Sinopsis My Dear Lady episode 3 part 3

Anysti
1

All content from Sohu TV


Ringkas drama sebelumnya


di rumah Cheng Li nggak bisa tenang karena Xun Xun belum juga pulang.

Jin tiba-tiba menelpon. Ia langsung bertanya apa dia sudah sampai rumah?

Jin mengiyakan. Ia menyuruh Cheng Li untuk menebak dengan siapa ia terakhir perginya?

Cheng Li nggak menanggapi dan langsung menutup telponnya. Nggak lama kemudian Jin mengirim pesan. Malam ini sepertinya ada dua pria yang memperebutkan satu wanita. Ia hanya dikesampingkan. 😭😭😭

Cheng Li nggak membalas dan malah meletakkan ponselnya. Ia lalu berbaring. Kesal banget.




Yiwang mengajak Xun Xun ke atap. Dia berteriak di sana. Xun Xun berdiri di sampingnya dan melakukan hal yang sama.

Yiwang memberi tahu kalo saat ia sedih, ia akan berteriak kayak orang g*la di sana.

Xun Xun juga nggak menyangka kalo cara itu benar-benat berguna. Yiwang tersenyum. Ia lalu menanyakan apa Xun Xun tahu bagaimana ia mengenal Zhou Quan?

Xun Xun menggeleng.

Yiwang memberitahu kalo suatu saat ia nggak lulus saat ujian, dan ia pergi ke lantai tertinggi di gedung sekolahnya.

Tiba-tiba ada sepatu yang terbang ke kepalanya. Saat ia berbalik ia melihat Zhou Quan memegang botol b*r. Dia berjalan ke arahnya sambil m*buk dan menyuruhnya untuk menjauh kalo mau bunuh diri.

Xun Xun tersenyum. Ia merasa kalo itu memang gayanya Zhou Quan. Dulu keluarganya juga nggak setuju saat ia pacaran dengan mantan suaminya. Ia nggak mau makan dan terus mengurung diri di kamar. Zhou Quan mengetahuinya dan langsung datang ke rumahnya dan menendang pintunya sampai berlubang. Saat itu orang tuanya sedih karena pintu. Tapi setelah beberapa tahun membicarakan masalah itu, orang tuanya akhirnya bilang agar ia segera putus hubungan dengannya.

Yiwang tersenyum. Ia ingat tiap kalo Zhou Quan membicarakan Xun Xun seperti sedang membicarakan orang yang dia sukai. Dulu dia sempat berpikir kalo Zhou Quan l*sbian.

Xun Xun tersenyum. Masalah Zhou Quan menyayanginya nggak perlu diragukan lagi. Dia memang selalu menyukainya.

Yiwang membenarkan kalo Zhou Quan menyukai banteng kecil.

Xun Xun jadi malu. Zhou Quan memang pintar bergosip.

Yiwang memberitahu kalo bagi Zhou Quan, Xun Xun adalah putri di hatinya. Saat Xun Xun membicarakan masa lalunya, membuatnya merasa ada cahaya lagi di matanya. Ia menasehati agar Xun Xun nggak nggak lupa kalo ia adalah ratu sekolah, apapun masalah yang Xun Xun ambil alami nanti. Dan jangan luoa pada penampilan asalnya. Jangan melupakan kehidupan yang ia inginkan. Bisa?

Xun Xun memalingkan wajahnya lagi. Dia nangis.

Yiwang menyudahi. Ia akan mengantar Xun Xun pulang. Sudah malam. Kalo enggak Cheng Li akan marah nanti.

Xun Xun tersenyum dan menyusul Yiwang.




Di rumah Cheng Li memang merasa kesal sekali. Dia menonton tv tapi salurannya terus diganti.

Di bawah ia mendengar suara mobil. Xun Xun pulang. Ia langsung bangkit dan melihat melalui jendela. Xun Xun pulang. Dia nampak gembira.

Cheng Li bergegas kembali ke depan tv. Xun Xun nampak senang sampai nyanyi-nyanyi segala.

Cheng Li menegur Xun Xun yang pulangnya telat.

Xun Xun hanya mengucapkan selamat malam lalu jalan ke kamarnya.

Cheng Li menyinggung mereka yang pacaran di umur segitu, seperti rumah tua yang kebakaran. Begitu kebakaran nggak bisa dipadamkan.

Xun Xun nggak menanggapi. Sepertinya dia sudah sampai di kamarnya.

Cheng Li lalu mengambil ponselnya dan mencari lagu yang Xun Xun nyanyikan tadi. Api di musim dingin. Tahun 1987. Benar-benar bukan satu generasi. Ia lalu kembali menyalakan tv-nya.


Yiwang mendatangi kantor tempat kerja Zhou Quan. Ia menelponnya dan bilang akan mengantarnya pulang.

Zhou Quan meninggalkan kantor dan melihat Yiwang ada di depan. Ia menanyakan apa Yiwang sudah mengantar Xun Xun pulang?

Yiwang mengiyakan. Ia sudah menyelesaikan tugas yang Zhou Quan berikan padanya. Xun Xun baru saja masuk perusahaan dan membuatnya jadi bahan gosip. Ia menanyakan apa itu bagus?

Zhou Quan menyatakan kalo itu adalah karakternya. Ia hanya ingin membuatnya hebat dan punya latar belakang. Dengan begitu maka nggak akan ada yang berani menindasnya. Ia minta agar mereka nggak perlu memikirkan hal yang lain dulu.

Yiwang mengaku kagum dengan persaudaraan mereka. Zhou Quan menanyakan maksudnya Yiwang kagum padanya atau pada Xun Xun?

Yiwang langsung menatap Zhou Quan tapi nggak menjawabnya. Ekspresinya seperti orang yang tertangkap basah. Zhou Quan menanyakan apa Yiwang menyukai Xun Xun?



Xun Xun sedang bersiap untuk tidur. Cheng Li mendadak memanggilnya dan menyuruhnya untuk turun.

Xun Xun mengiyakan dan segera turun.

Rupanya Cheng Li sedang menonton film horor. Dia menyuruh Xun Xun untuk berdiri di tempat yang terlihat olehnya.

Xun Xun menggoda Cheng Li, apa dia takut pada hantu?

Cheng Li membantahnya. Ih, tapi dia melarang Xun Xun untuk kembali ke kamarnya. Ia menyuruh Xun Xun untuk menemaninya di sana.

Xun Xun nggak membantah. Dia mau duduk di sebelah Cheng Li tapi dilarang. Ia pun kembali berdiri.

Cheng Li memeluk banyaknya saat gantinya muncul. Xun Xun diam-diam memotretnya tanpa ia sadari. Ih, puas banget kayaknya Xun Xun.


Zhou Quan merencanakan untuk menjodohkan Xun Xun pada Yiwang. Ia mengaku akan mendukungnya kalo dia menyukai Xun Xun.

Awalnya Yiwang terdiam. Ia lalu menatap Zhou Quan dan mengiyakan. Tapi gimana dengan Zhou Quan sendiri?

Zhou Quan sesumbar kalo dia nggak pernah kekurangan pria. Yiwang hanya tersenyum mendengarnya.

Cheng Li sampai tertidur. Ia terbangun dan melihat Xun Xun dan terkejut karena Xun Xun sekilas tampak seperti hantu.

Cheng Li sampai menjerit histeris. Ia lalu bangkit dan lari ke kamarnya.

Xun Xun terbangun dan nggak ngerti kenapa Cheng Li berteriak begitu. Ketemu hantu?



Pagi harinya ibu Cheng Li datang ke kantor. Ia menemui Wang dan menyuruhnya untuk memberi tahu Cheng Li agar menemuinya di ruang rapat.

Wang mengiyakan dan pergi.

Ibu melihat Xun Xun dan bertanya kenapa ia masih di sana? Xun Xun hanya memberi hormat. Ibu lalu meninggalkannya dan pergi ke ruang rapat.

Cheng Li yang duduk di depan ibunya menyuruh para karyawan ibu untuk pergi. Ibu memberitahu kalo ia membawa mereka untuk rapat.

Cheng Li menanyakan kehadiran ibu sebagai Presdir atau Ibu? Kalo datang sebagai presdir, ia meminta agar ibu memberitahukan judul rapatnya. Ia akan mempersiapkannya. Tapi kalo ibu datang sebagai Ibu, maka orang lain harus keluar.

Ibu lalu menyuruh para karyawannya untuk keluar.

"Presdir Cheng"

Ibu mengingatkan kalo dia datang sebagai Ibu.

"Ma!"

Cheng Li memyinggung kedatangan ibu bersama banyak orang pagi ini. Ibu menyinggung keberhasilan Cheng Li mendapatkan Ying Shu.

Cheng Li membenarkan. Ia juga nggak menyangka.

Ibu lalu menyinggung tentang trik murahan yang Cheng Li lakukan untuk mendapatkannya. Rencana wanita cantik?

"Yang penting berguna"

Ibu lalu menyinggung Cheng Li yang memanfaatkan nama besarnya. Cheng Li mengingatkan kalo itu juga akan berguna buat perusahaan ibu.



Ibu mengungkit tentang yang Cheng Li lakukan di pabrik. Ia mengingatkan kalo struktur bisnis harus besar. Yang akan Cheng Li ambil alih adalah perusahaan Mei Cheng. Kenapa menghabiskan biaya pada perusahaan kosmetik kecil? Ibu lalu meminta Cheng Li untuk mempersiapkan diri untuk bekerja di perusahaan utama.

Cheng Li membenarkan kalo perusahaannya kecil dan nggak pantas dibahas. Nggak bisa dibandingkan dengan perusahaan besar mama. Tapi menurutnya arti dari membuka perusahaan nggak hanya untuk menghasilkan banyak uang.

Selama beberapa tahun ke belakang ibu selalu membandingkan hidupnya dengan uang dan angka. Apa mama pernah menanyakan tentang mimpinya? Pernah nanya ia ingin menjadi apa?

Mama mengingatkan kalo Cheng Li adalah anaknya satu-satunya, pewaris perusahaannya. Yang harus Cheng Li tanggung bukanlah taksinya sendiri tapi juga bertanggung jawab pada puluhan ribu orang di perusahaannya.

Cheng Li hanya tersenyum sinis dan memalingkan wajahnya.

Ibu memintanya untuk menjadi putra yang berbakti. Ia sudah nggak punya waktu. Ibu lalu bangkit dan memberitahu kalo ia akan membangun industri teknologi di tanah pabrik.

Dan ibu langsung berjalan pergi tanpa mendengarkan jawaban Cheng Li.

Cheng Li memberitahu kalo ia punya orang-orang yang ingin ia lindungi dan mama cuman ingin uang.

Ibu berhenti. Ia memberitahu kalo Cheng Li punya hak untuk bicara kalo dia sudah punya kekuatan. Dan saat itu ia punya kemampuan untuk melindungi orang lain.

Cheng Li terdiam kesal.


Xun Xun dan yang lain mengkhawatirkan Cheng Li. Xiaojing saja sampai nggak menyangka. Ia pikir presdir Cheng akan menyelamatkan perusahaan tapi ternyata...

Michael melarang Xiaojing untuk bicara sembarangan.

Mereka melihat Cheng Li yang masih terdiam di ruang rapat.



Michael bicara berdua dengan Cheng Li membahas mengenai rencana ibunya untuk menjual pabrik.

Cheng Li membenarkan. Ibunya menyuruhnya untuk kembali ke perusahaan utama. Michael menanyakan apa nggak ada cara lain lagi?

Cheng Li pikir semuanya bergantung pada usahanya. Saat itu ia nggak menyangka kalo bisa berhasil.

Michael menyinggung ibu Cheng Li yang sudah mengetahui semuanya dan terasa aneh karena memilih melakukannya sekarang.

Seseorang menelpon Cheng Li. Cheng Li membenarkan. Ia ingin semua rak lukisan dikirim ke rumahnya.

Michael heran mendengarnya. Cheng Li sedang merenovasi rumah?

Cheng Li nggak menjawab. Dia lalu menelpon Xun Xun dan minta diantarkan pulang.



Sampai rumah Xun Xun kebingungan karena alat lukisnya nggak ada. Ia lalu menanyakannya pada Cheng Li yang sedang main game.

Cheng Li menunjukkan buku gambar Xun Xun. Xun Xun menanyakan kenapa Cheng Li masuk ke kamarnya? Ia berniat mengambilnya tapi Cheng Li nggak mau memberikannya.

Ia sesumbar kalo itu adalah rumahnya, ia juga yang mempekerjakan Xun Xun, jadi ia punya hal untuk masuk ke kamar manapun.

Xun Xun membenarkan. Tapi ia juga manusia, ia seorang wanita dan punya privasi sendiri. Cheng Li yang main masuk ke kamarnya artinya ia nggak menghormatinya.

Cheng Li membenarkan kalo dia nggak menghormatinya. Xun Xun bisa keluar kalo dia nggak suka dan ia nggak akan menahannya.

Xun Xun meminta agar alat lukisnya dikembalikan.

"Sudah kubuang"

"Ke mana?"

"Loteng"

Xun Xun segera ke sana dan berniat mengambilnya.



Nggak di sangka ternyata Cheng Li mengubah loteng menjadi sebuah galeri kecil untuknya. Di sana ada banyak kanvas kosong agar Xun Xun bisa melukisnya. Ada banyak cat juga.

Cheng Li datang dan menanyakan apa Xun Xun masih akan mengundurkan diri?

Xun Xun meminta maaf mengenai hal tadi.

Cheng Li mengaku nggak dengar dan meminta Xun Xun untuk mengulanginya.

Xun Xun kembali meminta maaf. Tapi ia rasa Cheng Li juga salah karena masuk ke kamarnya tanpa ijin. Wajar kalo dia marah karenanya.

Cheng Li memberikan paket untuk Xun Xun. Ternyata seekor hewan.

Xun Xun mengambilnya. Itu untuk Dudu.

"Dudu? Siapa?"

Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

1Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar