All content from iQiyi/ MBC
Ringkas drama sebelumnya
Ibu Joo In akan datang. Dan untuk itu ia menata ulang rumah. Bahkan ia juga minta Bi Soo untuk pindah selama ibunya di sana. 3 hari aja. Dan agar Bi Soo mau ia bahkan manggil Bi Soo dengan panggilan Jagganim dan bukannya nama aja seperti biasanya.
Mendengar ibu Joo In akan datang, Bi Soo juga ikut membantu Joo In mengubah kamarnya menjadi kamar Joo In. Katanya dulu itu ruang kerja ayahnya. Dan berkat itu Bi Soo tahu kalo ayah Joo In adalah seorang penulis. Bi Soo juga membantu Joo In memasang gambar besar Joo In yang sedang tersenyum agar lebih tampak seperri kamarnya. Bi Soo melihat foto Joo In. Kenapa dia tampak senang? Joo In memberitahu kalo ia berpose untuk kamera. Itu adalah pekerjaannya. Ia tersenyum saat diberi aba-aba. Bi Soo juga bisa melakukannya dengan sedikit latihan. Tapi yang Bi Soo lihat Joo In suka teriak. Joo In tersenyum. Mungkin karena mereka tinggal serumah. Ternyata Joo In punya permintaan lain. Ia akan membeli peralatan mandi untuk ibunya. Dan selagi ia pergi ia ingin Bi Soo membereskan barang-barangnya yang ada di ruang tamu dan di kamar mandi. Bi Soo mengiyakan. Ia akan membeli kotak besar untuk mengemasi semua barangnya.
Keduanya sama-sama meninggalkan rumah. Joo In minta Bi Soo untuk pura-pura nggak mengenalinya setelah mereka berpisah. Bi Soo lalu mempraktekkannya. Siapa kamu? Kenapa bicara denganku? Joo In menghitung sampai tiga. Dan baru juga hitungan kedua Bi Soo langsung pergi duluan.
Joo In belanja di mini market. Pegawainya mengenalinya dan seakan akrab dengannya. Kebetulan Bi Soo juga datang untuk belanja di sana. Pegawai itu beralih ke Bi Soo dan ingat kalo ia melaminasi banyak catatan sebelumnya. Ia pikir seseorang di keluarganya mengidap alzheimer. Ia lalu cerita kalo ayah temannya juga menderita alzheimer. Rasanya sangat melelahkan sampai dia ingin melupakan ayahnya. Bi Soo langsung memarahinya. Gimana bisa seorang anak menganggap penyakit ayahnya memusingkan? Ia tahu orang yang bersikap berlawanan dengannya. Joo In yang ada di sana terdiam dengarnya. Seperti tersentuh.
Bi Soo dan Joo In pulang bersama. Joo In merasa kalo Bi Soo mengesankan tadi. Ia bilang salah menganggap penyakit keluarga memusingkan. Bi Soo mengaku merasa nggak nyaman makanya bicara. Joo In juga berterima kasih karena Bi Soo sudah melaminasi catatan di kulkas. Bi Soo melakujannya karena terganggu sama ujungnya yang tertekuk. Joo In menawarkan untuk membawakan barang Bi Soo tapi Bi Soo nggak mengijinkan. Gimana kalo orang melihat mereka jalan bersama. Joo In santai. Ia akan bilang kalo mereka nggak sengaja ketemu. Atau karena mereka sangat dekat. Bi Soo merasa nggak nyaman. Dua jalan duluan. Katanya dekat Joo In terlalu hangat. Lah padahal udaranya sangat dingin.
Ibu pulang sambil memandangi pik rusak punya Chang Kyu. Ayah sedang menulis sesuatu. Serius banget sampai nggak tahu kalo ibu pulang. Ayah melihat kalo ibu tersenyum. Ibu malah nggak menyadarinya. Ia bohong dengan bilang kalo itu karena bulan purnama. Ibu lalu ke kamar dan meminum obatnya. Ayah masuk. Ibu berbohong bilang kalo dia sakit perut. Ayah merasa kalo belakangan ibu aneh. Ia menjual rumah Bi Soo dan mau berhenti dari rumah sakit. Ibu bilang kalo ia ingin menikmati hidup. Merasakan aroma lain selain lorong rumah sakit. Ayah menghampirinya dan seakan ingin ibu menyerahkan posisi direktur kepadanya. Ibu nyuruh ayah untuk melakukannya dengan usahanya sendiri. Ia sudah merekomendasikannya ke pihak rumah sakit.
Joo In membantu Bi Soo mengemasi barangnya. Ia menyinggung kebiasaan Bi Soo menutup pintu dan laci. Menurut Bi Soo, Pintu memang untuk ditutup. Kalo menurut Joo In, Pintu itu untuk dibuka. Bi Soo membantah. Ia memberi tahu kalo itu ada untuk membagi ruang. Dan saat ia melihat pintu setengah terbuka, ia nggak bisa berhenti menatapnya dan sangat ingin menutupnya.joo In manggil Bi Soo dengan Jagganim lagi. Bi Soo sampai hafal kalo Joo In begitu pasti ada yang ia inginkan. Ternyata enggak. Joo In hanya heran kenapa Bi Soo sama sekali nggak mengeluh saat ia bilang ibunya akan datang dan memintanya pindah. Bi Soo memberi tahu kalo ia melakukannya karena ia ingin.
Akhirnya semuanya selesai. Joo In masuk kamarnya dan langsung rebahan. Lah dia lupa menutup pintu. Ia bangun dan mau menutupnya. Bi Soo di kamar depan juga ngasih kode untuk nutup. Joo In paham dan menutupnya. Bi Soo yang lanjut nulis malah ingat sama Joo In saat mereka jalan pulang bareng tadi. Ih senyum. Tapi dikit doang.
Paginya Joo In menyeduh teh. Bi Soo keluar dari kamarnya sambil bawa koper dan komputernya. Ia akan pergi. Joo In berterima kasih karena Bi Soo sudah mau tinggal di tempat lain. Bi Soo memperbolehkan Joo In untuk membiarkan pintu terbuka selagi dia nggak ada. Dan terima kasih sudah menutup pintu saat itu. Keduanya terdiam. Hhh.. kayak berat banget mau pisah bentar doang.
Bi Soo kembali ke rumah yang disediakan sama Dae Young. Jae Hwan kaget. Dikiranya Bi Soo diusir sama Joo In. Bi Soo melarangnya untuk banyak ngomong. Kerja. Ia lalu melihat naskah Red Siren episode 4 di meja dan membacanya. Ingat apa yang ibunya bilang kalo Thriller kejahatan nggak perlu selalu penuh darah. Pria menemui wanita, wanita menemui pria. Mereka jatuh cinta… Ibu mendadak nelpon. Padahal dia juga pingin nelpon. Ibu minta maaf kalo ia banyak salah sebagai ibu. Bi Soo jadi merasa nggak enak. Dia ngajak ibu keluar dan makan siang dengannya.
Joo In membawa ibu ke rumah. Ibu senang melihat rumah itu. Serasa kembali ke masa 14 tahun yang lalu. Baru lihat luarnya saja sudah membuat ibu senang. Mereka lalu masuk. Ibu duduk dan melihat masa lalunya. Ia menjemur pakaian lalu duduk menatapnya. Air jatuh dari pakaian yang ibu jemur. Di dekatnya ada cabe dan beberapa sayuran yang ibu juga jemur. Mendadak ada yang nelpon ibu. Dari rumah sakit. Katanya ayah pingsan dan kondisinya kritis. Ibu panik. Joo In datang dan membuyarkan lamunannya ibu. Ia menghapus air matanya. Joo In mengajaknya masuk. Ibu melihat pemutar piringan hitam punya Bi Soo dan mengira kalo itu miliknya. Joo In mengaku membelinya karena menyenangkan mendengarkan musik sambil duduk di halaman. Joo In nyuruh ibu untuk istirahat tapi ibu nggak mau. Dia mau lihat-lihat rumah Joo In.
Ia lalu membuka kulkas. Ibu kayak nggak yakin kalo Joo In bisa melakukannya. Joo In sesumbar kalo ia bisa kalo sudah bertekad. Ibu melihat kalo Joo In nggak punya bahan masakan. Joo In memberitahu kalo ia biasa makan di luar. Ibu menyayangkan padahal memasak itu menyenangkan dan sangat sehat. Joo In merasa kalo ibu cerewet. Tapi itu menyenangkan. Ia lalu meluk ibu. Selanjutnya mereka ke kamar Joo In yang juga adalah tempat kerja ayah dulu. Di sana ibu melihat foto ayah dan meja tempat ayah menulis. Rasanya ayah bisa datang kapan saja. Ia berterima kasih pada Joo In yang sudah bekerja keras untuk semua ini.
Bi Soo makan sama ibu. Agak heran lihat ibu hanya makan sayur. Kata ibu seleranya berubah. Bi Soo pikir ibu nggak mengidam makanan apapun karena sudah mencicipi banyak makanan lezat. Ibu menanyakan tempat Bi Soo tinggal sekarang. Ia ingin membersihkan tempat itu, merapikan barang-barangnya, masak untuknya, dan melakukan hal-hal yang dilakukan ibu lain. Ibu juga nyuruh Bi Soo untuk punya lavat. Ia sudah menghasilkan banyak uang. Bi Soo mengaku terlalu sibuk menulis tapi ia akan mengusahakannya tapi ia minta ibu untuk berhenti mengomelinya. Ibu nggak nyuruh Bi Soo untuk menikah. Hanya pacaran. Bi Soo mengancam akan pulang kalo ibu ngomongin itu mulu. Ibu mengiyakan dan melarang.
Di rumah Joo In memijat kaki ibu. Ibu berasa kembali ke panti jompo. Joo In sendiri suka melakukannya karena ia bisa menjadi putri yang berbakti. Nggak lama kemudian ibu malah tertidur. Joo In teringat apa yang dikatakan dokter sebelumnya kalo ia harus menghubungi panti jompo kalo ada insiden.
Yoo Jin berada di mobil bersama ajudannya dan ia dikasih ponsel yang bisa ia gunakan di Korea. Sepertinya Yoo Jin baru kembali ke Korea. Ia menggunakan ponsel itu untuk nelpon Joo In. Joo In senang ditelpon sama Yoo Jin. Joo In tahunya Yoo Jin masih di Paris dan menanyakan Menara Eiffel dan Montmartre. Yoo Jin memberitahu kalo mereka masih sama tapi karena nggak ada Joo In jadinya nggak menyenangkan. Joo In minta maaf karena nggak bisa datang di acara pameran nya. Yoo Jin nggak mempermasalahkan. Joo In lalu cerita kalo ia sudah membeli rumah lamanya. Yoo Jin ikut senang dengarnya. Joo In mengatakan kalo butuh 10 tahun untuk kembali ke sana. Yoo Jin tahu kalo itu sulit tapi Joo In nggak pernah menunjukkannya. Tapi mulai sekarang Joo In bisa jadi diri sendiri saat berada di dekatnya. Joo In menangkap kalo seakan Yoo Jin ada di dekatnya. Yoo Jin mengaku merindukan Seoul. Joo In menyuruhnya kembali. Parissangat jauh. Mereka saling bilang kangen lalu menutup telpon. Yoo Jin membuka kaca mobilnya dan merasakan udara Korea.
Chang Kyu sedang main gitar. Bi Soo mendadak datang. Ia pikir Bi Soo sedang mandek tapi katanya ia hanya datang. Sekalian Chang Kyu cerita tentang wanita yang ia sukai saat kuliah yang mendadak datang menemuinya. Lah Chang Kyu nggak tahu kalo dia lagi cerita sama anaknya. Bi Soo nggak mau dengar dan menanyakan piringan hitam yang baru. Chang Kyu menunjukkannya dan ia segera ke sana. Chang Kyu berpesan agar Bi Soo jangan pernah menulis naskah tentang asmara.
Ibu yang tidur sama Joo In bangun dan mencatat resep. foto: MBC Bi Soo memilih piringan hitam yang ia inginkan. Chang Kyu menghampirinya dan cerita kalo ia mendapatkannya dari seorang pria yang nggak punya tempat untuk menyimpannya. Ia merasa kalo album itu g#la. Bi Soo memintanya untuk nggak menyebutkan kata itu karena ia ingin menghapusnya. Bicara dengan Chang Kyu membuat Bi Soo menemukan sebuah ide. Dia nggak bisa membunuhnya sendiri dan akhirnya nyuruh orang lain untuk melakukannya. Ia akan jadi pembunuhnya dan bukannya dokter nya.
Chang Kyu bingung lihat Bi Soo yang ngomong sendiri. Kayak orang g#la. Bi Soo lalu melihat gitar dan jadi punya ide lain. Gitaris Joo In memakai senapan yang berbentuk gitar. Pembunuh wanita, gitaris. Dialah pembunuhnya. Ia lalu pulang untuk menulis apa yang ia dapat tadi. foto: MBC Tapi sesampainya di rumah ia malah nggak tahu mau nulis apa. Sekeras apapun dia mencoba tetap nggak bisa. Bahkan sampai nyembah-nyembah komputernya segala.
Akhirnya Bi Soo datang ke rumah Joo In. Tentu saja datangnya diam-diam. Niatnya sih mau nulis beberapa halaman aja. Dan biarpun lagi buru-buru dia masih sempat menata sepatu di depan. Dan sampailah ia di ruang kerjanya. Dan ajaib. Gampang banget gitu nulis nya. Padahal tempatnya gelap. Ih bisa ya nulis di tempat gelap gitu.
Pagi akhirnya datang dan Bi So menyelesaikan naskahnya hanya dalam waktu samakan dan langsung mencetaknya. Suka deh sama aromanya. Ada pembunuhan yang ia sukai dan ada juga adegan romantis. Dan saat ia menarik pelatuknya mendadak ia hilang ingatan dan gagal membunuhnya. Joo In mendadak masuk. Bingung. Bi Soo ngapain? Bi Soo menunjukkan kalo dia lagi kerja. Joo In mengingatkan kalo ibunya ada di sini. Dia lalu nyuruh Bi Soo untuk berkemas sebelum ibunya melihatnya. Bi Soo mengiyakan dan mau membawa komputernya. Dan tahu-tahu… “Yeobo! Selamat pagi!” Keduanya langsung terdiam lihat ibu tersenyum ke Bi Soo karena menganggap kalo Bi Soo adalah suaminya.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊