Ringkas drama sebelumnya
Kayak besi. Ia lalu membuangnya ke wastafel.
Dia ingat sama Gun. Pertarungan mereka. Gun yang lompat dan menghentikan mobilnya. Dan saat ia melemparkan Gun ke laut.
Seorang pria membaca profil para korban pesawat B357. Seorang wanita menghampirinya dan memberitahu kalo keluarga korban menghubungi lagi.
Pria itu bilang kalo dia akan kesana 30 menit lagi. Wanita itu mengiyakan dan akan mempersiapkannya.
Pria itu meletakkan berkas yang ia baca. Ia melepaskan dasinya sambil memandang jauh ke depan.
Pria gemuk yang kehilangan istrinya marah-marah. Wanita di sebelahnya menambahi kalo mereka sudah lama menunggu. Mereka nggak kabur, kan?
Pria yang ada di meja sebelahnya mendesak agar Hae Ri segera manggil mereka.
Hae Ri meminta maaf pada keluarga korban. Ho Sik juga melakukan hal yang sama.
Pintu mendadak terbuka. Pria yang baca profil korban tadi masuk dan meminta maaf.
Ia memperkenalkan diri. Namanya Edward Park, Kepala Negoisiator Dynamic System.
Pria gemuk tadi langsung ngambil keranjang sampah dan nyiramin isinya ke Edward Park. Para keluarga yang lain juga ikutan ngamuk. Mereka minta keluarganya dibalikin.
Hae Ri sama Ho Sik berusaha mencegah. Pria yang gemuk tadi makin kalap. Dia mau nimpuk Edward pakai kursi.
Ho Sik melarangnya. Namanya Kwang Deok.
Kwang Deok menarik baju Edward. Di luar dugaan, Edward malah nyuruh Kwang Deok buat ngelempar kursi itu ke dia.
Kwang Deok emang mau melakukannya. Tapi dia nggak bisa. Ia lalu membanting kursi itu.
Semua orang kecewa.
Edward nyuruh mereka buat maki dan mukul dia sepuasnya. Dynamic System nyuruh dia buat berdamai sama mereka dengan harga terendah. Bagi mereka korban sebanyak 211 cuman angka. Tapi itu bukanlah angka doang. Itu suami, istri dan anak tersayang yang harusnya tersenyum di sisi mereka.
Wanita yang berambut pendek mengingatkan kalo Edward adalah bagian dari mereka.
Edward menceritakan sedikit cerita tentang hidupnya. 5 tahun lalu, sebuah pesawat jatuh dan merenggut nyawa istri dan putrinya. Itu adalah hari ulang tahun putrinya.
Pestanya dibatalkan karena ia sibuk. Seandainya saat itu ia makan malam bersama istri dan anaknya maka mereka nggak akan berada dalam pesawat itu.
Para keluarga korban terdiam.
Edward nggak berhenti sampai di situ. Ia menyebutkan nama, pekerjaan, impian dan harapan para korban yang membuat keluarga korban merasa kembali kehilangan. Mereka nangis dan Edward menyentuh punggung mereka dengan penuh perhatian.
Ponsel Hae Ri bunyi. Ia keluar dan menjawabnya. Tugasnya sudah selesai. Berapa lama lagi ia harus di sana?
Gun kembali dengan nafas terengah-engah dan tubuh sempoyongan.
Dengan langkah terseok-seok ia masuk ke ruang mediasi melewati Hae Ri.
Edward mengatakan kalo itu adalah kesempatan terakhirnya untuk menebus kepergian istri dan anaknya. Ia meminta mereka untuk mendukungnya melawan Dynamic System dan mendapatkan apapun yang mereka inginkan.
Gun masuk. Dia ngasih tahu semuanya kalo ada penyintas. Ada yang selamat dari kecelakaan itu.
Semua pada kaget dengarnya.
Edward mau mengatakan sesuatu tentang Gun tapi Gun memotongnya.
Gun mengatakan kalo si b*rengsek itu mau menembaknya.
Orang-orang makin bingung dengarnya.
Gun ngerti kalo apa yang dia bilang emang terdengar gila. Tapi dia beneran melihatnya.
Kwang Deok meragukannya. Apa Gun kehilangan akal sehatnya?
Gun membantahnya. Pikirannya benar-benar jernih sekarang.
Edward menyimpulkan berdasarkan apa yang Gun bilang kalo jatuhnya pesawat adalah karena...
"Terorisme"
Semua orang kaget dengarnya.
Wanita yang berambut pendek serasa nggak percaya. Masalahnya pesawatnya meledak dan nggak ada yang selamat.
Gun juga serasa mau g*la. Ia meyakinkan kalo dia melihatnya dengan matanya sendiri.
Wanita yang berambut pendek lain berdiri dan minta agar Gun menceritakannya pelan-pelan. Siapa yang Gun lihat dan dimana dia melihatnya?
Gun ingat kalo ada orang lain lagi yang juga melihatnya.
Hae Ri masuk. Gun menoleh dan menatapnya. Semua orang ikut melihat ke arahnya.
Hae Ri mau keluar lagi. Mungkin sebaiknya dia nggak ada di sana.
Gun melarang Hae Ri keluar. Dia mengingatkan tentang pria yang dia minta Hae Ri hentikan tadi di bandara.
Hae Ri bingung. Apa?
Gun ngambil laptop di meja dan log in ke Webcloud. Semua orang mendekat.
Dia melihat video yang Hoon unggah dan menunjuk ke pria yang nabrak Hoon. Ingat?
Hae Ri memperhatikannya. Semua orang menunggu apa yang akan dia katakan.
Nggak tahu kenapa Hae Ri lama banget jawabnya. Dia mengaku nggak tahu karena saat itu sedang sibuk dan cuman sekilas doang.
Gin maksa Hae Ri buat melihatnya lagi.
Hae Ri mendekat dan melihatnya lagi. Dia sebenarnya ingat sama kejadian itu. Tapi bilangnya tetap nggak ingat.
Semua orang kecewa.
Gun malah marah. Dia mukul-mukul meja dan membentak Hae Ri. Apa gunanya kepala sama matanya?
Hae Ri nggak habis pikir kenapa Gun teriak-teriak ke dia? Dia nyuruh Gun buat meriksa CCTV bandara.
Gun rasa ada benarnya. Mereka akan percaya padanya kalo sudah melihatnya sendiri.
Bandara Tangier Ibnu Battuta, Maroko
Gun, Hae Ri, Edward, Kwang Deuk dan beberapa keluarga korban melihat rekaman CCTV demi membuktikan apa yang Gun katakan.
Anehnya orang itu nggak ada di CCTV. Emang ada orang yang seperti Gun katakan tapi wajahnya beda.
Edward ngajak semuanya buat pergi.
Gun merasa kalo orang itu sudah memanipulasi CCTV.
Edward mau bilang sesuatu tapi Gun memotongnya. Ia meyakinkan kalo dia melihatnya sendiri dengan kedua matanya. Ia bertaruh demi nyawanya dan minta mereka buat percaya.
Wanita berambut pendek mengaku nggak butuh nyawanya Gun. Dia rasa Gun keliru.
Gun beranggapan kalo itu bisa aja dimanipulasi. Mereka menjatuhkan pesawat dengan mudah.
Kwang Deok terpancing. Dia nggak percaya sama Gun.
Edward ngajak mereka buat pergi aja. Jadwal mereka padat.
Kwang Deok jalan paling akhir. Dia ngasih tahu Gun kalo dia mengelola Dodo Judo makanya dia bisa sabar. Dia minta agar Gun nggak nambah penderitaan mereka. Mereka sudah cukup menderita.
Hae Ri menatap Gun lalu ikut pergi.
Gun sendiri masih bingung. Ia merasa yakin dengan penglihatannya.
Seorang wanita berkerudung hitam jalan di gang sepi.
Pria yang nabrak Hoon menyiapkan srnjatanya.
Seseorang ngetuk pintu. Ia bangkit dan membukakan. Tak lupa ia membawa senjatanya.
Seorang wanita.
Pria itu kembali ke tempatnya.
Wanita itu masuk dan menutup pintu. Ia meletakkan data tentang Gun di atas meja. Namanya Cha Dal Gun. Anggota keluarganya tewas di penerbangan B357.
Pria itu nanyain siapa Gun sebenarnya. FBI? BIN?
"Stunt Man"
Pria itu kaget dengarnya. Dia yang mau buka berkasnya Gun jadi nggak jadi.
Pemeran pengganti?
Pria itu membukanya dan melihat profil Gun.
Wanita itu ngasih tahu pria itu kalo Samuel nyariin dia.
Ada pesan masuk di laptop pria itu. Samuel ngirim pesan dan nyuruh dia pulang.
Pria itu malah senyum dan menutup laptopnya.
Wanita itu menasehati kalo sama aja bunuh diri kalo ngebantah.
Pria itu nggak peduli. Dia lebih peduli sama nama baiknya ketimbang nyawanya sendiri. Dia nggak akan balik sebelum nama baiknya pulih.
Dia meletakkan senjatanya dan ngambil ponsel yang dibawakan sama wanita tadi.
Wanita itu memberitahu kalo dia nggak bisa membantu.
Pria itu nenenangkan. Namanya Busra. Ia memberitahu kalo ada seseorang yang bisa membantunya.
Pria itu menulis pesan buat seseorang.
Nggak lama pesan balasannya sampai.
"Bumi berputar pada porosnya"
Pria itu nelpon.
Gun balik ke kamarnya. Dia menyimpan file video Hoon. Habis itu ia memasukkan laptopnya ke brangkas dan pergi.
Seseorang muncul dari luar jendela. Lagi hujan. Orang itu pakai pakaian hitam dan wajahnya nggak kelihat.
Dia menyelinap masuk dan langsung menuju brangkas Gun. Dengan mudahnya dia menekan nomor sandinya.
Gun sendiri lagi menuruni tangga. Dia nelpon Ho Sik dan nanyain tempat tinggalnya Go Hae Ri. Dia pingin ngasih sesuatu tapi Hae Ri nggak ngangkat telponnya.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊