Ringkas drama sebelumnya
Sebenernya bukannya ketinggalan. Emang ini kan sekali tayang 2 episode bolak balik. Nah dari akunya rada serem sendiri kalo nyinop sampai 32 episode. Makanya dijadiin satu. Gitu cingu. Ok! Ok! Ok! 😘😘😘
Kwang Duk sedang menyampaikan proresnya mewakili keluarga korban. Uang nggak akan bisa mengobati rasa sakit mereka ditinggalkan keluarga tercinta.
Sementara itu di tempat lain menteri pertahanan juga sedang melakukan konferensi pers.
Presiden menonton berita tentan prites keluarga korban. Ia nampak tersentuh.
Perdana nggak suka lihat berita itu dan mengganti salurannya. Mereka menonton pengumuman menteri pertahanan mengenai bisnis FX. F15 Eagle yang diproduksi oleh John & Mark adalah het yang paling sesuai dengan situasi negara mereka.
Wung sama Se Hun yang lagi ada di rumah sakit menyaksikan protes Kwang Duk.
Presiden sedang rapat bersama pimpinan agensi berita. Ia bertanya pada Kepala Han, siapa yang lebih disayanginya, ibu atau ayah?
Kepala Han heran dengar pertanyaan itu.
Presiden memberitahu kalo itu adalah pertanyaan yang rasanya pernah ditanyakan padanya. Dari sudut pandang yang lebih luas, ia harus nerima saran kementerian. Tapi saat ia memikirkan para korban kecelakaan pesawat, sebagai presiden bukan hal yang mudah untuk mengabaikan dukacita rakyat.
Perdana menteri memberitahu kalo belakangan sepertinya banyak orang merasa kalo kepentingan nasional harus diutamakan.
Presiden mengaku merasa risau. Keluarga yang kehilangan protes, para penentang juga protes. Ia melihat rakyat terbelah menjadi dua dan saling berkelahi. Ia merasa kalo kusibah itu adalah akibat inkompetensinya.
Perdana menteri menyarankan agar presiden membuat keputusan sebelum luka masyarakat makin parah.
Presiden menekankan kalo itulah sebabnya ia mengundang tamu mereka. Presiden meminta pendapat mereka perihal kejadian itu. Kebijaksanaan mereka harus digunakan dengan baik.
Presiden duduk di kursinya. Ia bertanya pada sekretaris Yun, siapa yang bicara omong kosong terakhir kali?
Sekretaris Yun menjawab kepala kantor berita SBC.
Perdana menteri memarahi sekretaris Yun. Harusnya dia ngasih tahu sebelum rapat kalo dia sangat d*ngu.
Dekretaris Yun meminta maaf. Itu karena kepala berita itu baru aja diangkat.
Perdana menteri minta sekretaris buat bicara dengan mereka dan jangan biarkan mereka pergi gitu aja
Sekretaris Seo mengiyakan.
Perdana menteri melarang sekretaris Seo melakukannya. Dia nyuruhnya sekretaris Yun aja. Ia mengingatkan kalo tugasnya sekretaris Yun adalah menangani opini masyarakat.
Sekretaris kayak nggak suka dengarnya. Dia hanya diam.
Presiden mengaku lapar. Dia ngajak perdana menteri buat makan.
Perdana menteri mengiyakan. Mereka lalu pergi.
Sekretaris Seo juga pergi.
Presiden sedang makan mie. Perdana menteri mengatakan kalo menteri pertahanan akan menanggung semuanya sekarang. Kalo John & Mark mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat, maka protes keluarga korban akan reda.
Presiden selesai makan. Ia membersihkan mulutnya pakai tangan.
Peedana menteri ngambil saputangan dan memberikannya pada presiden. Pakai ini aja.
Presiden menerimanya dan menggunakannya untuk membersihkan mulutnya. Ia bertanya gimana kalo mereka sial dan keadaan menjadi gawat?
Perdana menteri santai. Kan ada Menteri Park sebagai kambing hitam. Dia adalah orang yang pas untuk disalahkan.
Presiden tersenyum dan memuji kejeniusan perdana menteri. Ia menawari perdana menteri buat ikut makan.
Perdana menteri mebolak. Dia nggak bisa makan gandum.
Di luar sekretaris Yun mendengarkan semuanya sambil makan apel.
Gun pulang sama Kwang Duk. Lagi lampu merah. Orang-orang pada nyeberang. Diantara sekian banyak orang tiba-tiba Gun melihat reporter Jo jalan sambil nelpon.
Gun merasa aneh. Dia ingat betul sama wajah reporter itu. Dia juga menyaksikan sendiri reporter Jo meninggal.
Gun yakin banget kalo orang itu sudah mati. Kwang Duk nggak ngerti dan bertanya siapa?
Gun turun dari mobil dan mengejar reporter Jo.
Lalu lintas sedang ramai. Dan saat Gun sampai di seberang, orang yang dia cari sudah nggak ada.
Gun nggak nyerah. Dia teriak-teriak manggil reporter Jo.
Tahu-tahu ada yang nepuk pundaknya. Gun menoleh dan kaget lihat siapa orangnya.
Edward. Lah, kiran reporter Jo, hhh. Ia ikut melihat sekitar kayak yang dilakukan Gun dan bertanya apa Gun baik-baik aja?
Gun menghela nafas mencoba buat tenang.
Gun datang ke kantornya Edward dan menceritakan semuanya.
Edward juga nggak percaya rasanya. Orang mati lagi jalan-jalan. Dia nggak akan percaya kalo bukan Gun yang bilang.
Gun menghela nafas. Konyol emang. Mungkin dia salah lihat.
"Gimana kalo enggak?"
Gun yang mau minum jadi nggak jadi.
Edward merasa kalo nereka harus menyelidikinya kalo ada kemungkinan Gun benar. Jangan sampai mengulangi kesalahan saat di Maroko.
Sekretarisnya Edward datang dan mengingatkan kalo sudah waktunya rapat.
Edward melihat jam tangannya dan mengiyakan.
Gun bangkit. Edward bilang padanya akan menyelidiki reporter Jo. Gun bisa menghubunginya kalo butuh bantuan.
Gun mengiyakan. Ia berterima kasih lalu pamit.
Gun minum sama Kwang Duk. Kwang Duk memberitahu kalo itu namanya trauma. Saat ia di luar dan melihat orang yang mirip isterinya ia mengaku ketalutan.
Gun mengangguk. Ia meminta Kwang Duk buat tenang.
Kwang Duk malah nyuruh Gun buat nggak mencemaskannya. Ia memberitahu Gun kalo belakangan dia nggak suka mabuk.
Gun bersulang dengannya. Mereka minum.
Kwang Duk bertanya Gun pulang tiap hari? Kalo dia lebih suka tidur di sasana olahraga pas lagi nggak mabuk. Dia mengaku nggak sanggup pulang saat sadar. Ia lalu minum lagi.
Kwang Duk melanjutkan kalo dia terus memencet bel meski di rumah nggak ada orang. Ia merasa nggak bisa melanjutkannya.
Gun menuangkan minuman buat Kwang Duk dan dirinya sendiri.
Kwang Duk menanyakan kapan mereka akan membaik? Gun menatap Kwang Duk. Sejauh yang Kwang Duk tahu, pemerintah juga nggak peduli pada mereka. Ia bertanya pada Gun apa waktu bisa menyembuhkan semua luka?
Mata Gun berkaca-kaca.
Lwang Duk nangis. Gimana kalo luka mereka sembuh? Istrinya tewas dengan sangat tragis. Kalo dia melupakannya, gimana dengan istrinya yang malang? Ia mengaku kangen sama Mi Sun. Dia mau sama Mi Sun. Duh, aku juga nggak tega lihatnya. Ikut nangis..ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Gun menepuk lengan Kwang Duk dan menenangkannya.
Hae Ri nggak bisa tenang di kantor BIN. Dari tadi mondar-mandir mulu sambil pegang ponsel.
Hwa Suk yang lagi meregangkan tubuh sampai heran lihatnya. Dia nyuruh Kim Ju Yung (rekannya yang di sebelah yang malah tidur saking ngantuknya) buat pulang.
Kim Ju Yung nolak. Hwa Suk janji akan menghubunginya kalo ponsel Kim Woo Gi hidup.
Kim Ju Yung memgiyakan. Ia berterima kasih lalu pulang.
Hae Ri duduk dan masih mandangin ponselnya.
Hwa Suk gedeg lihatnya. Dia minta Hae Ri buat berhenti mengutak-atik ponselnya. Kalo emang penasaran, kenapa nggak nelpon aja?
Hae Ri langsung meletakkan ponselnya.
"Apa?"
Hwa Suk memberitahu kalo dia dengar Wung sudah bisa menjawab telpon.
Hae Ri nggak menjawab.
Hwa Suk merasa kasihan pada Hae Ri yang terobsesi sama Gi padahal dia nggak suka sama Hae Ri. Buang-buang waktu.
Hae Ri mau bilang sesuatu.
Hwa Suk bilang mau ke toilet. Dia minta Hae Ti buat mengawasi layar kalo ada sinyal.
Hae Ri kembali mengambil ponselnya. Dia bertanya-tanya kenapa dia nggak nelpon? Harusnya dia dah nepon berkali-kali. B*r*ngsek. Oh, ternyata Hae Ri lagi nungguin telponnya Gun??😊😊😊
Hae Ri meletakkan ponselnya. Ia bertanya-tanya apa ia melakukan kesalahan pada hari itu?
Pagi harinya setelah insiden ciuman. Hae Ri bangun dan keluar dari kamar. Gun sedang masak.
Hae Ri mengatakan kalo dia pasti sangat merepotkan Gin kemarin.
Gun yang srdang menyiapkan sarapan nggak menanggapi. Dia duduk di meja makan dan mau makan.
Hae Ri merasa nggak nyaman dan mau pergi aja.
Gin nyuruh Hae Ri buat sarapan dulu. Ada sup pollock.
Hae Ri melihat makanan di meja. Kayaknya enak. Lagian dia juga lapar. Ia duduk dan membenarkan. Gun juga sudah masak semuanya. Nggak sopan rasanya kalo langsung pergi.
Hae Ri meminum supnya. Gun melihatnya sekilas lalu makan lagi. Hae Ri merasa lebih baik setelahnya.
Gun ngasih tahu kalo ada tahi mata di matanya Hae Ri. Hae Ri langsung membersihkan matanya. Habis itu dia menatap Gun dan bertanya apa sudah hilang?
Melihat wajah Hae Ri bikin Gun merasa nggak nyaman. Dia memalingkan wajahnya lalu memakan habis makanannya.
Hae Ri jadi yakin kalo sesuatu terjadi. Dia merasa nggak muntah. Ia bertanya apa dia mengumpat? Mukul?
Gun bilang nggak sama sekali.
Hae Ri nanya apa yang terjadi semalam?
Dengan mulut penuh makanan Gun bilang nggak ada.
Hae Ri menanyakan kenapa Gun nggak menatapnya?
Gun terus menunduk. Dia meletakkan sendoknya lalu meminum supnya. Habis. Gun bangkit membawa mangkuknya. Dia nyuruh Hae Ri buat meletakkan piring kotor di bak cuci kalo sudah selesai.
Gun lalu masuk ke kamar.
Hae Ri mengambil ponselnya lagi. Ragu antara mau nelpon apa enggak. Ah bodo! Ia meletakkannya kembali dan mencoba nggak peduli.
Sedetik kemudian ponselnya bunyi. Hae Ri buru-buru mengangkatnya. Lah, ternyata yang nelpon Hwa Suk, minta dibawakan tisu toilet. Hadeuh...
O Sang Mi di sekap di sebuah ruangan gelap. Dia mengintip ke luar melalui sebuah lubang.
Orang-orang itu sedang memanggang daging buat mereka makan. Ada juga yang sedang berjaga bawa senjata.
Seseorang menuangkan minuman buat pak Kim dan bertanya apa Pak Kim yakin mereka bisa menjadi agen BIN yang baik? Ia mengaku nggak percaya pada kepala Min.
Pa Kim langsung membanting gelasnya. Hadeuh, aku sampai kaget. Orang-orang di sekitarnya juga ikut kaget.
Pak Kim melarang orang itu untuk ngomong gitu. Ia mengingatkan siapa yang merekrut mereka setelah Gang Ju Cheol menelantarkan mereka?
Pak Kim menatap yang lain dan mengancam akan membunuh sendiri siapapun yang nggak tahu terima kasih.
Orang-orang itu diam dan nggak berani ngomong.
Pak Kim mengambil dagingnya lalu memakannya. Dia bangkit dan masuk ke tempat O Sang Mi.
O Sang Mi terduduk ketakutan.
Pak Kim mendekat dan memberikan dagingnya pada O Sang Mi. Gigitlah.
O Sang Mi nggak mau dan malingkan wajahnya.
Pak Kim pikir O Sang Mi nggak lapar. Ia mendekat dan mau langsung ke intinya. Ia menarik rambut O Sang Mi agar menatapnya.
"Di mana Kim Woo Gi?"
Dia tahu kalo O Sang Mi akan bicara. Jangan sampai menyesal kalo diberi pelajaran. Cepat bicara!
O Sang Mi malah menatap pak Kim seolah menantang. Dia mengaku nggak tahu. Gimaja bisa dia mengatakan sesuatu yang nggak dia tahu?
Pak Kim menjatuhkan dagingnya dan keluar sambil menendang pintu. O Sang Mi sampai kaget.
Pak Kim geram pada O Sang Mi dan mau membunuhnya. Dia mengambil besi panas lalu masuk lagi ke tempat O Sang Mi disekap.
O Sang Mi menjerit ketakutan. Dia memohon agar pak Kim nggak menyakitinya. Dia akan bicara.
Asap mengepul. O Sang Mi teriak lagi.
Kepala Min lagi enak-enak makan daging sama minum cola di tempatnya Jessika.
Jessika dan sekretarisnya masuk.
Kepala Min nyuruh mereka buat duduk. Ia protes, di rumah sebesar itu nggak ada makanan. Ada dua kulkas besar tapi kosong.
Jessika marah. Dikiranya hotel?
Kepala Min merasa kalo Jessika terlalu dingin. Dia juga nggak akan ke sana kalo nggak buat Jessika.
Jessika hanya bisa menghela nafas sambil ngelus jidad.
Sejretaris Jessika juga kayaknya gedeg banget lihat kelakuan kepala Min.
Kepala Min mengambil ponselnya. Ia diberitahu sesuatu. Nggak tahu apa tapi hal itu membuatnya marah. Dia nyuruh orang itu untuk menunggu di sana.
Sekretaris Jessika menanyakan ada apa?
Kepala Min menatap Jessika dan memberitahu kalo O Sang Mi memakai ponsel sekali pakai buat menghubungi Kim Woo Gi. Dan sekarang BIN mengambilnya.
Jessika marah.
"Apa katamu?"
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊