Sinopsis My Dear Lady episode 2 part 2

Sinopsis My Dear Lady episode 2 part 2


All content from Sohu TV





Ringkas drama sebelumnya


Xun Xun kembali ke kantor dan mengabarkan berita gembira itu pada Cheng Li. Cheng Li lalu menyuruhnya untuk segera membuat proposal.

Cheng Li kelihatan nggak begitu senang sehingga sedikit mengurangi kegembiraan Xun Xun. Ia mengiyakan dan keluar.

Dan setelah Xun Xun pergi, Cheng Li nampak sangat senang.


Manajer Lin mendatangi Xun Xun dan memberinya pujian. Ia memberikan data yang Xun Xun perlukan dan menyuruhnya untuk segera membuat proposal nya.

Xun Xun mengiyakan. Ia mengambil dokumen itu dan mulai mengerjakannya.



Hari mulai petang. Cheng Li bicara dengan manajer Lin di ruangannya. Mereka nampak serius. Ternyata Manajer Lin berniat untuk mundur. Tapi karena nggak ada yang memberinya gaji yang bagus akhirnya ia bertahan.

Cheng Li mengakui kalo alasannya menerima Manajer Lin adalah karena koneksi yang ia miliki. Dan ia juga menyukai kinerjanya. Ia tahu kalo Manajer Lin kesal pada anak baru yang bisa menyamai langkahnya. Tapi bagi Cheng Li, Xun Xun hanyalah sebuah bidak catur. Ia bukan apa-apa tanpa bantuan manajer Lin. Kali ini ia memang bisa tapi untuk selanjutnya Cheng Li yakin kalo Xun Xun nggak akan bisa. Ia mempersilakan manajer Lin untuk memanfaatkan Xun Xun sebanyak yang ia butuhkan.

Sementara itu di bawah Xun Xun nampak bekerja dengan keras.



Cheng Li sedang rapat dengan timnya. Nggak seperti biasanya kali ini ia berniat memanfaatkan nama besar perusahaan ibunya untuk kepentingannya. Dalam bisnis ini nggak seharusnya ia marah dengan ibunya. Dan sebagai ibinya harusnya dia nerasa terhirmat bisa dimanfaatkan sama anaknya.

Xun Xun tiba-tiba menyela. Ia merasa kalo harusnya mereka mencari model yang memiliki kecocokan dengan merek yang mereka miliki.

Cheng Li memperbolehkan Xun Xun untuk mengadakan rapat untuk memilih kandidatnya.

Xun Xun tersenyum.




Sudah lewat jam kantor. Karyawan lain sudah pulang. Xun Xun nggak bisa pulang karena Cheng Li masih sibuk di ruangannya.

Xun Xun bangkit dan mematikan lampu.

Cheng Li tiba-tiba bangkit dan memarahinya, minta lampunya dihidupkan lagi.

Xun Xun merasa kalo itu sangat boros sedangkan di kantor hanya ada mereka berdua. Cheng Li memarahinya lagi. Bukan pakai uangnya Xun Xun juga bayar listriknya. Di memperbolehkan Xun Xun untuk mematikan lampu yang jauh sedangkan jalan yang ia lewati harus terang.

Xun Xun mendekat dan bertanya apa Cheng Li takut sama hantu?

Ih, Cheng Li malah menepuk kepalanya padahal dia cuman bercanda. Ia mengingatkan kalo usianya lebih tua dari Cheng Li. Harusnya Cheng Li memanggilnya "JIE"

Cheng Li langsung menatap Xun Xun tajam. Xun Xun menunduk dan meminta maaf.

Cheng Li pikir nggak ada gunanya minta maaf. Toh Xun Xun sudah melakukannya. Dia lalu mengajaknya untuk pulang.

Xun Xun mematikan lampu lalu mengikuti Cheng Li.




Di dalam lift ia meminta ijin untuk bertemu dengan teman setelah mengantarnya pulang nanti.

Cheng Li menanyakan apa yang mau Xun Xun temui adalah temannya yang di rumah sakit waktu itu? Ia merasa kalo orang itu sangat menyeramkan dan nggak ada feminim-feminimnya sama sekali.

Xun Xun protes. Dia yang berteman bukan mencari pacar buat Cheng Li juga.

Cheng Li mengaku nggak akan tahan kalo dia punya pacar seperti itu. Dan lagi dia terlalu tua untuknya.

Xun Xun memberitahu kalo ada banyak pria yang mengejar temannya. Lagi pula Cheng Li bukanlah tipe orang yang temannya suka.

Cheng Li lalu menanyakan pendapat Xun Xun tipe seperti apa dia?

Xun Xun nggak mau mengatakannya tapi Cheng Li memaksa. Ia menjanjikan kartu bebas kematian sebagai gantinya.

Xun Xun menatap Cheng Li lama. Tapi saat Cheng Li menatapnya, ia buru-buru memalingkan wajah.

Menurutnya Cheng Li punya wajah yang tampan. Ia adalah pemuda yang memiliki masa depan cerah.

Cheng Li mengangguk setuju.

Xun Xun melanjutkan kalo dari dalam Cheng Li adalah pria yang dingin dan acuh nggak acuh.

Cheng Li menegur Xun Xun yang jadi kelewatan karena ia sudah terlalu lembut padanya. Dikiranya mereka teman?

Xun Xun keluar dari lift sambil mengingatkan kartu bebas kematian yang Cheng Li janjikan tadi.


Xun Xun menemui Zhou Quan yang sedang bersama dengan pria muda. Melihat Xun Xun yang sudah datang, pria itu langsung pergi.

Xun Xun bertanya apa pria tadi sudah dewasa? Zhou Quan memberi tahu kalo dia sudah tamat kuliah.

Xun Xun memohon agar Zhou Quan menolongnya yang jomblo.

Zhou Quan menanyakan apa Xun Xun berhasil mendapatkan Yiwang?

Xun Xun langsung terdiam. Ternyata Yiwang sudah bilang.

Zhou Quan menyesalkan Xun Xun yang seperti nggak menganggapnya teman. Padahal hal itu bisa diselesaikan hanya lewat telpon dan Xun Xun nggak perlu pergi dan ketemu secara kebetulan.

Xun Xun menjelaskan kalo awalnya dia benar-benar nggak tahu kalo Eric adalah Yiwang. Pun kalo dia tahu kenapa dia nggak berterus terang? Ia memberitahu kalo ia hampir dilecehkan.

Zhou Quan menjadi khawatir dan meminta Xun Xun untuk memberitahunya.

Xun Xun nggak ingin membahasnya. Ia memberitahukan apa yang Cheng Li katakan kalo jaringan koneksi adalah sebagian dari kemampuan pekerjaan. Karena itulah Cheng Li menyuruhnya untuk mencari orang terdekat. Awalnya ia ingin menelpon Zhou Quan tapi ia mengatakannya.

Setelah bercerai Zhou Quan selalu menjaganya, menemaninya, memberinya tempat tinggal bahkan juga mencairkannya pekerjaan. Zhou Quan adalah sandarannya.

Ia merasa kalo ia nggak bisa terus begitu. Ia sudah 29 tahun dan ia juga seorang ibu. Ia juga adalah sandaran bagi anaknya. Karena itulah ia nggak bisa selalu mengharapkan Zhou Quan.

Zhou Quan mengerti. Tapi Xun Xun juga nggak perlu sampai sejauh itu. Xun Xun beruntung bisa bertemu dengan Yiwang. Tapi di dunia kerja ia nggak bisa selalu mengandalkan keberuntungannya.

Xun Xun menceritakan tentang kebahagiaannya masuk dunia kerja ia lalu menunjukkan kartu namanya dan menyombongkan kalo sekarang dia adalah seorang asisten manajer.

Zhou Quan mengangguk mengiyakan dan menyatakan kalo kartu nama pertama Xun Xun adalah miliknya. Ia lalu menyimpannya ke dalam tas.

Xun Xun mengaku kalo dia nggak sedang berpura-pura tegar. Zhou Quan tersenyum dan memanggil Xun Xun banteng kecil.

Dan ternyata Xun Xun belum memberitahukan tentang perceraiannya pada ibunya. Xun Xun mengaku belum menemukan waktu yang tepat.

Ia mengancam akan memutuskan hubungan dengan Zhou Quan kalo dia memanggilnya banteng kecil lagi.

Zhou Quan nggak mau mendengarkan dan kembali memanggilnya banteng kecil.



Cheng Li mengadakan rapat dengan Yiwang dan Eric. Manajer Lin telah menyampaikan presentasinya. Cheng Li mengaku sangat puas dengan proposal mereka. Ia meminta Cheng Li untuk memberikan sumber pendanaan juga. Ia akan melaporkannya pada perusahaan pusat dan hasilnya akan keluar dalam minggu ini.

Cheng Li berterima kasih dan menunggu kabar baiknya.

Xun Xun memanggil Peter dan memintanya untuk berteman di Wechat karena ke depannya mungkin mereka akan saling menghubungi untuk urusan pekerjaan.

Peter mengiyakan dan menyodorkan ponselnya. Xun Xun menyebutkan namanya selaku asisten direktur.

Xun Xun mengirim pesan pada Peter saat ia sampai di luar. Ia memberitahu Peter kalo saat itu nggak ada rekaman suara apapun. Ia harap ke depannya Peter bisa hidup lebih baik lagi. Jangan sampai jatuh ke lubang yang sama.

Peter hanya tersenyum dan lanjut jalan lagi.


Sampai di dalam lift, Yiwang bertanya apa Peter pernah bertemu dengan Xun Xun Sebelumnya?

Peter mengiyakan dan memberitahu saat itu di restoran bawah. Xun Xun datang untuk mencari tahu siapa Eric.

Yiwang tersenyum mendengarnya.

Peter merasa heran kenapa mereka nggak datang langsung untuk mengajukan proposal?

Yiwang menjawab kalo ia hanya ingin melihat langsung perusahaan Cheng Li dan orangnya yang dikabarkan memiliki banyak rumor.

Peter memberitahu kalo skala perusahaannya juga ternyata nggak terlalu besar. Yiwang membenarkan. Ia melihat kalo anak laki-laki Minyu memang bukan orang biasa. Menurutnya Cheng Li beda sama anak orang kaya lainnya. Menarik.



Cheng Li meninggalkan ruangannya bersama Wang dan menyapa karyawannya yang lain. Ia akan mentraktir mereka.

Xun Xun mengingatkan kalo hasilnya belum keluar tapi kenapa Cheng Li sudah sangat senang?

Wang memberitahu kalo tingkat keberhasilannya sudah 80%. Tapi bagi Cheng Li, nggak peduli mau berhasil apa enggak yang terpenting semua orang sudah bekerja keras. Sudah seharusnya ia mentraktir mereka.

Tiba-tiba Cheng Li menepuk kepala Xun Xun sambil menyindir kalo kayaknya ada yang pekerjaannya sudah aman.

Xun Xun tersenyum. Ia malah merasa kalo kemungkinannya nggak ada 80%.

Cheng Li tersenyum. Ia sesumbar perusahaan pihak pertama mana yang nggak tertarik setelah melihat pengajuan proposal Xun Xun?

Xun Xun menanyakan gimana dengan 20% sisanya?

Semua orang lalu melihat je arah manajer Lin yang sedang menaiki tangga.




Cheng Li dan karyawannya ada di tempat karaoke. Semua orang nampak semangat mau nyanyi. Tapi Cheng Li marah merasa gelisah. Xun Xun nggak ada.

Xun Xun sendiri sedang diganggu sama dua orang pria. Mereka berniat melecehkan Xun Xun. Xun Xun sudah berusaha untuk menghindar dan mendorong mereka tapi mereka sama-sekali nggak mau pergi.

Secara nggak terduga Cheng Li datang. Dia menyuruh Xun Xun untuk menjauh dan ia memukuli salah satunya. Xun Xun terdiam melihat kemarahan Cheng Li. Dia memukulinya tanpa ampun.

Teman dari pria itu berusaha untuk menarik Cheng Li tapi Cheng Li juga jadi memukulinya.

Dan setelah keduanya jatuh, Cheng Li menghampiri Xun Xun dan menariknya pergi dari sana.



Keduanya sampai di mobil. Cheng Li mengaku tangannya terasa kaku karena sudah lama nggak latihan.

Xun Xun tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

Cheng Li memintanya untuk nggak salah paham. Ia akan tetap menolong meski tadi bukan Xun Xun.

Xun Xun lalu mengambil kotak P3K dari dalam tasnya. Cheng Li nggak nyangka kalo Xun Xun membawa itu.

Xun Xun memberitahu kalo sejak ia menjadi asistennya Cheng Li, ia nggak berani membawa tas kecil. Takutnya Cheng Li akan membutuhkan sesuatu makanya ia membawanya kemana-mana.

Xun Xun membersihkan luka Cheng Li menggunakan alkohol sambil menipunya lalu menempelkan plester.

Cheng Li menatap Xun Xun dalam seperti terhanyut karena nggak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu sebelumnya.

Xun Xun juga melakukan hal yang sama. Sesaat kemudian dia sadar. Ia merasa seperti kembali ke usia 18.

Cheng Li merasa kalo Xun Xun mikirnya kejauhan, bibi. Ia mengingatkan kalo mereka beda generasi.

Xun Xun juga merasa kalo Cheng Li berlebihan. Siapa juga yang bibinya. Paling enggak panggil Kakak, gih.

Cheng Li memalingkan wajahnya dan tersenyum. Dih, dih manisnya.




Menu sarapan Cheng Li sekarang jadi lebih beragam dan setiap hari beda-beda.

Ia nampak sangat menikmati sarapannya sementara Xun Xun menikmati melihat Cheng Li makan.

Sama seperti hari yang lain, Xun Xun juga menyetir untuk Cheng Li ke kantor.



Wang sedang bersama dengan karyawan wanita. Karyawan wanita itu merasa kalo belakangan Wang jadi punya banyak waktu. Wang membenarkan. Itu karena Xun Xun banyak meringankan pekerjaannya. Karyawan wanita itu meyakinkan kalo Xun Xun bisa mengurus bis mereka dengan baik.

Michael tiba-tiba datang dan membantahnya. Kalo dia nggak suka sama Xun Xun. Rubah.

Xun Xun tiba-tiba bangkit dan mengatakan kalo mereka berhasil mendapatkan kerjasamanya.

Semua orang senang mendengarnya.

Xun Xun menanyakan keberadaan bos pada karyawan wanita.


Ternyata Cheng Li sedang makan siang dengan Zhou Quan. Dia sudah tahu kalo Zhou Quan adalah seorang pengacara yang handal.

Zhou Quan menolak saat Cheng Li mengajaknya bersulang. Dia menanyakan sejak kapan Cheng Li mengenalnya?

Cheng Li menjawab dulu di sebuah forum bisnis dan Zhou Quan sebagai pembicara.

Zhou Quan menyimpulkan kalo saat di rumah sakit Cheng Li sudah tahu kalo itu Dia?

Cheng Li mengatakan kalo saat itu dia belum pasti. Dia baru tahu setelah mencari tahu. Itu adalah kebiasaan kerjanya.

Zhou Quan menanyakan apa Cheng Li juga mengetahui hubungannya dengan Yiwang?

Cheng Li tahu kalo mereka sudah berteman selama 10 tahun. Dan Zhou Quan masih menjadi penasehat hukum perusahaan mereka. Ia juga tahu kalo dia menjadi mediasi.

Zhou Quan merasa kalo lingkungan itu sangat kecil sehingga Cheng Li bisa tahu dengan mudah. Ia menilai kalo Cheng Li sudah memikirkannya dan menyuruh Xun Xun untuk melewatinya berhubungan dengan Yiwang.



Cheng Li mengakui kalo Xun Xun adalah sebuah bidak catur yang berisiko. Dia juga nggak nyangka kalo itu akan berhasil.

Zhou Quan memuji Cheng Li yang sudah memanfaatkannya dengan baik. Pantas Cheng Li mengingatkan Xun Xun untuk memanfaatkan koneksinya.

Cheng Li secara resmi mengucapkan terima kasih pada Zhou Quan.

Zhou Quan tersenyum. Cheng Li nggak perlu berterima kasih padanya. Ia yang harusnya berterima kasih karena Cheng Li sudah memanfaatkan Xun Xun. Ia berpesan agar Cheng Li menggunakannya dengan baik dan bersikap baik pada Xun Xun. Ia yakin Xun Xun nggak akan mengecewakannya.

Cheng Li menenangkan.

Zhou Quan menyudahi. Ia mengingatkan kalo kontrak penasehat hukum mereka berakhir dalam setengah tahun lagi. Ia meminta Cheng Li untuk mengakhirinya dan menandatangani 3 dengannya.

Cheng Li tersenyum.  Ia memberitahu kalo ia masih bergabung dengan perusahaan ibunya sehingga nggak bisa membuat keputusan.

Ia sendiri akan menyediakan kontrak selama 5 tahun perusahaannya setelah setengah tahun berakhir. Dan ia akan memperkenalkan tim Zhou Quan ke perusahaan utama. Dan saat itu Zhou Quan bisa bicara langsung dengan ibunya.

Zhou Quan menyetujuinya. Ia lalu bangkit. Ia nggak ikut makan karena berhadapan dengan Cheng Li membuatnya nggak nafsu makan. Ia lalu pamit.

Cheng Li tersenyum setelahnya.

Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊