Postingan Terbaru

Selasa, 12 September 2023

Sinopsis The Tale of the Nine Tailed Episode 6 part 1

All content from tvN 











Ringkas drama sebelumnya


Yeon mengejar Ji Ah yang pakai hanbok dan mirip banget sama Eum. Penampilan Ji Ah membangkitkan merindukannya pada orang yang sangat ia cintai. Setelah menemukan Ji Ah ia terpaku. Ji Ah menanyakan dia habis dari mana aja? Ia lama mencarinya. 

Melihat senyum Ji Ah membuatnya goyah. Ia langsung mendekat dan menciumnya. Ji Ah yang awalnya kaget akhirnya malah menikmati coumannya. 

Beberapa detik kemudian ia mendapatkan kesadarannya kembali dan mendorong Yeon pelan lalu mundur selangkah. Ia menanyakan wanita yang Yeon cium barusan apa dirinya? Apa cinta pertamanya yang mati? 


Yeon terdiam. Ji Ah menyimpulkan kalo itu bukan dirinya. Yeon mau mengatakan kalo dia... . Ji Ah juga mau mengatakan sesuatu tentang dirinya. Ia menekankan kalo ka bukanlah bayangan dari masa lalu Yeon. Karena itulah ia meminta Yeon untuk menetapkan hatinya sekarang juga. Nggak peduli dia mau berpegang teguh sama masa lalu atau ...


"Atau..??"


Ji Ah meletakkan tangannya di pipi Yeon dan memintanya untuk menatapnya dengan jelas. Ia lalu menarik tangannya. Menurutnya wajahnya nggak terlalu memalukan buat dibawa ke mana-mana. 


Yeon tersenyum. Ji Ah juga ikut senyum. 


4 pilar takdir



Kim Jagga menulis pesan ke Ji Ah dengan Hwan di sampingnya. Apa hubungan Mereka? Apa pekerjaannya dan berapa usianya? Di mana sekarang? Siapa pria itu? Ji Ah nggak membalas pesannya. 


Hwan berpikir kalo dia mungkin narasumber. Kim Jagga rasa enggak. Ia lalu membayangkan saat Yeon masuk. Harapannya akan mudah meluluhkan hati. Hwan menyuruh Kim Jagganim untuk menyampaikan ke hatinya biar sadar. 


Kim Jagga menatap Hwan sinis. Ia merasa kalo Yeon payah. Sebagai seorang pria, dia buruk dalam hubungan. 





Ji Ah  berjalan dengan Yeon di belakangnya. Suasananya terasa nggak nyaman. Ia berbasa-basi dengan bilang kalo cuacanya panas. Yeon memberitahu kalo ia suka musim panas. Ji Ah merasa kalo rubah tahan panas dengan baik. 


Yeon memberitahu kalo musim ini saat hutan paling ramai. Meski ia nggak bertanya juga ia tahu setiap bunga dan pohon mendapat bagian yang adil dari sinar matahari, hujan dan angin. Mereka mengadakan pesta kecil dengan sesamanya. 


Ji Ah memberitahu kalo itu juga terjadi di kota. Sinar matahari yang dinikmati di rumah tergantung pada lantai tempat mereka tinggal. Manusia dan tumbuhan menerima lebih banyak sinar matahari yang membuat mereka lebih sehat. 


Ih, ada ranting pohon yang rendah. Yeon sigap menaikkannya biar nggak kena kepalanya Ji Ah. 


Yeon merasa kalo Ji Ah cukup jeli dari yang ia kira. Ji Ah melihat ke samping. Yeon menanyakan kenapa Ji Ah menghindari kontak mata dengannya? Ji Ah membantahnya. Kapan? Yeon menunjukkan kalo sekarang harapannya juga ke sebelah bahunya. 



Ji Ah memalingkan wajahnya dan mengalihkannya ke ikan mas yang ada di kolam. 


Yeon tersenyum lihat kegugupan Ji Ah. Menggemaskan banget. Ji Ah membenarkan. Ikan-ikan itu memang menggemaskan. Yeon membenarkan. Maksudnya kamu. 


Ji Ah merasa kalo Yeon menatapnya. Ia melihatnya dan menanyakan apa yang ia tatap? 


"Kamu!"


Ji Ah kembali merasa gugup. Yeon mengingatkan kalo JI Ah yang menyuruhnya. Ji Ah melarang Yeon untuk menatapnya. Biasa aja. Ia merasa sudah terlalu banyak diharap. Ia lalu berbalik dan jalan ninggalin Yeon. Nyesel. Harusnya dia nggak mengatakan hal itu tadi. Ia lalu jalan meninggalkan Yeon. Yeon memanggilnya dan memintanya untuk menunggunya. 






Hwan bilang ke Kim Jagganim kalo pria itu kelihatan akrab. Kim Jagganim membenarkan. Hwan makin yakin dan menanyakan di mana mereka melihatnya? 


"Di dalam mimpiku"


Katanya Yeon adalah kombinasi yang muncul di mimpinya. Hwan menekankan kalo ia membicarakan siaran. Kim Jagganim bilang enggak. Ia nggak mungkin bisa melupakan wajah menawan itu. 


Hwan masih merasa yakin kalo ia pernah mekuhat wajah itu. 


Ketua tim datang. Ia kesal lihat mereka masih membicarakan pria itu. Walaupun mereka mengobrol seenggaknya perlihatkan seperti sedang kerja. Bikin malu aja. 


Hwan menyindir Kim Jagganim yang katanya jurnalis sejati selalu menyelidiki sampai jalan buntu. Ketua tim mengeluhkannya. Ia mau pergi tapi malah balik lagi. Ia menanyakan apa yang JI Ah bilang soal pria itu? Apa Ji Ah sudah membalas pesannya? 


Hwan menjawab belum. Padahal rasa ingin tahunya membuatnya g*la. Ketua tim malah merasa kalo pria itu seperti g*g*lo. Kim Jagganim hanya tersenyum mendengarnya. Ketua tim pingin ia percaya sama itu? Ia lalu memberikan kaca ke ketua tim dan bilang kalo dunia itu nggak adil. 


Ketua tim marah dan nyuruh mereka untuk kembali bekerja. Ia mau pergi tapi balik lagi dan memarahi mereka agar jangan cuman pura-pura kerja. 






Yeon dan Ji Ah berjalan bersama di tempat festival. Ji Ah menanyakan siapa yang Yeon cari tadi? 


"Satto!"


Dia tahu orang yang menngambil orang tuanya Ji Ah. Ji Ah tertarik mendengarnya dan menanyakan sseperti iapa Satto itu? 


Yeon berusaha untuk menjelaskan kalo Satto berpenampilan seperti manusia tapi bukan manusia. Dia salah satu dari 4 roh gunung yang pernah menguasai Korea. Ji Ah kagum banget. Roh gunung? Yeon minta Ji Ah untuk nggak lupa kalo salah satunya ada di depannya (Sambil menunjuk diri sendiri). 


Ji Ah membenarkan. Maksudnya mantan roh gunung kali. Kan Yeon dilengserkan. Yeon memberitahu kalo ia berhenti atas kemauannya sendiri. Ji Ah hanya tersenyum. Yeon pikir mungkin kedengarannya seperti membual, tapi tiga roh lainnya adalah roh kecil. Ialah pemilik Baekdudaegan. Ji Ah mengangguk paham. Tapi kenapa roh gunung ada di desa adat Korea? 


Yeon memberitahu kalo semua makhluk mistis cenderung berkumpul di tempat itu. Itu adalah tempat persembunyian yang layak. Apa harus ia sebut itu sebagai keg*laan retro? Bagus juga untuk bernostalgia. 



Ji Ah melihat keramaian itu dan menanyakan apa ada makhluk lain di antara Mereka? Yeon nggak menjawab dengan pasti. Mungkin aja. Ji Ah nampak tertarik. Yeon memberitahu kalo sebagian kehilangan aromanya setelah berbaur sama turis. JI Ah lalu menanyakan gimana mereka nyarinya? 


Yeon bilang nggak perlu. Mereka cukup bersenang-senang aja. Dengan begitu dia yang akan menemukan mereka. 


Ji Ah nggak ngeh. Yeon lalu menunjukkan letak peramal dan mengajak JI Ah untuk ke sana. 


Saat mereka berjalan beberapa orang memperhatikan mereka tanpa Yeon sadari. Hmmm... apa mereka adalah makhluk lain yang dimaksud sama Yeon tadi 





Mereka sampai di tempat peramal. Peramal senang karena akhirnya ada yang datang juga. Keduanya duduk. Peramal membeei tahu kalo ia bisa membaca takdir, fisiognomi, kompatibilitas sama kehidupan lampau. Ia menanyakan mana yang mereka mau lihat? 


Yeon menanyakan kenapa peramal itu bekerja di sana untuk 20 ribu won per ramalan kalo ia kalo tahu semua itu. Ji Ah menberitahu kalo itu cuman untuk kesenangan. Yeon mengangguk paham. 


Ji Ah lalu memberikan uangnya dan meminta peramal untuk meramalkan kehidupan lampaunya. 


Peramal itu mengambil ponselnya dan memotret wajah Yeon. Menurutnya itu bagus. Muda-mudi jaman sekarang cenderung nggak terlalu peduli sama kehidupan lampau. Tapi kehidupan lampau sangat penting. Ia lalu gantian memotret Ji Ah. 


Ji Ah menghindari nggak mau dipotret. Peramal memintanya agar jangan bergerak. 


Yeon heran lihat peramal pakai aplikasi meramalnya. Peramal itu meletakkan ponselnya. Katanya itu sangat mudah untuk dikatakan. Menurutnya ada yang tampak istimewa dari mereka sejak ia masuk. Ia mengatakan kalo di kehidupan lampau Ji Ah ia seorang anggota keluarga kerajaan.  Ia seorang putri. Yeon nggak nyangka kalo hasilnya itu. Ia lalu minta diramal juga. 



Peramal mau mengatakannya tapi nggak nyaman bilangnya. Katanya Yeon adalah mantan buruh dan ia mati saat membangun jembatan Hangang. 


Ji Ah tersenyum mendengarnya. Yeon meminta peramal itu kalo dia cuman bicara omong kosong mending bilang hal yang bagus juga. 


Peramal itu menyuruh Yeon untuk membeli jimat. Yeon nggak ngeh. Jimat apa? Ia lalu ngajak Ji Ah untuk pergi dari sana. Peramal menyarankan agar sebaiknya mereka nggak bersama karena kalo bersama salah satu dari mereka akan mati. 


Yeon dan Ji Ah kayak syok dengarnya. Peramal mengatakan kalo harusnya mereka nggak pernah ketemu dari awal. 



Rang ternyata juga ada di tempat itu. Ia beli makanan dan menanyakan tempatnya peramal pada penjual makanan itu. Penjual menunjukkan arahnya dan untuk ke sana Rang harus berjalan jauh. Rang mengeluhkan panasnya cuaca dan menanyakan apa nggak ada taksi? Penjual itu bilang ada dan menunjukkannya pada Rang. Ternyata taksinya adalah tandu. 


Akhirnya Rang naik taksi untuk sampai ke tempat peramal. Ih nyaman banget ya. 






Yeon dan Ji Ah meninggalkan tempat peramal. Ji Ah merasa kalo mereka hanya buang-buang uang. Yeon sendiri penasaran sama apa yang peramal itu katakan. Cuman omong kosong apa enggak. 


Ji Ah memberitahu kalo kepala timnya diramal sama pacarnya sebelum menikah. Lalu peramal menanyakan kenapa begitu lama ketemu dengannya. Katanya mereka memang ditakdirkan. 


"Terus?"


JI Ah melanjutkan kalo katanya mereka akan hidup bahagia selamanya tapi pernikahan itu hanya berlangsung selama setahun. 


"Mereka cerai?"


JI Ah mengangguk membenarkan. Yeon seperti lega dengarnya. JI Ah menambahkan kako dia sendiri juga nggak percaya sama hal semacam itu. Kalo hal itu benar, maka angka perceraian di negara ini ...


Mendadak ada anak panah yang terbang. Yeon berhasil menangkapnya. Sih, hampir aja kena wajahnya Yeon. Ji Ah kaget banget. Siapa yang menembak? Yeon menanyakan pendapat Ji Ah menurutnya siapa yang ajan kenggunakan cara klasik untuk mengajaknya kencan? 


Di panah itu ada suratnya. Temui aku di kantor pemerintahan. Dari Satto. Ia lalu mengajak Ji Ah untuk pergi ke sana. 



Rang datang dari arah yang lain. Ia tiba di depan tempat peramal dan turun dari tandu. Dari luar ia melihat peramal itu sedang senang mainan ponsel. Ia melihat Rang dan menanyakan siapa dia? Rang masik dengan membawa sebuah koper. 


Peramal menanyakan kedatangannya untuk diramal keberintungan? Rang mengatakan untuk hal lain. Peramal mengira kalo Rang butuh jimat. 


Rang menyatakan kalo ia tahu siapa peramal itu sebenarnya. Senyum peramal itu mendadak hilang. Ia menarik kacamatanya ke bawah. Ih kaget aku. Ternyata matanya putih semua. 


Rang duduk. Peramal itu mengeluhkan para Gumiho yang berkumpul di sana hari ini. Rang nggak ngeh. Peramal itu membuka kipas nya. Ia minta Rang untuk melupakan saja kalo dia keliru. Rang melihat sekitar dan yakin kalo Yeon sudah datang ke sana. 




Peramal minta Rang untuk langsung ke intinya karena pelanggannya bisa datang kapan aja. Rang menyinggung benda yang peramal itu miliki yang untuk melihat kehidupan lampau. Peramal itu melipat kipas nya dan meletakkannya. 


Ia lalu mengambil sesuatu dari sebuah kantong dan menyebut alis harimau. Sesuatu ia ambil dari sana. Tapi bukan itu yang Rang ingin. Ia lalu mengambilnya lagi. Malah dapat topi Goblin. Peramal memasukkan tangannya lagi ke dalam kantong dan menemukan kacamata. Ia memberitahu kalo setiap barang uang hilang dari dunia ada di tas itu.


Rang minta kacamata itu agar diberikan padanya. Peramal menahan kacamatanya dan memberitahu Rang kalo itu nggak gratis. Rang mengambil koper nya dan membukanya di atas meja. Isinya uang semua. Ia menanyakan pendapat peramal itu. 


Peramal itu meraba uang Rang dan mencium aromanya. Ia malah menyebut Rang b*doh. Kalo bisa dibeli sama uang, kenapa kacamata itu menghilang? Ia memasukkannya ke dalam baju dan menunjukkan ke Rang kalo itu sudah hilang lagi. 


Rang mulai hilang kesabaran kayaknya. 




Yeon dan JI ah masuk ke sebuah rumah. Yeon merasa kalo tempat itu nggak berubah. Ia lalu berseru nyuruh Satto untuk keluar. Pintu mendadak terbuka dan seorang pria keluar dari sana. Ia menyapa Yeon. Lama nggak ketemu. Yeon menyindir kalo wajah Satto makin pucat. 


Satto menanyakan alasan kedatangan Yeon. Yeon memberitahu kalo ia datang untuk mencari seseorang dan menyinggung kalo bukit Rubah ada di bawah yurisdiksi Satto. Satto terdiam. Ia nggak nyangka Yeon melakukan hal semacam itu buat manusia. 


Sambil menatap Ji Ah Yeon malah menyatakan kalo dia bahkan bersedia berbuat lebih banyak lagi buat manusia. Satto memberitahu kalo adik rubahnya mati dan ternyata pria yang membunuhnya tepat sebelum pernikahannya adalah mantan roh gunung. 


Yeon membalas kalo pria yang membantunya sembunyi setelah memakan semua hari juga adalah mantan roh gunung. Satto merasa kalo hidup sebagai manusia aja sudah cukup sulit tapi Yeon merenggut nyawa dari semua penderitaan itu. Yeon memotong dan memberitahu Satto kalo yang ia lakukan hanyalah memburu mereka yang membawa kekacauan ke dunia dan yang nggak pantas hidup di antara manusia.  Satto terdiam. Yeon menekankan kalo ia dan Satto punya tujuan yang beda. 


Satto mengatakan kalo nggak ada yang bisa Ia beritahukan. Yeon santai. Ia datang untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Ji Ha menatap Satto tajam. 



Satto mengangkat tangannya. Beberapa prajurit muncul dari luar. Mereka masuk lalu menutup pintu. Satto lalu duduk. Ia memperingatkan kalo saat ini Yeon harus mendahulukan keselamatan. Ia dan Yeon saling tatap. 



Ringkas drama selanjutnya


Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊