tirai kamar mandi tapi ragu. Mendadak lampu kamar mandi mati. Dan saat menyala lagi Ling Rui tahu-tahu membuka tirainya.


Fangning kaget sampai teriak dan menutup matanya. Tapi ternyata Ling Rui sudah memakai celana. Ia menggelitiki Fangning sampai dia cekikikan. Di luar ibu sama para bibi pikirannya dah kemana-mana.


Setelah mandi, Ling Rui dan Fangning bicara berdua di kamar. Untuk sementara waktu Ling Rui akan tinggal di sana. Dia nggak akan pulang. Fangning melarang. Gimana nanti ia bicara sama keluarganya?


Ling Rui sudah memikirkannya. Ia akan bicara dengan ayah dan paman.


Fangning mengatakan kalo ia juga akan tinggal di sana. Ia akan ikut kemanapun suaminya pergi.


Ling Rui santai dan nyuruh Fangning untuk tidur di lantai. Fangning nggak mau secara ibu menyuruh mereka untuk tidur bersama. Ia menyinggung tentang kontrak mereka kalo Ling Rui harus bersikap sebagai suami selama kontrak satu tahun mereka. Ling Rui mengingatkan tentang pasal yang ia tambahkan kalo pihak A yang adalah Fangning melakukan hal yang nggak etis dan ilegal padanya selaku pihak B maka pernikahan mereka harus diakhiri. Ia menekankan kalo rumah Fangning dan Lu Ming separuhnya akan menjadi miliknya.


Fangning menjadi gentar. Ling Rui bersiap untuk tidur di kasur. Fangning tetap nggak mau tidur di lantai dan ia menempati kasur sebelah Ling Rui.


Ling Rui nggak bisa memaksa Fangning dan terpaksa tidur di lantai.


Siyu menghampiri Lin Qi yang memandangi proposal nya yang ditolak sama direktur Lu. Padahal itu sudah sangat bagus. Lin Qi meregangkan tubuhnya dan nggak ingin lembur lagi. Siyu mengingatkan kalo dialah yang lembur dan mengerjakannya. Melihat itu yang sudah bagus tapi masih ditolak… . Siyu mulai berkhayal memikirkan kalo Simon ingin bermusuhan dengannya seperti yang ada di drama.


Seseorang datang dan menyuruh semuanya untuk datang ke pusat pameran dengan membawa semua sesuai dengan yang ada di proposal.


Semua orang sudah berkumpul. Pameran akan diadakan beberapa hari tapi persiapannya belum selesai. Simon meminta semuanya untuk menyelesaikannya hari ini juga. Semua karyawan mengeluhkan yang nggak bisa pulang cepat hari ini.


Simon menegur mereka yang nggak melakukan perencanaan dengan tepat. Kalo mereka memperhitungkan semuanya dengan baik tentunya hal seperti ini nggak akan pernah terjadi.


Saat kemudian semua orang kembali sibuk. Termasuk juga Simon. Siyu sendiri bersama dua karyawan lainnya bertugas menempelkan stiker pada sebuah botol air minum.


Dua rekan Siyu melakukannya sambil mengobrol membicarakan Direktur Lu. Siyu menegur mereka agar diam biar bisa bekerja dengan lebih efisien. Ia lalu menemukan kalo mereka salah menempelkan stiker. Itu adalah label yang buram dan sudah diganti dengan yang baru. Dia karyawan itu bukannya memperbaiki kesalahan tapi malah pergi dengan alasan mau ke toilet.


Akhirnya Siyu melepas semua stiker yang salah dan menggantinya dengan yang baru. Setelah selesai ia mengambil kotak yang lainnya dan mau melakukannya lagi. Tapi karena kotaknya berat, jadi ia kesulitan mengambilnya.


Seseorang mendadak datang dan membantunya. Siyu berharap banget kalo orang itu adalah Simon. Dan saat ia berbalik ternyata memang benar Simon. Ia mengambil kotak itu dan menanyakan kenapa Siyu sendiri?


Semua orang kembali berkumpul setelah persiapan selesai. Manajer membagikan masing-masing untuk tugas karyawan. Dan melarang mereka untuk meninggalkan tugasnya sebelum selesai. Simon menambahkan agar semua label pada produk diperiksa detilnya. Jangan hanya karena waktu yang sedikit mereka jadi mengabaikan detilnya. Manajer mengiyakan.


Dua karyawan tadi berpikir kalo Siyu sudah mengadukan mereka pada direktur. Siyu membantahnya. Dalam hati dia sangat senang karena Simon sudah membantunya dan sekarang membalas dendam untuknya.


Manajer datang membawakan makanan untuk semua karyawan yang sedang sibuk. Ada daging sapi dan daging ayam. Secara kebetulan Siyu memanggil daging sapi tanpa bawang. Ia ingat kalo Simon suka daging sapi tanpa bawang.


Simon pergi setelah mengambil makanannya. Siyu menghampirinya. Ternyata makanannya Simon dikasih ke kucing.


Siyu berterima kasih pada Simon terlatih tentang label dan pembagian ulang tugas tadi. Simon meminta Siyu untuk nggak salah paham karena ia melakukannya efisiensi pekerjaan dan bukan karena Siyu. Dalam hati Siyu membatin kalo Simon memang suka bermusuhan dengannya.


Hal itu malah membuat Siyu menjadi senang. Ia memberikan makanannya pada Simon lalu hendak pergi. Simon menahan. Ja mengaku nggak tahu apa yang dipertimbangkan Fangning saat mempekerjakannya. Tapi kalo Siyu nggak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik maka ia bisa kehilangan pekerjaannya kapan saja. Mendadak Simon melihat lampu di atas hampir jatuh. Ia segera menarik Siyu sehingga lampu itu nggak jadi menimpanya.


Siyu makin berbunga-bunga. Pemeran utama pria dalam drama menyelamatkannya. Setelah Siyu pergi, Simon memperhatikan lampu itu seperti direncanakan dengan sengaja.


Fangning melakukan inspeksi mendadak di tengah malam sebelum pameran besok. Di sana ada beberapa staf, Erfan dan Li Dong. Seperti dengan sengaja Fangning menyuruh Ki Ding untuk duduk di sofa yang nantinya akan ditempati oleh desainer Gavin.


Li Dong menurutinya meski nampak jelas kalo ia sangat gugup. Dan selagi Li Dong duduk, Fangning dan Simon malah asik mengobrol. Sampai saat lampu di atas Ling Dong mendadak jatuh. Semua orang kaget. Li Dong turun dari sofa itu dan menunjukkannya ke Fangning tentang kesalahan mereka.


Simon memberitahu kalo lampu itu juga hampir mengepalai karyawannya. Dan sepertinya itu dilakukan oleh seseorang dengan sengaja. Ih kok wajahnya Erfan nampak mencurigakan ya?


Fangning menawarkan pada Li Dong untuk memanggil ambulan tapi Li Dong menolak. Nanti kalo dia sudah mati.


Semua orang bubar setelah Li Dong pergi.


Erfan pamit ke Fangning. Ada sesuatu yang harus ia lakukan.


Simon memberitahu Fangning kalo semuanya sudah diperiksa tapi nggak ada jejak tangan atau kaki. Selain lampu nggak ada masalah lagi. Fangning mengiyakan dan berterima kasih atas kerja kerasnya. Simon yang melihat wajah murung Fangning dari tadi merasa khawatir. Apa Fangning sedang bertengkar dengan Ling Rui?


Fangning membantahnya. Simon mengingatkan kalo Fangning memiliki dirinya. Ia akan membalaskan kalo ada yang berani menindasnya. Fangning mengingatkan kalo sebelumnya Simon sendiri yang bilang kalo orang harus mengalaminya biar bisa berkembang.


Simon tersenyum sambil membelai kepalanya.


Siyu yang sedang lewat nggak sengaja melihat mereka. Fangning menghampirinya dan meletakkan kotak yang dibawanya. Ia minta ijin pada Simon untuk membawanya.


Nggak tahu kenapa Fangning memperhatikan Siyu sambil memutarinya. Siyu sendiri susah merasa sangat tegang. Fangning lalu menanyakan apa Siyu pernah jatuh cinta? Siyu membenarkan.


“Bagus!”


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)