Sinopsis The Tale of the Nine Tailed episode 4 part 4

Anysti
0

All content from tvN 





Ringkas drama sebelumnya


Ji Ah dikompres sama Hwan. Ia datang membawa air untuk ganti tapi Ji Ah sudah sadar dan bangun. Hwan menanyakan apa Ji Ah merasa lebih baik? 


Ji Ah duduk dan mengiyakan. Ia menanyakan apa yang terjadi dengannya? Hwan memberitahu kalo Ji Ah pingsan di luar rumah duka. Ji Ah mengeluh kedinginan. 


Hwan mengambil selimut dan menyelimuti Ji Ah. Ia menanyakan apa terjadi sesuatu di sana? Ji Ah memberitahu kalo ia melihat beberapa anak kecil dua kali. Hwan menanyakan seperti apa rupa mereka? JI Ah menjawab kalo mereka kembar. Mereka memakai gaun cantik dan sepatu mereka nggak serasi. 


Hwan menanyakan apa mereka hantu? Saat hantu meniru manusia, mereka melakukan hal yang berlawanan. Ji Ah mengungkit kalo Hwan bilang dia nggak percaya hantu. 


Hwan lalu bangkit dan mengambil sebuah buku dari rak bukunya. Ia membuka buku itu dan menunjukkan ke Ji Ah kalo ia meriksa. Rumah duka dulu adalah pemakaman anak-anak. JI Ah menanyakan maksudnya bekas pemakaman anak-anak? Hwan membenarkan. Mereka merobohkannya dan membangun rumah duka. 





Ji Ah penasaran kenapa Hwan terus memegang buku secara terbalik? Lampu mendadak berkedip. Ji Ah panik. Anak-anak itu muncul dari bawah sofa. Mereka ketahuan. Ji Ah makin panik. Ia bangkit dan meriksa bawah sofa. Nggak ada apa-apa. 


Lampu masih terus berkedip. Buku yang Hwan baca tadi tergeletak di lantai. 


Neraka pisau








Yeon berdiri di depan sebuah jembatan gantung. Wajahnya pucat. Nenek berdiri di belakangnya. Ia menyuruh Yeon untuk menyeberangi jembatan itu dan memulai untuk mengambil langkah pertamanya dan ia nggak akan bisa pergi sampai melewatinya. 


Yeon bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Bisakah ia melakukannya dengan keadan fisik yang seperti itu? Lah jembatannya panjang banget ya?

**


Ji Ah merasa kedinginan teringat apa yang Yeon bilang kalo apa yang JI Ah lihat bisa melihatnya juga. Dan jimat yang Yeon berikan berisi kacang merah untuk menambah usianya. Ia berpesan agar JI Ah jangan sampai menghilangkannya. Dan bawa selalu. Ji Ah mencari jimat itu di sakunya tapi semua isinya sudah nggak ada. 


Mendadak ada yang menekan bel. Ia melihat melalui interkom. Nggak ada siapapun. Ia mematikannya lalu melihat ke luar. 

**


Yeon memantapkan diri. Ia pamit sama nenek. Sampai ketemu di ujung sana. Nenek nggak menanggapi. Yeon melihat jalannya. 


"Pendosa akan melintasi neraka pisau!" Seru nenek. 


Obor mulai menyala. Yeon mulai melangkahkan kakinya. Pisau-pisau beterbangan ke arahnya. Beberapa di antaranya mengenai lengannya. Tapi Yeon sama sekali nggak mau nyerah. Ia terus berjalan walaupun pisau terbang disekitarnya. 





Ji Ah ingat ponselnya. Ia mengambilnya. Mendadak sesuatu menyita perhatiannya. Ia mendekat ke pintu dan bertanya siapa di sana? 


Di luar lampu terus berkedip. Ji Ah menghitung. Dua. Tiga. Empat. Lima. Ji Ah makin frustasi. Ia menanyakan apa yang diinginkan darinya? 


Dua anak itu muncul di dekat kakinya. Mereka memegang kedua kakinya dan minta Ji Ah untuk menyerahkan tubuhnya karena mereka menginginkannya. 


Ji Ah mau menarik kakinya tapi sulit. 

**


Pisau-pisau itu beberapa berhasil melukai Yeon dan beberapa bisa dihindari. 

**


Ji Ah pergi meninggalkan rumah. Dua anak itu ternyata masih mengikutinya. Ia ketakutan dan berlari. 


Yeon berteriak saat pisau-pisau itu mengenai tubuhnya. Tapi ia tetap nggak mau nyerah. 







Ji Ah masuk ke suatu tempat dan menutup pintu itu. Sebisa mungkin ia nggak membuat suara bahkan sampai menutup mulutnya. 


Tangan anak-anak itu tampak dari kaca. Mereka menepuk-nepuk pintu. Makin lama makin banyak tangan yang muncul. 

**


Tubuh Yeon terluka parah. Ia sampai jatuh tapi tetap nggak mau menyerah. Ia bangkit lagi dan kembali melangkah. Jalan yang ia lalui masih jauh. Ia berhenti dan menghela nafas. 

**


Ji Ah menutup kedua daun telinganya. Mendadak tangan-tangan itu hilang. Ia melihat melalui kaca pintu. Mereka memang sudah nggak ada. 


Tiba-tiba dua anak tadi muncul di dekat kakinya. Ji Ah terkejut dan lari menaiki tangga. 

**


Yeon mencabut pisau yang menancap di kakinya. Rasanya sakit banget. Dengan kaki yang penuh darah ia bangkit dan melangkah lagi. Dan akhirnya ia jatuh. 









Ji Ah sampai di atap. Sesaat ia lega. Anak-anak itu nggak kelihatan lagi. Tapi saat ia melihat ke belakang, anak-anak itu muncul lagi. Jumlahnya makin banyak. Mereka meminta JI Ah untuk menyerahkan tubuhnya. 


Anak-anak itu terus mendekat. Ji Ah ketakutan. 

**


Yeon nggak sadarkan diri. Terngiang perkataan Ji Ah yang mengucapkan terima kasih padanya. Ia yang berusia 9 tahun dan ia yang berusia 30 tahun. Keduanya hidup berkat dirinya. 


Ia membuka matanya dan melihat Ji Ah yang bilang kalo dia nggak bisa mengalahkan dan mengendalikan cuaca tapi suatu hari nanti ia akan membalas budi. 


Dan saat ia memangku Eum di saat ia hampir meninggal. Eum berjanji kalo ia akan melindungi Yeon. 


Perkataan Rang yang bilang kalo wanita Yeon kali ini juga nggak akan berumur panjang. 


Yeon akhirnya mendapatkan kesadarannya kembali. Ia mencoba sekuat tenaga untuk bangkit. Ia nggak peduli orang yang ia cari Ji Ah apa bukan. nggak ada lagi yang penting. Ia hanya tahu satu hal. Rasa sakit yang ia rasakan dari pisau yang menusuk dagingnya sama sekali bukan apa-apa dibandingkan sama rasa sakit yang ia rasakan kalo wanita itu mati. 


Dan dengan sisa kekuatannya Yeon merangkak menuju ujung dari jembatan itu. Terbayang saat Ji Ah melambaikan tangan padanya. Dia ingin tahu lebih banyak lagi tentangnya. 


Yeon berdoa agar Ji Ah jangan mati. Tetaplah hidup. Jebal. Sampai ia tiba. Jebal. 







Ji Ah nangis. Selama ini ia sering bermimpi buruk. Dan siapa kali ia mimpi, nggak ada siapapun di sampingnya. Ia sudah terbiasa dengan hal itu. Tapi sekarang....


Yeon memintanya untuk menikmati kenormalan dalam hidupnya. Ia akan memastikan. 


Ji Ah sudah sampai pada tepi atap. Ia nggak ngerti kenapa ia menunggu Yeon. Ia memanggil Yeon di dalam hati. Ingat gimana selama ini Yeon menyelamatkannya. 

**


Yeon masih berjuang. Wajah Ji Ah terus terbayang dalam matanya. Ia ingin cepat sampai agar bisa menyelamatkan Ji Ah. 

**


Ji Ah akhirnya nggak bisa bertahan. Dia jatuh. Dan saat ia hampir sampai di bawah Yeon mendadak muncul dan menyelamatkannya. Keduanya jatuh. Ji Ah bangun duluan dan melihat tubuh Yeon penuh luka. Ia mendekat dan memindahkan Yeon dalam pangkuannya sambil memohon agar Yeon jangan mati. Dia nangis dan memohon agar Yeon jangan mati demi dirinya. 








Air matanya jatuh ke mata air dan berubah menjadi mutiara. Tubuhnya mengeluarkan cahaya kemerahan. 


Yeon akhirnya membuka matanya. Aku menemukanmu. 


Mutiara itu Yeon berikan pada Eum setelah Eum meninggal. Ia memohon agar Eum bereinkarnasi. Ia janji akan menemukannya. 




Kita dibawa untuk menengok bayi yang dibedong sama jimat. Nggak kelihatan mukanya. Kayak ada matanya. 





Yeon mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Ji Ah. Ia juga menunggunya. 


Ji Ah nangis lagi. 





Jadi sebelum lihat episode ini aku terlebih dulu lihat BTS pas Yeon jalan di jembatan itu. Alhasil pas lihat adegan itu kayak nggak kerasa sedih. Malah pingin ketawa. 


Ringkas drama selanjutnya


Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)