Ringkas drama sebelumnya
Presiden ngajak mereka buat makan. Ia menyinggung kalo ada yang bilang 500 juta dolar. Presiden menanyakan kalo di-won-kan jadi berapa banyak? 50 miliar won?
Sekretaris Seo meralat, lebih dari 500 miliar. Presiden tertawa mendengarnya. Serasa nggak percaya. Ia memberitahu kalo dia cuman punya apartemen di Hongeun-dong. Harganya sudah naik sedikit. Mungkin sekarang jadi 500 juta won. Ia menyindir berapa banyak nol yang dia (perdana menteri) tambahkan? Ia menekankan kalo keyakinannya adalah kejujuran dan kesederhanaan.
Salah seorang wartawan menanyakan pendapat presiden, menurutnya kenapa perdana menteri Hong mengadakan konferensi pers itu?
Presiden berpikir kalo jawabannya sudah jelas. Perdana menteri mungkin bersekongkol dengan puhak yang mungkin ingin mencemari reputasinya. Nggak ada jawaban lain lagi selain fitnah politis. Ia Sendiri juga ingin tahu alasannya.
Wartawan wanita yang juga banyak nanya pas di konferensi persnya perdana menteri ikutan bertanya. Ia menanyakan apa presiden tahu tentang perusahaan bernama Deep Blue di Singapura?
Presiden tetap senyum. Ia berlagak nggak tahu dan nanya balik kalo itu bukannya nama wiski yang baru?
Wartawan wanita tadi nanya lagi, Yun Han Gi dilaporkan punya akun rahasia di bank Arab.
Presiden santai dan bilang kalo Yun itu orang jahat karena punya akun yang nggak presiden ketahui.
Wartawan tadi langsung terdiam. Begitu juga dengan wartawan lain.
Presiden berbasa-basi nanyain kabarnya pemimpin redaksi ke wartawan tadi.
Seseorang datang dan membisiki sekretaris Seo. Sekretaris Seo berbisik balik ke presiden. "Perdana menteri Hong ada di sini"
Senyum presiden seketika hilang.
Perdana menteri duduk santai di kursinya presiden (berasa kayak yang punya). Ia lalu bangkit dan jalan menuju jendela. Nggak lama kemudian presiden masuk.
Perdana menteri berbalik menatap Presiden yang jalan ke arahnya. Presiden ngasih tahu kalo perdana menteri dipecat.
Perdana menteri mengingatkan kalo presiden memecatnya, maka orang akan mengira kalo klaimnya benar.
Presiden kayak nggak peduli. Setelah Majelis Nasional memutuskan kalo perdana menteri dilepas jabatan, maka ia akan mengikuti hasil mereka. Ia akan membuang perdana menteritanpa ada darah kotornya di tangannya presiden.
Perdana menteri nggak mau kalah. Mereka juga akan memakzulkan presiden.
Presiden tersrnyum mengejek. Dikiranya dia mampu berbuat begitu?
Perdana menteri melanjutkan kalo masyarakat menuntut maka Mahkamah konstitusi harus mutusin. Itu sama sekali bukan tentang kemampuannya.
Presiden mendekat dan menanyakan kenapa perdana menteri melakukan itu padanya? Apa masalahnya?
Dengan tanpa tedheng aling-aling perdana menteri ngasih tahu kalo presiden nggak mampu dan nggak bertanggung jawab. Bohong dan tamak. Ia merasa nggak bisa membiarkan presiden menipu rakyat lagi. Itulah sebabnya ia memutuskan untuk bertindak.
Presiden menegur perdana menteri dengan tegas. Ia menanyakan apa dia melakukannya sendirian? Nggak peduli itu rumor nggak berdasar atau cuman berita palsu, perdana menteri mengatakan kalo itu ilusi yang bisa dibuat dengan mudah. Dan saat ilusi itu hilang maka semua akan percaya kalo mereka benar. Itu adalah nasehat perdana menteri padanya. Dan sekarang perdana menteri mau pura-pura suci? Presiden mengatakan kalo perdana menteri hina.
Perdana menteri malah tersenyum. Ia mendekat menghampiri presiden dan memanggilnya Hyungnim. Ia menanyakan apa presiden tahu kesalahan terbesarnya? Ia terlalu tua dan terlalu lemah untuk jadi presiden.
Presiden marah dan manggil sekretaris Seo. Sekretaris Seo buru-buru masuk.
Presiden minta sekretaris Seo untuk segera mengadakan rapat dengan ketiga pimpinan partai.
Perdana menteri menatap sekretaris Seo dan ngasih sebuah anggukan kecil yang nggak terbaca sama presiden.
Sekretaris Seo mengerti dan mengiyakan perintah presiden.
Presiden menatap perdana menteri dan mengatakan kalo dia baru aja berhianat. Berani sekali dia melawan Presiden Korea. Pemakzulan? Ia nyuruh perdana menteri untuk melihat siapa yang akan mati lebih dulu.
Perdana menteri kembali tersenyum.
Perdana menteri keluar dari ruangan presiden. Ia bilang ke sekretaris Seo kalo ia akan menemui ketiga pimpinan partai lebih dulu dari presiden.
Sekretaris Seo mengiyakan lalu pergi.
Perdana menteri lalu pergi dengan sekretarisnya untuk menemui para keluarga korban malam ini.
Perdana menteri jalan terburu-buru dan nggak sengaja berpapasan dengan sekretarisnya Edward, Micky.
Micky lalu melapor ke Edward yang sedang makan kalo perdana menteri Hong sudah datang.
Perdana menteri bertemu dengan para keluarga korban. Ia tahu kalo mereka sudah berjuang sendiri karena kelalaian pemerintah. Sampai kasus itu sepenuhnya selesai, ia berencana untuk terus berhubungan dengan mereka. Ia mempersilakan mereka untuk mengatakan pendapat.
Kwang Duk mewakili yang lain mengucapkan terima kasih pada perdana menteri. Perdana menteri hanya mengangguk.
Gun memberitahu kalo ada wartawan yang meragukan John & Mark, tapi ia dibunuh di hadapan Gun.
Perdana menteri mengaku nggak tahu tentang hal itu dan menanyakan namanya.
Gun memberitahukan kalo nama wartawan itu adalah Jo Bu Yeong. Tapi kemudian dia tahu kalo orang itu bukan wartawan dan nggak mati.
Kwang Duk, para keluarga yang lain dan perdana menteri nggak paham dengan apa yang Gun katakan.
Gun memberitahukan intinya. Mereka sekarang tahu pelaku aslinya. Tapi ada kejadian-kejadian yang nggak masuk akal.
Perdana menteri mengulangi kalo namanya Jo Bu Yeong. Dia minta Gun untuk mengatakannya pada sekretarisnya dan ia akan memeriksanya nanti.
Gun tersenyum menatap Perdana menteri dan menanyakan kenapa dia membebaskan O Sang Mi? Semua orang kaget dengarnya. Terutama keluarga korban.
Perdana menteri mengaku baru dengar tentang hal itu. Gun melanjutkan kalo dia yakin perdana menteri kenal sama hakim An Seung Tae. Dia dikenal sebagai teman dekat perdana menteri. Gun memberitahu kalo dialah yang membebaskan O Sang Mi.
Perdana menteri tertawa dengarnya. Cuman gara-gara mereka dekat bukan berarti... Gun berpendapat kalo pak Jeong Gook Pyo dimakzul, maka perdana menteri akan menjadi presiden interim.
Perdana menteri membenarkan. Pun kalo dia nggak dilepas jabatan saat itu, berdasarkan prosedur konstitusi, ialah yang akan menggantikannya.
Gun dan perdana menteri saling tatap sambil senyum. Tapi suasananya tegang banget. Perdana menteri mengalihkan dengan ngajakin keluarga korban untuk pesan makanan.
Edward kayaknya sengaja menunggu perdana menteri di depan. Ia langsung menyapa perdana menteri saat keluar.
Perdana menteri menanyakan siapa Edward? Edward memberikan kartu namanya dan memberitahu kalo dia adalah presdir Dynamic. Sudah beberapa kali dia menghubungi perdana menteri tapi nggak pernah terhubung jadi ia memutuskan untuk ke sana.
Perdana menteri menyarankan agar Edward menemui presiden kalo itu untuk rencana F-X.
Edward mengatakan kalo ada yang harus dia katakan. Kalo perdana menteri mau menyempatkan...
Perdana menteri memotong kalo Edward nggak akan dapat apa-apa kalo bicara dengannya. Ia mengatakannya agar Edward nggak membuang-buang waktu.
Perdana menteri pergi dan Edward nggak bisa menahan lagi.
Gun keluar dari ruang pertemuan dan menyapa Edward. Gun menanyakan kenapa Edward di sana? Edward menengok ke perdana menteri yang sudah jauh.
O Sang Mi naik kereta. Ia nampak panik. Seseorang mengejarnya. Ia terus berlari. Orang itu berhasil menangkap tasnya. O Sang Mi terpaksa melepaskan tasnya. Beberapa ponsel yang ada di dalamnya terjatuh.
O Sang Mi melarikan diri dengan turun dari kereta. Bersamaan dengan itu pintu kereta kembali tertutup dan orang itu nggak bisa mengejar O Sang Mi lagi.
Gun cerita ke Edward kalo O Sang Mi hilang dan sekarang BIN sedang mencarinya. Edward mengulangi apa yang Gun asumsikan kalo perdana menteri ada di balik semua itu. Kalo asumsi Gun benar, artinya O Sang Mi punya informasi tentang Hong.
Gun mendekat dan memberitahu kalo Jessika mengatakan kalo dia nggak membunuh Michael. Edward menanyakan Gun ketemu sama Jessika?
Gun melanjutkan kalo Jessika mengiriminya video yang menunjukkan wajah terorisnya.
Edward menanyakan apalagi yang Jessika katakan.
Gun mencoba mengingatnya. Kebenaran yang mereka percayai, mungkin nggak benar.
Ih, Edward malah ketawa dengarnya. Ia meminta agar Gun jangan mau dib*dohi sama lidah jahatnya Jessika.
Gun mengangguk.
Ponselnya bunyi. Dan ternyata yang nelpon adalah O Sang Mi. Dia memberitahukannya ke Edward.
Edward mempersilakan Gun untuk ngomong.
Gun menanyakan keberadaan O Sang Mi sekarang.
O Sang Mi ada di telpon umum. Dia ngajakin Gun untuk ketemuan. Dia ngasih tahu kalo mereka mengejarnya dan berusaha membunuhnya.
Gun meminta O Sang Mi untuk tenang dan ngasih tahu lokasinya biar dia bisa ke sana.
O Sang Mi ngasih tahu kalo dia di..Gojan-dong...
Gun mengiyakan. Dia meminta agar O Sang Mi tetap di sana. Ia akan segera ke sana.
O Sang Mi memberitahu kalo suaminya mengancam mereka.
Gun mengulangi, "mengancam"?
O Sang Mi lanjut ngasih tahu kalo mereka pelakunya. Mereka berusaha membunuhnya karena dia punya bukti.
Gun berusaha mengulik bukti apa yang O Sang Mi maksud? Siapa orang-orang itu?
O Sang Mi ketakutan melihat sesuatu. Ia meninggalkan telponnya begitu aja lalu pergi.
Seseorang mengambil gagang telpon. Jerome? Gun manggil-manggil O Sang Mi. Jerome langsung menutupnya.
Gun langsung bangkit dan pamit. Edward minta Gun untuk menghubunginya saat ketemu sama O Sang Mi. Gun mengiyakan lalu pergi.
Jerome menyalakan semua lampu di sebuah gedung. Ia masuk dan mencari O Sang Mi di sana.
O Sang Mi sendiri sedang sembunyi.
Gun sampai dengan naik taksi. Dia jalan sambil nelpon kantor polisi dan mengaku butuh bantuan.
O Sang Mi menyelinap dan melintas di belakang Jerome tanpa sepengetahuannya.
Jerome merasakan sesuatu di belakangnya dan berbalik.
Gun sampai di gedung itu dan mulai mencari sambil manggil O Sang Mi.
Jerome membuka semua pintu. Tiba-tiba dia mendengar Gun manggil-manggil O Sang Mi. Iapun segera pergi dari sana.
Hhh, padahal dia dekat banget sama tempat O Sang Mi sembunyi.
Gun terus nyari sambil manggil O Sang Mi.
Jerome tiba-tiba menyapanya.
"Lama nggak ketemu, Cha Dal Gun!"
Gun langsung menoleh.
Lanjuuut min aku setia baca dan setia koment ga jls hehe
BalasHapusTerima kasih atas komentarnya. Nggak papa kok nggak jelas juga. Yg nyinop malah makin nggak jelas. 😅😅😅
BalasHapusSalam Anysti Uno
Lanjut min.... makin greget ceritanya suka gak ketebak...
BalasHapus