All content from iQiyi/ MBC
Ringkas drama sebelumnya
Bi Soo menghentikan Joo In yang mau kabur. Ia bahkan memanggilnya kepala besar. Joo In nggak terima dan balik memanggilnya mulut besar. Joo In melihatnya dan nggak nyangka kalo putra pemilik rumah adalah Bi Soo. Ia menarik syalnya dan menunjukkan wajahnya. Ia menyindir kalo Bi Soo mandek. Bi Soo balik menyindirnya yang tadi mengintipnya. Oops hampir aja Joo In mengatakan kalo rumah itu adalah miliknya. Ia menyindir Bi Soo yang cocoknya nulis komedi romantis. Bi Soo menekankan kalo ia nggak akan melakukannya. Joo In mengingatkan kalo nggak akan tahu masa depan. Dan saat itu terjadi ia akan menolaknya. Selepas Joo In pergi, Bi Soo bertanya-tanya sendiri; gimana bisa Joo In tahu kalo ia tinggal di sana?
Panti Jompo Nabom Joo In datang ke tempat ibu dirawat. Ia membawakan parfum untuk perawat di depan. Dilihatnya ibu sedang menggambar ditemani sama seorang perawat. Ibu menggambar dirinya yang muncul di tv. Perawat menyarankan pada ibu agar menggambar mata hidung dan bibir juga. Ibu melakukannya. Joo In yang melihatnya tersenyum. Sampai ibu menyadari keberadaannya dan melambaikan tangan.
Joo In meletakkan bunganya di dalam vas dan menaruhnya di meja. Mereka membicarakan tentang foto Joo In di depan rumah itu. Itu adalah rumah lamanya. Dulu Joo In lahir di sana. Ayahnya adalah seorang penulis novel. Mendadak ingatan ibu kembali ke saat itu. Ia mau memasak makan malam untuk ayah. Bentar lagi ayah pulang. Joo In pura-pura ngambek. Dia pingin makan sup tuna, bukannya daging kesukaan ayah. Sambil senyum ibu nyuruh Joo In untuk makan sama pacarnya nanti kalo kuliah
Bi Soo menyelesaikan naskah Red Siren episode 3 dan menyerahkannya pada asistennya, dih lupa siapa namanya. Asistennya merasa kalo produser akan senang banget. Bi Soo sampai nggak makan seharian demi menyelesaikannya. Ia memberitahu kalo besok syutingnya akan dimulai dan mengajak Bi Soo untuk ikut melihat tapi Bi Soo menolak. Ia merasa lelah dan pingin istirahat.
Syuting sedang berlangsung. Adegannya ada di meja operasi. Ji Yeon akan melakukan operasi. Dia kaget tahu-tahu darahnya muncrat ke lehernya. Dia yang merasa nggak mau melakukannya minta sutradara untuk mengganti adegannya. Awalnya sutradaranya nggak mau tapi karena Ji Yeon terus mendesaknya akhirnya ia setuju. Lah tahu-tahu Bi Soo muncul. Dia marah gegara adegannya diganti. Sutradara berusaha untuk ngasih tahu kalo.hal semacam itu biasa terjadi. Bi Soo nggak mau tahu. Ia bahkan meremehkan kemampuan sutradara yang nggak bisa mengarahkan aktor. Sutradara yang marah langsung pergi gitu aja.
Habis marahin sutradara sekarang gimana Bi Soo marahin Ji Yeon. Dia memenjelaskan padanya kalo ia itu mengoperasi pembunuh yang sudah membunuh ibunya. Kenapa dia gemetaran? Ji Yeon mengingatkan kalo ia baru bergabung dan minta kelonggaran. Lah, Bi Soo malah mengomentari riasan Ji Yeon yang nggak sesuai dengan perannya di meja operasi. Ia tahu kalo Ji Yeon melakukannya untuk ikan kosmetiknya. Ia bergadang semalaman menulis naskah itu dan berharap Ji Yeon mengoleskan darah di tangannya. Kamu ingin berakting atau mempromosikan merekmu? Aduh kaget. Bi Soo lalu nyuruh Ji Yeon untuk mengambil pisau bedanya. Ji Yeon ketakutan. Dia mau mendorongnya tapi malah terjatuh dan menabrak meja peralatan.
Gwang Ja melihat berita tentang Bi Soo dan membawakannya untuk Joo In. Penata rias Joo In bahkan bilang kalo kabarnya dramanya akan dihentikan. Ih Joo In malah senang dengarnya. Gwang Ja pikir Joo In ingin membintangi drama itu.
De Young menemui kepala Kepala Lee Joon Il. Ia berusaha untuk menjelaskan pada Joon Il kalo apa yang terjadi pada Bi Soo hanyalah sebuah kecelakaan. Joon Il sendiri sudah nggak antusias untuk melanjutkannya. Akhirnya dirawat, sutradara mundur dan penulisnya dijelek-jelekkan di tabloid. Dan dia nggak bisa membantunya lagi. Dia memutuskan untuk menghentikan drama itu. Dae Young nggak bisa membiarkannya. Ia bahkan rela untuk berlutut pada Joon Il.
Bi Soo membaca komentar buruk tentang dirinya. Ia masih merasa kalo ia nggak salah. Aktris itu yang nggak bisa akting. Dae Young datang. Bi Soo menanyakan siapa yang akan menjadi produser mereka. Lah jangankan produser, para aktor bahkan takut dengar nama Bi Soo. Dae Young menyarankan agar Bi Soo memohon pada ketua. Siapa tahu dia akan berubah pikiran. Bi Soo menunjukkan kedua tangannya. Katanya itu hanya untuk menulis dan menerima penghargaan. Dae Young menyuruhnya untuk pura-pura aja. Bi Soo tetap menolak dan menekankan kalo itu nggak akan terjadi.
Kenyataannya… Bi Soo menemui ketua. Tapi untuk bilang maaf dan menyesal kayaknya berat banget. Lah dia malah bilang kalo dia nggak salah dan nggak pernah menodongkan pisau ke Ji Yeon. Ketua nggak mau bicara dan nggak akan mengubahnya. Mendadak Bi Soo bangkit. Kayak marah banget. Tapi tahunya malah mau memohon. Akhirnya ketua membatalkan keputusannya untuk melakukan pembatalan drama. Tapi dengan satu syarat. Bi Soo harus merekrut Oh Joo In. Ia dengar ia menginginkan peran itu tapi Bi Soo menolaknya. Hadeuh, Bi Soo jadi kesal sama Dae Young.
Joo In bersama ibu di panti jompo. Ia memberitahu kalo ia sudah membeli rumah lama mereka. Rumahnya masih sama, bersih dan kondisinya lebih baik dari yang sebelumnya. Ibu senang dengarnya dan memuji Joo In. Joo In menanyakan apa yang akan ibunya lakukan setelah pindah ke sana. Di luar dugaan ibu malah nggak mau pindah. Ia merasa nyaman di panti jompo dan nggak mau kemanapun. Joo In menyayangkan karena mereka akan berjauhan. Ibu sendiri nggak masalah. Tapi justru itu membuat Joo In kesal dan pergi.
Joo In berjalan pulang ke rumah itu. Ia menatap pintunya dan nangis. Ibu adalah alasan ia membeli rumah itu.
Bi Soo lalu menemui Dae Young dan mengeluhkan ia yang ngasih tahu soal Joo In ke ketua. Dae Young pikir itulah satu-satunya cara agar program mereka bisa berlanjut. Lagian Joo In belum membintangi apapun. Bi Soo mengingatkan kalo dia sudah menolak Joo In 3 kali. Pun kalo dia jadi Joo In dia nggak akan menerimanya. Lah Dae Young malah nyuruh dia untuk memohon sambil berlutut sama Joo In. Bi Soo gedheg dengarnya. Dia nggak mau. Dah g#la apa???
Bi Soo menikmati harinya di rumah. Ia mendengarkan musik dari piringan hitam, merendam kakinya dan menikmati secangkir kopi. Ia merasa punya firasat buruk. Berlutut atau enggak dia akan melindungi lututnya. Ibu lalu nelpon dan mengingatkan tentang hari ini. Bi Soo mengaku ingat ini hari apa. Dia cuman pura-pura lupa kok.
Bi Soo pulang ke rumah untuk menemui ibu. Dia ngasih bunga ke ibu. Ih bunganya kecil banget. Eh masih ada hadiah lainnya rupanya. Dia nyuruh ibu mengambil hadiahnya di punggungnya. Ibu penasaran banget. Ngiranya itu kalung apa gelang. Dan setelah dibuka ternyata isinya pulpen. Ia ingin direktur RS Sein menandatangani semua dokumennya dengan bergaya. Sebagai ibu dari penulis terkenal ibu bisa menggunakannya untuk menulis catatan atau belanjaan. Ibu berterima kasih. Ternyata ada yang lain di dalam tas itu. Ada surat dari Bi Soo buat ibu. Terima kasih sudah menjadi ibuku. Mari bepergian saat ulang tahun berikutnya. Ibu mengiyakan. Tapi ada satu hal yang ia inginkan dari Bi Soo
Ibu membawa Bi Soo ke kamarnya. Dia pingin Bi Soo kembali tinggal bersamanya seperti dulu. Melihat Bi Soo koma kemarin membuat ibu takut. Ia juga ingin Bi Soo akrab dengan ayahnya seperti dulu. Bi Soo menolak. Dia bukan kanguru. Dan lagi banyak keluarga seperti itu. Hubungan putra dengan ayahnya memang biasanya canggung. Mendadak Bi Soo melihat tas hijau miliknya dulu yang menyeretnya ke masa lalu. Ia yang masih SMA pulang dan mengambil beberapa minuman keras. Ia pikir nggak ada orang di rumah. Tapi ia malah melihat ayah sedang bercinta dengan wanita lain. Syok. Apalagi ayah mengancamnya untuk nggak ngasih tahu ibu. Kalo enggak itu akan membuat ibu sedih dan nangis. Mood Bi Soo jadi nggak enak. Dia mau pulang. Ia hanya ingin fokus nulis tapi seseorang terus mengganggunya. Ayah pulang dan membawa buket bunga besar buat ibu sambil mengucapkan selamat ulang tahun. Bi Soo hanya menatapnya sinis lalu pergi. .
Joo In mengambil foto keluarganya dan membungkusnya dengan bubble wrap lalu memasukkannya ke dalam kotak. Hhh akan lebih bagus kalo ibunya bisa ikut dengannya.
Bi Soo duduk dengan ayah di meja makan. Ayah menunjukkan perhatiannya terkait masalah yang Bi Soo alami belakangan tapi Bi Soo menanggapinya dengan sinis. Alih-ali merasa dipedulikan, ia malah merasa kalo ayah sedang mengejeknya. Ayah berharap Bi Soo mau tinggal bersama mereka lagi agar hubungan mereka nggak canggung lagi. Ibu tahu-tahu datang dan menanyakan apa yang mereka bicarakan.
Ayah menjawab kalo dia memuji kesuksesan Bi Soo sebagai penulis dan membujuknya untuk mau tinggal dengan mereka. Bi Soo lalu menatapnya sinis. Ia mau pulang karena sudah bertemu ibu. Ibu menahan dan memintanya untuk makan dulu. Bi Soo menolak. Ibu nggak pandai masak. Ia akan mentraktirnya makan di restoran lain kali. Ibu kembali memintanya untuk pindah dan tinggal dengan mereka tapi Bi Soo nggak menanggapi. Ia hanya bilang akan nelpon ibu lagi nanti lalu pergi.
Bi Soo pulang dengan berjalan kaki. Sesampainya di rumah ada lagi yang nggak mau menutup rapat. Ia mendorongnya tapi selalu kembali seperti semula. Hal itu membuat Bi Soo marah. Ia lalu duduk sambil menghela nafas.
Paginya ibu datang ke rumah Bi Soo. Rupanya ia nggak datang sendiri tapi bersama orang pindahan. Ia membawa semua barang Bi Soo ke rumahnya lalu nelpon Joo In dan memberitahu kalo ia sudah bisa pindah hari ini. Joo In senang dengarnya dan membawa semua barangnya ke rumah Bi Soo. Presdir Kim nelpon dan mengabarkan kalo agensi Han Bi Soo ingin ia membintangi acara mereka?
Bi Soo juga dikasih tahu kabar itu sama Dae Young. Dia bahkan minta Bi Soo untuk menggunakan lututnya. Bi Soo nggak mau. Nggak boleh.
Joo In masuk ke rumah itu. Seakan dibawa ke masa lalu ia melihat dirinya yang SMA pulang sekolah dan langsung menghampiri ibunya yang sedang masak. Sup kimchinya emang paling enak. Dia lapar. Habis itu Joo In masuk ke ruang kerja ayahnya. Ternyata Joo In lapar karena ia menggunakan uangnya untuk mentraktir teman-temannya. Ayah ngasijbsrbuah buku yang ia yakin akan menghibur Joo In. Joo In membukanya dan ternyata ada uang di dalamnya. Joo In merasa senang. Ayah berpesan agar ia nggak memberitahu ibunya. Joo In malah berniat untuk minta uang saku ke ibu juga. Joo In masa kini minta ayah untuk menunggu karena ia akan membawa ibu pulang.
Bi Soo datang ke toko Chang Kyu dan malah melihatnya sedang menari. Ia datang sambil membawa sesuatu.
Joo In menempelkan beberapa catatan di kulkas. Gwang Ja datang dengan membawa makanan dan minuman. Joo In masih nggak nyangka ia bisa membeli rumah itu. Gwang Ja merasa kalo itu karena kerja kerasnya sampai ia menjadi aktris papan atas. Joo In kembali ingat sama Bi Soo yang menolaknya. Kali ini ia akan membalasnya. Ia akan membuatnya menunggu dan menolaknya di saat terakhir.
Bi Soo yang sudah kurang sadarkan diri nggak mau berhenti minum. Pak Kim merasa kalo dia sedang ada masalah tapi Bi Soo nggak mau mengakuinya. Chang Kyu bahkan merasa kalo bentar lagi Bi Soo akan nangis di ruang dengar seperti saat dulu. Sudah 18 tahun berlalu. Bi Soo terus minum sampai nggak menyadari kalo Hae Jin nelpon. Ih itu kan namanya ibu.
Paginya Bi Soo mengigau menyebut kepala besar dan nggak mau berlutut. Akhirnya ia terbangun. Eh dia nggak menyadari kalo ada barang-barang Joo In do sekitarnya. Ia keluar dan mengambil minum. Dia juga nggak menyadari catatan Joo In yang tertempel di pintu kulkas. Bi Soo lalu masuk ke kamar mandi. Joo In baru bangun dan mengambil minum di kulkas. Agak aneh melihat minumannya tinggal separuh. Tapi ja nggak mau ambil pusing dan meminumnya. Habis itu ia ke kamar mandi. Ia dan Bi Soo menyanyikan lagu yang sama. Berasa konser duet😅.
Joo In yang baru mau menyikat gigi rada aneh dengar suara air. Bi Soo juga merasakan hal yang sama. Pelan-pelan ia mematikan air. Keduanya sama-sama waspada. Bi Soo melongok ke bawah dan melihat kaki Joo In. Ia mengambil gagang shower sebagai senjata. Joo In membuka tirai itu dan kelihatanlah semua. Keduanya panik dan sama-sama nanya siapa kamu??? Sedetik kemudian mereka baru sadar kalo mereka Oh Joo In dan Han Bi Soo. Haha..ini nih yang katanya adegan jadi masalah. Cuman ditutupi sama buah peach. Woah…seru seru hehehe
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊