All content from SBS
Ringkas drama sebelumnya
Wung dan Se Hun mengembalikan barang-barang Edward. Ia memperbolehkan Edward untuk pergi.
Edward bangkit dan membuka ponselnya. Ada penyadapnya. Dia sudah yakin kalo mereka suka nyuri dengar. Ia mengembalikan ponselnya ke dalam wadah. Ia juga memperbolehkan mereka untuk mengambil jam tangannya. Dia nggak suka pakai barang yang sudah disentuh sama orang lain.
Yang Edward ambil hanya dompetnya. Wung dan Se Hun nggak bisa bilang apa-apa.
Edward manggil kepala Min. Ia maju ke depan kaca seolah tahu kalo di sana ada orangnya. Dia marah sama kepala Min tapi lebih marah lagi sama orang yang ada di sebelahnya.
Kepala Min menatap sekretaris Yun sementara sekretaris Yun menatap Edward tajam. Edward melanjutkan kalo itu bukan cuman soal rencana F-X. Tapi itu pertarungan antara kebenaran dan kebohongan, baik dan jahat. Kebohongan nggak bisa kengubur kebenaran. Kejahatan juga nggak bisa mengalahkan kebaikan. Buktinya sejarah mereka. Tapi kenapa mereka nggak bisa melihatnya saat berkuasa?
Edward menunjuk tepat ke mukanya sekretaris Yun. Ia lalu pergi.
Kim Woo Gi mecahin kaca. Dia menggunakan pecahannya untuk membuka tali ikatannya. Ih, ada darahnya. Dan setelah berusaha keras akhirnya ia berhasil kabur.
Nggak lama kemudian sekretarisnya Edward masuk dan menemukan kalo Kim Woo Gi sudah nggak ada. Hae Ri sama Gun masuk.
Hae Ri menanyakan apa yang terjadi? Sekretarisnya Edward memberitahu kalo dia baru sampai. Gun yakin banget kalo Kim Woo Gi nggak bisa kabur karena mereka ada di tengah laut.
Gun berniat nyari. Sekretaris Edward nyuruh Gun sama Hae Ri buat sama-sama dan ia kan mencari sendiri. Ia mengeluarkan senjatanya.
Gun merasa khawatir kalo sekretaris Edward melakukan kesalahan dan membunuh Kim Woo Gi.
Sekretaris Edward menenangkan. Dia nggak pernah membuat kesalahan.
Hae Ri sama Gun nyari sama-sama. Tempatnya gelap. Gun meminta Kim Woo Gi untuk keluar. Jangan membuang waktu.
Seseorang melintas. Hae Ri sama Gun nggak menyadarinya. Kim Woo Gi tiba-tiba muncul dan menyandera Hae Ri pakai pisau. Dia nyuruh Gun untik menyiapkan perahi motor kalo enggak dia akan membunuh Hae Ri.
Hae Ri mengatakan kalo Kim Woo Gi nggak akan lolos nggak peduli apa yang akan ia lakukan.
Kim Woo Gi kesal dan nyuruh Hae Ri untuk diam. Ia menyayat leher Hae Ri.
Gun marah karena Hae Ri berdarah.
Kim Woo Gi menantang Gun untuk terus maju dan lihat apa yang akan terjadi pada Hae Ri. Dikiranya mereka akan membiarkannya hidup setelah persidangan? Pun dia balik ke Korea ia nggak akan bersaksi atas perintah Gun.
Gun kesal. Dasar manusia sampah nggak tahu malu! Kim Woo Gi nggak ngerti. Terus yang tahu malu s8apa? Gedung Biru? BIN? Gun juga sama aja. Terobsesi sama balas dendam. Gun bahkan nggak mengerjabkan mata buat orang mati.
Gun marah dan nyuruh Kim Woo Gi untuk diam.
Hae Ri nyuruh Gun untuk memberikan apa yang Kim Woo Gi minta. Gin diam aja. Dia nggak bisa. Hae Ri membentak Gun akan mencari perahu dan melepaskan Kim Woo Gi.
Gun nggak bisa. Dah g*la apa? Setelah mereka berhasil nangkapnya?
Hae Ri mengingatkan kalo Kim Woo Bi mengatakan akan membunuhnya. Gun nggak lihat darah di lehernya?
Gun meyakinkan Hae Ri kalo Kin Woo Gi nggak akan berani membunuhnya. Percaya aja sama dia.
Hae Ri menanyakan gimana kalo iya? Gun peduli sama nyawanya?
Gin nggak habis pikir kenapa Hae Ri segitu takutnya. Dia kan agen khusus BIN?
Hae Ri ikutan kesal. Dipikirnya pemerintah ngasih mereka nyawa tambahan?
Gun nggak peduli. Mati aja, deh. Hae Ri kesal. Gun lebih buruk dari Kim Woo Gi.
Kim Woo Gi bingung lihat mereka yang malah pada bertengkar sendiri. Tangannya lengah. Hae Ri memanfaatkan kesempatan itu untuk menarik tangannya lalu membantingnya. Sama kayak yang Gun ajarkan padanya dulu.
Gun segera mendekat dan memukul Kin Woo Gi sampai pingsan.
Ia lalu menghampiri Hae Ri dan melihat lukanya.
Hae Ri menenangkan. Dia nggak papa. Cuman luka gores aja. Gun khawatir banget. Masalahnya Hae Ri mengeluarkan banyak darah.
Hae Ri bangkit. Gun mau menendang Kim Woo Gi tapi dilarang sama Hae Ri. Dia marah dan mau membunuh Kim Woo Gi.
Gun membawakan air dan obat untuk Hae Ri. Pertama ia membersihkannya. Hae Ri pamer bantingannya. Hebat kan? Ia merasa kalo orang yang mengajarinya pasti bangga.
Gun mengambil obat dan mengobati lukanya Hae Ri. Hae Ri mengaduh sakit. Perih. Dia nyuruh Gun untuk meniupnya.
Gun menurut. Dia meletakkan obatnya dan meniup lukanya Hae Ri sambil mengipasinya pakai tangan. Melihat Hae Ri sedekat itu membuat Gun merasa nggak nyaman. Tiba-tiba ia berhenti.
Hae Ri melihat kalo wajah Gun merah. Apa dia nggak papa? Ia meriksa dahi Gun. Demam? Gun nggak nyaman dan menyingkirkan tangan Hae Ri.
Hae Ri nggak tanggap dan malah megang kedua pipi Gun. Iya Gun demam. Gun membantahnya.
Hae Ri berpikir kalo mungkin Gun tergores paku saat bertarung. Kalo infeksi gimana?
Gun membantahnya dan bilang kalo dia baik-baik aja. Dia sama sekali nggak terluka.
Hae Ri nggak percaya. Telinganya Gun juga merah. Gun beralasan kalo Kim Woo Gi membuatnya kesal. Hae Ri kembali menyentuh telinga Gun.
Gun mau ke toilet. Ia keluar. Eh, nggak mau ketoilet juga. Gun berusaha buat menenangkan diri sambil mengatur nafas.
Kim woo Gi bersama dengan sekretarisnya Edward. Ia merasa pernah ketemu sebelumnya. Dia nampak nggak asing. Apa ia pernah melakukan perjalanan ke Eropa?
Sekretaris Edward nggak menjawab. Kim Woo Gi berusaha untuk menyuapnya. Nggak mempan. Sekretaris Edward kembali menutup mulut Kim Woo Gi pakai lakban.
Akan diadakan pengambilan suara terkait penambahan anggaran rencana F-X. Presiden gugup menantikan hasilnya.
Perdana menteri memintanya untuk tenang. Toh dia sudah tahu hasilnya.
Pengambilan suara selesai. Dari 259 anggota, 195 menerima, 55 orang menolak dan 10 abstain. Dan penambahan anggaran disetujui.
Presiden senang dengarnya. Ia berterima kasih pada menteri Park, Direktur Ahn, perdana menteri dan sekretaris Yun. Ia ngajak mereka untuk makan bersama guna merayakannya.
Presiden meminta sekretaris Seo untuk memesan tempat di Anilok.
Ia lalu meminta Menteri Park untuk segera membuat perjanjian dengan John & Mark. Rakyat menginginkannya.
Menteri pertahanan melakukan tandatangan perjanjian dengan Jessika selaku wakil dari John & Mark sesuai dengan apa yang diminta sama presiden.
Jessika mengundang Menteri pertahanan dan para petinggi lainnya untuk membuat perayaan. Ia bahkan meminta Menteri Park untuk memulai acara bersulang. Menurutnya ia bekerja keras lebih dari siapapun.
Menteri Park menurut. Mereka lalu bersulang diiringi pengharapan dari Menteri Park.
Jessika lalu memberitahu kalo ia juga nenyiapkan sesuatu. Beberapa wanita muncul membawakan beberapa lukisan.
Jessika memberitahu kalo ia akan mengadakan lelang. Semua orang kaget dengarnya. Tapi Jessika nggak menginginkan lelang uang. Dia ingin mereka bertaruh dengan menunjukkan ketulusan padanya. Mereka bisa menylis surat padanya atau menuangkan minuman.
Mereka tertawa dan akan melakukan yang terbaik.
Jessika menunjukkan lukisannya dari pelukis terkenal dan harganya relatif mahal.
Sekretaris Jessika menghampiri Jessika dan memberitahu ada yang mau bicara.
Jessika permisi dan menjawab telponnya di luar.
Orang yang menelponnya minta ketemuan sekarang juga.
Jessika menemui Sekretaris Yun. Dia kesal. Diajakin ketemuan tapi sekretaris Yun malah telat datangnya. Dia ngajakin makan dulu.
Sekretaris Yun memberikan nomor rekening ke Jessika dan minta dia untuk mengirimkan uangnya ke situ. Jessika mengambilnya dan membacanya. Deep Blue?
Sekretaris Yun ngasih tahu kalo itu adalah prrusahaan dagang di Singapura.
Jessika nelpon sekretarisnya dan minta dikirimkan uang yang sudah mereka siapkan ke rekening yang barusan ia kirim. Presiden pasti lagi buru-buru.
Jessika tahu kalo itu adalah perusahaan fiktif. Tapi atas nama siapa? Presiden nggak mungkin yang jadi CEOnya, kan?
Sekretaris Yun mulai sinis dan mengatakan kalo Jessika hanya perlu ngirimin uangnya.
Jessika tersenyum. Menurutnya 5% dari penawaran itu terlalu besar. Ia berusaha keras buat nyiapin uangnya.
Sekretaris Yun masih pasang muka sinis. Senyum Jessika hilang dengan sendirinya. Dia ngerti kalo sekretaris Yun ingin ikut. Tapi ia sedikit kecewa. Tadinya dia berharap seenhgaknya bisa mendengar pujian.
Ponsel Jessika bunyi. Sudah dikirim. Dia nyuruh Sekretaris Yun buat meriksa.
Sekretaris Yun mengambil ponselnya dan membuat panggilan. Ia diminta untuk memverifikasi sebuah rekening.
Ia tersenyum dan mempersilakan Jessika untuk memilih makanan. Jessika minta minum juga.
Sekretaris Yun nolak. Dia nggak minum pas lagi kerja. Jessika tersenyum. Dia minta Sekretaris Yun untuk menyiapkan rapat makan malam sama presiden. Ia punya peluang bisnis yang sempurna buat presiden.
Part 3 nya donk....
BalasHapusDitunggu ya...