Sinopsis She Would Never Know Episode 3 Part 2

Anysti
0

All content from jtbc




Ringkas drama sebelumnya


Jae Shin sedang lembur. Ia mencari sesuatu dan membuka laci. Secara nggak sengaja ia menemukan catatan dari Song Ah. Dasinya sangat bagus, nggak tahu siapa yang pilih. Hari ini aku pulang dulu, semangat lemburnya. Demi persiapkan rapat, nggak bisa makan dengan baik, kan? Makanlah dulu ini. Bagaimana keadaanmu? Sedih sekali, cepatlah sembuh. Pilihlah tempat pertemuan rahasia kita.

1.Pintu darurat

2.Ruang penyimpanan produk

3.Ruang rapat

4.Kamar sepen


Saat Song Ah menyerahkan sebuah dokumen padanya. BM-nim, mohon Anda pastikan lagi sebelum diserahkan. Jae Shin mengiyakan. Pada halaman kedua ia menemukan catatan itu. Pilihlah tempat pertemuan rahasia kita. Dan ia memilih pintu darurat


Jae Shin terdiam ingat itu. Ia meremas semua catatan Song Ah.

##

Ji Sung menelpon Yeon Sung. Maaf Kak, perutku sakit. Ji Sung mengaku nggak papa kebetulan ada waktu. Nggak parah, kan? Sudah beri tahu Adik Ipar? Yeon Sung mengiyakan. Tentu saja sudah beri tahu. Sebelum keluar sudah menyuntikku, bahkan sudah menyiapkan obat. Nggak perlu khawatir. Ji Sung mengiyakan dan menyuruhnya untuk istirahat dengan baik. Ji Sung mengiyakan. Ia akan mengantar Ha Eun pulang, jangan khawatir. Nanti ia akan nelpon lagi.


Ha Eun bertanya apakah Ibu masih sangat sakit? Ji Sung memberitahu kalo sudah lebih baik. Hari ini main bersama Bibi saja, ya? Ha Eun mengangguk mengiyakan.

##

Jae Won sedang melakukan pegangan. Mendadak dia melihat Ji Sung. Ia langsung tersenyum. Itu dia. Takdirku. Eh. Ia meriksa nafasnya dan menarik lengan bajunya. Tapi saat ia melihat Ji Sung lagi… . Anak kecil


Ji Sung menyapa pelatih Ha Eun dan menanyakan bagaimana performa Ha-eun akhir-akhir ini? Pelatih memberitahu kalo Ha Eun sangat berbakat dalam olahraga, sangat bagus. Kelak juga mohon bimbingannya. Pinta Ji Sung lalu menyerahkan Ha Eun pada pelatih.


Hehe senyumnya Jae Won langsung hilang berganti dengan kebingungan.

##

Ji Sung yang sedang makan sama Ha Eun pamit mau ke toilet dan berpesan agar Ha Eun jangan pergi, duduk di sini saja. Ha Eun mengiyakan. Saat itu Jae Won manfaatkan untuk mencari tahu. Apa kabar, Nona Kecil. Sapa Jae Won. Ha Eun tahu-tahu bilang nggak mau. Nggak boleh. Lah Jae Won bingung. Apanya yang nggak boleh? Ia buru-buru membantah. Paman bukan orang jahat.


“Orang dewasa bilang orang jahat yang sebenarnya tak akan bilang dirinya jahat.”


Jae Won memuji Ha Eun yang sangat pintar. Namun, dalam menilai pria harus ditingkatkan lagi. Paman yang setampan diriku ini, mana mungkin adalah orang jahat. Ha Eun mendadak mengangkat tangannya. Di sini. Jae Won ketakutan dan mengiyakan. Ia mengaku hanya satu hal dan segera pergi. Yang datang bersamamu itu…Jadi, dia adalah I…


“Eomma!”


Ha Eun memanggil Ji Sung ibu dan berlari padanya. Hehe Jae Won langsung kabur.

##

Keduanya berjalan kembali ke meja mereka. Ha Eun, tadi kenapa memanggilku Ibu? Sepertinya dia menyukaimu. Jawab Ha Eun. Ji Sung nggak ngeh. Maksudnya, siapa? Apakah Paman yang tadi? Ha Eun mengiyakan tapi ia tahu kalo ahjussi itu bukan tipe yang Bibi sukai. Ji Sung nggak ngerti. Tipe apa yang Bibi sukai?


Yang setinggi dan setampan Paman Hyun Sung. Bahkan Pria yang sangat muda. Jawab Ha Eun. Ji Sung nggak ngeh. Yang muda? Ha Eun memberitahu kalo ibunya bilang usia Bibi sudah tua, jadi pria yang muda lebih baik. Namun, Paman yang tadi itu kelihatannya umurnya lebih besar dari ayahku.


Ji Sung tersenyum dengarnya. Jika begini, apakah seumur hidup ini Bibi nggak akan bisa menikah lagi? Ha Eun menenangkan. Nggak perlu khawatir, masih banyak di luar sana. Ji Sung mencubit pipi Ha Eun dan mengeluhkan sejak kapan tumbuh sebesar ini?

##

Selanjutnya yang menjadi pembicara adalah ketua tim. Song Ah mendengarkan sambil sesekali melihat Hyun Sung. Tipe UB ada lipstik yang utama dan melembabkan bibir dalam waktu yang lama. Tipe UB menunjukkan penampilan yang alami. Selanjutnya mari kita pahami titik penjualan lipstik utama ini. Titik penjualan lipstik tipe UB adalah…

##

Ketiganya kembali pulang. Hyun Sung mengambil koper ketua tim dan menyerahkannya. Aduh, dua hari ini menyusahkanmu bawa mobil. Lain hari aku traktir, ya? Kata ketua tim ke Hyun Sung. Hyun Sung merasa kalo ketua juga sudah bekerja keras.


Ketua tim ingat kalo Song Ah tinggal dekat rumah Hyun Sung dan menyarankan agar sama-sama pulang naik mobil saja. Ia akan melapor pada BM-nim dan minta mereka nggak perlu khawatir. Song Ah mengiyakan.


Hati-hati di jalan, sampai jumpa besok. Mertua tim lalu pergi.


“Aku dari sini…”


Hyun Sung nyuruh Song Ah untuk naik. Lagi pula satu jalan.

##

Akhirnya mereka semobil lagi. Song Ah menyinggung masalah semalam… . Mendadak agen An nelpon. Song Ah menjawabnya. Halo, Agen An. Iya, ini aku, bisa terima telepon? Tanya agen An. Song Ah mengiyakan. Agen An menanyakan apakah sampel pembersih wajah untuk kegiatan bulan ini masih ada sisa? Mungkin masih ada sekitar 3.000-4.000. Jawab Song Ah. Agen An menanyakan apakah boleh pakai sekitar 500 buah?


Song Ah memikirkannya. 500 kah? Ia lalu mendapat pesan san menunda pembicaraannya dengan agen An. Pesan dari bibi.


Agen An memanggil Song Ah dan menanyakan bisa aapa enggak? Asalkan bagian sana menanggung biayanya, maka itu bisa. Jawab Song Ah. Agen An lalu minta Song Ah agar besok setelah kerja, mengirim ke logistik Busan. Karena kegiatan dimulai hari jumat, perlu dikirim besok. Emosi ketua Im di sana sangat buruk, jangan lupa. Song Ah mengiyakan.


Song Ah lanjut membaca pesan dari bibi, eh, Jae Shin. Pergi pelatihan dengan baik, sekalian cari angin segar, besok malam ada waktu? Song Ah terdiam. Ia minta diturunkan di sana. Hyun Sung memberitahu kalo sekarang ini waktu yang macet. Aku merasa lebih baik naik kereta bawah tanah saja. Song Ah mengiyakan.

##

Jae Won minum di sebuah bar. Ia merasa kalo itu nggak masuk akal, nggak benar! Ternyata dia sudah menikah. Bagaimanapun dilihat, dia tetap nggak seperti itu. Ah, wanita yang susah payah kutemui. Dewa nggak mungkin begitu membenciku, kan? Oh ternyata dia lagi sama Jae Shin. Jae Shin meriksa ponselnya. Song Ah belum membalas pesannya.


Jae Won bertanya-tanya. Pria yang mana? Sebenarnya pria yang mana bisa menikahi wanita sebaik itu? Pasti lebih jelek dan lebih miskin dariku. Pria sebaik diriku nggak banyak, kan? Betapa bagusnya jika menunggu lagi, kenapa begitu buru-buru? Bagaimana kalau langsung…jadi orang jahat satu kali? Aku pasti bisa menang, bahkan lebih dari cukup. Bartender sama Jae Shin langsung menatapnya aneh.


Jae Won tersenyum dan mengaku hanya bicara saja. Ia meminum minumannya lalu nangis lagi.

##

Di kantor Song Ah masih mengabaikan Jae Shin. Mendadak ia bangkit dan pergi sambil bilang “Aku rapat di atas”


Song Ah terdiam setelahnya. Jae Shin sudah menunggu lama tapi Song Ah nggak datang juga.

##

Agen An memanggil Song Ah dan menanyakan tentang sampel pembersih wajah yang ia bilang semalam… . Song Ah memberitahu kalo sampelnya belum… . Bisa ambil beberapa lagi? Tanya agen An. Kata mereka, responnya seharusnya bagus, ingin buat beberapa lagi. Kenapa tak bilang lebih awal? Kali ini juga mau 500 buah, bisakah? Tidak bisakah? Song Ah malah melamun. Ia mengiyakan dan akan memintanya pada SCM.

##

Song Ah mendatangi SCM dan mengetahui kalo itu sudah diminta oleh ABM Chae Hyun Sung. Jadi sebelumnya Hyun Sung datang untuk mengonfirmasi apakah ABM Yoon Song Ah meminta pengiriman logistik? Ternyata enggak. Hyun Sung lalu meminta apa yang dibutuhkan agen An. 31001078KLAR permohonan pemindahan sampel ke logistik Busan. SCM mengeluhkan karena sudah hampir ditutup dan dikirim. Hyun Sung meminta maaf, dan memberitahu kalo itu sungguh sangat penting. Ia bahkan mem berikan minuman pada SCM. Melihat biasanya kau sangat serius, barulah membantumu. Lain kali minta lebih awal. Hyun Sung mengiyakan dan berterima kasih. SCM menasehati Song Ah agar sebelum ditutup, sudah bawa kemari dan bantu dia. Kenapa? Ada masalah? Song Ah membantah. Karena ada permintaan penambahahan.

##

Hyun Sung sedang memfotocopy. Song Ah mengirim pesan. Nggak lama kemudian ja menemuinya. Anda mencariku? Song Ah mengangguk mengiyakan. Kudengar kamu yang melakukannya. Permintaan pemindahan sampel pembersih wajah. Hyun Sung membenarkan. Ia merasa kalo sepertinya Sunbae lupa.Maaf, aku ikut campur tanpa izin dengan urusan Senior.


Song Ah membantah kalo bukan itu maksudnya. Ia malah berterima kasih. Berkat kamu, aku dan Agen An nggak mendapat masalah. Hyun Sung mengatakan kalo semua ia lakukan sesuai dengan yang pernah ia pelajari. Awalnya saat aku salah dan ragu, Sunbae juga melakukan seperti itu. Menutupinya dariku, melakukannya untukku. Membuatku nggak dimarahi.


“Itu karena aku adalah atasanmu.”


Hyun Sung mengaku juga sudah punya kemampuan seperti itu. Kemampuan untuk melindungi atasanku. Jika ini juga nggak suka, kelak masalah ini, aku juga akan anggap nggak melihatnya. Mau seperti itu?

##

Song Ah yang sudah mau pulang menunggu lift. Teringat apa yang Hyun Sung katakan selama ini. Jika orang lain, aku juga nggak akan begini. Aku akan coba menahannya. Pasti nggak ingin ketahuan. Namun, jika merasa sungguh nggak bisa seperti ini, saat itu aku tak akan menahan lagi. Karena ingin melindungimu. Aku juga sudah punya kemampuan itu. Kemampuan untuk melindungi atasanku.


Jae Shin kembali.mengirim pesan. Malam ini ada waktu, kan?

##

Hyun Sung melihat Song Ah di luar kantor. Ia memghampirinya dan bertanya apakah punya janji? Hyun Sung membantah. Apakah mau makan malam bersama? Lanjut Song Ah. Minum arak juga boleh. Tak bersediakah? Tanya Song Ah lagi karena Hyun Sung hanya diam.


“Jika Sunbae yang traktir.”


Song Ah membenarkan kalo dia yang traktir. Hyun Sung mengaku mau makan yang sangat mahal. Song Ah tersenyum dengarnya. Hyun Sung juga ikutan senyum. Mereka baikan.

##

Jae Shin kembali ke kantor dan melihat Song Ah susah nggak ada di mejanya. Song Ah juga sudah membalas pesannya. hari ini sudah ada janji.


Jae Won keluar dari ruangannya dan memanggil Jae Shin. Ia meminta Jae Shin untuk datang.

##

Song Ah dan Hyun Sung makan bersama. Bukankah bilang mau makan yang sangat mahal? Tanya Song Ah. Tadi kamu menatapku dengan kejam. Jika seperti itu, bukankah hari ini aku harus umumkan kematianku? Song Ah meminta maaf tentang masalah di Samcheok. Aku berbicara sedikit keterlaluan. Hyun Sung malah merasa kalo ia lebih keterlaluan. Dari kata-katamu, memang nggak berhak, aku masih asal… . Aku juga minta maaf.


Song Ah tersenyum tapi habis itu malah diam lagi. Hyun Sung mengajak untuk pesan sesuatu dulu. Saat Sunbae lapar akan jadi sangat menakutkan. Kemarahan baru saja reda, jika marah lagi bagaimana? Bibi, berikan tiga porsi samgyeopsal dan sebotol soju. Pemilik kedai mengiyakan. Selain itu, karena akan dimakan orang yang sifatnya buruk, pilihlah daging yang bagus untukku. Pemilik kedai kembali mengiyakan.

##

Jae Won jalan bersama Jae Shin. Kakek meminta kita datang. Sepertinya proyek Eropa memang sangat menarik perhatian orang. Jangan terlalu panik. Lah kayaknya dia sendiri yang panik.


Akhirnya mereka sampai. Jae Won mengajak Jae Shin untuk masuk bersama tapi asisten kakek hanya memperbolehkan Jae Won aja.


Jae Won meminta Jae Shin untuk menunggu sementara ia masuk.

##

Song Ah terus minum. Dia membuatmu begitu nggak tega melepaskannya? Tanya Hyun Sung. Dia hanya pria yang berengsek. Song Ah merasa harus dilepaskan. Nggak lepaskan bisa bagaimana lagi? Hyun Sung nggak menanggapi dan meminum minumannya.


Song Ah meletakkan gelasnya. Sebenarnya aku juga tak tahu. Apa yang aku harapkan? Apa yang aku inginkan? Aku sungguh berpikir sampai kepalaku seakan mau meledak. Dari buka mata sampai pejamkan mata. Namun, ini tak bisa diselesaikan dalam otakku. Memang bukan pertama kali putus, juga bukan nggak bisa melakukannya. Begini juga nggak akan mati. Song Ah memaksakan senyumnya dan bertanya; apakah aku sangat nggak berguna, sangat konyol?


Hyun Sung membantahnya. Nggak sama sekali. Sama sekali nggak seperti itu. Ia menuangkan minuman lagi untuk Song Ah.


Namun, mengapa wanita itu mau seperti itu? Tanya Song Ah. Bisa-bisanya melepaskan orang yang sebaik dirimu. Hyun Sung nggak nyangka. Kamu juga tahu aku ini sangat baik, ya? Sama seperti yang Sunbae katakan. Betapa bagusnya duniamu bisa begitu sederhana. Dia bilang aku nggak mengerti hatinya yang kesulitan itu. Jadi, dia pergi. Dibandingkan aku yang berkata “Semua akan baik-baik saja”, dia merasa orang yang bilang “Sama-sama bersedih” lebih baik.


Apakah Lee Jae Shin itu dibandingkan hidup bersama aku di kehidupan nyata, dia lebih suka wanita yang membuatnya melupakan kenyataan? Tanya Song Ah. Aku kenal Lee Jae-shin yang sesungguhnya jadi merasa sangat senang.

##

Jae Shin masih menunggu tapi Jae Won nggak juga keluar.

##

Hyun Sung pikir mungkin yang Sunbae pahami itu bukan dia yang sesungguhnya. Song Ah membenarkan. Ia tersenyum pahit. Aku kira sungguh saling mencintai. Sepertinya sudah ditipu.


Mereka lalu meminum minuman masing-masing. Song Ah mau menuang lagi. Sudah habis. Mau ke tempat selanjutnya? Tanya Song Ah. Bagaimana?

##

Jae Won akhirnya keluar bersama kakeknya. Daepyunim mendadak bertanya pada Jae Shin. Apakah ayahmu itu masih mencarimu? Jae Shin menjanjikan akan mencegah hal yang membuatnya kesal. Daepyunim berbalik dan menatap Jae Shin. Orang nggak berguna dan nggak penting yang akan digoyahkan hubungan darah dan perasaan. Berada di posisi yang nggak seharusnya, maka harus jadi manusia yang berguna.


Sambil menunduk Jae Shin bilang akan mengingatnya. Daepyunim lalu nyuruh mereka untuk pulang. Jae Won berseru; Pasti akan memperlihatkan hasil yang baik pada Anda, Kakek.

##

Jae Shin sedang di jalan. Dia nelpon Song Ah tapi nggak dijawab.

##

Song Ah masih sama Hyun Sung. Inikah tempat selanjutnya? Tanya Song Ah. Jika Senior minum lebih mabuk lagi, siapa yang tanggung jawab? Tanya Hyun Sung. Hanya aku sendiri, apakah tak masalah? Jawab Song Ah. Ia memberikan es krim pada Song Ah. Mereka lalu duduk sambil menikmatinya.


Bagaimana jika melaporkannya? Tanya Song Ah. Hyun Sung mengaku tahu pengacara terkenal, perlu kuperkenalkan? Sangat mahal, ‘kan? Tanya Song Ah. Jika nggak punya, kupinjamkan padamu. Tawar Hyun Sung. Punya uang banyak, sangat bagus, kan? Tanya Song Ah.

##

Hyun Sung bertanya memastikan; sungguh, nggak suka yang kukatakan? Song Ah rasa benar kata peribahasa. “Menghindari rubah bertemu harimau.” Aku bisa melihat hati busukmu itu. Aku meraih tanganmu tanpa pikirkan akhir, bagaimana aku bisa menanggung akhir itu? Hyun Sung membantah, jadi kamu mau bagaimana? Pria berengsek yang tampan. Jika hebat, kamu makan dan minum dengan tenang. Berlagak arogan dan keren, mengantarnya pergi?


Atas dasar apa? Tanya Song Ah. Bagaimanapun harus membalasnya?


Bagaimana membalasnya? Tuntut Hyun Sung. Song Ah menatap Hyun Sung dan mengalahkannya. Gegara kamu, aku sudah tak mabuk lagi. Pulanglah.


Song Ah bangkit dan jalan duluan. Hyun Sung mengaku nggak akan melakukan seperti itu. Song Ah berbalik. Hyun Sung membenarkan. Meraih tangan Sunbae, ingin bertahan, nggak ingin melepaskannya, itu ketulusanku. Namun, aku nggak akan seperti itu. Sunbae sungguh adalah orang yang sangat penting bagiku.


Justru itu janganlah begitu. Larang Song Ah. Aku tak bisa memberikan apa pun padamu. Kamu juga jangan berikan apa pun. Tolonglah.

##

Hyun Sung mengantar Song Ah sampai depan rumah. Song Ah berterima kasih pada Hyun Sung karena sudah mengantarnya pulang. Song Ah hendak masuk tapi Hyun Sung menahannya. Aku akan berjanji padamu. Jika memang itu yang Sunbae inginkan, aku akan melakukannya. Gomawo, jawab Song Ah.


Hyun Sung melanjutkan kalo ia tetap akan melindungi Song Ah. Seperti yang kupelajari dari Sunbae. Ia lalu pamit.

##

Song Ah lalu mengambil ponselnya. Ada banyak panggilan nggak terjawab dari Jae Shin. Ia lalu nelpon balok. Ada yang ingin kukatakan. Jae Shin mengiyakan dan menyuruhnya untuk bicara.


“Sampai di sini saja.”


Jae Shin nggak ngeh. Song Ah mengaku nggak ingin pacaran dengannya lagi. Ia merasa sangat muak. Jae Shin masih nggak ngeh.


“Kuanggap kamu sudah mengerti, kututup.”

##

Song Ah mau masuk. Tapi nggak jadi saag ia melihat Jae Shin ternyata ada di sana. Nggak jauh darinya. Jae Shin berjalan menghampirinya dan memintanya untuk mengatakannya sekali lagi. Apa yang kamu katakan tadi?


Song Ah heran lihat Jae Shin. Kenapa kamu di sini?


“Apakah kata-kata itu tulus? Apa alasannya?”


Song Ah rasa alasannya sangat jelas. Selain muak masih bisa apa lagi?


Sejak tadi kamu ke mana? Apa yang kamu lakukan? Apakah karena Chae Hyun Sung? Jika bukan itu, jadi apa alasannya? Tanya Jae Shin.

##

Dari semuanya nggak ada yang ingin Song Ah jawab. Yang ingin kukatakan sudah kukatakan. Anggap saja putus dengan diam. Song ah mau masuk tapi Jae Shin menarik tangannya. Nggak boleh putus sebelah pihak seperti ini. Naik ke mobil dulu. Naik mobil dulu baru bahas.


Song Ah menarik tangannya dan melarang Jae Shin asal menyentuhnya. Sungguh karena Chae Hyun-seung? Tanya Jae Shin nggak percaya. Song Ah merasa nggak habis pikir. Kenapa terus melibatkan orang? Aku sudah muak.


Apakah dia tahu kita sedang pacaran? Tanya Jae Shin. Kapan kalian mulai pacaran? Song Ah nggak ada niat untuk menjawab dan mau masuk tapi Jae Shin malah menariknya dan membentaknya. Kapan memulainya? Kau seperti ini, masih bilang padaku ingin publikasikan ke semuanya? Kenapa mengatakan hal seperti itu?


Sambil menarik tangannya Song Ah minta Jae Shin untuk melepaskannya. Jae Shin nggak mau melepaskannya dan malah mendesak Song Ah untuk mengatakannya.

##

Mendadak Hyun Sung kembali. Dia menyingkirkan tangan Jae Shin sari tangan Song Ah sambil bilang; Sunbae memintamu lepaskan.


Jae Shin menarik tangannya dan nyuruh Hyun Sung untuk minggir. Ini bukan hal yang harus kamu ikut campuri.


Mau aku minggir? Tanya Hyun Sung sambil tetap berada di depan Song Ah. Jae Shin menekankan kalo ini adalah perintah dari atasan. Minggir, Chae Hyun Sung.


Hyun Sung tetap nggak bergeming. “Sunbae!” Panggil nya sambil mengulurkan tangan. Dengan sedikit ragu Song Ah memberikan tangannya. Mereka pun bergenggaman.


“Yang seharusnya minggir itu kamu. Enyahlah dari hadapan wanitaku, ber#ngsek.”


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)