All content from Netflix
Ringkas drama sebelumnya
Minju berada di ruangan yang ia nggak tahu di mana. Tempatnya sangat gelap. ia mencoba untuk meminta tolong tapi nggak ada yang menolongnya. Ia lalu mendengar suara Sihyeon dan bisa melihatnya.
Junhi tersadar di tubuh Minju. Melihat Sihyeon ia langsung memeluknya sambil bilang merindukannya karena mengira kalo ia adalah Yeonjun. Ia juga meminta maaf dan menyesalkan pertengkaran mereka. Sekarang ia sudah mengerti perasaannya. In Gyu melihat mereka di balik pintu kemudian masuk. Sihyeon yang nggak ingin In Gyu salah paham melepaskan pelukan Junhi dan menanyakan ada apa dengannya. Junhi bingung karena mereka terus memanggilnya Minju.
Perlahan Junhi mulai mengingat. Kenangannya dan kenangan Minju muncul bergantian. Ia pun mengenali In Gyu. Tapi Sihyeon... Ia masih bingung ia Sihyeon apa Yeonjun. Makin bingung lagi saat In Gyu bilang kalo sekarang 15 Juni 1998.
In Gyu dan Sihyeon menanyakan kejadian yang Minju alami. Junhi ingat mereka merayakan ulang tahunnya di depan toko. Tapi ia juga ingat ulang tahun pertamanya tanpa Yeonjun. Sesaat kemudian ia ingat kalo ia mengalami kecelakaan saat mencari ibunya dan Dohun. Ia lalu menanyakan ibunya. Dan saat dikasih tahu kalo ibunya di rumah, ia kesal dan minta ongkos taksi sama Sihyeon dan In Gyu. Ia mau pulang.
Di rumah Dohun bermain game. Ibu sedang di dapur. Paman datang dan mengeluhkan ibu yang ada di rumah dan bukannya di rumah sakit. Ibu bilang kalo ia hanya mampir untuk menyiapkan makanannya Dohun. Paman menyuruhnya segera kembali ke rumah sakit, takutnya terjadi apa-apa sama Minju.
Tahu-tahu Minju pulang. Melihat Dohun yang sedang main game ia langsung menendangnya. Ia juga mengeluhkan ibu yang pulang hanya untuk menyiapkan makanan untuk Dohun. Apa ia akan mati hanya karena kelaparan sekali? Apa ibu nggak mencemaskan dirinya yang terbaring di rumah sakit?
Dan tentang rumah yang berantakan rupanya Dohun yang melakukannya. Ibu pikir Dohun kabur setelah mencuri uangnya. Dohun mengeluhkan mereka yang berisik dan mengganggunya bermain. Junhi memukul kepalanya dan memarahinya yang semena-mena padanya karena dibela sama ibu. Ia juga memprotes ibu yang selalu memanjakan Dohun dan selalu ia yang mengalah. Apa ia anak pungut?. Ibu dan Dohun nggak nyangka Minju bisa berkata seperti itu.
Junhi hampir jatuh. Ia minta Yeonjun untuk mengantarnya ke rumah sakit. Sihyeon bingung dipanggil Yeonjun terus dari tadi dan mengingatkan kalo namanya Sihyeon. Dan sebelum mereka berangkat, Junhi sudah keburu pingsan.
Sampai rumah sakit Junhi diperiksa sama dokter. Ia kebingungan menyebutkan nama dan usianya. Junhi, 36 tahun, eh Minju, 18 tahun. Dan ia juga ingat kecelakaan yang dialami sama Minju yang membuatnya koma. Dokter mengatakan kalo lukanya nggak terlalu parah. Ingatannya terganggu karena dampak musibah. Mereka akan mengobservasi selama beberapa hari di rumah sakit.
Sihyeon dan In Gyu pulang setelahnya. Paman memberitahu Junhi kalo nanti akan ada polisi yang akan menemuinya. Ibu dan paman memberitahu kalo Minju nggak mengalami kecelakaan tapi dipukul sama alat tumpul. Saat ditemukan kepalanya berdarah dan ia pingsan. Seseorang menemukannya lalu melaporkannya.
In Gyu jalan duluan. Sihyeon memanggilnya dan bertanya apa In Gyu marah padanya karena tadi Minju memeluknya? In Gyu nggak marah karena itu tapi karena Sihyeon menolak Minju dan membuatnya mengalami kecelakaan. Kalo Sihyeon nggak menolaknya maka ia bisa minta tolong pada mereka. Dan ternyata malam itu In Gyu melihat Minju menyatakan perasaan sukanya ke Sihyeon dan ditolak. Setelahnya Minju nangis.
Minju akhirnya keluar dari rumah sakit. Ia pulang bersama ibu dan paman. Di rumah adiknya sedang menonton tv. Ia mendekat dan membuat Dohun takut padanya. Perasaan marah saat melihatnya membuatnya yakin kalo Dohun memang adiknya. Paman berpesan agar Minju jangan pergi sendirian karena penyerangnya belum tertangkap. Ibu memberinya minum dan menyuruhnya istirahat. Junhi mau ke kamarnya tapi tahunya kamarnya di atas.
Di kamar Junhi melihat lemari pakaian Minju dan merasa kalo itu bukan seleranya. Ia lalu duduk dan mengikat rambutnya. Di laci ia menemukan buku harian Minju dan membukanya. Minju menulis gimana ia nggak punya teman dan perasaan sukanya pada Nam Sihyeon. Ibu lalu datang dan menyuruhnya untuk keluar karena ada orang dari kantor polisi yang ingin menemuinya.
Polisi menanyakan keadaannya dan mengonfirmasi kalo Minju masih belum ingat tentang peristiwa penyerangannya. Minju sendiri nggak ingat kalo ia diserang. Yang ia ingat ia mengalami kecelakaan di jalan besar dekat perempatan Noksan. Polisi memberitahu kalo itu cukup jauh dari lokasi di temukannya. Biasanya, pedestrian mengalami fraktur lutut jika tertabrak. Tapi mereka nggak mendapat laporan kalo lututnya cedera. Kecil kemungkinan ia mengalami kecelakaan lalu lintas. Apalagi luka di kepalanya jelas disebabkan oleh pukulan benda tumpul.
Ibu khawatir kalo pelakunya nggak akan tertangkap kalo ingatan Minju nggak kembali. Polisi memberitahu kalo mereka sedang mengolah TKP dan mengusutnya untuk mencari saksi dan bukti. Mereka lalu memberikan nomor pada Minju agar bisa menghubunginya kalo mengingat sesuatu.
Sihyeon lewat di toko kaset tapi tempatnya tutup.
Junhi selesai membaca buku harian Minju dan nggak ingat kalo ia punya musuh. Ia juga nggak pernah bertengkar dengan orang lain. Ia lalu membuka sebuah kotak yang isinya pemutar kaset. Itu adalah benda yang sama yang ia buka di bus. Mendadak ada yang melempar sesuatu ke jendelanya. Ia membukanya dan melihat ada Sihyeon di bawah. Ia membawa makanan untuknya.
Mereka makan di bangku tempat mereka biasa bertemu. Sihyeon memberikan bagian paha ke Junhi. Katanya itu untuk memulihkan staminanya. Junhi menanyakan apa yang mau Sihyeon katakan sampai membelikannya ayam goreng. Sihyeon menyinggung apa yang ia katakan di ulang tahunnya Minju. Ia nggak ingin Minju menghindarinya dan In Gyu karena apa yang ia katakan. Kalo ada masalah ia bisa menemui mereka dan nggak perlu sungkan karena ia sudah menolaknya.
Dengan santainya sambil makan Junhi merasa kalo mustahil ia nggak sungkan. Sihyeon mengatakan kalo mereka masih bisa berteman meski ia menolaknya. Tapi bagi Junhi mereka nggak bisa berteman karena ia sudah ditolak. Makanya, jangan asal menyatakan cinta ke teman! Mendengarnya membuat Sihyeon merasa aneh. Apa benar ia Minju yang ia kenal? Dulu ia selalu malu setengah mati kalo ia bertanya seperti itu. Ia merasa seperti Minju sedang membicarakan orang lain.
Junhi membenarkan. Ia memberitahu kalo ia merasa tersiksa saat membaca diarinya. Ia merasa nggak melakukannya. Secara nggak sadar ia menyebut tentang Yeonjun lagi dan membuat Sihyeon bingung. Sebenarnya siapa Yeonjun? Kenapa Minju selalu memanggilnya Yeonjun? Junhi bingung mau bilangnya karena Sihyeon akan menganggapnya g*la. Sihyeon mendesaknya untuk mengatakannya. Secara mereka sudah berbagi rahasia. Junhi lalu memberitahu kalo sejak siuman, ia merasa kalo ia bukan Minju. Seperti ia terbangun dari mimpi yang panjang. Mimpinya terasa nyata dan rasanya, ia yang sekarang bukanlah dirinya yang sebenarnya. Dalam mimpinya ia adalah Han Junhi dan Sihyeon adalah Yeonjun. Saat menjadi Junhi ia bicara apa adanya dan nggak seperti Minju. Ia juga memiliki karir yang sukses.
Sihyeon minta Junhi untuk menceritakan lagi tentang Yeonjun. Junhi memberitahu kalo mereka ketemu saat kuliah. Yeonjun memperlakukannya seakan mereka sudah lama kenal. Yeonjun bahkan lebih mengenalnya ketimbang dirinya sendiri. Mereka tinggal bersama sejak lulus kuliah. Saat itu mereka nggak punya uang dan menyewa rumah semibasemen. Mereka hidup bahagia dan berjanji untuk menikah. Ia kira ia akan bahagian bersama Yeonjun tapi akhirnya Yeonjun mengalami kecelakaan dan meninggal. Setelah kepergiannya Junhi menjalani hidup tanpa bisa melupakannya. Ia menyadari kalo Yeonjun sudah nggak ada tapi hatinya nggak bisa menerimanya.
Mendengarnya membuat Sihyeon nggak nyangka kalo Minju sampai segitunya karena ditolak hingga bermimpi seperti itu. Junhi kesal dan mau pulang. Ia menyesal sudah menyukai orang seperti Sihyeon yang menganggapnya bercanda saat ia sedang serius. Ia minta agar Sihyeon melupakan ceritanya barusan dan pernyataan cintanya. Keduanya jadi bertengkar gegara itu. Tapi itu yang justru membuat Sihyeon tersenyum.
Sampai di kamarnya Junhi kesal ingat Sihyeon berpikir kalo ia mengarang cerita gegara ditolak. Lah padahal Sihyeon yang memintanya untuk cerita.
Sihyeon juga teringat akan Junhi. Minju dirasa berubah drastis. Ia lalu memutar lagu. Ingat kembali cerita Junhi tadi tentang kisah cintanya dengan Yeonjun.
Junhi bangun karena suara alarm. Tapi bukan alarm nya yang bunyi. Ia ke kamar Dohun dan membangunkannya tapi orangnya nggak juga bangun. Ia lalu memperhatikan wajahnya dan meragukan kalo mereka mirip. Selanjutnya ia menemui ibu yang tidur di sofa. Wajahnya mirip sama ibu tapi ia merasa lain.
Dohun bangun dan mengeluhkan Junhi yang nggak membangunkannya. Junhi mengingatkan kalo ia sudah kelas 1 SMA dan sudah harus bisa bangun sendiri. Lain kalo ia akan memalu jam bekernya kalo ia nggak mematikannya. Dohun mengadukannya ke ibu. Nggak seperti biasanya, kali ini ibu membela Minju dan nyuruh Dohun untuk bangun sendiri. Dohun lalu minta makan dan Junhi menyuruhnya mengambil sendiri. Ia lalu bilang ke ibu kalo ia sudah menyiapkan sup tauge untuk ibu. Ibu berpesan ke Minju agar nggak sekolah dulu dan selalu waspada. Junhi mengiyakan. Ia sudah selesai makan dan menyuruh Dohun untuk mencuci piring nanti.
Nenek menyiapkan sarapan untuk In Gyu. Alat bantu dengarnya hilang dan sekarang ia memakai yang lama. Nenek mau membelikannya yang baru tapi In Gyu menolak.
Di kelas Sihyeon terus teringat pada Junhi dan mimpinya. Ia sampai menulis Yeonjun di bukunya. Saat jam pelajaran berakhir, In Gyu langsung mengemasi tasnya dan keluar. Sihyeon mengejarnya. Ia tahu In Gyu mau menemui Minju dan ia mau ikut. Pelakunya belum tertangkap dan mereka harus selalu waspada. Ia akan melindunginya. In Gyu mau menyinggung tentang yang kemarin tapi Sihyeon nggak mau mendengarnya.
Sesampainya di rumahnya Minju, Sihyeon mengajaknya untuk menemukan pelakunya. Mereka pun pergi ke TKP. Pertamanya mereka pergi ke tempat Minju mengalami kecelakaan. Junhi pun menceritakan kejadiannya.selanjutnya Sihyeon dan In Gyu membawa Junhi ke tempat Minju ditemukan dan kepalanya berdarah. Jarak antara lokasi kecelakaan dan tempat itu agak jauh. Akan lama kalo dengan berjalan kaki. Mungkin pelakunya menyeretnya ke sana.
In Gyu minta Sihyeon untuk membiarkan Junhi mengingatnya sendiri dan jangan mendoktrin ingatannya. Selanjutnya ia bertanya apa malam itu Minju bertemu dengan kenalannya? Sihyeon merasa kalo In Gyu melakukan hal yang sama. In Gyu membantah dan bilang kalo itu berbeda. Junhi mencoba mengingatnya tapi ia nggak bisa. Secara nggak sadar ia kembali memanggil Yeonjun.
Minju benar-benar nggak bisa mengingatnya dan mengajak mereka untuk pulang. Merasa melewatkan sesuatu, In Gyu menanyakan siapa itu Yeonjun. Sihyeon nyuruh In Gyu untuk bertanya sendiri sama Junhi nanti.
In Gyu mengantar Junhi sampai depan rumah. Ia menanyakan tentang mimpinya dan Junhi pun menceritakannya. Setelah mendengarnya, In Gyu merasa kalo ia masih punya harapan. Ia menyimpulkan kalo orang yang Junhi sukai adalah Yeonjun dan bukannya Sihyeon. Ia pun menyatakan perasaannya pada Junhi. Sebelumnya ia melihat Minju di atap dan mengeluhkan kalo nggak ada yang mau mengertinya. Di kelas In Gyu juga sering memperhatikan Minju. Junhi mau menolaknya tapi In Gyu melarangnya untuk menjawabnya sekarang. Ia bisa memikirkannya perlahan.
Di kamarnya Junhi menulis buku harian Minju dan mengungkapkan tentang pernyataan In Gyu tadi. Selanjutnya ia mulai terbiasa dengan In Gyu dan Sihyeon, juga dengan kehidupannya sebagai Minju. Di bus, Sihyeon dan In Gyu yang naik skuter melambaikan tangan padanya. Minju yang berada di penglihatan Junhi melihat jelas semuanya.
In Gyu dan Sihyeon sering datang ke toko kaset untuk membaca komik. Sihyeon melihat kamera paman dan memainkannya. Junhi menyuruhnya mengembalikannya. Kalo pamannya tahu ia bisa dimarahi. Paman datang dan menggunakannya untuk memotret mereka.
Sihyeon yang sedang belajar melihat foto itu. Di baliknya ada tulisan Junhi. Paman mencetak beberapa lembar dan itu milik Sihyeon. Tanpa sadar Sihyeon tersenyum melihat foto itu.
Junhi di toko kaset dan tertidur sambil mendengarkan lagu Seo Jiwon. Paman mematikan kaset dan membuatnya terbangun. Polisi datang. Mereka menunjukkan alat bantu dengar yang mereka temukan di TKP dan bertanya apa di sekitar Minju ada orang yang tunarungu? Sekilas Junhi teringat kejadian hari itu. Ia ditarik sama seseorang saat hampir tertabrak. Selanjutnya ia berlari sekuat tenaga menghindari seseorang dan malah dipukul kepalanya. Samar-samar ia melihat pelakunya anak laki-laki memakai seragam sekolahnya.
Ia terbangun dibangunkan oleh sopir bus. Mereka sudah sampai di pemberhentian terakhir dan ia diminta turun. Junhi mengonfirmasi kalo mereka ada di Noksan tahun 1998 tapi sopir itu bilang mereka ada di Seoul tahun 2023. Junhi merasa bingung. Ia memikirkannya sambil berjalan pulang. Ia melihat foto itu dan menyimpulkan kalo semua itu hanya mimpi.
Di belakangnya ada Yeonjun yang memperhatikannya.
Sampai rumah Junhi kaget lihat semua pesannya untuk Yeonjun sudah dibaca pukul 21.21. Ia lalu menelponnya. Yeonjun?
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊