Sinopsis She Would Never Know Episode 3 Part 1

Sinopsis She Would Never Know Episode 3 Part 1

All content from jtbc




Ringkas drama sebelumnya


Song Ah merasa frustasi. Terus, apa? Tanyanya. Apa yang harus kulakukan? Selain ceroboh yang kubisa, aku harus bagaimana agar bisa membalas orang yang membuatku terlihat b*doh? Katakan. Meski hanya sedikit saja.


Hyun Sung nampak ragu. Jika aku memberitahumu, apa kamu akan melakukan seperti yang kukatakan? Song Ah menyuruh Hyun Sung untuk mengatakannya.


“Berkecanlah denganku. Pacaranlah denganku. Yong Song Ah”


Awalnya Song Ah terdiam. Ia merasa kalo itu nggak mungkin. Anggap saja Aku nggak mendengarnya. Ia mau pergi tapi Hyun Sung menahannya. Ia menekankan kalo itu bukan Lelucon… dan aku juga nggak merasa ini peluang

##

Jadi, apa? Tuntut Song Ah.


Tak peduli itu aku atau enggak, manfaatkan saja kesempatan ini. Seperti yang kamu katakan, pembalasan dendam Agar dia tahu dengan jelas, betapa kejamnya penghianatan.


Song Ah merasa berat. Tetap saja, nggak ada bedanya aku dan dia. Sekarang kamu masih memikirkan dia akan terluka? Tanya Hyun Sung. Ku Mohon lihat luka yang kamu alami. Lihat saja penderitaanmu dan kesulitanmu. Yang ku lihat hanya penderitaanmu. Mengapa kamu nggak bisa melakukannya?


Song Ah berjalan pergi dan Hyun Sung kembali menahannya. Jadi, sebenarnya kamu mau bagaimana? Tanyanya. Song Ah menekankan kalo ia akan mengatasinya sendiri. Jadi, kamu jangan ikut campur. Tanpa melihat Hyun Sung lagi ia pun pergi dari sana. Hyun Sung sendiri hanya bisa diam.

##

Ga Young menunggu Song Ah sambil menonton tv. Gadis ini, sudah jam berapa, sampai sekarang belum ada kabar sedikit pun. Keluhnya. Mendadak ibunya Song Ah nelpon. Ia menjawabnya dan menyapa bibi.


Ibu menanyakan apa Song Ah sudah pulang? Ga Young memberitahu kalo dia belum pulang. Kenapa? Apakah Song-ah punya masalah? Tanya ibu khawatir. Ga Young mengaku nggak tahu. Ibu mengeluhkan Ga Young yang juga nggak tahu padahal ia satu-satunya temannya.


Mendadak Song Ah pulang dan langsung mengambil minum. Ga Young sampai heran. Kali ini, ada apa lagi dengannya?


Apa itu Song Ah? Itu Song Ah? Tanya ibu. Ga Young membenarkan. Lah ibu malah langsung mematikan telponnya. Ia nampak bingung.


Song Ah memaki-maki. Dasar g*la. Semuanya g*la.

##

Song Ah membeli minuman dan bertemu dengan Hyun Sung. Tapi ia mengabaikannya. Hyun Sung menghampirinya yang sedang menunggu lift. Sudah kamu putuskan? Bagaimana mengatasinya? Tanya Hyun Sung. Song Ah hanya diam. Pintu lift terbuka. Song Ah melarang Hyun Sung untuk naik.


Hyun Sung menurut. Orang-orang di dalam melihatnya heran. Secara tempatnya masih muat tapi Hyun Sung nggak naik.

##

Sampai di kantor Song Ah melihat Jae Shin sedang bicara dengan ketua tim. Ia menghampirinya dan memberinya minuman. Jae Shin berterima kasih dan mau mengambilnya.


“Kenapa berterima kasih? Aku hanya memberi minuman untuk pacarku.”


Semua orang kaget. Pacar? Yoon Song Ah, apa yang sedang kau katakan? Tanya Jae Shin.


Anda harus jaga kesehatan. Karena saat berselingkuh, Anda akan sangat lelah, kan? Semua orang saling tatap. apa menyenangkan sudah permainkan perasaan orang? Tanya Song Ah. Ia lalu melemparkan minumannya sambil memaki Jae Shin.


Tapi ternyata itu hanya angan-angan Song Ah aja.

##

Jae Won lewat. Song Ah memberi hormat dan mengucapkan selamat. Kudengar, adik Anda akan menikah. Jae Won heran. Bagaimana kamu tahu hal itu? Apa Anda tahu? Tanya Song Ah. Pak lee dan aku sudah pacaran selama dua tahun. Bahkan dia ingin berliburan denganku.


Jae Won yang marah langsung menghampiri Jae Shin dan memukulnya sambil memaki. Semua orang kaget dan berusaha untuk melerai.


Tapi itu juga hanya angan-angan Song Ah.


Jae Won mengjentikkan jarinya dan menanyakan apa yang ingin Song Ah katakan? Song Ah mengaku nggak papa. Jae Won tertawa. Astaga, cara ini masih berlaku. Terima kasih minumanya. Katanya setelah mengambil minuman Song Ah.


Song Ah hanya bisa menghela nafas sambil terus menatap Jae Shin tajam. Hyun Sung menghampirinya dan menyindir; Hanya melihat dari sini. Song Ah juga mengabaikannya dan pergi ke mejanya.

##

Ketua tim Yoon memanggil Song Ah dan Hyun Sung. Hari ini wawancara karyawan baru, kalian bisa kesana jam 11.00? Song Ah dan Hyun Sung mengiyakan.


Kamu bawa mobil, kan? Tanya ketua tim. Hyun Sung mengiyakan. Ketua tim berpesan agar sebelum berangkat mereka meriksa lagi dokumen dan produk. Jika Besok nggak bisa langsung kekantor pekerjaan yang mendesak, bisa diurus dulu. Hyun Sung mengiyakan.

##

Hyun Sung memasukkan barang dan produk ke bagasi. Song Ah seperti malas pergi dengan Hyun Sung. Hyun Sung meminta tas yang Song Ah bawa. Song Ah yang kesal memasukkannya sendiri.


Song Ah mau masuk mobil tapi di sana sudah ada ketua tim. Ketua tim menyuruhnya untuk duduk di depan. Hyun Sung kan bukan sopir kita. Dibandingkan aku, kamu lebih nyaman jika itu Song Ah, kan? Tanya ketua tim ke Hyun Sung. Hyun Sung mengiyakan, itu yang ku mau.


Karena terpaksa akhirnya Song Ah duduk di depan.

##

Jae Won datang ke toko lagi. Karyawan sampao melihatnya aneh. Ada apa dengannya? Tanya manajer toko. Entahlah.mereka merasa ada yang aneh?


Karyawan toko memanggilnya dan malah membuatnya kaget. Sedang apa kamu? Tanya Jae Won. Apa Anda punya janji di sini? Tanya karyawan toko. Jae Won merasa aneh. Kenapa harus ada janji? Karyawan toko melihat Jae Won seperti sedang menunggu seseorang. Jae Won membantah. Menunggu siapa? Aku hanya…sedang memahami permintaan klien. Jadi, jangan hiraukan aku, pergi bekerja kembali.


Karyawan toko mengangguk paham. Begitu rupanya. Di pagi yang Masih sepi ini? Sindirnya. Jae Won merasa nggak nyaman. Karyawan toko itu lalu pamit.

##

Jae Won mendadak memanggilnya dan menanyakan apa sudah menikah dan belum menikah juga termasuk informasi pribadi. Jae Won pikir iya. Itu adalah pertanyaan konyol. Ia lalu menanyakan biasanya klien langganan, datang berapa kali?


Itu tergantung pada orangnya. Jawab karyawan toko. Ada yang satu minggu sekali. Ada juga yang datang setiap ada produk baru. Tergantung pelangan. Jae Won rasa ia tetap saja, harus melihat data pelangan..untuk mengetahui, kapan akan datang dan datang di hari apa.


Karyawan toko jadi curiga. Jangan-jangan Anda… . Jae Won membantah kalo nggak seperti itu. Ia lalu menyuruhnya untuk kembali bekerja.


Karyawan itu berbalik. Menurutmu aku bagaimana? Tanya Jae Won. Karyawan toko nggak paham. Apa..aku jenis orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama? Karyawan toko melihat Jae Won dari atas sampai bawah. Kalo ini…karena Anda bukan kualitas yang saya sukai…


Jae Won berpikir kalo ternyata wajahnya termasuk berkualitas. Selama 35 tahun baru pertama kali tahu kenyataan ini. Ia lalu melihat wajahnya di cermin bedak.

##

Karyawan Ji Sung memberitahu kalo itu kondisi perkembangan gaun pengantin. Ji Sung melihatnya. Di antaranya ada Lee Hyo Jo. Perkembangan, ditunda. Bagaimana mengatasi proyek pengantin Lee Hyo-joo ini? Tanyanya. Ia pikir sekarang sudah harus diputuskan.


Ia lalu ingat pembicaraannya dengan Hyun Sung sebelumnya. Hyun Sung ingin meminta bantuannya. Bantuanku? Masalah apa? Tanya Ji Sung nggak paham. Hyun Sung nggak ingin mereka memakai gaun pengantin di hari itu. Ji Sung merasa kalo itu, hal yang agak sulit. Hyun Sung mengaku tahu kalo itu sulit bagi toko, bagi Kakak dan juga bagi Ibu, nggak tahu akan mendapat berapa banyak kerugian.


Meski begitu, juga berharap bisa menerima? Apa sampai tahap seperti itu? Tanya Ji Sung. Sunbae itu bagimu?


Karyawan memanggil Ji Sung dan membuyarkan lamunannya. Ji Sung bilang padanya akan mengatasinya. Karyawan itu bertanya-tanya bagaimana…

##

Hyo Jo, sedang memilih baju. Telponnya bunyi. Ia menyuruh temannya untuk menjawabnya. Ia akan nelpon balik nanti. Yang nelpon adalah Ji Sung. Teman Hyo Jo memberitahu kalo dia sekarang nggak bisa menerima telepon. Ji Sung meminta mereka untuk menyampaikan pada Hyo Jo untuk menghubungi Bridal HR. Berharap bisa segera menghubungi kami.

##

Mobil Hyun Sung melewati laut. Ketua tim senang akhirnya bisa melihat laut. Ia berterima kasih pada Hyun Sung. Berkat kamu bisa dengan nyaman naik mobil datang kemari. Bawa mobil sangat melelahkan, kan? Tanyanya. Hyun Sung membantah. Nggak seperti itu. Iamengaku suka bawa mobil. Ketua tim berpikir juga harus bawa mobil.


Ketua tim lalu bertanya pada Song Ah, kamu juga punya SIM, kan? Song Ah mengiyakan. Saat kembali nanti, biar aku yang bawa saja. Kata Song Ah pada Hyun Sung. Hyun Sung mengaku nggak masalah, lebih baik ia yang bawa saja.


Song Ah juga, sudah benar naik mobil ini, kan? Tanya ketua tim. Coba bayangkan, naik bus sendirian kemari. Begitu sampai masih harus ganti bus lain. Aduh, hanya akan lelah saja… . Pekerjaan juga bisa minta bantuan orang lain. Aduh, sungguh bertanggung jawab. Nggak bisa sering jalan-jalan juga. Selagi dinas, masih bisa lihat laut, sungguh bagus. Bahkan terasa seperti jalan-jalan. Kita nikmati pelan-pelan, baru kembali saja.


Song Ah mengiyakan.

##

Hyun Sung mengaku sering melihat Sunbae jalan-jalan. Ketua tim nenginfirmasikannya pada Song Ah. Song Ah membenarkan. Hyun Sung melanjutkannya. Sepertinya kudengar, jalan-jalan untuk perayaan atau sejenisnya. Masih mau pergi jalan-jalan yang itu? Song Ah mau menatap Hyun Sung tajam.


Ketua tim merasa penasaran dan menanyakannya. Jalan-jalan perayaan? Jalan-jalan perayaan apa? Apakah bersama dengan pacar… . Kamu diam-diam sudah pacaran?


Song Ah membantah. Pacaran apa? Ada yang seperti itu, dengan teman, teman wanita. Ketua tim kayak kecewa. Ternyata teman wanita. Kirain.

##

Akhirnya mereka sampai. Hyun Sung mengambilkan tas Ketua tim dan memberikannya. Song Ah minta diambilkan juga tapi Hyun Sung nggak mau. Ambil saja sendiri punyamu. Song Ah menatap Hyun Sung kesal dan mengambilnya sendiri. Hyun Sung mengambil satu paper bag dan nyuruh Song Ah untuk membawanya juga.


Ketua tim merasa kalo setelah menaruh koper, ke tempat pelatihan, seharusnya sudah tepat waktu. Ia dan Song Ah akan pergi daftar masuk dulu, dan nyuruh Hyun Sung untuk parkir mobil. Hyun Sung mengiyakan.


Ketua tim jalan duluan. Apa yang ingin kamu lakukan? Tanya Song Ah. Hal yang kamu katakan tadi, bagaimana boleh? Karena nggak mengikuti apa yang kamu katakan, jadi sekarang nggak mau tahu sama sekali lagi?

##

Apa kamu ingin memakai alasan pekerjaan untuk ikut kemari? Tanya Hyun Sung. Song Ah membantah. Sama sekali bukan. Aku hanya demi kuota promosi…


Hyun Sung merasa kalo Sunbae juga merasa ini alasan yang jelas, kan? Song Ah membenarkan. Ia memang ingin ikut dengan alasan yang jelas.


Hyun Sung menasehati kalo menghindar nggak bisa mengubah apa pun. Song Ah merasa sebaliknya. Hyun Sung melakukan ini sama sekali nggak mengubah apa pun. Jadi, kau berhentilah sampai di sini. Nggak akan pernah terjadi hal yang kamu katakan itu.


Hyun Sung mengangguk. Ia pikir harus nunggu dan lihat dulu baru tahu.

##

Karyawan toko menawarkan baju pada Hyo Jo. Itu produk yang baru, Anda mau memeriksanya? Hyo Jo pikir seharusnya nggak masalah. Karyawan toko bermaksud untuk membungkuskan untuk Hyo Jo dan memintanya untuk menunggu sebentar.


Teman Hyo Jo mau membayarnya untuk hadiah pernikahannya. Hyo Jo mengiyakan dan berterima kasih pada temannya. Saat kamu menikah, akan kuhadiahkan yang lebih baik.


Teman Hyo Jo yang satunya juga ingin memberi hadiah untuk Hyo Jo dan menanyakan apa yang ia inginkan? Hyo Jo menyuruhnya untuk melakukan saja seperti yang ia suka.

##

Teman Hyo Jo yang pertama berpikir kalo nggak ada lagi yang Hyo Jo inginkan selain menikah. Benar, kan? Hyo Jo nggak menjawab dan meminum tehnya.


Teman Hyo Jo menyayangkan satu hal. Di sekitar kita juga sangat banyak orang yang menyukaimu. Kau juga nggak pertimbangkan. Kakak sepupuku juga sama sepertimu menikah hanya karena cinta.


Teman Hyo Jo yang pertama menegur teman yang kedua karena merasa bicaranya kelewatan. Teman yang kedua nerada nggak masalah, bukan mengatakan hal yang salah juga.


Jadi, bagaimana dengan kakak sepupumu itu? Tanya Hyo Jo. Teman Hyo Jo memberitahu kalo belum satu tahun sudah cerai. Mau disesuaikan seperti apa pun nggak akan bisa, kan? Hidup yang dilalui berbeda. Hyo Jo menanggapinya dengan santai. Begitukah? Ia lalu kembali meminum tehnya.

##

Seorang pria yang bersama pasangannya mengenali Hyo Jo dan menyapanya. Lee Hyo Jo? Ia menyuruh pasangannya untuk memilih sendiri sementara ia menghampiri Hyo Jo. Ia merasa Hyo Jo menjadi lebih cantik lagi.


Hyo Jo nyuruh pria itu untuk perhi dan menyibukkan diri. Kenapa seperti landak? Kelih pria itu. Ia meminta ijin duduk bersama mereka. Hyo Jo dan teman-temannya seperti malas melihatnya.


Pria itu menyinggung kalo ada rumor yang aneh yang bilang kalo Hyo Jo akan menikah. Mereka bilang kamu menikah dengan karyawan perusahaan kalian. Benarkah?


Hyo Jo merasa kalo pria itu nggak perlu khawatir. Aku nggak akan mengirimkan undangan padamu. Pria itu tertawa mendengarnya. Ternyata seleramu ini sungguh unik. Aku dulu tak tahu kau suka memelihara orang seperti itu. Maaf. Seharusnya aku menghargai seleramu adalah jenis murahan seperti itu. Kenapa? Merasa malu setelah mendengar kata-kataku? Jadi, kenapa kamu mau memelihara yang nggak bisa mengeluarkan apa pun itu?

##

Hyo Jo menyindir pria itu kalo ia harus berterima kasih dengan baik pada orang tuanya karena telah membesarkan orang sepertinya sebagai anak, sudah sangat lumayan. Mempermalukan orang tuamu di mana-mana, masih mempertahankan kaki dan tanganmu. Karena hanya ini yang anaknya tahu, orang tua juga tak bisa berkata apa-apa?


Pria itu mendekat dan menegur Hyo Jo. Kamu jangan keterlaluan. Karena cantik dan dimanja… . Hyo Jo yang kehilangan kesabarannya menyiram pria itu pakai teh dan bangkit. Ia menyindir pria itu. Kamu termasuk apa, masih mau memanjakanku? Sudah lihat, Lee Min Jeong? Hidup yang dilalui sungguh sangat penting. Namun, sebelumnya harus jadi manusia dengan benar.


Dan ke temannya ia memberitahu kalo Kakak Jae Shin aku adalah orang yang bisa membuatku bangga jika dia berdiri di sampingku. Apa kamu kira sangat mudah bertemu dengan pria seperti itu? Teman Hyo Jo mau membantah dan bilang sesuatu tapi Hyo Jo nggak mau mendengarnya.


Ia mengambil pakaiannya yang ia beli dan meninggalkan mereka. Dan sampai pada wanita yang bersama pria tadi ia mendadak berhenti dan menyindirnya. Cukup serasi. Orang sejenis.

##

Hyun Sung menjadi pembicara di konsultasi pelatihan KLAR. Pertama-tama bahas konsep warna KLAR. Warna KLAR sama dengan dasarnya.Difokuskan untuk menunjukkan gaya tersendiri. Membuatku lebih mirip dengan diri sendiri. Rasa cocok dan nyaman di kulitku. Warna yang alami dan tahan lama. Tiga hal ini dijadikan sebagai acuan. Sedang menjalankan foundation khusus dari KLAR dan produk kecantikan utama.


Mendadak Hyun Sung berhenti dan menatap Song Ah yang sedang melihatnya. Ia lalu melanjutkannya. Baik, kuperlihatkan dulu dasarnya pada kalian. Masker aktris yang didasarkan dengan warna putih mutiara dan….

##

Ketua tim makan bersama Song Ah dan Hyun Sung pada malam harinya. Datang ke tempat sejauh ini, sangat melelahkan, kan? Tanya seorang wanita ke ketua tim. Ketua tim membantah. Sudah lama nggak jalan-jalan, cukup bagus. Hyun Sung bawa mobil, dialah yang lelah. Bahkan melakukan pelatihan. Sudah bekerja keras, Hyun Sung. Song Ah kami juga.


Song Ah memberikan gelasnya untuk dituang minuman dan berterima kasih. Wanita itu menuangkan untuk Hyun Sung juga. Meski pertama kali, tapi pelatihan dilakukan dengan cukup baik. Ketua tim memberitahu kalo persiapannya sangat bagus. Melihat data presentasinya, kulihat banyak sekali catatan.


Wanita itu membenarkan. Memang juniornya. Song Ah juga orang yang sangat berusaha. Ketua tim membenarkan. Wanita itu mendadak bertanya pada Song Ah kenapa ia terus melihat Hyun-seung? Apakah begitu khawatir padanya? Song Ah nggak mau mengakuinya. Wanita itu mengiyakan. Sama sekali nggak mengalihkan pandangan. Kamu nggak merasakannya? Tanya wanita itu ke Hyun Sung.

##

Hyun Sung berpikir kalo diawasi dengan sangat fokus, jadi saat mengerjakannya juga sangat fokus. Melihat tatapannya itu, jika sampai ada sedikit kesalahan saja pastinya akan menghajarku dengan tatapannya.


Song Ah nggak mau kalah. Saat melatih junior harus tegas. Aku merasa dulu terlalu memanjakannya. Dia harus tahu betapa menakutkannya senior. Benar, kan? Ketua tim sama wanita itu merasa nggak nyaman.


Hyun Sung mengaku nggak akan menghindar meski tahu menakutkan. Karena bukan orang lain, melainkan Senior. Song Ah langsung menatapnya. Ia lalu memaksakan senyumnya di hadapan ketua tim. Meski memikirkan orang lain adalah hal bagus, tapi setiap kali berdiri keluar juga bukanlah hal yang bagus. Mungkin juga ada alasannya sendiri. Semua masalah bisa diselesaikan sendiri. Hyun Sung merasa gelisah dan meminum air.


Ketua tim heran lihat mereka. Kalian berdua nggak sedang bertengkar, kan? Baik Song Ah ataupun Hyun Sung kompak menjawab enggak. Bertengkar apa? Ketua tim merasa kalo mereka berdua nggak mungkin bertengkar.

##

Keempatnya selesai makan. Wanita tadi mengucapkan selamat beristirahat dan meninggalkan mereka. Ketua tim ingin berjalan-jalan dan menanyakan apa yang ingin mereka lakukan? Ia pamit mau naik ke atas. Hyun Sung juga. Mereka lalu berpisah.

##

Hyun Sung juga meninggalkan Song Ah. Ia mengaku ingin jalan-jalan. Setelah agak jauh ia berhenti dan melihat Song Ah juga pergi.


Song Ah berjalan seorang diri menatap laut.

##

Dua tahun yang lalu


Malam harinya Song Ah kembali ke kantor karena ponselnya ketinggalan. Ia lalu melihat Jae Shin sedang bersama Jae Won. Jae Won menjatuhkan sejumlah uang di dalam amplop ke hadakan Jae Shin.


Karena kamu memohon padaku, jadi kuberikan padamu. Namun, apa kamu harus memberikan padanya? Tanya Jae Won. Jae Shin meyakinkan kalo ini yang terakhir kali. Maaf, memohon hal seperti ini padamu. Sungguh terakhir kalinya? Tanya Jae Won ragu. Ayanmu itu, begitu tahu kau pulang ke Korea, langsung nggak sabar ingin datang menemuimu. Maukah aku bantu untuk mengatasinya? Sepengetahuanku, sifat dasar manusia saja dia tak punya.

##

Jae Shin langsung menatapnya. Jae Won membantah. Ia mengaku nggak punya maksud lain. Ini juga bukan jumlah yang kecil. Aku hanya ingin tahu dia akan habiskan di mana. Jae Shin meyakinkan kalo ia pasti akan mengembalikan uangnya. Namun mengenai dia, akan aku urus.


Maksudmu aku keterlaluan, ya? Tanya Jae Won. Bagaimanapun juga tetap orang tua, ini maksudnya? Aku begini karena terlalu tertekan.Dulu kenapa kau memperlakukan aku seperti itu, apa kamu sudah lupa? Sadarlah, bocah. Tidak, sudahlah. Terserah padamu, terserah padamu.


Jae Shin hanya diam. Ia mengambil uang itu dan melihat ke arah Jae Won pergi apa Song Ah?

##

Song Ah mau naik lift. Ia berusaha untuk mengejarnya. Tapi saat ia melihat ada Jae Shin di sana mendadak ia nggak jadi naik. Ja mengaku lupa beli kopi.


Saat jam makan siang, Jae Shin terus memperhatikan Song Ah yang sedang makan bersama rekan-rekannya. Song Ah yang menyadarinya merasa nggak nyaman.

##

Sepulang kerja, Song Ah yang mau pulang nggak bisa menghindar saat Jae Shin juga masuk. Keduanya hanya diam dan nampak Song Ah sangat merasa nggak nyaman dengan itu. Kau merasa penasaran padaku, kan? Tanya Jae Shin. Song Ah nggak ngeh. Jae Shin mengungkit yang di kantor saat itu memang itu kamu. Song Ah meminta maaf dan memberitaju itu tanpa sengaja. Aku tak katakan pada…


Jae Shin mengaku nggak masalah. Meski seperti yang dikatakan rumor, nggak peduli kami saudara atau bukan, kenyataan tentang aku adalah budak Lee Jae-woon nggak akan berubah. Jadi kau juga nggak perlu memikirkanku. Kalo ingin sebarkan silakan sebarkan saja. Kalo ingin menertawakan maka tertawalah.

##

Pintu lift terbuka dan Jae Shin keluar. Song Ah mengikutinya. Menurutmu, aku hanya orang seperti itu? Tanyanya yang membuat langkah Jae Shin terhenti. Aku menghindarimu karena… . Meski bukan sengaja, tapi sudah kudengar. Jadi merasa bersalah sehingga berkelakuan seperti itu. Sejak awal aku memang nggak berpikir untuk menyebarkan masalah pribadi orang lain. Lagi pula apa hubungan kalian berdua bukanlah urusanku. Aku menghormatimu sebagai senior, juga bukan karena kau memiliki latar belakang seperti itu. Kalau begitu, aku pergi dulu.


Song Ah memberi hormat dan mau pergi. Jadi, sekarang apa yang kau rasakan? Tanya Jae Shin. Song Ah kembali menghadapinya. Sekarang juga sama. Meski nggak tahu kelak akan bagaimana. Jae Shin hanya diam sambil memperhatikan Song Ah. Apa aku sudah bisa pergi? Tanya Song Ah. Jae Shin mengaku sedikit lapar. Jika boleh, maukah makan malam bersama? Ji Ah hanya diam.

##

Sebenarnya apa yang perlu begitu disayangkan? Tanya Hyun Sung tiba-tiba. Song Ah melihatnya mendekat. Apa kau sungguh punya niat untuk mengakhiri hubungan, atau sedang menantikan? Tanya Hyun Sung lagi. Dia masih belum minta putus. Kau menantikannya karena nggak bisa melepaskanmu, terus ragu seperti ini, mungkin masih akan kembali ke sisiku? Apakah Sunbae berpikir seperti itu?

##

Song Ah nggak mau menanggapi. Ia berbalik dan berniat pergi. Mendadak ia terhenti dan kembali. Apa kamu merasa hidupmu terlalu santai? Pantas saja bisa dengan santai membahas masalah orang lain. Nggak peduli orang yang terluka akan jatuh ke lubang dan tersiksa atau nggak. Juga nggak peduli tubuh dirobek sampai hancur dan penuh darah. Benar, aku masih seperti orang dungu nggak bisa melepaskannya. Aku tahu, nggak ada kata yang tulus dari mulut si berengsek itu. Selalu membohongiku, nggak menganggapku. Namun, aku berpikir, mungkin saja aku. Mungkin bukan wanita itu, melainkan aku. Aku memang terus menantikan. Jadi? Kenapa dengan itu? Mau aku dungu atau enggak, apa urusanmu? Aku sudah hampir gila. Kenapa kamu masih ikut campur? Kamu tahu apa? Mengapa memperlakukanku sesuka hatimu? Ini peringatan yang terakhir. Kamu sama sekali nggak berhak untuk ikut campur masalahku. Aku juga nggak akan menerima hal seperti ini. Jika sekali lagi kau meremehkanku, maka aku nggak akan pernah memaafkanmu.


Song Ah yang marah banget akhirnya meninggalkan Hyun Sung. Jadi aku…nggak akan begitu pada orang lain. Kata Hyun Sung yang membuat Song Ah berbalik. Sudah lupa? Tanya Song Ah. Jelas-jelas aku memberitahumu…


Hyun Sung mengaku pernah mengalaminya. Hal yang sama seperti Sunbae. Song Ah nampak kaget lihatnya.

##

Ketua tim nyari Hyun Sung sama Song Ah di kamarnya tapi nggak ada. Saat ia melihat ke luar, nampaklah keduanya sedang bicara.


Hyun Sung memberitahukan apa yang ia rasakan saat itu. Pura-pura nggak tahu, bertahan sampai akhir, terus memohon. Aku melakukan hal seperti itu. Apa kanu tahu apa akhirnya? Akhirnya tetap ditinggalkan. Mungkin Sunbae akan berbeda. Namun, setelah pria seperti itu memilih Sunbae, apakah Sunbae akan bahagia? Menurut Sunbae, kamu bisa diperlakukan seperti itu? Aku mengerti. Aku akan menuruti kata-katamu, berpura-pura nggak tahu. Namun, kamu harus tahu. Aku nggak seperti yang kamu katakan, hidup dengan sangat santai. Aku juga bisa terluka. Aku juga tahu seperti apa rasanya. Hyun Sung nggak bilang apa-apa lagi dan pergi seakan dia nggak peduli lagi sama Song Ah.


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊