All content from Sohu TV
Ringkas drama sebelumnya
Semua orang membutuhkan kesempatan dalam hidup
Xun Xun mengantar Cheng Li pulang. Nggak seperti biasanya yang banyak bicara, kali ini ia hanya diam.
Cheng Li memprosesnya. Dia nggak terbiasa melihat Xun Xun diam. Xun Xun merasa kalo Cheng Li sedang menyindir kalo dia banyak bicara.
Cheng Li mengaku tahu kalo Xun Xun yang membuat lukisan itu. Xun Xun pikir Cheng Li nggak menyukainya karena itulah ia mengeliminasinya.
Cheng Li membantahnya. Ia mengeliminasinya bukan karena ia nggak menyukai lukisan itu tapi karena Xun Xun yang menggambarnya.
"Kenapa?"
"Biar adil"
Xun Xun merasa kecewa dan nggak bicara lagi setelahnya.
Di kantor Xun Xun sengaja mendekati pelukis yang ditunjuk oleh perusahaan. Dengan alasan mau mengantarnya pulang ia meminta ijin untuk melihat lukisannya.
Dan setelah melihat Ia menyadari betapa pelukis itu sangat profesional.
Ternyata pelukis itu tahu dirinya. Tapi nggak bilang lebih lanjut.
Cheng Li mengirim pesan dan mengajaknya pergi ke pabrik.
Dalam rapat Michael sedang melakukan presentasi. Seperti biasa Xun Xun menyangkan air putih untuk semua peserta rapat.
Secara tiba-tiba Cheng Li menyuruhnya duduk. Awalnya ia bingung sampai Cheng Li mendesaknya untuk duduk karena semua orang menunggunya untuk rapat.
Xun Xun mengiyakan dan menarik sebuah kursi.
Cheng Li melanjutkan. Ia mengumumkan kalo produk baru akan segera rilis. Dan ja pikir nama Yu Mei Ling terlalu kuno. Karena itulah ia akan menggunakan nama baru.
"Apa?"
Xun Xun nampak terkejut dengan keputusan itu. Dan seketika semua orang langsung menatapnya.
Seusai rapat Xun Xun menyampaikan keberatannya dengan apa yang Cheng Li katakan saat rapat tadi.
Cheng Li mengingatkan kalo itu rahasia.
Xun Xun merasa ikut bertanggung jawab karena ia yang menjembatani kontrak dengan Ying Shu. Ia rasa keputusan Cheng Li untuk membuat merek baru nggak sesuai dengan kerjasamanya dengan Yiwang. Itu adalah tindakan yang nggak bertanggung jawab.
Cheng Li menantangnya kalo ia menerima pengunduran diri kapanpun. Xun Xun yang kadung marah akhirnya menutup pintu mobil dan memilih pergi.
Xun Xun pergi ke rumah Zhou Quan dan minum-minum di sana. Zhou Quan mendesaknya untuk cerita tapi Xun Xun memaksa nggak bisa karena itu adalah rahasia perusahaan.
Zhou Quan tersenyum menyadari kalo sekarang Xun Xun sudah dewasa, tahu mana yang boleh di ceritakan dan mana yang enggak.
Xun Xun benar-benar nggak bisa menyimpannya. Dengan perumpamaan akhirnya ia menceritakannya pada Zhou Quan.
Zhou Quan langsung paham dan memberikan masehatnya. Baik Yiwang atau Cheng Li, keduanya punya IQ jauh di atas Xun Xun. Jadi apa yang Xun Xun khawatirkan bisa jadi adalah masalah kecil untuk mereka.
Cheng Li sedang main basket dengan teman-temannya. Nggak tahu kenapa ia selalu ingin mendominasi permainan dan akhirnya jadi capek sendiri.
Wang saja sampai khawatir karena melihat kalo Cheng Li seperti sedang kesal. Ia lalu menyudahi permainan dan menanyakannya pada Cheng Li. Apa di pabrik nggak berjalan dengan baik?
Cheng Li memberitahu kalo di pabrik baik-baik aja. Wang menanyakan Xun Xun dan mau menyuruhnya untuk membeli minum.
Cheng Li memberitahu kalo Xun Xun nggak datang. Wang langsung meremehkan Xun Xun yang dinilainya nggak kompeten. Masih lebih baik dirinya.
Cheng Li membantahnya. Hanya wanita terlalu sensitif di tempat kerja. Mereka punya perasaan dan pemikiran mereka sendiri. Wang tersenyum. Akan selalu ada hal yang nggak bisa ia gantikan.
Cheng Li menyudahi dan mennayakan kapan Wang pergi? Wang memberitahu kalo dia masih menunggu pemberitahuan. Ia meminta Cheng Li untuk menghibunginya dan mereka harus segera baikan.
Di luar dugaan. Pada hari berikutnya Xun Xun malah beneran menyerahkan surat pengunduran dirinya. Menurutnya itu adalah solusi terbaik untuk kedua perusahaan.
Cheng Li berpendapat lain. Lari adalah solusi yang Xun Xun ambil. Ia pikir itu karena Xun Xun terbiasa lari dari masalah. Saat ada masalah dalam pernikahannya ia memilih untuk bercerai. Dan saat ada masalah di tempat kerja ia memilih mengundurkan diri.
Ia meragukan Xun Xun yang katanya ingin keluar dari tempat terbawahnya.
Xun Xun rasa Cheng Li bisa menilai kinerjanya tapi jangan membicarakan perihal pernikahannya karena itu adalah kehidupan pribadinya. Dan lagi apa yang Cheng Li ketahui tentang pernikahannya.
Cheng Li memutuskan menerima pengunduran diri Xun Xun. Tapi ia berpesan agar Xun Xun nggak memberitahukan masalah perusahaan pada Yiwang.
Xun Xun menenangkan. Meski ia baru bekerja tapi ia tahu aturan-aturan dasar. Ia nggak akan memberitahukannya agar nggak ada yang terluka. Ia lalu pamit.
Dan saat Xun Xun sudah nggak ada, Cheng Li hanya bisa menghela nafas berat.
Xun Xun membereskan barang-barangnya. Xiaojing berusaha untuk menahannya. Ia memberitahu kalo Cheng Li memang gampang marah orangnya tapi itu nggak akan lama.
Ia mengungkit tentang kejadian masker. Nggak lama Cheng Li juga segera berubah pikiran.
Xun Xun tetap nggak bisa bertahan. Ia pamit dan berpesan agar mereka tetap saling berhubungan.
Xun Xun duduk di bangku depan kantor. Ia mengirim pesan suara pada Michael dan Wang, memberitahukan tentang pengunduran dirinya.
Nggak lama kemudian Michael menelpon. Xun Xun nggak mengangkatnya dan mengabaikannya. Setelah itu giliran Wang yang menelpon. Sama seperti Michael, Xun Xun mengabaikannya.
Sekretaris ibu melapor kalo Xun Xun dan Cheng Li bertengkar dan akhirnya Xun Xun berhenti kerja.
Ibu lalu menyuruh sekretarisnya untuk mencarikan pekerjaan lain untuk Xun Xun. Ia berpesan kalo itu harus dilakukan secara rahasia.
Yiwang sedang di jalan saat pelayan bar menelponnya menggunakan nomor Zhou Quan. Ia langsung ke sana dan menemui Zhou Quan yang sudah mabuk berat.
Yiwang nggak ngerti kenapa Zhou Quan minum sebanyak itu? Tanpa sadar Zhou Quan menjawab kalo itu karena dirinya.
Zhou Quan langsung terdiam. Ia menatap Zhou Quan dalam dan hendak menciumnya. Dan saat sudah kian dekat mendadal ponselnya bunyi.
Zhou Quan mencari ponselnya dan mau menelpon temannya, minta dijemput.
Yiwang melarang. Ia menggendong Zhou Quan dan membawanya pulang.
Sampai rumah ia langsung mendudukkan Zhou Quan. Xun Xun pikir mereka minum bersama. Yiwang membantahnya. Zhou Quan minum sendiri dan mabuk. Pelayan bar menelponnya dan memintanya datang.
Xun Xun menaruh curiga. Kenapa telponnya Yiwang? Kenapa nggak dirinya?
Yiwang sendiri juga nggak tahu. Ia lalu pamit.
Xun Xun memanggilnya. Mantelnya. Yiwang kembali lagi dan mengambil mantelnya yang ia gunakan untuk menutupi kaki Zhou Quan.
Setelah Yiwang pergi, Xun Xun langsung mendorong kepala Zhou Quan karena ia tahu kalo dia hanya berpura-pura. Ada masalah Apa?
Zhou Quan bilang nggak ada apa-apa. Dia cerita kalo tadi Yiwang hampir menciumnya tapi nggak jadi.
Xun Xun terkejut mendengarnya. Ia pikir Yiwang membuat langkah yang bagus. Zhou Quan tadinya hanya ingin memastikan perasaannya tapi sekarang Ia malah terjebak pada perasaannya sendiri.
Xun Xun mendatangi galeri tempat lukisannya dipamerkan. Lukisan itu sudah terjual sekarang. Tapi pengelola galeri menolak memberitahukan siapa yang telah membelinya.
Nona Yin (pelukis yang karyanya dipakai oleh perusahaan Cheng Li) datang dan ia membawa lukisannya Xun Xun.
Mereka bicara berdua. Xun Xun menanyakan alasannya membeli lukisan itu.
Dan ternyata Cheng Li yang telah membelinya. Sebelumnya Cheng Li memberikan salinannya pada Nona Yin agar ia menggunakannya sebagai acuan karena lukisan itu sangat sesuai dengan produknya. Hanya saja itu masih mentah dan kurang matang.
Setelah mendengarnya nampak Xun Xun mulai merasa goyah.
Zhou Quan mengundang Yiwang untuk minum di rumahnya. Yiwang sedikit merasa aneh dengan Zhou Quan yang mau mengajaknya minum kopi di rumah dan bukannya di kafe.
Zhou Quan bilang biar aman aja. Yiwang malah makin curiga.
"Biar aman? Kok minumnya anggur?"
"Biar berani"
"Nggak perlu. Biar aku yang bilang. Aku suka kamu"
Zhou Quan langsung terdiam. Dia kesal Yiwang nggak mengikuti naskah. Sekarang dia nggak tahu mesti ngomong apa.
Yiwang hanya tersenyum. Ia seorang pengacara. Harusnya ia punya 1000 kata untuk membalasnya.
Zhou Quan menanyakan kenapa Yiwang mengantarnya pulang semalam?
"Berapa lama kita kenal?"
"10 tahun?"
"Berapa pacar yang pernah kamu punya?"
"Lupa"
Yiwang lalu mendesak Zhou Quan untuk jujur apa dia pernah berpikir untuk bersamanya? Zhou Quan langsung membantah. Karena dia takut. Takut akan kehilangan Yiwang.
Dan ternyata alasan Yiwang nggak jadi mencium Zhou Quan juga adalah karena dia takut. Takut bila mereka memulai hubungan dan bila berakhir seperti orang asing.
Zhou Quan bangkit dan menyatakan kalo mereka akan terus menjadi teman baik. Yiwang malah memeluknya untuk menandai persahabatan mereka.
Zhou Quan diam-diam mengepalkan tangannya di belakang Yiwang.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊