All content from iQiyi
Lin Lu menyuruh Lian Sen untuk masak. Semua bahan sudah siap. Pertama-tama ia menyuruh untuk menyalakan kompor. Mengupas bawang putih. Lian Sen mengupasnya pakai tangan.
Ah, kelamaan. Lin Lu memukul bawang putih pakai pisau. Selesai. Selanjutnya memotobg bawang merah. Bawangnya besar dan membuat mata Lian Sen nangis.
Lin Lu menenangkan kalo cuman belajar jadi jangan nangis. Lian Sen langsung menatap Lin Lu. Lin Lu tersenyum. Ia lalu menanyakan apa wajannya sudah kering?
Lian Sen malah menyentuh wajahnya. Lin Lu marah. Siapa yang nyuruh nyentuh wajannya? Dasar b*doh! Ia lalu menyuruh Lian Sen untuk menuangkan minyak. Masukin bawang, masukin dagingnya, ini dan itu.
Ia merasa kalo Lian Sen harus banyak belajar. Dan nanti ia akan mengajari Lian Sen cara membersihkan rumah. Dan sepertinya ia juga akan membebankan biaya, 90.000 Y pertahun.
Lian Sen menenangkan. Dia sabar, kok. Dia mau belajar dari Lin Lu seumur hidup. Lin Lu yang lagi minum jus sampai tersedak dengar gombalan Lian Sen.
Selanjutnya Lian Sen menyapu ruangan sementara Lin Lu enak-enakan makan keripik sambil mengawasinya.
Lin Lu lihat Lian Sen melakukannya dengan baik. Tiba-tiba Lin Lu nggak sengaja menumpahkan keripiknya. Lian Sen langsung menatapnya tajam.
Lin Lu tersenyum dan mengaku nggak sengaja. Lian Sen meletakkan sapunya dan mendekati Lin Lu.
Lin Lu panik, Lian Sen mau ngapain? Kalo nggak mau nyapu nggak masalah. Lian Sen mengangkat tubuh Lin Lu dan mengguncang-guncangkannya sampai keripiknya jatuh semua.
Ia lalu mengembalikan Lin Lu ke sofa dan membersihkan keripik yang berserakan di lantai. B*doh!
Lin Lu berdiri di atas sofa. Dia nggak terima. Siapa yang b*doh? Dia kan lagi ngajarin Lian Sen caranya bersih-bersih. Lian Sen aja yang b*doh.
Lian Sen meletakkan sapunya dan kembali mendekati Lin Lu. Lin Lu panik. Lian Sen mau ngapain? Dia sampai terduduk. Lian Sen menatapnya tajam sambil senyum.
Lin Lu tahu-tahu pindah ke belakang dan melompat ke punggung Lian Sen. Ia memberitahu kalo perangkapnya Lian Sen sudah kadaluarsa.
Lian Sen berdiri dan menggendong Lin Lu. Dia akan menidurkannya. Lin Lu nggak mau dan minta diturunkan. Lian Sen melepaskan Lin Lu. Lin Lu mengatakan kalo Lian Sen c*bul lalu lari ke kamar.
Lian Sen bingung dengan ucapan Lin Lu tadi. Dia kan hanya ingin menidurkan Lin Lu. Apa yang salah?
Lin Lu duduk di tempat tidurnya dan merasa sangat bahagia. Dia bertanya-tanya apa Lian Sen ingin menikahinya?
Di satu sisi ia ingin langsung menerima Lian Sen. Tapi di sisi lain ia nggak ingin buru-buru biar nggak terkesan gampangan.
Lin Lu lalu mengambil kertas dan menulis surat untuk Lian Sen.
Yang terhormat, Tuan Shi Lian Sen
Pekerjaan rumahmu telah berhasil menarik perhatianku. Melihat ketulusanmu, maka aku putuskan untuk menerimamu.
Lin Lu berubah pikiran. Menurutnya kalo ia memberikannya maka itu terlalu mudah. Ia harus jual mahal.
Lin Lu meremas kertas itu lalu membuangnya. Ia lalu menghayal memakai gaun hitam dan memegang kipas menghampiri Lian Sen yang sedang baca majalah di ruang tamu.
Lin Lu mendekati Lian Sen dan menggodanya. Ia lalu membuang kipasnya dan membuka baju Lian Sen dan tampaklah celemek Lian Sen yang tulisannya Superman.
Lin Lu membuang kacamatanya dan lebih mendekat lagi. Lian Sen ketakutan karena Lin Lu tampak sangat sensual. Ia mendekat dan mau mencium Lian Sen.
Lian Sen mengetuk pintu Lin Lu dan membuatnya tersadar. Lian Sen meminta Lin Lu untuk membuka pintu karena ada yang mau dia jelaskan.
Lin Lu meminta Lian Sen untuk nunggu bentar. Ia lalu mulai bicara sendiri untuk nggak membuka pintu. Siapa tahu nanti Lian Sen akan berubah jadi binatang buas?
Dan setelah perdebatan panjang ia pun membuka pintu. Lian Sen mengeluhkan kenapa lama? Apa Lin Lu baik-baik saja? Lin Lu mengaku nggak papa. Ia lalu menutup pintu.
Lian Sen menahan pintunya. Dia kan belum selesai ngomong. Lin Lu melarang Lian Sen untuk mengatakannya karena dia sudah tahu. Ia melarang Lian Sen untuk melakukannya sekarang.
Lian Sen malah tertawa. Padahal dia hanya ingin menyuruh Lin Lu untuk naik ke atas dan istirahat dengan baik.
Lin Lu merasa malu karena sudah salah. Ia mau tidur dulu. Lian Sen tahu-tahu menariknya dan memeluknya. Ia membelai rambut Lin Lu dan menanyakan ada apa dengan kepala kecilnya? Apa yang ia pikirkan seharian ini?
Lin Lu tersenyum. Yang pasti dia nggak mikirin Lian Sen. Lian Sen mengangkat wajah Lin Lu agar menatapnya. Ia menenangkan dan memberitahu kalo ia nggak akan memaksa Lin Lu untuk melakkan yang nggak ingin dia lakukan.
Lin Lu tersenyum. Dia jinjit dan memejamkan matanya. Lian Sen mengangkat tubuh Lin Lu dan menggendongnya.
Ia mendekatkan wajahnya dan menggosokkan hidungnya ke hidung Lin Lu. Mereka lalu berciuman.
Eh, nggak jadi, ding. Ponselnya Lian Sen bunyi. Hadeuh, ganggu aja. Lian Sen mengambil ponselnya di saku dan mematikannya.
Lanjut. Suasana kembali intim. Mereka kembali mau ciuman. Tapi, ...lah, giliran ponselnya Lin Lu bunyi. Keduanya kayak kesal digangguin mulu. Mau ciuman aja susah amat.
Lian Sen menurunkan Lin Lu dan menyuruhnya untuk istirahat. Ia mencium kening Lin Lu dan mengucapkan selamat malam.
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊