All content from Sohu TV
Ringkas drama sebelumnya
Aku terlalu serakah
Xun Xun pulang ke rumah Zhou Quan. Zhou Quan menyuruhnya keluar lagi karena ia mencium bau asam cinta. Ia lalu menyinggung alergi serbuk bunga Xun. Baru dapat bunga?
Xun Xun mengiyakan. Satu rumah. Zhou Quan kagum banhet sama Cheng Li yang sangat kaya. Sekali beliin bunga langsung satu rumah.
Xun Xun duduk di sebelah Zhou Quan. Menurutnya buat saja sudah cukup. Zhou Quan mengonfirmasi kalo mereka sudah resmi pacaran?
Xun Xun membenarkan. Hanya ia merasa serakah. Mendapatkan yang bukan miliknya.
Sementara itu Cheng Li nggak langsung pulang. Dia malah menelpon Wang dan mengaku sebagai ayahnya hanya untuk bilang kalo dia sudah pacaran.
Wang mengingatkan kalo dia ada di militer. Lagian apa Cheng Li nggak punya teman yang lain?
Cheng Li berniat untuk menelpon Jin. Wang melarang. Sama dia aja.
Xun Xun menceritakan gimana hatinya bisa tergerak. Cheng Li yang sudah 10 tahun nggak masuk bioskop mendadak menawarkan diri untuk menemaninya menonton. Ia merasakan gimana tangan Cheng Li dingin karena berkeringat dan nampak sangat tersiksa.
Walaupun nggak sampai selesai dan hanya 40 menit tapi sudah cukup membuatnya untuk yakin. Gimana Cheng Li mengesampingkan dirinya sendiri demi Xun Xun. Kalo dia masih nggak bisa tergerak maka dia nggak punya perasaan.
Walaupun usianya lebih tua dari Cheng Li tapi ia merasakan gimana seadanya Cheng Li yang selalu ingin menjaga dan melindunginya.
Zhou Quan merasa lega mendengarnya. Ada yang melindungi Xun Xun. Nggak ada yang tahu gimana semuanya akan berakhir. Seperti halnya hubungan Xun Xun dengan mantan suaminya dulu. Mereka hanya harus menjalaninya dengan sebaik mungkin.
Cheng Li lalu menelpon Jin tapi malah diputus. Sedetik kemudian dia mengirim pesan nggak pingin mendengar Cheng Li pamer cinta.
Cheng Li yang merasa sangat bahagia bingung harus nelpon siapa lagi.
Xun Xun paham kalo dia harus menjalani hidupnya dengan sebaik mungkin. Tapi masalahnya cuman satu. Cheng Li nggak tahu kalo dia sudah punya anak.
Zhou Quan turut merasa bersalah. Dia nggak tahu kalo masalahnya akan menjadi seperti ini. Dulu ia pikir nggak papa menyembunyikannya untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi untuk urusan perasaan ia pikir itu dua hal yang berbeda.
Xun Xun berencana untuk mencari kesempatan besok untuk memberitahukan yang sebenarnya pada Cheng Li. Bila Cheng Li bisa menerimanya maka hubungan mereka baru bisa dimulai. Tapi bila Cheng Li nggak bisa menerimanya maka ia akan resign dan nggak akan muncul lagi di hadapannya.
Cheng Li mengeluarkan sendiri bunga-bunga itu dari dalam rumah. Baru juga sedikit dia sudah merasa lelah. Melihat bunga-bunga itu malah membuatnya tersenyum. Ah, bunganya nggak guna.
Xun Xun sedang sarapan. Zhou Quan yang sudah rapi terburu-buru pergi. Katanya hari ini Yiwang pulang.
Eh, dia ingat kalo ada yang bilang Yiwang dipaksa pindah ke kantor pusat.
Xun Xun langsung bangkit dan meminta maaf. Cheng Li yang bilang dan bukannya dirinya. Menurut Zhou Quan, Xun Xun juga salah karena nggak menghentikannya tapi malah mengikutinya.
Xun Xun mengaku nggak bisa apa-apa karena Cheng Li adalah bosnya.
Zhou Quan yang nggak punya waktu menekankan akan membalas Xun Xun nanti sepulang kerja.
Hari ini Cheng Li datang ke kantor dengan muka masam dan langsung memanggil Xun Xun. Karyawan yang lain berpikir kalo Xun Xun akan kena marah.
Alih-alih kena marah, Xun Xun malah dapat pelukan hangat sesampainya di ruangan Cheng Li. Ia membalas pelukannya dan merasakan keharuman.
Cheng Li langsung melepaskan pelukannya. Takut masih ada aroma bunga di tangannya. Xun Xun membantahnya. Itu adalah aroma deterjen yang ia beli.
Xun Xun berjalan menjauhi Cheng Li. Ia ingin mengajak Cheng Li makan nanti malam kalo dia ada waktu.
Cheng Li mengiyakan dan menghampiri Xun Xun. Mau ngasih kado?
Xun Xun tetsenyum.
"Kadonya aku"
Cheng Li langsung mendekat dan mencium Xun Xun. Nggak sabar pingin merobek kadonya.
Xun Xun merasa malu dan pamit. Masih ada kerjaan. Sementara itu Cheng Li malah senyum-senyum sambil megangin bibir.
Zhou Quan sudah ada di depan apartemen Yiwang. Ia memakai parfum dan menambahkan lipstik sebelum mengetuk pintu.
Dan setelah mengetuk pintu, yang membukakan adalah Mo Yunyun yang notabene-nya adalah mantannya Yiwang.
Dan yang membuat makin kesal adalah Yiwang menutup pintunya dan nggak menginginkannya untuk masuk.
Yiwang memberitahu kalo Yunyun pulang karena ada masalah dengan suaminya. Mereka mau bercerai.
Zhou Quan langsung ngegas. Belum juga bercerai sudah dapat pengganti??!!
Yiwang meminta Zhou Quan untuk santai. Di sana bukan pengadilan. Zhou Quan malas berdebat dan langsung pergi.
Xun Xun tiba-tiba menelpon dan menanyakan gimana hubungan mereka. Zhou Quan kesal diingatkan tentang hal itu. Ia memberitahu kalo Yiwang pulang sama si j*l*ng Yunyun. Dan nggak tahu kenapa dia merasa dia selalu merasa kalah tiap kali berdiri di depan Yunyun.
Xun Xun menawarkan untuk bertemu. Zhou Quan menolak karena sore bnanti ada sidang. Jangan sampai cuman gara-gara Yunyun dia jadi nggak punya uang dan melalaikan kerjaan.
Xun Xun bertemu dengan seorang wanita dari sekolah Cheng Li saat di Cina dan meminta beberapa data.
Ia lalu menyerahkannya pada Cheng Li. Ia pikir nggak ada yang istimewa.
Cheng Li membukanya dan menemukan foto masa kecilnya. Ganteng juga.
Xun Xun teringat apa yang wanita itu katakan sebelumnya kalo sekolah Cheng Li adalah sekolah pinggiran. Gurunya juga adalah guru dari sekolah lain. Dan data yang berkenaan dengan siswa yang bernama Cheng Li juga nggak terlalu banyak seperti siswa yang lain seolah ada yang dengan sengaja menghilangkannya.
Yang aneh adalah setelah siswa itu pindah ke luar negeri, ibunya memberi sumbangan pada sekolah setiap tahun. Bahkan menyumbang komputer juga.
Xun Xun lalu memberitahukan hal itu pada Cheng Li. Cheng Li sedikit menyesalkan kenapa mama baru melakukannya setelah dia nggak bersekolah di sana. Mungkin ia membuat masalah.
Xun Xun terus diam. Hal itu sangat mengganggunya. Cheng Li menghampirinya dan memintanya untuk nggak usah mencemaskannya. Dia nggak mau gara-gara itu akan merusak mood mereka malam ini. Ia yakin kalo ibunya pasti punya alasannya sendiri. Jangan cemas, Ya. Kata Cheng Li sambil membelai kepala Xun Xun.
Xun Xun mengangguk mengiyakan.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊