All content from Hunan TV/ Mango TV
Ringkas drama sebelumnya
Ling Rui menggedor pintu dan Fangning yang membukakan. Ternyata dia nggak papa. Sambil jalan pulang Fangning menekankan kalo dia bisa jaga diri. Dan tadi dia juga sudah merekam semua yang tuan Yang katakan. Pun kalo terjadi sesuatu ia akan mengejarnya dan memenjarakannya. Tapi kenapa Ling Rui kembali? Fangning percaya diri banget menganggap Ling Rui khawatir padanya.
Ling Rui nggak mau mengakuinya dan mau pergi. Mendadak Fangning mengalami sakit perut dan sampai terduduk. Ling Rui berniat mengantarnya ke rumah sakit tapi Fangning menolak dengan alasan masih banyak kerjaan. Ling Rui berniat nelpon ambulans tapi Fangning kembali menolak dan bahkan merebut ponsel Ling Rui.
Fangning menegaskan kalo dia bukanlah pasien Ling Rui jadi nggak usah menjelaskannya. Kalo Ling Rui mau menolongnya lebih baik ia mengantarkannya ke suatu tempat yang sangat penting.
Ling Rui mengantar Fangning ke sebuah restoran dan berpesan agar dia jangan makan makanan dingin. Ih tapi kok Ling Rui kayak khawatir banget ya sama Fangning.
Di sana Fangning ketemu sama koleganya. Dia sama sekali nggak makan dan hanya minum anggur sambil bicara bisnis. Akibatnya perutnya makin sakit tapi ia terus menahannya.
Pertemuan itu akhirnya selesai. Dan Fangning jatuh setelah semua koleganya pergi. Perutnya terasa sangat sakit dan ia nggak kuat menahannya. Tahu-tahu Ling Rui datang dan ngasih sekantong makanan untuknya apa obat kayaknya.
Wajahnya nampak bersinar sampai membuat Fangning nggak bisa berkata-kata. Ling Rui berpesan agar Fangning memperhatikan dietnya dan segera memeriksakan diri.
Karyawan restoran keluar dan memberikan hadiah pada Fangning berupa klintingan angin agar cintanya berakhir bahagia. Fangning mengambilnya. Dia lalu minta Ling Rui untuk mengantarnya pulang.
Sampai rumah, sakit perut Fangning justru makin parah. Ia bahkan muntah setelah minum obat. Ling Rui pikir itu adalah efek samping dari obat yang Fangning minum karena tadi ia minum alkohol dengan perut kosong. Tapi kondisinya akan segera membaik setelah muntah.
Dan setelah itu kondisi Fangning malah makin parah. Ling Rui memasak dengan bahan seadanya. Ia mau membangunkan Fangning tapi nggak tega dan akhirnya memindahkannya ke kamar.
Setelah menyelimuti Fangning Ling Rui secara nggak sengaja melihat foto masa kecil Fangning. Dan ternyata dia punya kenangan saat masih kecil bersama Fangning.
Saat itu di taman bermain Fangning memberikan uangnya pada Ling Rui tapi Ling Rui menolaknya dan menjatuhkan semuanya.
Mendadak Ling Rui jadi sedih ingat itu semua. Hiks mo nangis lihatnya.
Malam makin larut. Ling Rui membereskan rumah Fangning sembari menunggunya bangun. Setelah semuanya bersih ia pun menyiapkan bubur untuk Fangning dan membangunkannya.
Fangning mengalami mimpi buruk. Ling Rui membangunkannya dan menyuruhnya untuk makan karena perutnya kosong. Fangning turun dari tempat tidur dan keluar kamar. Dia kaget lihat rumahnya jadi bersih. Ling Rui juga masak bubur untuknya. Ling Rui bisa segalanya, ya?
Ia mulai memakannya. Enak.
Tuan Yang nelpon dan marah-marah pada Fangning. Fangning meletakkan ponselnya dan memperdengarkannya pada Ling Rui. Produknya memang penting. Tapi ia nggak akan bekerja sama dengan orang seperti itu.
Ia lalu mengungkit tentang pernikahan. Alasannya melakukannya adalah untuk mempertahankan apa yang sudah ia perjuangkan selama ini. Dia nggak mau semuanya hancur gegara itu.
Ling Rui yakin kalo Fangning bisa melakukannya.
Fangning menyudahi makannya dan bersiap untuk melakukan rapat video.
Sesampainya di rumah Ling Rui membuka sebuah kotak dan mengambil koin uang. Itu adalah uang milik Fangning yang ia jatuhkan dulu. Ia merasa kalo Fangning sama sekali nggak berubah.
Paginya Fangning sudah merasa lebih baik. Dan saat dia mau mengambil minum, di dekat gelas ada surat dari Ling Rui yang bilang kalo batasnya cuman setahun doang.
Ih Fangning senang banget. Dia pikir itu karena klintingan anginnya.
Setelah rapi Fangning datang ke tempat lingkungan Ling Rui dan menanyakan maksud dari tulisannya. Ling Rui pikir itu sudah jelas tapi bagi Fangning itu belum jelas sama sekali. Dia minta Ling Rui untuk mengatakannya dengan lebih jelas sekarang juga.
Ling Rui bingung secara di sana ada banyak orang. Fangning berbalik dan memberikan ponselnya. Dia nggak akan melihat Ling Rui jadi nggak usah malu. Dan video itu akan dia lihat di rumah nanti. Dia pingin tahu ekspresinya Ling Rui kayak gimana.
Lah Ling Rui malah menyapa orang yang lewat dari tadi. Akhirnya Ling Rui yang mengatakannya.
“Ling Rui, maukah kamu menikah denganku?”
Hhh semua orang langsung melihat mereka.
Akhirnya Ling Rui membawa Fangning untuk menemui ibu dan kedua bibinya. Ia meminta ibu untuk mengijinkan Ling Rui menandatangani kontrak. Lah ibu sama kedua bibi bingung. Kontrak apa?
“Kontrak untuk hidup bersama dan saling menjaga satu sama lain, menikah”
Ibu sama kedua bibi bangkit dan berunding. Nggak lama kemudian mereka balik lagi. Fangning menyebutkan kelebihan Ling Rui dan ia janji akan menjaganya. Ia juga akan tergantung pada Ling Rui tentang semuanya kecuali yang.
Lagi-lagi ibu sama kedua bibi berunding. Kali ini mereka merundingkan Fangning yang kaya. Dan setelah kembali ibu menanyakan sudah berapa lama mereka dekat?
“5 hari!”
Ibu sama bibi kaget dengarnya. Mereka lalu menanyakan nama Fangning dan setelah Fangning memberitahukannya mereka makin kaget. Bibi termuda bahkan nggak percaya kalo dia Lu Fangning.
Fangning membenarkan kalo dia Lu Fangning. Ia menyebutkan kekayaannya, posisinya di perusahaannya dan nggak lama lagi perusahaan itu akan jadi miliknya. Ibu menanyakan apa Fangning punya uang 4 juga? Fangning mengiyakan.
Ibu lalu menarik Ling Rui ke kamar dan mencari Fangning di mesin pencari. Ibu sedih banget lihat Ling Rui menjual dirinya untuk uang. Ling Rui tersenyum. Menjual diri demi yang itu melanggar hukum. Ia tahu kok apa itu menikah. Ibu sendiri masih berat. Secara Ling Rui baru saling kenal selama 5 hari. Dikiranya lagi buat film?
Bagi Ling Rui berapapun waktu untuk mereka saling mengenal itu nggak penting. Sebenarnya ia sudah mengenalnya sangat lama hanya Fangning nggak menyadarinya. Kalo dihitung mungkin cucu ibu sudah SD.
Ibu tetap nggak rela Ling Rui nikah sama Fangning dan mau menggadaikan rumah aja. Ling Rui menahan ibu. Ia pikir itu adalah kesempatan untuk mereka. Ia akan mengenal Fangning lebih jauh lagi. Dan ia juga dengan sukarela mengatakannya. Ia juga bukan anak kecil lagi.
Mendengar itu membuat ibu yakin kalo Ling Rui sangat mencintai Fangning. Kenapa dia nggak mengatakannya? Dasar anak b*doh!
Ling Rui mengantar Fangning sampai jalan di depan. Ia sangat kenyang tapi ternyata Fangning belum sarapan. Cuman minum kopi doang. Ling Rui menasehati kalo Fangning harus makan karena ia punya keluhan dengan perutnya. Fangning hanya mengiyakan.
Ia merasa puas banget karena semuanya lancar. Ling Rui menanyakan orang tua Fangning. Fangning mengatakan akan segera memberitahu mereka. Tapi sebelumnya ada yang harus ia lakukan. Tapi yang pasti peetuan tadi membuatnya makin percaya diri untuk menemui orang tua.
Mereka sampai di mobilnya Fangning. Dia berniat untuk mengantarkan Ling Rui ke rumah sakit tapi Ling Rui menolak karena mobilnya Fangning terlalu mewah.
Fangning mendadak bersandar ke Ling Rui. Katanya maksudnya biar ia bisa mereka terbiasa dengan keintiman seperti itu. 3 detik doang. Dan setelah 3 detik ia pun melepaskannya.
Sesampainya di kantor Fangning bilang ke Erfan kalo dia nggak mau ketemu sama si bngst Yang kalo sampai dia datang. Baik yang muda atau yang tua. Ia juga nyuruh Erfan untuk ngasih kartu kreditnya Fangyu. Erfan mau menanyakan tentang bonus nya juga tapi Fangning malah menyuruhnya keluar.
Ayah Yang Ming datang dan marah-marah. Fangning menunjukkan apa yang dilakukan Yang Ning padanya dan menuntutnya untuk minta maaf di koran. Ayah Yang Ming keberatan karena itu juga akan mempengaruhi reputasi Fangning sendiri. Ia mencoba untuk mengadukan Fangning pada ayahnya.
Fangning lalu nelpon ayah. Sambil telponan ayah datang dan berniat untuk memenjarakan Yang Ming. Ayah Yang Ming berubah takut dan akhirnya pergi.
Ayah berpesan agar Fangning nggak melakukannya lagi lain kali. Fangning mengiyakan dan memberitahukan perihal rencananya untuk menikah. Ayah awalnya kaget karena itu terlalu tiba-tiba. Ia merasa sangat penasaran sama pria yang akan Fangning nikahi dan memintanya untuk datang ke rumah dengan orang tuanya.
Di rumah sakit saat Ling Rui sedang bersama Peng Bo, seorang dokter wanita mengajak Ling Rui nonton tapi Ling Rui menolaknya karena sudah ada rencana malam ini. Dokter wanita itu pun pergi.
Peng Bo menilai Ling Rui yang pintar mencari alasan sekarang ini. Ling Rui merasa kalo waktu sudah banyak berlalu. Ia lalu mendapat sebuah pesan. Peng Bo yang penasaran ikut membacanya. Heran kenapa Ling Rui harus melakukan pemeriksaan?
Itu adalah pemeriksaan fisik pranikah. Ling Rui mau nikah?
Fangning menjemput Ling Rui dengan mobil yang lain. Secara sebelumnya Ling Rui bilang kalo mobilnya terlalu mewah untuk datang ke rumah sakit.
Mereka sampai di rumah sakit lain. Ling Rui menjalani tes lebih dulu. Fangning mengaku mengidap mysophobia mental yang sangat parah. Ia ingin memastikan kalo pria yang tinggal dengannya selama setahun sehat dan bersih.
Ling Rui masih tampak ragu. Fangning pikir karena dua hari ini dia begadang. Ia menasehati agar 5 hari kedepan Ling Rui jangan begadang dulu biar hasil tesnya bagus.
Akhirnya Ling Rui masuk untk melakukan pemeriksaan. Fangning sendiri menunggu dengan tegang di luar. Ia bahkan pingin menguping tapi nggak kedengaran apa-apa.
Seorang perawat menghampiri Fangning. Langsung deh Fangning nanya-nanya apa yang harus dilakukan biar hasil tesnya bagus. Perawat yang sempat melihat Ling Rui meyakinkan kalo Fangning nggak perlu meragukan kemampuan calon suaminya. Ia lalu mulai mem berikan nasehat.
Nggak lama kemudian Ling Rui keluar. Pemeriksaannya susah selesai. Dan setelah perawat itu pergi, Ling Rui nyuruh Fangning untuk bertanya padanya kalo ada yang mau di tanyakan. Dia juga kan seorang dokter.
Dalam perjalanan kembali ke rumah sakit Ling Rui menanyakan apa yang perlu disiapkan untuk pertemuan besok? Fangning nggak terlalu memikirkannya. Ia menyebutkan anggota keluarganya dengan sifat mereka dari Ayah, adik sama ibu tirinya. Ia lalu menggenggam tangan Ling Rui dan memintanya nggak usah gugup.
Ling Rui justru jadi tambah gugup setelah itu. Dia menyingkirkan tangan Fangning dan memintanya buat fokus nyetir.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊