All content from VIU
Ringkas drama sebelumnya
Karang kecil nggak sengaja memecahkan gelas saat sedang makan. Mama datang dan memarahinya sembari menjewer telinganya. Ia lalu menarik Karang dan menguncinya.
Mencoba Bertahan
Karang kembali dan malah melihat Launa sedang duduk sama Genta. Ia yang merasa nggak siap akhirnya pergi. Launa melihatnya dan mau mengejarnya. Genta menahan tangannya dan mengingatkan kalo Karang nggak ada semalam saat ia hilang dan ia yang menemukannya. Launa berterima kasih karena Genta sudah menolongnya. Tapi ia nggak ada hak untuk membuatnya menjauhi Karang. Genta akhirnya melepaskan Launa dan membiarkannya mengejar Karang.
Launa menyusul Karang. Ia minta Karang untuk berhenti tapi Karang nggak mendengarkannya dan jalan terus. Ia baru berhenti setelah Launa jatuh. Ia mengkhawatirkan Launa tapi Launa keburu ngambek. Akhirnya Karang meminta maaf pada Launa dan menjelaskan alasan dirinya nggak ada untuk Launa semalam. Baginya mama sangat penting untuk hidupnya, meski mama nggak berpikir seperti dirinya. Bagi mama, ia seperti udara, ada tapi nggak kelihatan. Launa meyakinkan kalo suatu saat nanti mamanya akan mengerti kalo udara itu sangat penting. Seperti yang ia rasakan. Karang memberitahu kalo perasaannya juga sama. Launa sangat penting baginya. tuban
Keduanya lalu berpelukan. Thalia dan yang lain datang dan mengucapkan selamat ke mereka yang sudah jadian. Mereka berniat untuk merayakannya tapi Karang menolak. Mereka hanya jadian dan bukannya nikahan. Launa berseru ke Karang yang berjalan menjauh kalo ia mencintainya. Tanpa menoleh, Karang membalas pernyataan Launa itu dan membuatnya sangat senang.
Papa pulang paginya dan menemui mama yang baru bangun tidur. Mama kira papa yang membawanya pulang semalam tapi papa membantah. Bibi bilang padanya kalo Karang yang membawa pulang mama dan menjaga mama semalaman. Begitu besar cinta Karang untuk mama. Mama menyudahi nggak mau membicarakannya.
Karang dan Launa melihat bintang. Mereka memanggil aku kamu untuk satu sama lain dari sebelumnya lo gue. Launa berharap senyuman Karang bisa permanen. Keduanya lalu melihat kembang api.
Sambil jalan menuju tempat camping, Launa memuji Karang sebagai laki-laki yang indah. Tapi menurut Karang, keindahannya karena cahaya dari seseorang. Dan saat seseorang itu pergi, maka ia akan kehilangan cahayanya dan kembali pada kegelapan. Launa menjanjikan kalo ia nggak akan pernah meninggalkan Karang.
Karang menyampaikan kalo ia ingin mengikuti olimpiade matematika. Ia ingin menunjukkan ke mamanya kalo ia bisa jadi anak yang dibanggakan. Launa yakin kalo Karang pasti bisa memenangkannya. Kalo ia menang maka ia bisa minta hadiah sama mamanya. Karang terdiam memikirkan sesuatu.
Karang akhirnya pulang. Ia menyampaikan keinginannya untuk mengikuti olimpiade. Biru dan papa mendukungnya tapi nggak dengan mama. Karang melanjutkan kalo ia menang nanti, ia ingin hadiah dari mama. Sebuah pelukan. Nggak perlu lama, 3 detik sudah cukup. Mama menanggapinya dengan sinis kemudian pergi.
Papa menyusul mama dan memintanya untuk membuka hati untuk Karang. Ia mengingatkan kalo ia ada tapi selama ini mama selalu terhanyut dengan traumanya dan menimbulkan trauma yang sama pada Karang. Seperti yang sudah-sudah, mama menyudahi dengan dalih nggak mau membicarakannya.
Saat belajar, Launa mengirim pesan menyemangati Karang. Karang membalasnya sambil senyum.
Paginya mereka berjalan di sekolah sambil gandengan tangan. Launa merasa nggak enak dilihatin sama yang lain tapi Karang nggak peduli. Gladys dan yang lain menghampirinya dan menggoda mereka. Melihat keduanya gandengan tangan membuat Orion ingin digandeng Thalia juga tapi orangnya nggak mau.
Genta lalu datang dan mengucapkan selamat ke Launa dan Karang. Beda dengan Karang yang memasang wajah kesal, Launa sedikit lebih santai dan mau menjabat tangan Genta. Genta juga memperingatkan Karang agar jangan pernah menyakiti Launa. Kalo sampai itu terjadi maka ia akan dengan senang hati merebut Launa darinya.
Setelahnya Launa mengeluhkan Karang yang kehilangan senyumnya lagi. Karang memperingatkan Launa agar nggak terlalu baik sama cowok lain karena akan membuat salah paham. Launa mengiyakan dan minta Karang untuk senyum lagi.
Karang dikasih tahu kalo ia akan mewakili sekolah mengikuti olimpiade. Karang bingung karena ia baru akan mendaftar tahun depan. Ia pun mengonfirmasikannya ke guru. Ternyata bukan guru yang mendaftarkannya tapi mama. Mama sebagai kepala yayasan minta guru untuk mengeluarkan Karang kalo ia nggak mau mengikuti aturan sekolah.
Mama terus memikirkan apa yang papa katakan tentang Karang. Ia sampai sakit. Biru datang ke kamar mama dan membawakannya bubur. Ia juga menyuapi mama biar mama bisa minum obat. Baru juga satu suap mama malah muntah-muntah. Biru ikutan muntah lihatnya. Karang yang ada di luar langsung masuk dan membersihkan semuanya. Saat ia mau keluar, tiba-tiba mama berterima kasih. Karang langsung berbalik tapi ternyata mama bilang itu ke Biru.
Karang nangis lihatnya. Papa datang dan memeluk Karang. Ia menenangkan kalo papa akan selalu ada untuk Karang kapanpun ia butuh pelukan. Ia yakin kalo suatu saat nanti mama akan menerima Karang.
Nenek dan omnya Karang datang ke Jakarta. Dalam perjalanan meninggalkan bandara nenek menelpon papa dan memberitahu kedatangannya. Ia kangen dengan cucunya dan ingin makan malam dengan mereka. Papa mau memesan restoran tapi nenek bilang ingin makan di rumah.
Mama mendengar tentang itu dan merasa gelisah. Papa menyusulnya ke kamar mandi dan menanyakan keadaannya. Mama mengaku nggak papa.
Malamnya Launa berkumpul dengan Gladys dan yang lain. Ia memberitahu kalo Karang nggak bisa ikut karena nenek dan omnya datang. Ia khawatir Karang drop karena belajar 2 mata pelajaran sekaligus demi mamanya. Thalia justru khawatir kalo Karang menang dan nggak mendapatkan apa yang ia harapkan dari mamanya.
Nenek dan om datang tapi mama nggak menyambutnya. Biru menemui mama di kamar dan mengajaknya untuk ikut makan. Setelah makan malam nanti mama bisa bilang ke nenek kalo mau istirahat.
Akhirnya mama mau bergabung dengan nenek dan Om. Kelihatan banget mama nggak nyaman dengan om Pradikta tapi yang lain nggak menyadarinya.
Setelah makan malam nenek dan Om pamit. Saat tiba giliran mama, tampak mama nggak suka disentuh sama om. Ia buru-buru kembali ke rumah setelahnya. Nenek menangkap kegelisahan mama dan kembali dengan alasan mau ke toilet.
Karena nenek nggak juga kembali, papa nyuruh Karang untuk melihatnya. Saat itulah Karang mendengar apa yang nenek katakan ke mama. Nenek minta mama untuk tenang agar nggak ada yang curiga. Karang dan Pramana nggak boleh tahu kalo Karang adalah anaknya Pradikta. Ternyata orang yang memerk*sa mama adalah Om Pradikta, kakaknya papa.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊