All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Sarang sedang bekerja di sauna dengan rekannya yang dulu adalah seniornya. Katanya hotel sedang kesulitan makanya nggak bisa merekrut pegawai baru dan katanya akan segera ditutup. Ia dan karyawan yang lain bekerja keras selama 5 tahun ini. Merasa penasaran, rekan Sarang bertanya tentang hubungannya dengan Won. Apakah sudah berakhir? Kenapa dia nggak datang padahal Sarang sudah lama di sana. Sambil senyum Sarang memberitahu kalo dia sedang sibuk.
Saat jam makan siang semuanya berkumpul. Nggak lama setelahnya presdir Wang datang. Semuanya mau makan tapi nggak jadi gegara dia ngomong. Katanya hotel akan segera terjual dan nyuruh mereka untuk menghabiskan jatah cuti mereka karena itu nggak bisa diuangkan. Ia juga nyuruh mereka untuk segera mencari pekerjaan baru. Sarang berusaha untuk menyarankan agar mereka mencari cara untuk menyelamatkan hotel. Presdir melihat Sarang dan bilang kalo ia yang dibuang ke sana. Sarang meralat kalo ia dimutasi. Presdir menekankan kalo ia adalah presdirnya. Ia lalu meninggalkan mereka.
Setelahnya Sarang menenangkan diri di atap. Ia melihat kincir angin dari kertas di bawah dan teringat akan Won. Ia lalu kembali ke lobi. Rekan kerja memanggilnya memintanya untuk meriksa speaker di bawah apakah menyala apa enggak. Saat itulah Won Won datang. Ia seperti sedih melihat Sarang di sana. Sarang yang merasakan ada seseorang di belakangnya berbalik. Won datang untuk menjemputnya tapi yang Sarang tanyakan adalah pekerjaannya. Ia nggak bisa pergi karena sekarang ia adalah karyawan di sana. Sarang dipanggil lagi. Won mempersilakannya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Alih-alih meninggalkan Won sendiri, Sarang pun mengajaknya untuk ikut.
Pekerjaan yang harus Sarang lakukan adalah memasang taplak. Ia minta Won untuk membantu karena ia harus ke dapur. Won memperingatkan kalo bayarannya mahal. Sarang mendekat dan membisikkan kalo ia akan membayar hutang isi dayanya selama mereka berpisah. Mendengarnya membuat Won bersemangat. Sarang pun pergi ke dapur. Saar Sarang nggak ada itulah rekannya Sarang datang dan nyuruh-nyuruh Won memasang spanduk. Setelahnya rekan kerja Sarang itu memperhatikannya dan mengonfirmasi kalo ia bukan pacar Sarang. Won membenarkan kalo ia pacarnya Sarang. Sikap rekannya Sarang langsung berubah. Ia juga minta maaf pada Won. Won memprotes sikapnya yang nggak sopan tadi. Rekan Sarang berdalih kalo ia mengira kalo Won adalah karyawan magang. Setelahnya ia pergi dan memanggil Sarang. Won lanjut memasang taplak. Sarang mendadak muncul dan memuji pekerjaan Won.
Usai menyelesaikan pekerjaannya, Won dan Sarang duduk bersama. Won membuatkan kopi untuk Sarang. Ia cerita kalo ia bertemu dengan ibunya. Ia pikir ia nggak akan mengingatnya tapi ia selalu mengingat kalo ia merindukannya. Sarang merasa lega tahu ibu Won orang yang baik. Won meminta maaf karena membuat Sarang diusir ke sana. Sambil senyum Sarang cerita tentang apa saja yang ia lakukan di hotel resor dan bilang kalo ia senang. Ia lalu cerita apa yang membuatnya suka berada di sana. Mulai dari hutan di belakang hotel, para warga yang ramah, kedai dengan makanan yang enak dan yang paling ia suka adalah tempat mereka berada sekarang. Seakan-akan bintang di semesta berkumpul.
Sarang tersenyum melihat bintang di angkasa tapi Won malah melihat ke arahnya. Cantik. Meski begitu ia ingin Sarang kembali ke tempatnya, King the Land. Sarang nggak bisa mengikuti perintah atasannya yang lama. Won kayak kecewa dengarnya. Secara ia langsung ke sana setelah tiba di Korea. Sarang memberitahu kalo akan ada 3 pesta pekan depan. Ia akan pulang setelah itu. Ia juga memberitahu tentang hotel yang kabarnya akan dijual sehingga membuat para staf merasa nggak tenang.
Kapten kembali mengganggu Pyonghwa setelah penerbangan usai. Pyonghwa sudah meminta agar mengganggunya. Kapten nggak menghiraukannya dan malah menyebut tentang status jandanya yang sudah ketahuan. Kesal, Pyonghwa lalu menendang itunya dan mengungkit kalo kapten sendiri yang mendaftarkan pernikahannya kenapa ia yang harus merasa nggak enak? Ia ngancam akan memberitahu istrinya kalo ayah dari anaknya terus mengajaknya minum. Setelah Pyonghwa, Rowoon juga memberingatkan kapten agar nggak mengganggu Pyonghwa lagi karena ia sangat menyukai Pyonghwa. Kalo enggak ia juga nggak akan tinggal diam.
Selanjutnya Rowoon menyusul Pyonghwa. Pyonghwa menyuruhnya untuk mengabaikannya tapi Rowoon nggak mau. Ia merasa kalo Pyonghwa akan terbang jauh kalo ia mengabaikannya. Ia mengambil koper Pyonghwa lalu mengajaknya jalan. Ternyata ia mengajaknya ke pantai. Pyonghwa menyinggung Rowoon yang nggak nanya apa-apa padanya. Ia memberitahu kalo ia nggak tertarik dengan Pyonghwa masa lalu karena yang ia sukai adalah Pyonghwa yang sekarang. Pyonghwa merasa kalo ia nggak ada harapan karena sudah mengelabui banyak orang. Tapi menurut Rowoon, ia hanya nggak mengumbar luka di hatinya dan bukannya mengelabui. Setiap orang pasti punya sisi yang enggan ditunjukkan ke orang lain. Semua orang pasti diguyur hujan. Hanya beda di curahnya. Namun, mereka tetap kehujanan. Kendati begitu, hujan pasti reda. Izinkan aku menjadi payungmu.
Pyonghwa menatap Rowoon lalu menciumnya. Setelahnya giliran Rowoon yang menciumnya. Kali ini lebih lama.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊