Postingan Terbaru

Senin, 11 Maret 2024

Sinopsis Begin Again Episode 7

All content from Hunan TV/ Mango TV




Ringkas drama sebelumnya


Simon hanya menatap tajam Siyu. Siyu minta maaf. Lalu menatap tajam Lin Qi. Lin Qi nggak mau disalahkan dan menyerahkan Siyu pada Simon. Dia pingin tahu banyak tentangnya. Simon menyuruh Lin Qi untuk memberikan proposal Gavin padanya.


Siyu kesal banget setelah Simon pergi. Masalahnya itu kedua kalinya. Ih tiga kalinya ding.


Di ruangannya Simon juga kesal sambil menatap pakaiannya tadi pagi. Itu sudah ketiga kalinya. Ih mendadak ingat saat Siyu nggak sengaja mencium telinganya.


Tangping menanyakan sebuah ruangan pada perawat. Setelah ditunjukkan ia pun pergi ke sana.


Ling Rui berjalan bersama rekannya membicarakan kondisi pasien dan Tangping berjalan di belakangnya.


Peng Bo mendadak menghadangnya. Ia pikir Tangping sedang mengikuti Ling Rui dan menasehati agar Tangping nggak melakukannya.


Tangping kesal. Ia mengungkit kalo ayahnya sedang sakit dan ia nggak sedang mengejar-ngejar pria. Ia menunjukkan kertas di tangannya dan memberitahu kalo dia harus ke tempat itu.


Peng Bo menyadari kalo dia sedang salah paham dan menunjukkan arahnya searah sama Ling Rui tadi.


Di ruangannya Ling Rui menanyakan seperti apa seharusnya kehidupan bukan madu pasangan yang baru menikah sebenarnya? Yang Jin yang belum menikah berpikir kalo mungkin harus seperti cat dan lem.


Peng Bo yang juga belum menikah berpikir kalo maksudnya selalu menempel. Tapi pertama-tama ia pikir mereka harus mengumumkan pernikahan mereka ke orang-orang.


Ling Rui sengaja mengambil libur di rumah sakit untuk datang ke kantor Fangning. Ia ingin melihat gimana Fangning bekerja. Fangning yang sangat sibuk meriksa produknya bicara sebentar dengan Ling Rui dan menyindir nya yang harus tugas karena rumah sakit sangat sibuk. Ling Rui memberitahu kalo dia mengambil cuti sehari.


Fangning menunggunya untuk menunggu sementara ia menyelesaikan pekerjaannya.


Selanjutnya Fangning kembali sibuk dan Ling Rui tersenyum melihatnya. Setelah lama menunggu, Fangning belum juga selesai. Fangyu datang ke kantor dan melihat kakak ipar nya.


Pekerjaan Fangning selesai pada malam harinya. Dan ternyata Ling Rui masih menunggunya. Fangning menyinggung tentang sesuatu yang mau Ling Rui bicarakan dengannya. Sambil senyum Ling Rui memberitahu kalo ia hanya ingin menjemputnya.


Mendadak lampu semua mati. Hehe..Ling Rui langsung pegangan pada Fangning. Ih pak dokter takut gelap. Nggak lama kemudian Fangyu mengiriminya pesan. Listriknya mati dan pintu terkunci. Fangning menunjukkan pesan itu pada Ling Rui. Itu ulah adiknya yang pingin memberi waktu pada mereka untuk berduaan. Ia menenangkan kalo besok akan ada seseorang yang membukakan pintu. Lah Ling Rui hanya punya waktu sampai malam ini.


Fangning minta Ling Rui untuk mengikutinya. Ia akan membawanya ke tempat yang aman.


Mereka berjalan dengan bantuan senter ponsel. Fangning menenangkan kalo mereka akan segera sampai di depan. Ling Rui merasa kalo Fangning sangat mengenal tempat itu. Fangning membenarkan karena ia selalu berada di sana. Pertama kali ia bergabung dengan Lu Ming ia menjadi pegawai gudang dan sales. Ia terbiasa naik turun di sana dan bahkan bisa berjalan dengan mata tertutup.


Ling Rui iseng pingin mengerjai Fangning dengan menjadi hantu dan mengarahkan lampu senter ke bawah wajahnya. Fangning nggak mau kalah. Ia seperti melihat sesuatu di belakang Ling Rui lalu teriak ketakutan. Ling Rui jadi ikut takut dan mereka pun lari bersama sambil tertawa.


Fangning menyindir Ling Rui yang merasa takut tapi Ling Rui nggak mau mengakuinya. Fangning menunjukkan tangan Ling Rui yang menegang erat lengan bajunya. Ling Rui langsung melepaskannya dan menanyakan kapan mereka sampai di depan. Dari tadi jalan mulu.


Akhirnya mereka sampai. Di sana ada dua sofa tapi satu diantaranya nggak boleh diduduki karena sudah dipesan sama pelanggan. Merekapun duduk bersama. Fangning mengambil keripik kentang di bawah meja. Masing-masing satu. Yang ada hanya itu. Lain kali ia akan minta stafnya untuk menyediakan camilan yang lebih enak. Sedetik kemudian ia menyadari kalo mungkin nggak ada lain kali lagi untuk mereka seperti ini. Ekspresi Ling Rui kayak sedih saat Fangning mengatakannya.


Ia membuka keripiknya dan memberikannya pada Fangning. Mendadak Ling Rui merasa bosan. Ia pikir mereka harus melakukan sesuatu.


Hehe… Fangning pikirannya langsung kemana-mana. Padahal Ling Rui hanya mengajaknya bermain. Jadi di meja ada banyak pulpen yang diletakkan di dalam gelang. Mereka akan menariknya satu persatu secara bergantian. Pihak yang menjatuhkannya dinyatakan kalah dan yang menang bisa menanyakan satu hal pada pihak yang kalah.


Di babak pertama Fangning yang menang. Ia menanyakan hubungan Ling Rui dengan Tangping. Ling Rui memberitahu kalo nggak ada apa-apa. Ia menjelaskan kalo ada masalah dengan lagi-lagi ayahnya dan kebetulan ia dokternya.


Lanjut ke permainan. Fangning menang lagi. Ia menanyakan kenapa mendadak Ling Rui mau menikahinya? Ling Rui menjawab kalo ia ingin membantu Fangning. Fangning berharap ada hal lain lagi tapi Ling Rui bilang nggak ada.


Selanjutnya Ling Rui menang. Kali ini Ling Rui menanyakan pertanyaan yang sama. Kenapa Fangning menikahinya. Nggak mungkin cuman untuk pekerjaan aja kan?


Sebenarnya untuk memiliki bayi. Tapi Fangning nggak mungkin mengatakannya. Tapi nggak boleh bohong juga. Akhirnya ia menjawab ingin memiliki hubungan yang dalam sama Ling Rui. Ih mukanya pak dokter berubah canggung. Dia nggak mau bermain lagi. Ngantuk.


Fangning menunjukkan laptopnya dan mengajak Ling Rui untuk menonton film. Nggak lama kemudian Fangning yang mengantuk tertidur di pundak Ling Rui. Dalam mimpinya ia seperuo berada diangkasa. Ia melihat ada kupu-kupu menghampirinya.


Ling Rui juga memimpikan hal yang sama. Fangning berpegangan pada lengan bajunya erat. Ia menggenggam tangan Fangning dan tersenyum melihatnya bersandar padanya.


Pagi akhirnya datang. Ling Rui bangun duluan. Tapi saat karyawan Fangning datang ia berpura-pura tidur. Karyawan itu membangunkan Fangning lalu pergi. Fangning lalu membangunkan Ling Rui dan mengingatkannya untuk bekerja.


Mereka berjalan meninggalkan kantor. Sebelum pergi Fangning berpesan pada karyawannya tadi untuk memeriksa apakah masih ada orang apa enggak di kantor sebelum mengunci pintu.


Fangning menyindir Ling Rui yang pura-pura tidur tadi padahal sudah bangun. Ling Rui tersenyum. Ia hanya nggak ingin merasa canggung. Ia lalu mengajak Fangning untuk ke rumah sakit. Fangning pikir Ling Rui minta diantar ke rumah sakit. Nggak tahunya mengajaknya untuk sarapan bersama di rumah sakit.


Akhirnya mereka sampai di kantin rumah sakit. Ling Rui menanyakan apa yang ingin Fangning makan. Fangning sih terserah Ling Rui aja.


Ling Rui menyarankan agar Fangning mencicipi bubur rumah sakit. Ia menyuruhnya untuk mencari tempat duduk sementara ia mengambil makanan.


Fangning menolak dan menggenggam tangannya. Ia mengajaknya untuk pergi bersama.


Saat mengantre mengambil makanan, seorang dokter wanita mendekatinya dan menanyakan siapa wanita di sebelahnya. Dan dengan bangga Ling Rui mengenalkan kalo dia adalah istrinya.


Gegara itu semua orang memperhatikan Fangning selaku istrinya. Kebanyakan dari mereka nggak tahu kalo dia sudah menikah dan mengucapkan selamat.


Fangning merasa kalo semua orang yang ada di sana nggak tahu siapa dirinya. Mereka tahunya ia adalah istrinya dokter Ling. Ling Rui menawarkan untuk memperkenalkan Fangning sebenarnya Tapi Fangning menolak. Di rumah sakit Ling Rui memang lebih hebat darinya. Jadi istri dokter Ling nggak papa juga.


Ling Rui memberitahu kalo ia nggak memberitahu orang rumah sakit tentang pernikahannya karena hanya akan membuat canggung. Dia nggak tahu kalo itu akan membuat Fangning marah dan ia pun meminta maaf.


Dan tentang cincin, ia menjelaskan kalo dokter bedah nggak diperbolehkan untuk memakai aksesoris apapun karena operasi bisa terjadi sewaktu-waktu. Tapi karena hari ini ia cuti maka ia bisa memakainya.


Fangning nggak mempermasalahkan kalo Ling Rui nggak memakainya saat di rumah sakit asalkan ia selalu memakainya saat tiba di rumah.


Ling Rui tersenyum melihat Fangning bisa memahaminya dan menyuruhnya untuk makan yang banyak. Dan karena Fangning nggak ada kegiatan habis ini ia minta Ling Rui untuk mengajaknya keliling rumah sakit.


Sambil gandengan tangan Ling Rui mengajak istrinya ke departemen bedah dan mengenalkannya dengan dokter dan perawat yang ada di sana.


Ia disambut baik di sana. Para perawat dan dokter bersikap hangat padanya dan menganggapnya seperti kakak ipar.


Fangning yang nggak mau mengganggu Ling Rui lagi akhirnya pamit dan nyuruh Ling Rui untuk kembali bekerja. Ia masih ada sesuatu yang harus dilakukan.


Sesuatu yang Fangning maksud adalah menjenguk Tang sushù. Tangping datang dan membawakan makanan untuk ayahnya. Melihat Fangning ada di sana membuatnya kesal.


Fangning memberitahu kalo ia hanya ingin menjenguk pamannya yang sedang sakit. Dengan ramah Fangning meminta paman untuk menyuruh Tangping mencari Ling Rui kalo ada masalah. Atau kalo ragu Tangping nggak bisa melakukannya, paman bisa mencarinya.


Tangping makin kesal dan menarik Fangning keluar. Fangning menyindir Tangping yang masih kekanakan padahal ayahnya sedang sakit. Tangping menekankan kalo itu kebencian antara mereka.


Fangning menyesalkan harusnya nggak ada kebencian diantara saudara. Ia memamerkan cincinnya dan menasehati kalo kedepannya Tangping bisa mengenalkan diri sebagai saudaranya nyonya Ling.


Di rumah Fangning menghampiri adiknya yang sedang makan apel dan minta dilepaskan juga. Fangyu menanyakan malam Fangning bersama suaminya.


“Cukup baik!”


Fangyu sesumbar kalo itu karena dirinya dan minta kakaknya untuk menunjukkan rasa terima kasihnya padanya.


Fangning memang sudah memikirkannya. Ia sudah menyuruh Erfan untuk memindahkannya di kantor pusat.


Fangyu menolak dan pingin di toko saja. Fangning merasa kalo bakat Fangyu akan sia-sia kalo dia di toko. Ia bisa menjadi resepsionis di kantor pusat.


Fangyu nggak mau. Menjadi resepsionis artinya ia harus berdiri selama 24 jam. Selain itu nggak ada banyak hal yang bisa dipelajari dengan menjadi resepsionis.


Fangning melarang Fangyu untuk berpikir seperti itu. Justru dengan menjadi resepsionis bisa menjadi sebuah promosi untuknya. Ia bisa melihat wajah imut adiknya saat di kantor.


Fangyu berat menerimanya. Artinya dia akan sangat sibuk dan nggak akan punya waktu untuk menari.


Siyu mengonsultasikan pekerjaannya pada Lin Qi terkait project Gavin. Karena sudah hampir waktunya makan siang, Lin Qi menyuruh Siyu untuk mencari tempat di restoran lantai bawah. Takutnya mereka nggak akan kebagian tempat.


Sampai di sana ternyata sudah ada Simon yang juga mau makan. Siyu melihat ada pelayan di dekat Simon yang membawa dua gelas air.


Nggak ingin Simon ketumpahan air, Siyu langsung berlari ke arahnya dan memeluknya sambil memperingatkan kalo ada air. Lah semua orang jadi melihatnya karena memeluk direktur.


Siyu minta maaf lalu pergi ke meja yang agak jauh dari Simon.


Setelah memesan makanan, Simon yang merasa nggak nyaman pindah tempat duduk agar makin jauh sama Siyu.


Lin Qi dan yang lain akhirnya datang. Sambil makan Siyu terus memperhatikan Simon. Tampan dan kaya. Kesepian dan misterius. Ia merasa kalo direktur Lu seperti pemeran utama dalam drama. Sayangnya ia selalu sial saat bertemu dengannya.


Simon yang merasa diperhatikan melihat Siyu. Siyu langsung menunduk. Tapi saat ia melihat Simon lagi, orangnya sudah nggak ada.


Tangping datang ke ruangan Ling Rui dan ingin berpamitan karena ayahnya sudah diperbolehkan pulang. Ia juga memberinya hadiah sebagai permintaan maaf saat di pernikahannya sebelumnya.


Peng Bo memperingatkan kalo mereka nggak diperbolehkan menerima hadiah tapi Tangping tetap memberikannya. Hadiah yang ia berikan adalah Panji. Sebuah banner yang disulam dengan benang emas.


Tangping membukanya dan mau mengambil foto dengan Ling Rui. Peng Bo merebut ponsel Tangping dan akan memotret untuknya.


Setelah mengambil beberapa foto, Peng Bo mengingatkan Ling Rui kalo dia masih harus meriksa pasien. Ling Rui membenarkan dan langsung pergi.


Tangping mengambil ponselnya dan melihat fotonya. Lah kok yang Peng Bo ambil hanya fotonya dan nggak ada Ling Rui si dalamnya. Peng Bo mengingatkan kalo tadi Tangping sendiri yang bilang ingin mengambil fotonya. Ih Tangping kesal jadinya dan langsung pergi.


Dirumah Fangning menyiapkan ramuan sup buat Ling Rui yang bisa membuatnya bergairah. Haha…Dia sampai tertawa membayangkan yang akan terjadi.


Nggak lama kemudian Ling Rui pulang dan menanyakan apa yang Fangning tertawakan. Fangning menunjukkan sup buatannya karena sebelumnya Ling Rui nggak sempat memakan makanan yang ia kirimkan. Ia lalu pamit mau mandi dulu.


Ling Rui membuka supnya dan mencium aromanya. Wangi. Sepertinya enak.


Nggak lama kemudian dua mangkuk sup yang Fangning siapakan sudah habis diminum sama Ling Rui. Akibatnya ia jadi merasa jantungnya berdegub kencang dan ia sangat gerah sehingga meminum banyak air. Fangning yang masih berada di kamar mandi memanggilnya.


“Suami! Ambilin anduk dong! Aku lupa bawa anduk”


Ling Rui memberikannya tapi pakai tongkat. Fangning menyuruhnya untuk masuk karena ia nggak bisa mengambilnya. Ling Rui lalu melepaskannya dan pergi.


Ia merasa makin gerah dan memakai majalah untuk kipasan. Rasanya sangat panas sampai ia minum air langsung dari tekonya.


Setelah agak lama kemudian Fangning keluar dari kamar mandi. Ia heran melihat Ling Rui minum banyak air. Ling Rui juga nggak tahu.


Fangning melihat kalo Ling Rui sudah meminum semua supnya. Ia nyuruh Ling Rui untuk melepas sweaternya kalo emang gerah. Ling Rui menolak. Ia merasa sangat gerah. Mungkin ia terkena flu.


Fangning memamerkan sampo barunya dan mengibaskan rambutnya di depan Ling Rui. Mendadak ia jatuh di pangkuan Ling Rui dan mengaku pusing karena berendam terlalu lama.


Ling Rui merasa nggak bisa dan mau pergi. Fangning memanggilnya dan mendorongnya ke dinding. Sambil menyibakkan rambutnya ia juga mengaku kepanasan. Ia lalu berbisik di telinga Ling Rui memanggilnya suami dan membuat Ling Rui jadi hmm…


Karena nggak bisa menahannya Ling Rui lalu menggendong Fangning dan memindahkannya ke tempat tidur.


“Flu nya mungkin akan menular!”


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊