All content from iQiyi
Lin Lu mengangkat telpon Cindy dan Lian Sen mengangkat telpon dari Zichen.
Keduanya mengabarkan tentang hubungan kontrak keduanya yang sekarang jadi viral banget.
Baik Lin Lu dan Lian Sen sama sekali nggak tahu yang sedang terjadi. Zichen mengucapkan selamat karena Lian Sen ada di daftar pencarian populer.
Lian Sen menutup telponnya dan segera mencari tahu apa yang terjadi. Lin Lu juga langsung membuka ponselnya. Dia nggak nyangka kalo akan seperti itu.
Lian Sen kembali mengetuk pintu Lin Lu. Lin Lu membukakan dan memberitahu kalo masalah kontrak sudah menyebar ke internet.
Lian Sen membenarkan. Barusan Zichen juga menelponnya dan menanyakan tentang hal itu.
Lin Lu langsung murung. Lian Sen membelai rambutnya dan menenangkan kalo dia ada disana. Lin Lu penasaran gimana media bisa tahu? Apa itu akan mempengaruhi Lian Sen? Huanzhen? Ibunya? Kalo ibunya tahu... .
Lian Sen merangkul Lin Lu dan memintanya untuk tenang dan percaya padanya. Ia akan menanganinya dengan baik.
Lin Lu menatap Lian Sen dan tersenyum. Dia percaya. Lian Sen lalu menyuruhnya untuk istirahat. Dan setelah semangat Lin Lu kembali, maka mereka akan membahasnya lagi. Lin Lu mengiyakan.
Ponsel Lian Sen bunyi. Ia hanya melihatnya dan nggak mengangkatnya. Lin Lu menanyakan dari siapa?
Lian Sen nggak memberitahu. Katanya itu nggak penting. Cuman hal sepele. Ia lalu pamit dan menyuruh Lin Lu untuk tidur.
Berita itu menyebar dengan sangat cepat. Ayah juga sudah mengetahuinya. Ia memarahi Lian Sen. Gara-gara ayah memberikan Huanzhen pada Lian Sen sekarang Huanzhen hampir hancur di tangannya.
Hubungan kontrak? Apa Lian Sen sudah nggak punya ot*k??? Ayah menyuruh Lian Sen untuk membuat pengumuman dan melimpahkan semua yanggung jawab pada Lin Lu selaku juru bicara dari Huanzhen.
Lian Sen nggak mau. Menurutnya itu nggak ada hubungannya dengan Lin Lu. Dia yang memaksa Lin Lu untuk menandatangani kontrak karena nggak mau menikah dengan Fang.
Ayah malah membentak Lian Sen agar nggak main-main. Dia tahu siapa Lian Sen. Kali ini Lian Sen benar-benar mengecewakannya. Ayah lalu duduk.
Lian Sen meminta maaf dan mengaku sangat mencintai Lin Lu. Dia juga ingin mrnjalin hubungan yang sebenarnya dengannya. Ia berencana segera mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan hubungan yang sebenarnya di antara mereka. Mungkin akan berdampak pada Huanzhen.
Ayah hanya menghela nafas. Ia mempersilakan Lian Sen untuk melakukannya selama ia bisa menyelamatkan Huanzhen. Ayah makin tua. Cepat atau lambat Huanzhen akan ia serahkan pada Lian Sen.
Lian Sen mengiyakan. Ia akan menanganinya dengan baik lalu pamit.
Lin Lu mondar-mandir nggak tenang di rumahnya. Dia nungguin Lian Sen yang nggak juga pulang. Ia lalu menelpon ibunya. Ibu sedang senam bersama teman-temannya dan minta Lin Lu nggak mengganggu kalo nggak penting.
Lin Lu bertanya apa ibu sudah melihat berita? Belakangan ada berita nggak benar tentang dirinya dan Lian Sen. Ia berpesan agar ibu nggak mempercayai berita itu.
Ibu mengaku sedang sibuk latihan dan nggak punya waktu untuk melihat berita. Ia lalu menutup telpon Lin Lu. Lin Lu sedikit lega. Masalah ibu beres.
Ia lalu masuk ke kamarnya dan membaca berita tentang dirinya di intenet. Ia merasa kalo semua nitizen berhak mendapatkan penghargaan untuk setiap kata-kata mereka. Ia kembali khawatir. Takut kalo masalah itu akan mempengaruhi Lian Sen.
Lian Sen ternyata langsung ke kantor. Ia mengambil ponselnya dan mau mengirim pesan ke Lin Lu. Eh, ternyata Lin Lu lagi ngetik. Ia lalu menulis agar Lin Lu nggak usah khawatir dan tidur lebih awal.
Hari sudah pagi tapi Lian Sen masih bekerja. Ia melihat saham Huanzhen yang makin turun.
Maggie masuk dan memberitahu kalo sejumlah pesanan dari departemen penjualan dibatalkan. Mereka meminta Lian Sen untuk mencari solusi untuk masalah itu.
Lin Sen menatap Maggie dan menanyakan masalah lainnya. Maggie memberitahu kalo sekarang perusahaan dikelilingi wartawan. Lian Sen menugaskan Maggie untuk mengerahkan penjaga agar mengevakuasi para wartawan. Dan segera mengidentifikasu sumber dari kontrak itu. Maggie mengiyakan lalu pergi.
Sementara itu Liang sedang senang di kantornya. Ia lalu menelpon Liu Dong dan menyombongkan tentang kehebatannya mengalahkan Huanzhen.
Apa sekarang dia sudah bisa menjadi ketua dewan? Apa ia masih perlu dipertanyakan? Sepertinya Liu Dong setuju. Liang berterima kasih lalu menutup telponnya.
Liang lalu menelpon ibu Lin Lu dan menanyakan kabarnya.
Lian Sen menenangkan diri dan berdiri di jendela melihat ke luar. Maggie masuk dan mengabarkan kalo kontrak itu terungkap karena postingan seseorang di internet. Postingan itu menyebar dengan cepat dan Maggie yakin kalo pasti ada seseorang dibelakangnya.
Lian Sen mengiyakan lalu memperbolehkan Maggie untuk pergi. Di depan pintu Maggie berpapasan dengan Lin Lu yang sedang menyamar. Pakai topi, kacamata hitam dan masker. Lin Lu meminta Maggie untuk diam.
Lin Lu masuk dan menutup pintu. Ia mengendap-endap mendekati Lian Sen yang lagi melamun. Lah, Lian Sen sampai kaget lihat Lin Lu.
Lin Lu duduk di pembatas dan menanyakan penampilannya. Lian Sen tersenyum. Gimana Lin Lu bisa datang?
Lin Lu melepas kacamata dan maskernya. Dia bosan di rumah terus jadi dia memutuskan untuk keluar.
Lian Sen mendekat. Ia melepas topi Lin Lu dan menata poninya. Lin Lu tersenyum dan menanyakan kenapa Lian Sen terus menatapnya? Ia menyobakkan rambutnya dan sesumbar apa gara-gara dia kelihatan cantik hari ini?
Lian Sen menggendong Lin Lu dan menurunkannya. Ia memeluknya dan minta agar dibiarkan memeluknya sebentar. Mereka saling menatap, saling senyum.
Lin Lu bertanya apa sudah cukup? Lin Lu mau melepaskan diri tapi Lian Sen kembali menangkapnya dan minta bentar lagi. Ah, romantis amat, ya???
Lin Lu menggenggam tangan Lian Sen dan janji akan datang lagi nanti. Dia bosen banget karena nggak punya teman di rumah.
Ia melepaskan pelukan Lian Sen dan menarik tangannya. Ia akan memberikan pijatan pada Lian Sen. Ia sesumbar kalo pijatannya luar biasa.
Lin Sen duduk di sofa. Lin Lu mulai dengan memijat pundaknya. Ia nampak merasa nyaman.
Tali sepatu Lin Lu lepas. Nggak tahu gimana tahu-tahu Lian Sen menarik kaki Lin Lu dan memutarnya sampai akhirnya Lin Lu ada di pangkuannya.
Lin Lu panik. Lian Sen mau ngapain? Lian Sen mengikat tali sepatu Lin Lu. Apa Lin Lu sangat b*doh? Kenapa membiarkan tali sepatunya lepas? Kalo jatuh nanti gimana?
Lin Lu tersenyum. Nggak papa. Dia kan jago gulat. Nanti dia akan menariknya.
Lian Sen tiba-tiba menarik wajah Lin Lu dan menciumnya. Lama banget. Ada kali 12 detikan.
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊