Sinopsis Time Teaches Me to Love Episode 17 Part 2

Anysti
0


All content from iQiyi


Ringkas drama sebelumnya 


Sekretaris Alan mengantar Lian Sen ke ruangan Alan. Mereka saling menyapa dan bersalaman. Alan sama sekali nggak nyangka kalo Lian Sen masih sangat muda. Ia lalu mempersilakan Lian Sen untuk duduk.

Sekretaris Alan memberikan kontrak pada Lian Sen dan Alan. Alan meminta Lian Sen untuk melihat kontrak itu. Apa semua baik-baik saja?

Lian Sen membukanya dan membacanya sekikas. Ia merasa kaki nggak ada masalah. Ia sangat menantikan bisa bekerjasama dengan Alan. Alan juga merasa begitu. Mereka bangkit dan bersalaman penuh keyakinan.


Lin Lu merasa nggak tenang di rumah. Ponselnya bunyi. Ia senang karena mengira kalo itu pesan dari Lian Sen. Lah, tahunya enggak. Spam. Ia mau mengirim pesan duluan tapi ragu.


Zichen dan Fang sedang bersiap-siap untuk camping. Fang turun dan melihat Zichen yang sedang menata barang di belakang.

Zichen berhenti dan menatap Fang. Fang menanyakan apa yang Zichen lihat? Sambik senyum Zichen mengaku sedang lihat Fang. Fang menanyakan dia masih cantik, kan? Dan lagi itu bukan pertemuan pertama mereka. Zichen tetap merasa kalo Fang cantik.

Fang menyuruh Zichen untuk bergegas. Dia nggak lihat kalo Zichen bisa bela diri. Dengan satu pukulan saja langsung jatuh.

Zichen meraih tangan Fang dan mengingatkan kalo dia baru saja balik dari luar negeri. Selama ini dia lelah banget sama Lin Lu. Dia merasa dipukul sampai mati. Apa Fang nggak khawatir sama dia?

Fang cuman senyum aja. Tergantung moodnya. Ia lalu memeriksa barang-barang. Zichen menanyakan kapan moodnya Fang bagus?




Fang menegur Zichen yang membawa banyak barang. Kan sebelumnya dia sudah melarang bawa banyak-banyak. Bagasinya penuh kan? Gimana nanti kalo Xiaolu datang? Zichen kaget bakal ada Xiaolu juga. Zichen buru-buru memasukkan semua barangnya dan ngajak Fang untuk segera berangkat. Dia yakin kalo Lin Lu nggak akan datang.

Lin Lu tiba-tiba datang sambil bawa koper. Dia meminta maaf karena datang terlambat. Ia melihat kalo ada banyak barang. Kalo dia tahu dia pasti nggak akan bawa banyak barang. Dia lalu mengatakan akan menyusul nanti saja.

Fang lalu menatap Zichen dan menyuruhnya untuk mengeluarkan kopernya dan menggantinya dengan koper Lin Lu. Zichen hanya memalingkan wajahnya. Lin Lu merasa nggak enak. Fang merangkulnya dan mengajaknya untuk masuk mobil. Mereka akan segera berangkat. Lin Lu nenunjukkan susshi yang ia buat untuk Fang.

Zichen nggak punya pilihan lain selain mengeluarkan kopernya dan memasukkan koper Lin Lu. Ia lalu menelpon Lian Sen dan memberitahu kalo istrinya sedang menggali dinding di rumahnya. Ia meminta Lian Sen untuk segera datang setelah turun dari pesawat. Kalo enggak, tanggung sendiri resikonya. Ih, kesal banget Zichen kayaknya. Ia mengucapkan selamat tinggal pada kencan tunggalnya.


Mereka sampai di tempat kemah. Fang berjalan bersama Lin Lu dan menyuruh Zichen untuk mengeluarkan barang-barang. Zichen sendiri cuman melongo. Gagal semua rencananya.

Dia lalu menelpon Maggie dan menanyakan apa Sen ge sudah turun dari pesawat? Ia meminta Maggie untuk menyampaikan ke Lian Sen agar datang menemuinya setelah turun dari pesawat. Ia akan mengirimkan alamat lokasinya pada Maggie.

Zichen menutup telponnya lalu mengeluarkan barang-barang.


Lian Sen dan Maggie sudah turun dari pesawat. Maggie menyampaikan kalo Zichen menelpon dan memintanya datang. Ia akan mengirimkanokasinya ke Wechat Lian Sen dan dia bisamelihatnya. Dan lagi ada banyak wartawan yang datang.

Wartawan langsung berdatangan saat melihat Lian Sen keluar dari bandara. Maggie meminta maaf dan memberitahu kalo mereka ada keperluan pribadi jadi nggak menerima wawancara.

Salah seorang wartawan wanita menyampaikan kalo Liang zong terang-terangan mengatakan mencintai pacarnya dan menanyakan pendapat Lian Sen. Sementara itu wartawan lain menanyakan apakah benar pacar Lian Sen mengayuh dua perahu?

Dengan tenang Lian Sen menjawab kalo memang itu bisa menunjukkan rasa cinta, ia sangat senang karena visinya unik, baik dan luar biasa. Ia lalu meminta para wartawan untuk meningkatkan level bahasa mereka dan memahami apa yang disebut dengan rumor. Ia meminta mereka untuk nggak membuang waktunya.

Lian Sen melewati barisan para wartawan lalu masuk ke dalam mobil. Para wartawan itu masih mengajukan pertanyaan tapi ia sama sekali nggak mau menanggapi. Wajahnya nampak marah.


Fang dan Lin Lu asik mengobrol sementara Zichen sibuk memasang tenda. Fang menceritakan masa kecil Lian Sen pada Lin Lu. Lian Sen dekat dengan seorang guru wanita yang cantik. Mereka bersama tiap hari. Bahkan saat mau ke toilet atau makan. Guru itu selalu ingin menemani Lian Sen.

Lin Lu tersenyum mendengarnya. Ia merasa kalo Lian Sen punya waktu yang sulit. Ia lalu meminta Fang untuk menceritakan kisah lain. Fang melanjutkan kalo dulu Lian Sen sangat kolot dan kekanakan.

Lin Lu membenarkan. Ia merasa kalo seperti ada racun di mulut Lian Sen. Fang menambahkan kalo masih ada untungnya. Lian Sen sangat pendek dulu.

Zichen yang sudah selesai memasang tenda memanggil Fang dan menanyakan apa Fang ingun makan malam dengannya? Atau memerlukan sesuatu?

Fang malah memarahi Zichen. Nggak lihat kalo dia lagi ngobrol sama Lin Lu? Cepat beli camilan sono! Hadeuh, Zichen sebel banget sama Lin Lu. Dia lalu bangkit dan pergi dari sana.


Lian Sen datang. Zichen langsung menyambutnya dengan gembira. Lega banget akhirnya Lian Sen datang juga. Dari tadi dia terus mikirin Lian Sen terus. Zichen mulai bersajak nggak jelas.

Sstt!!! Lian Sen menyuruhnya diam. Ia menanyakan dimana Lin Lu? Zichen mengangkat tangannya dan menunjuk Lin Lu berada. Ia memberitahu kalo istrinya Lian Sen sudah membuatnya g*la.


Lian Sen malas mendengarkan ocehan Zichen dan langsung menghampiri Lin Lu.

Lin Lu bangkit setelah melihat Lian Sen. Ia menyapanya dan melihat penampilan Lian Sen,...kenapa seperti itu? Lian Sen memberitahu kalo dia baru turun dari pesawat dan ingin segera bertemu dengan Lin Lu. Lin Lu tersenyum malu sekaligus senang.



Zichen menarik Lian Sen dan membawanya pergi. Ia memberitahu kalo ia akan menyatakan cintanya pada Fang dan meminta Lian Sen untuk membantunya menyiapkannya. Ia akan melakukannya di tempat terbuka di bukit. Dan berhasil atau enggak, semuanya tergantung pada Lian Sen dan Lin Lu.

Lian Sen agak kesal. Jadi Zichen menyuruhnya datang cuman buat itu? Zichen memgatakan kalo itu sangat penting. Ia mengancam akan datang ke rumah Lian Sen nanti malam dan menangis kalo sampai pengakuannya gagal. Lian Sen menatap Lin Lu dan Fang yang sedang mengobrol lalu mengangguk setuju.

Mereka berdua kembali pada Lin Lu dan Fang. Zichen memberitahu Lin Lu kalo Sen ge ingin membawa Lin Lu ke bukit karena disana pemandangannya sangat indah. Lin Lu mengangguk. Lian Sen mengulurkan tangannya dan membantu Lin Lu untuk bangun.

Mereka berdua lalu pergi. Fang bangkit mau ikut juga tapi Zichen melarangnya. Mereka sedang reuni sebaiknya jangan diganggu. Ia lalu mengajak Fang untuk memasak bersama.


Lian Sen berjalan sambil merangkul Lin Lu. Lin Lu menanyakan perjalanan bisnis Lian Sen. Lian Sen memberitahu kalo semuanya lancar. Ia berhenti melangkah dan menatap Lin Lu. Apa Lin Lu sudah  mengajukan lamarannya?

Lin Lu mengiyakan dan berterima kasih pada Lian Sen. Lian Sen mengiyakan sambil terus menatap Lin Lu. Lin Lu merasa nggak nyaman dan bertanya kenapa Lian Sen terus menatapnya?


Sambil senyum Lian Sen mengatakan kalo nggak ada alasan. Mereka saling mendekat. Lin Lu memejamkan matanya dan menengadahkan wajahnya. Ia bahkan sampai jinjit segala.

Lian Sen mengulurkan tangannya dan mengambil selembar daun yang menempel di rambut Lin Lu. Ia lalu mengibaskannya di depan wajah Lin Lu.

Lin Lu membuka matanya dan jadi malu banget. Ia mengalihkan dengan menanyakan kenapa Lian Sen mengajaknya kesana? Apa ada yang ingin ia sampaikan?


Lian Sen memberitahu kalo Zichen berencana menyatakan cintanya pada Fang disana. Lin Lu baru menyadari kalo benar saja hari ini Zichen terus menatapnya ternyata ia menjadi lampu tegangan tinggi untuk Zichen. Ia menanyakan pendapat Lian Sen, apa pengakuannya akan berhasil?

Lian Sen membelai rambut Lin Lu dan memberitahu kalo itu tergantung bagaimana mereka mengaturnya. Lin Lu mengangguk.


Fang berjalan seorang diri karena semua orang meninggalkannya. Ia lalu melihat ada banyak balon dan mendekat. Ternyata Zichen sudah menunggunya diantara banyak balon dan bunga.

Fang menanyakan apa yang Zichen lakukan? Zichen menunjukkan beberapa huruf yang terangkai menjadi kalimat I Love FQ. Ia lalu menarik Fang ke dalam lingkaran bunga yang membentuk hati lalu berlutut sambil mempersembahkan seikat bunga.

Ia menyatakan kalo ia sangat mencintai Fang. Dia nggak tahu bahasa apa yang harus ia gunakan untuk mengekspresikan cintanya pada Fang. Fang menerima bunga dari Zichen.




Zichen melanjutkan kalo dia nggak punya banyak ucapan manis buat Fang tapi ia janji akan menghabiskan seluruh hidupnya untuk mencintai, melindungi dan menjaga Fang.

Ia akan belajar nemasak untuk memberi Fang makanan yang enak tiap hari. Ia juga akan menganggap pekerjaan rumah sebagai hobi ia akan mencuci pakaian Fang, membersihkan lantai, ia akan bekerja dan menjemput Fang pulang kerja meski hujan badai.

Fang tersenyum. Zichen mau melanjutkan kalimatnya tapi lupa. Ia lalu melihat telapak tangannya.

Lah, ternyata dia nyontek? Fang jadi marah. Menurutnya Zichen tadi nggak sedang menyatakan cinta. Dia adalah koki, pengasuh anak dan sopir. Ia menjatuhkan bunga Zichen dan mau pergi saja. Zichen menarik tangan Fang dan menahannya.




Lin Lu dan Lian Sen juga melihat mereka. Lin Lu mau menghampiri mereka tapi ditahan sama Lian Sen. Ia meminta Lin Lu untuk nggak ikut campur. Biar mereka selesaikan sendiri. Lin Lu harus percaya pada Zichen. Lin Lu mengangguk.

Zichen frustasi dan memeluk kaki Fang. Sebenarnya dia ingin menyiapkannya dengan baik. Fang bingung. Kenapa Zichen malah nangis? Dia mengaku kalo cuman menggoda Zichen saja. Lagian siapa yang suruh Zichen mengaku seperti itu? Dia bahkan nggak punya persiapan untuk pengakuan itu. Dia nggak make up.

Zichen menatap Fang dan menanyakan apa Fang menerimanya? Fang tersenyum zichen langsung bangkit dan memeluk Fang sambil berputar-putar. Fang marah dan minta diturunkan. Zichen menolak. Dia nggak mau melepaskan Fang lagi.

Lian Sen dan Lin Lu tersenyum menatap keduanya.


Lin Lu dan Lian Sen membakar sate. Setelah matang ia memberikannya pada Fang dan Zichen. Zichen memberitahu Fang kalo malam ini bulannya sangat indah dan mengajak Fang untuk pergi kesana. Fang mengangguk lalu mereka pun pergi.

Lin Lu mengaku ingin ikut. Zichen marah dan memberitahu Lian Sen untuk melarang Lin Lu mengikutinya. Seharian dia jadi bola lampu dan membuatnya lelah.


Lian Sen tersenyum dan melarang Lin Lu ikut. Lin Lu menatap Lian Sen dan mengaku ingin pergi juga. Lian Sen mengalihkan dan menyuruh Lin Lu untuk melihat jagungnya. Lah, jagungnya gosong.

Lin Lu panik dan langsung mengambil jagungnya. Lian Sen panik karena Lin Lu memegang jagungnya langsung. Ia meraih tangan Lin Lu dan menjatuhkan jagung itu. Apa Lin Lu b*doh? Apa dia iron man? Lin Lu malah bertanya apa itu iron man?

Lian Sen memeriksa tangan Lin Lu dan lega nggak ada luka bakar. Lin Lu menarik tangannya kembali dan menenangkan kalo ia kuat.


Lian Sen mengambil jagungnya dan menyuruh Lin Lu untuk memakannya. Lin Lu menolak dan meminta Lian Sen untuk memakannya sendiri. Seharian Lian Sen berada di pesawat, ia yakin Lian Sen nggak makan di pesawat karena ia sangat pemilih makanan. Lin Lu mengaku nggak lapar.

Lian Sen memaksa agar Lin Lu memakannya. Lin Lu mengambilnya dan memakannya. Enak. Ia lalu memberikannya pada Lian Sen dan memintanya untuk makan juga. Lian Sen menurut dan memakannya. Mereka lalu saling senyum.


Keduanya sudah selesai memasak dan mengobrol sambil bersandar di pohon. Lin Lu menunjuk sebuah rasi bintang beruang duduk. Yang seperti sendok adalah biduk dan saat sudut sendok berubah di 4 musim yang berbeda. Tenggara dan barat laut melambangkan musim semi, panas, gugur dan musim dingin. Benar?

Lian Sen nggak bilang apa-apa. Lin Lu merasa sangat yakin karena ayahnya yang mengajarinya. Ia sama sekali nggak pernah melupakannya.

Lian Sen tersenyum, setelah mengatakan kartu tarot apa Lin Lu ingin mengatakan yang lainnya? Lin Lu menyinggung tentang apa yang Liang katakan saat konferensi pers.

Lian Sen nggak mau mendengarnya. Ia mengalihkan dan menanyakan kenapa Lin Lu ingin belajar seni kecantikan internasional?



Lin Lu tersenyum. Ia menanyakan bukankah ia nampak sangat biasa? Tapi bagi ayahnya, ia adalah seorang peri. Hal itu membuat Lin Lu jadi salah paham. Saat kecil dia sangat nakal. Saat TK ia mencuri kosmetik ibunya dan merias wajahnya ke sekolah.

Anak-anak lain ketakutan dan menangis. Ibunya dan guru lalu memberinya makanan. Tapi ayahnya nggak hanya membelanya dari ibunya. Ayah masih menganggapnya lebih cantik dari sang putri. Ayah menyuruh ibu untuk membelikannya satu set kosmetik.

Ayah menghabiskan satu bulan gajinya untuk membelikannya kosmetik dari Huanzhen. Sejak saat itu ia memutuskan kalo saat dewasa nanti ia akan menjadi artis kecantikan internasional dan membuat Cinderella bisa bersinar seperti putri.

Lian Sen tersenyum. Ia yakin kalo Lin Lu pasti bisa melakukannya. Dan lagi Lin Lu adalah Cinderella.

Lin Lu menghela nafas. Ia melihat pengakuan Zichen tadi terlihat jelas kalo Zichen sangat mencintai Fang. Lian Sen memberitahu kalo itu sudah 10 tahun.

Lin Lu senang melihat hubungan baik antara Lian Sen, Zichen dan Fang yang masih baik padahal sudah tumbuh bersama sejak kecil. Nggak seperti dirinya.


Tiba-tiba Lin Lu merasa kedinginan. Lian Sen menyadarinya lalu mengambil jasnya dan memakaikannya pada Lin Lu.

Lian Sen menyuruh Lin Lu untuk masuk tenda dan tidur. Lin Lu bertanya gimana dengan Lian Sen? Lian Sen memberitahu kalo dia akan tidur disana. Lin Lu menyatakan kalo dia nggak akan masuk kalo Lian Sen nggak masuk. Oops!!!

Ringkas drama selanjutnya 

Bersambung...

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)