Sinopsis Vagabond episode 4 part 1

Anysti
0
All content from SBS






Ringkas drama sebelumnya 


Sedang ada pesta perayaan ke 59 aliansi Korea Selatan-Amerika Serikat yang diselenggarakan oleh menteri pertahanan.

Di sana ada Jessika juga.

Edward menghampiri Menteri Pertahanan dan mengajaknya bicara. Katanya sulit untuk bisa menghubunginya.

Menteri pertahanan merasa kalo Edward pasti disibukkan dengan para keluarga korban.

Edward memberitahu kalo mereka akan segera menandatangani surat perjanjian yang akan mempermudah pekerjaan menteei pertahanan.

Menteri pertahanan memberitahu kalo ada beberapa yang berencana buat menuntut Dynamic System.

Edward menenangkan. Itulah kenapa gajinya sangat mahal untuk mencegah hal seperti itu.

Menteri Pertahanan nggak tahu kenapa ia harus mencemaskan mereka? Orang-orang akan salah paham. Ia meminta Edward untuk menjaga ucapannya. Ia lalu pergi ninggalin Edward.


Giliran Jessika mendatangi Edward. Ia memberitahu kalo itu nggak musah. Bahkan Edward juga nggak bisa mengubahnya.

Edward santai. Belum ada yang ditandatangani.

Jessika malah mengajaknya bertaruh. Ia akan mempertaruhkan apapun yang merela tandatangani.

Edward menanyakan apa yang sudah Jessika lakukan pada Menteri Park?.

Jessika membalikkan. Cuman hal kecil yang ia pelajari dari Edward.

Edward mengingatkan kalo yang ia ajarkan di bidang mereka jangan pernah merasa pasti.

Jessika ngambil gelas. Dia memberitahu klao pesawat nggak jatuh sendiri. Reputasi yang Edward bamgun dalam bisnis ini akan ikut jatuh.

Edward nggak menjawab.

Jessika memberitahu kalo belum terlambat buat mundur dari lelang ulang. Itupun kalo Edward nggak mau jatuh lebih dalam.

Jessika ngajak Edward bersulang lalu menyapa yang lain. Edward tampak kesal.



Gun sama Hae Ri sampai di Korea. Hae Ri melpon Hwa Suk dan memberitahu kalo mereka sudah sampai.

Dua orang pria suruhan Lily siap di posisi masing-masing. Sama seperti rencana salah satunya menabrakkan kereta barang ke Hae Ri.

Gun menolong Hae Ri. Pria yang kedua jalan dengan tenangnya menghampiri Gun. Sambil jalan dia menyiapkan cincinnya.

Saat ia mau menggunakannya hal itu disadari oleh Gun lewat bayangan di kacamata Hae Ri.

Dalam sejejap saja Gun berhasil melumpuhkannya. Ia bertanya siapa orang itu? Gin curiga dengan tangan orang itu yang mengepal dan menyuruhnya untuk membuka. Ia bahkan mengarahkan tangan orang itu ke dirinya sendiri.

Lily merubah rencananya jadi rencana B.

Seorang pria datang. Ternyata orang yang mau nyerang Gun adalah seorang pilot.

Gun terpaksa melepaskannya. Hae Ri meminta maaf mewakili Gun dan bilang kalo Gun minum obat kecemasan.

Lily memakai kacamatanya dan nyuruh pria kedua buat pergi dari sana.

Pria itu menuruti perintah dan pergi.


Hae Ri kesal dan minta Gun buat nggak berlebihan. Gun kayak di bandara Maroko.

Gun nggak bilang apa-apa.

Hwa Suk datang dan langsung meluk Hae Ri. Dia juga menyapa Gun. Hae Ri pasti sudah cerita soal dia. Gun bilabg enggak. Hwa Suk mau ngajak salaman tapi Gunnya nggak mau.

Hwa Suk ngajak makan. Hae Ri mau makan sup kimchi sama daging babi yang banyak. Hwa Suk juga nanyain Gun tapi Gun bilang kalo dia nggak lapar.

Hwa Suk kesal dengarnya dan ngajak mereka buat ke mobil dulu. Sambil jalan mereka mengobrol. Hwa Suk minta diceritain pengalaman Hae Ri selama di Maroko. Gun sendiri terus menatap ke sekitar dengan rasa curiga.


Lily sama sekretarisnya Jessika. Dia kesal karena rencananya gagal. Ia memuji rencana yang bagus dari Lily. Lily tersinggung. Sekretaris minta Lily buat melanjutkan ke rencana B. Sasarannya belum menyadarinya dan dia masih punya kesempatan.

Lily melepas kacamatanya. Gin adalah peran pengganti, ia merasa kalo itu hanya tantangan kecil yang menyenangkan.




Hae Ri makan bareng Hwa Suk. Gun nggak ikut makan. Hae Ri menanyakan apa Hwa Suk membawa apa yang dia minta?

Hwa Suk ragu jawabnya. Dia memberitahu kalo nggak ada catatan soal pekerjaan, transaksi keuangan dan panggilan telpon.

Hae Ri menanyakan Kim Ho Sik yang tewas di Maroko dan co-pilot? Hwa Suk membenarkan. Tapi nggak ada yang lain lagi selain informasi dasar.

Gun ikut mendengarkan. Dia heran apa BIN segitu nggak kompeten?

Hwa Suk menegaskan kalo bukannya mereka nggak bisa tapi... Ah, Hwa Suk malas jawabnya.

Hae Ri curiga kalo ada yang membereskannya sebelum mereka nyari. Hwa Suk sependapat dan merasa perlu nyelidikin.

Gun makin kesal. Hwa Suk mengajaknya makan tapi dia nggak mau. Dia menanyakan teroris yang ada di video.

Hwa Suk memberitahu kalo ada sedikit masalah dan dia butuh waktu.

Gun pingin kejelasan. Masalah apa? Hwa Suk kesal dan meletakkan sumpitnya. Gun lagi menginterogasinya? Dia bertanya pada Hae Ri apa Gun selalu nakutin gini?

Hae Ri menenangkan kalo Hwa Suk akan terbiasa nanti. Mereka lalu lanjut makan lagi.


Ponsel Gun bunyi. Ibunya Hoon nelpon. Gun keluar untuk mengangkatnya.

Seorang pria yang Gun lewati nampak mencurigakan. 

Hwa Suk mengaku penasaran dengan alasan dijatuhkannya pesawat.


Di telpon ibunya Hoon mengaku nggak bisa tidur dengar kabar tentang Hoon. Dia nggak percaya. Apa Gin tahu kalo malam ini para keluarga korban berkumpul? Ia akan menggantikan Gun pergi ke sana kalo Gun nggak mau.

Gun hanya diam. Ibu Hoon memanggilnya. Gun mengiyakan dan bilang kalo dia mendengarkan.

Ibu Hoon melanjutkan kalo mereka membahas tentang kompensasi. Gun tahu tentang itu?

Gun kesal. Ia mengingatkan kalo dia bilang bukan ibunya Hoon lagi. Ibu Hoon meminta agar Gun nggak salah paham. Dia nggak melakukannya demi uang.

Gun mengingatkan tentang kerinduan Hoon pada ibunya tapi dia nggak pernah datang setelah membuang Hoon ke panti asuhan. Dan sekaeang mau jadi ibunya?

Gun melarang ibunya Hoon buat muncul lagi. Tujuannya bukan urusan Gun. Kalo enggak maka ia akan menghancurkan rumah berharganya yang lebih dia cintao ketimbang Hoon.

Gun menutup telponnya. Matanya berkaca-kaca. Dia nangis.




Seseorang memanggilnya. Lah, dia kan pria yang ada di restoran tadi? Dia mengenalkan diri. Namanya Jo Bu Yeong, reporter Harian Pyeonghwa. Ia dengar Gun bilang kalo itu ulah teroris.

Gun rada curiga dan melihat kartu nama orang itu. Ia menyimpannya dan menanyakan apa maksudnya.

Orang itu memberitahu kalo sehari sebelum kecelakaan polisi bandara mendapat telpon tentang serangan teroris.

Gun langsung tertarik.

Orang itu melanjutkan kalo pada saat yang sama terjadi kebakaran di ruang kontrol. Petugas yang nerima telpon tiba-tiba hilang kesadaran. Sampai sekarang dia mengalami mati otak. Polisi sendiri nggak bertindak dan terkesan menghalangi pers.

Gun sudah percaya pada orang itu. Ia memberitahu kalo kejadian aneh juga menimpanya.

Pria itu ngajak Gun buat ketemu lagi. Ia ingin mendengar apa yang Gun alami selama di Maroko. Ia merasa kalo kasus ini sangat rumit. Mereka harus mencari bukti sebanyak mungkin dan menggabungkannya agar lebih jelas.

Gun memikirkannya. Ia mengatakan akan melakukan apapun yang ia bisa.

Orang itu melarang Gun bilang ke orang BIN. Gun heran. Orang itu mengonfirmasi kalo wanita yang sama Gun dari BIN?

Gun membenarkan. Gimana orang itu bisa...

Orang itu melarang Gun buat percaya sama mereka. Ia mengatakannya berdasarkan insting dan pengalamannya sebagai reporter. Gun nggak bisa percaya sama siapapun sekalipun itu penehak hukum.


Hae Ri dan Hwa Suk keluar.

Pria itu jadi gugup. Dia ngajak Gun buat ketemuan di kedai kopi ujung jalan lalu pergi.

Hae Ri dan Hwa Sik menanyakan siapa orang itu? Gun bohong, cuman orang nanya jalan.

Hwa Suk merasa kalo Gun baik banget sampai nunjukin jalan segala.

Gun mengajak mereka buat pisah kalo emang sudah selesai.

Hae Ri ngajak Gun buat sama-sama kalo dia mau pulang. Mereka tetap harus hati-hati meski sudah di Korea.

Gun tetap pergi. Dia nyuruh Hae Ri buat nelpon dia nanti.


Hwa Suk merasa kalo Gun sangat berani. Dia meledek Hae Ri dekat sama Gun. Cinta tumbuh di medan perang kayak Doktor Zhivago.

Hae Ri merasa kalo cara bicara dan tindakannya Gun sangat sempurna. Tapi dia nggak suka sama yang sempurna dan hebat. Gun bukan seleranya.

Hwa Suk ngajak Hae Ri buat pergi.




Gun beneran nemuin orang itu lagi.

Hae Ri dan Hwa Suk nggak sengaja melihatnya. Mereka mengawasi dari luar. Hwa Suk merasa kalo Gun terlalu baik. Nunjukin jalan sambil minum kopi segala.

Gun sudah menceritakan semua pada wartawan itu. Gun juga merasa nggak masuk akal.

Wartawan itu berpikir kalo ada ada hubungannya dengan lelang jet tempur. Pemerintah memiliki rencana jet tempur senilai 10 miliar dolar. Dan pihak yang paling diuntungkan dari tragedi itu adalah Jhon & Mark.

Gun menyimpulkan kalo semuanya direncanakan oleh Jhon & Mark.

Wartawan menggarisbawahi kalo pertanyaannya bukan siapa tapi kenapa. Itu hanya spekulasinya saja. Bisa salah juga.

Ia akan lebih tahu setelah bertemu dengan informan lainnya. Orang itu punya bukti tentang terorisnya, sama seperti Gun.

Gun merasa sangat tertarik.

Wartawan itu mendapat telpon dari informan yang sedang mereka bicarakan. Mereka akan bertemu.

Gun ingin ikut pergi dengan wartawan itu.

Wartawan melarang. Informannya takut terbongkar.


Keduanya meninggalkan kedai kopi dan naik taksi bersama.

Hae Ri nyuruh Hwa Suk buat ngikutin.

Di dalam taksi wartawan itu nampak mencurigakan tapi Gun nggak menyadarinya. Dia terus melihat ke belakang seolah takut ada yang ngikutin.

 setelah lama mengikuti taksi yang ditumpangi Gun berhenti di depan hotel.

Mereka buru-buru masuk. Hwa Suk merasa aneh. Kenapa mereka masuk ke hotel?

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)