Ringkas drama sebelumnya
Warning: 18+
Jadilah pembaca yang bijak
Ia lari dan sembunyi lagi.
Seorang polisi menemukannya. Dia memberikan sebuah ponsel pada Kepala Min dan memintanya buat menjawabnya.
Kepala Min akhirnya keluar bersama polisi itu.
Kepala Gang bernarasi kalo Min Jae Sik nggak seberani yang kelihatannya. Dia nggak beraksi sendiri kecuali ada yang mendukungnya.
Kepala Min naik mobil polisi dengan santainya.
Direktur bertanya pada Kepala Gang apa ada yang melindungi Min Jae Sik?
Kepala Gang meminta ijin untuk memulai investigasi. Ia janji akan menemukan jawaban dari semua pertanyaan dari Kim Woo Gi sampai Min Jae Sik.
Direktur memikirkannya. Gimana kalo Kepala Gang gagal?
Kepala Gang tahu kalo direktur membencinya. Kalo sampai dia gagal maka dia akan berhenti.
Direktur mengaku nggak peduli dengan pengunduran diri kepala Gang, karena mungkin ia yang akan dipecat lebih dulu.
Kepala Gang nemberitahu kalo mereka nemuin bukti kuat. Ia bangkit dan menghampiri Direktur. Ia meyakinkan kalo mereka bisa nemuin Kim Woo Gi kapanpun. Menurut pengalamannya, semua tindakan mereka sangat penting sejak saat ini. Pemburu yang tanpa keahlian bisa gagal menangkap dan mejebak mangsa.
Direktur mendekat. Ia setuju. Ia akan nemberikan kekuasaan penuh pada Kepala Gang. Tapi kalo sampai dia gagal, maka berhenti saja nggak akan cukup.
Wung di rumah sakit dan masih belum juga sadar. Gun menungguinya. Nggak lama kemudian Hae Ri datang dengan mata berkaca-kaca. Dia bertanya pada Gun apa dia masih belum sadar?
Gun memberitahu kalo Wung tidur dengan infus pereda sakit.
Hae Ri langsung nangis. Dia duduk dan menghapus air matanya. Meski begitu dia nggak mau ngaku kalo lagi nangis. Bilangnya angin dingin masuk ke matanya pas dia lari tadi.
Gun nggak bilang apa-apa.
Hae Ri memberitahu agar Gun nggak usah mencemaskan Min Jae Sik. Dia masuk daftar buronan dan akan segera tertangkap.
Gun mengangguk.
Hae Ri bangkit lalu merapikan selimutnya Wung.
Gun mau keluar.
Hae Ri meraih tangan Wung dan menggenggamnya. Dia nangis lagi.
Gun menatapnya dari pintu. Dia melihat kalo Hae Ri kayak sayang banget sama Wung. Dia jadi ingat sama apa yang Hae Ri bilang pas masih di Maroko.
Hae Ri sukanya pria jangkung berkulit putih yang cerdas.
Gun menduga kalo orang itu adalah Wung. Ia lalu pergi ninggalin Hae Ri sama Wung.
Gun merasa kalo seleranya Hae Ri buruk. Dia kayak musang dengan sifat buruk.
Hae Ri menengok ke belakang dan berpikir kalo Gun pasti lapar. Eh, tahunya Gun sudah nggak ada di sana.
Di rumah Gun masak nasi goreng. Setelah matang iapun menyajikannya ke meja makan.
Kebiasaan. Dia menaruhnya pada dua piring seolah masih ada Hoon. Sesaat kemudian Gun menyadari kalo Hoon sudah nggak ada. Nasi gorengnya terlalu banyak.
Ia mau menyatukan nasi gorengnya. Seseorang tiba-tiba menekan bel. Dia adalah Hae Ri.
Gun membukakan. Hae Ri datang bawa ayam goreng. Dia lapar. Hae Ri mencium aroma lezat dan langsung ke meja makan. Nasi goreng kimchie. Ia merasa kalo Gun pasti membaca pikirannya. Dalam perjalanan tadi dia pingin makan itu.
Gun berpikir kalo harusnya Hae Ri nelpon dulu. Soalnya rumahnya berantakan.
Mereka makan bersama. Hae Ri pikir Gun pintar memasak. Bumbunya pas.
Gun nenyindir kalo mereka nggak terlalu dekat sampai Hae Ri datang ke rumahnya dan makan bareng dia segala.
Hae Ri nggak menjawab dan lanjut makan.
Gun menanyakan kabarnya pak Gi.
Hae Ri memberitahu kalo Hwa Suk yang menjaganya. Ia mengambil sepotong ayam dan memberikannya ke Gun.
Gun ngambil minum dan menawari Hae Ri. Hae Ri nggak menjawab. Gun akan minum sendiri kalo Hae Ri nggak mau.
Hae Ri memberitahu kalo dia juga mau minum.
Gun menatap Hae Ri lalu memberinya gelas. Dia nggak punya gelas soju jadi minum pelan-pelan pakai itu.
Gun menuangkan ke dalam gelas Hae Ri lalu mengajaknya bersulang. Untuk kerja keras mereka hari ini.
Nggak tahu kenapa Hae Ri nampak sedih. Ia buru-buru meminum minumannya sampai habis. Gun menegurnya agar minumnya pelan-pelan aja. Hae Ri kenapa, sih?
Hae Ri memberitahu kalo ia mencoba buat tenang. Terlalu banyak kejadian hari ini. Dia menuang minuman lagi dan ngajak Gun bersulang.
Gun habis mencuci wajahnya. Pas dia balik Hae Ri malah sudah mabuk. Dia nggak percaya Hae Ri minum semuanya.
Gun manggil-manggil Hae Ri dan menanyakan di mana rumahnya. Dia akan mengantarnya pulang.
Hae Ri ngelantur. Dia nolak dan bilang bisa sendiri.
Gun yakin Hae Ri nggak bisa soalnya dia mabuk berat. Dia nepuk pundaknya Hae Ri dan nyuruh dia buat bangun dan pulang.
Lah, Hae Ri malah tiduran di meja.
Hae Ri bertanya sebesar itukah dia membencinya? Ternyata orang yang Hae Ri maksud adalah Wung.
Gun membangunkan Hae Ri dan mau megantarkannya pulang.
Hae Ri menatap Gun dan bilang kalo Gun adalah miliknya. Gun terdiam. Nggak ngerti maksudnya apaan.
Hae Ri mengulangi kalo Gun adalah miliknya. Ia menarik wajah Gun lalu menciumnya.
Gun nggak bisa apa-apa.
Hae Ri melepaskannya dan bilang kalo Gun adalah miliknya. Habis itu Hae Ri kembali tidur.
Gun mencoba untuk membangunkan Hae Ri dan melarangnya tidur di sana. Akhirnya ia menggendong Hae Ri dan memindahkannya.
Sementara itu di gedung biru, direktur Ahn menceritakan semuanya pada presiden. Min Jae Sik disuap oleh John & Mark. Dia punya koneksi dengan pejabat tinggi pemerintah.
Perdana menteri menanyakan siapa pejabat itu?
Direktur memberitahu kalo mereka sedang mencarinya.
Perdana menteri menanyakan apa ada buktinya?
Direktur Ahn kesulitan menjawabnya.
Perdana menteri menegurnya yang melapor ke presiden tanpa punya bukti.
Direktur Ahn mengingatkan kalo dia diminta untuk melaporkan hal sekecil apapun.
Perdana menteri membenarkan tapi fakta mendasar tetap diperlukan. Dia nggak lihat presiden lelah karena banyak pekerjaan?
Presiden meminta Direktur Ahn untuk memecahkan kasusnya secepat mungkin. Itu membuatnya sakit kepala.
Direktur mengiyakan.
Anjingnya presiden tiba-tiba menyalak. Sekretaris Yun yang memegangi talinya malah melepaskannya. Anjing itu lari menghampiri Direktur Ahn dan menggonggong padanya.
Presiden nenyuruh anjing itu untuk duduk. Anjing itu menurut dan langsung duduk.
Direktur Ahn ketakutan.
Sekretaeis Yun datang dan meminta maaf karena tali kekangnya lepas dari tangannya.
Presiden tersenyum lalu nyuruh direktur Ahn untuk pergi.
Direktur mengiyakan lalu pergi.
Presiden mengelus anjingya. Dia lebih pintar dari Ahn. Harusnya dia menggigitnya dengan keras.
Perdana menteri merasa kalo kadang presiden perlu memegang kendali.
Presiden mengatakan kalo ia sudah bersih sejak masa jabatannya. Saat ini ia nggak perlu terkena noda. Ia lalu nyuruh sekretaris Yun untuk membawa anjingnya.
Perdana menteri berpendapat kalo presiden bukannya belum pernah ternoda, tapi ia membersihkannya dengan baik. Dan ia adalah bagian dari tim pembersihan itu.
Presiden tersenyum dan manggil perdana menteri, master Hong.
Perdana menteri tertawa. Sudah lama dia nggak mendengarnya.
Presiden meminta perdana menteri untuk menggunakan otak spesialnya itu untuk memberitahu apa yang harus ia lakukan.
Perdana menteri mengingatkan kalo ia memberi foto Park Man Yeong pada presiden.
Presiden mengingat foto itu. Ia mengerti maksud perdana menteri. Menggunakan menteri pertahanan sebagai kambing hitam?
Perdana menteri membenarkan. Mereka bisa menggunakan menteri pertahanan sebagai tameng.
Presiden merasa kalo harusnya perdana menteri jadi Jenderal BIN daripada jadi perdana menteri.
Perdana menteri malah tertawa. Kalo itu terjadi maka dua Korea pasti sudah bersatu. Mereka lalu tertawa bersama.
Sekretaris Yun bersama anjing presiden. Dia menatap perdana menteri yang sedang bersama presiden dan kelihatannya nggak suka.
Para keluarga korban mengadakan upacara peringatan 49 hari meninggalnya korban pesawat B357. Mereka menangis mengingat keluarga tercinta.
Gun juga ada di sana. Ia menatap foto Hoon.
Kwang Duk menyampaikan protes mewakili keluarga korban.
Edward mengawasi dari kejauhan. Sekretarisnya mendatanginya dan memberikan beberapa foto kedekatan Jessika dengan Kim Woo Gi. Ia lalu menerintahkan sejretarisnya untuk menghubungi BIN secara anonim.
Sekretaris Edward mengiyakan lalu pergi.
Edward kembali melihat Kwang Duk.
Gun semobil dengan Kwang Duk. Kwang Duk menanyakan perkembangan penyelidikan BIN. Gun nggak bicara dengan Hae Ri lagi?
Gun merasa kalo Hae Ri pasti sibuk karena nggak menghubunginya.
Gun nggak sengaja melihat wartawan Jo sedang menyeberang di depan sambil nelpon. Ia ingat kalo saat itu waryawan Jo sudah meninggal.
Gun turun dari mobil dan mengejarnya.
Lalu lintas sedang ramai. Saat Gun sampai di seberang ia kehilangan jejak wartawan Jo.
Gun nggak nyerah dan manggil-manghil wartawan Jo.
Seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya. Seketika Gun menoleh. Dia kaget banget lihat siapa orangnya.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊