All content from tvN
Ringkas drama sebelumnya
Yeon menghampiri Rang. Heran lihat Rang malah tertawa. Ia memberi tahu kalo waktunya sudah cukup. Apa Yeon masih belum ngerti? Yeon nggak tahu kenapa dia berakhir di pulau itu? Yeon nggak ngeh.
Rang memberitahu kalo Ji Ah akan menjadi tumbal. Ia memperingatkan kalo Yeon nggak punya banyak waktu. Rang menunjukkan ponsel Ji Ah dan memberitahu kalo Ji Ah nggak bisa nerima telpon dari Yeon sekarang.
Yeon berpindah tempat mencari Ji Ah tapi ia bahkan nggak bisa mencium baunya. Ia lalu berpindah ke tempat lain lagi dan kembali mencari.
Dukun itu menaburkan bubuk mantra berwarna kuning di sekitar sumur.
Yeon masih belum juga bisa menemukan Ji Ah. Matahari hampir tenggelam. Ia berharap Ji Ah bisa bertahan sebentar lagi.
Ji Ah sendiri nggak sadarkan diri dengan kondisi tangan yang terikat. Dukun itu di dekatnya sedang mengasah pisau. Ia menyamakan Ji Ah dengan ibunya yang sama-sama datang secara sukarela ke pulau itu. Dan sejak ibunya Ji Ah hamil, ia mengalami mimpi yang sama setiap malam. Ji Ah lah yang menipu ibunya saat berada dalam rahimnya.
Dukun itu kembali mengasah pisaunya. Ji Ah sebenarnya sudah sadar dan mendengar semua yang dukun itu katakan.
Hari sudah malam. Yeon bilang ke alam kalo dia adalah roh gunung asli, penguasa pegunungan dan sungai. Ia meminta agar kegelapan itu diangkat dan ia dibawa padanya.
Yeon lalu mengangkat ke dua tangannya sambil memejamkan mata. Nggak berhasil. Yeon jadi pusing. Mungkin sudah terlalu lama jadinya nggak berfungsi lagi.
Mendadak angin bertiup menerpa pepohonan. Serombongan kunang-kunang datang. Yeon tersenyum melihat semua itu. Ia mengangkat tangannya. Kunang-kunang itu lalu membawanya ke tempat Ji Ah.
Ji Ah ditarik sama dukun itu ke dekat sumur. Ia berusaha untuk melepaskan ikatan kakinya selagi sang dukun menyalakan lilin. Susah. Dukun itu memberi tahu kalo ia nggak akan bisa.
Ji Ah mendekat dan mengatakan kalo dukun itulah pencari jasad di pulau itu. Dukun itu menatap Ji Ah dan memberitahu kalo mereka semua adalah tumbal yang berharga. Ji Ah nggak percaya. Omong kosong!!! Ia menekankan ke ahjumma itu kalo itu hanya pembunuhan.
Wanita itu bangkit dan meminta Ji Ah untuk menjadi tumbal. Ji Ah adalah anak yang sangat istimewa. Ji Ah mulai takut. Dukun itu bangkit dan melihat ke dasar sumur. Dia sangat menunggu Ji Ah
Ji Ah berusaha untuk pergi. Wanita itu menatap Ji Ah dengan tatapan yang sangat menakutkan. Ia menarik Ji Ah ke sumur dan mau memotong kepalanya. Ji Ah menahan tangannya. Dukun itu terus bilang kalo Ji Ah harus mati. Ji Ah berhasil mendorongnya sehingga ia terjatuh.
Kunang-kunang itu terbang makin cepat sehingga Yeon harus lari. Ia akhirnya sampai di tempat itu dan kunang-kunang pun pergi.
Sayang Yeon nggak bisa ke sana gegara ada bubuk mantra. Dukun itu kembali menarik Ji Ah dan berusaha untuk membunuhnya.
Yeon berseru menyuruhnya untuk berhenti. Yeon mengancam akan merobek anggota tubuh dukun itu kalo sampai ia menyakiti Ji Ah. Dukun itu memperingatkan kalo itu nggak ada hubungannya sama mantan pemilik gunung. Dia nyuruh Yeon untuk pergi aja. Yeon menghela nafas dan menyebutnya mayat hidup. Ia menanyakan siapa yang ngasih umur panjang pada dukun itu yang nggak pantas ia dapatkan.
Dukun itu menatap Yeon tajam. Yeon menanyakan siapa yang dukun itu layani. Dukun mengacungkan pisaunya ke Yeon dan menegaskan kalo Yeon nggak bisa menghentikannya. Ia lalu menunjuk ke bunga mawar malam di segala penjuru yang sudah ia taburkan dan tertawa terbahak-bahak.
Yeon mencoba untuk melangkah melewati bubuk mantra itu tapi rasanya sangat menyakitkan. Ia nggak bisa. Wanita itu makin bahagia. Ia lalu kembali mau menusuk Ji Ah.
Ji Ah menahan pisau dukun itu menggunakan tangannya. Dukun itu nggak mau nyerah. Ia kembali mencoba untuk mendorong Ji Ah.
Yeon ingat saat-saat dimana ia harus kehilangan Eum.
Ji Ah sudah di dalam sumur. Ia mencoba untuk bertahan dengan berpegangan pada bibir sumur. Dukun itu mau menyiapkan ritual lainnya.
Yeon memejamkan matanya. Seketika lilin-lilin itu padam tertiup angin. Mata Yeon berubah keemasan. Cahaya api memancar dari tubuhnya. Ih baru ngeh kalo ini teenyata adalah ekornya. Langit mendung. Hujan turun. Bubuk mantra itu terhapus. Ia dengan mudahnya masuk ke wilayah dukun itu.
Sang dukun marah. Ia mendekat ke Yeon dan berniat menyerangnya dengan pisau di tangannya.
"Masuklah ke bumi!"
Petir menyambar turun ke tubuh dukun itu.
Ji Ah nggak sanggup lagi bertahan. Pegangannya terlepas. Yeon sigap mengangkat tangannya dan menarik tubuhnya.
Taluipa terkejut. Beraninya. Hyun Ui Ong datang dan menanyakan yang terjadi. Taluipa memberitahu kalo Yeon membunuh manusia.
Rang duduk di bawah pohon menikmati yang terjadi.
Yeon membebat tangan Ji Ah. Hujan masih turun. Ji Ah menatap Yeon tapi saat Yeon menatapnya ia malah memalingkan wajahnya. Yeon menanyakan apa Ji Ah bisa jalan?
Ji Ah minta Yeon untuk meminjamkan lengannya. Yeon membantu Ji Ah bangkit dan membiarkan Ji Ah berjalan sambil berpegangan padanya.
Baru aja melangkah Ji Ah sudah terjatuh. Yeon lalu menggendongnya. Ji Ah menanyakan wanita seperti apa dia?
Yeon memberitahu kalo itu hanya wanita yang ingin hidup lebih lama. Ji Ah mengeluhkan kalo dia pingin banget memakinya. Yeon menyuruh Ji Ah untuk mengatakannya. Ia hampir aja mati. Ji Ah memberitahu kalo dia nggak takut mati.
Kita lalu dibawa ke sumur tadi. Darah JI Ah tertinggal di dalam. Dan di dalam sumur...gelap.
Shin Ju sedang belanja sambil telponan sama Yeon. Dia mengaku tahu kalo situasinya mendesak tapi gimana sama konsekuensinya?
Yeon mengancam akan menutup telponnya kalo Shin Ju berisik mulu. Ia menekankan kalinya akan menerima hukumannya. Shin Ju mengingatkan kalo itulah sebabnya Yeon nggak boleh terlibat sama seorang wanita manusia. Yeon memberitahu kalo yang ini tahu mengenai kehidupan masa lalu Eum.
Shin Ju nggak nyangka. PD-nim? Yeon mengaku nggak tahu siapa Ji Ah tapi ia akan mengawasinya. Shin Ju mengeluhkan kalo kisah cintanya Yeon lebih dari sekedar terkenal di antara mereka. Ia pikir mungkin adiknya Yeon sedang mempermainkannya.
Mendadak terdengar suara promo diskon buah. Shin Ju jadi tertarik dan mendekat. Yeon yang menduga kalo Shin Ju ada di supermarket berpikir kalo Shin Ju mengambil kartu kreditnya lagi.
Shin Ju menjauhkan ponselnya dan berpura-pura seakan kehilangan sinyal lalu menutup telponnya. Ia lalu mengambil buah itu dan menanyakan apa itu buah organik?
Yeon mendatangi Ji Ah. Lah dia malah lagi minum. Ji Ah menekankan kalo dia sama seperti manusia yang menjadi g*la setelah ritual seperti tadi. Ia bahkan menawarkan agar Yeon yang menghampirinya bergabung dengannya.
Ji Ah menuangkan minuman untuk Yeon yang duduk di hadapannya. Yeon memberitahu kalo ia nggak pernah bilang apa-apa karena itu akan membuatnya kelihatan kuno. Tapi JI Ah terlalu santai dengannya padahal nggak tahu usianya.
Mendengarnya Ji Ah hanya tersenyum. Ia memberi tahu kalo mereka yang berusia di atas 60 tahun secara universal dianggap sebagai kakek.
Yeon menghela nafas. Dia nyuruh Ji Ah untuk bersikap santai sesukanya. Ji Ah tersenyum sambil menatap Yeon. Ia lalu menanyakan kenapa Yeon terus menyelamatkannya? Ia mengungkit kalo kematian 3,5 jiwa sama sekali nggak mengganggunya tapi kenapa? Yeon nggak menjawab dan meminum minumannya.
Ji Ah menanyakan apa ia punya sesuatu yang Yeon cari? Yeon menatap JI Ah tapi nggak bilang apa-apa. Ia ingat lagi sama Eum.
Ji Ah menyudahi pertanyaannya. Sebenarnya ia punya pertanyaan yang nggak terhitung jumlahnya di pikirannya. Tapi ia akan membiarkannya. Dan ia akan mengatakannya; gomawo Lee Yeon!!! Aku yang berusia 9 tahun dan aku yang berusia 30 tahun, keduanya diselamatkan olehnya. Ia mungkin nggak bisa mengalahkan dan mengendalikan cuaca tapi ia akan membalas budinya suatu hari nanti.
Yeon terdiam karena Eum juga pernah mengatakan kalimat yang sama. Selain itu keduanya juga punya senyum yang sama.
Ji Ah lalu menuangkan minumannya lagi. Iseng ia menanyakan apa Yeon bisa menduplikasi botol sojunya?
Yeon tersenyum dan mengambilnya. Seperti keajaiban roti dan ikan? Ji Ah mengangguk mengiyakan. Yeon menolak. Emangnya dia Yesus? Minum aja apa yang ada. Ia lalu menuangkan untuk Ji Ah. Mereka lalu bersulang.
Malam itu semua warga desa mendekat ke sumur itu. Mereka melongok ke dalamnya seakan pada nggak sadar.
Ada suara bayi nangis. Rang menyerahkan bayi yang dibedong sama jimat ke seorang pria.
Pria itu mengambil sang bayi dan menatap Rang. Suasananya serius banget. Mana sih muka bayinya nggak kelihatan.
Paginya
Yeon keluar dari kamar dan mau pergi. Kyung Hee keluar dari rumah dengan kaki pincang menanyakan Yeon mau berangkat dengan perahu pertama? Yeon melihat kaki Kyung Hee yang pincang dan berpikir kalo Kyung Hee mengorbankan kakinya untuk membalas dendam ayahnya.
Kyung Hee heran. Gimana Yeon bisa tahu? Yeon menekankan kalo Kyung Hee cukup beruntung bisa berbagi kisah itu dan jangan pernah ngutuk orang lagi karena karma bisa berbalik.
Kyung Hee cuman terdiam kayak nggak suka dinasehatin.
Ji Ah datang sambil lari. Dia bilang ke Yeon dan Kyung Hee kalo nggak ada siapapun seakan semua orang di desa lenyap. Bahkan bayangan manusia aja nggak kelihatan.
Yeon dan Ji Ah mengelilingi desa dan emang nggak ada siapa-siapa di sana.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊