Sinopsis Time Teaches Me to Love Episode 18 Part 2

Anysti
0


All content from iQiyi


Ringkas drama sebelumnya


Lin Lu mengembalikan dompet itu pada Alan. Ternyata disana ada foto yang sangat berharga untuknya karena itu adalah satu-satunya foto yang ditinggalkan oleh istrinya.

Ia mengucapkan terima kasih pada Lin Lu dan sangat menghargainya.

Lin Lu yang nggak begitu paham mengangkat jempolnya dan bilang very good. Alan ikut mengangkat jempolnya dan tersenyum.


Lian Sen yang sedang menunggu Alan merasa cemas karena Alan belum juga datang.

Liang lewat bersama sekretarisnya dan mengaku nggak nyangka seorang presdir rela nunggu pagi-pagi gini.

Lian Sen santai dan senyum. Ia bangkit dan menghargai ketekunan Liang. Liang santai. Kontram nggak ditandatangani dalam satu hari. Ia juga ingin mengundang Alan dan mempersilakan Lian Sen untuk datang ke perusahaannya. Dan pada akhirnya siapa yang akan dipilih oleh Lu?

Lian Sen nggak tersulut. Lu adalah miliknya. Maggie membaca pesan di ponselnya lalu membisikkan sesuatu ke telinga Lian Sen. Lian Sen memgangguk lalu pergi bersama Maggie.


Lin Lu ada di toko bersama dengan Alan. Ia memperkenalkan produk Cinderella pada Alan. Alan nampak tetarik dan mendengarkan.

Nggak lama kemudian Maggie detang bersama Lian Sen. Alan menyapa Lian Sen dan memuji Lin Lu.

Alan lalu kembali pada Lin Lu dan mengundangnya ke pestanya. Lin Lu juga boleh mengajak pasangannya kesana.

Lin Lu yang nggak ngerti bahasa Inggris menanyakan pada Lian Sen tentang apa yang Alan bilang tadi?



Lian Sen maju dan memberitahu kalo Alan mengundangnya untuk datang ke pesta besok malam. Cuman itu? Tanya Lin Lu. Perasaan tadi ngomongnya panjang, deh.

Lian Sen asal ngomong kalo Alan bilang Lin Lu manis. Lin Lu kesenengan. Dia menyalami Alan dan berterima kasih. Alan mengiyakan lalu memeluk Lin Lu.

Loh! Loh! Lian Sen kesel lihatnya. Alan lalu pamit. Lian Sen menyuruh Maggie untuk mengantarkan Alan. Maggie mengiyakan lalu pergi.

Lin Lu maju dan bertanya Lian Sen kenapa? Apa dia salah ngomong? Lian Sen menatap Lin Lu sinis. Siapa suruh peluk-pelukan segala? Lin Lu nggak ngeh. Apa? Lian Sen nggak bilang apa-apa lagi dan pergi gitu aja.



Lian Sen kembali ke kantor bersama Maggie. Ia menyuruh Maggie untuk mengkonfirmasi bagian legal sebelum jamuan makan malam.

Maggie mengiyakan. Ia bertanya apa perlu menyiapkan gaun untuk Lin Lu? Lian Sen melarang karena dia hanya akan pergi dengan Maggie.

Maggie mengingatkan kalo tadi Alan sangat tertarik pada Lin Lu dan itu akan... . Lian Sen memotong kalo Lin Lu adalah pacarnya. Dan dia nggak ingin memanfaatkan kasih sayang Alan pada Lin Lu untuk kepentingan perusahaan.

Maggie yang menyadari kalo Lian Sen marah langsung minta maaf dan pamit.


Jing Jing mencoba beberapa gaun untuk dipakai di pesta bersama Liang. Liang pulang dan langsung mengambil dua botol minuman di kulkas. Ia memberikan salah satunya pada Jing Jing dan menyuruhnya untuk istirahat.

Jing Jing menolak. Dia kan sudah menurunkan banyak berat badannya. Itu manis. Gimana kalo gaun-gaun yang ia beli nggak bisa dipakai nantinya?

Lian Sen tersenyum. Ia memberitahu kalo minuman itu bebas gula. Jadi Jing Jing nggak perlu khawatir berat badannya naik.

Jing Jing menerimanya dan meminumnya. Eh, enak. Ia lalu menunjukkan sebuah gaun dan menanyakan pendapat Liang.



Liang memuji gaun itu akan cantik kalo dipakai sama Jing Jing. Jing Jing langsung tersipu malu. Liang menyanyangkan kalo jamuannya dibatalkan.

Jing Jing terkejut. Kenapa? Padahal dia sudah beli banyak gaun. Liang mengaku nggak tahu dan akan mencari tahu apa yang terjadi.

Jing Jing juga merasa sayang. Tadinya dia bahkan sudah janjian sama Lin Lu. Merek mau foto bareng.

Liang meminta maaf. Ia lalu janji mengganntinya dengan belanja sepuasnya di mall. Jing Jing langsung bisa senyum lagi. Apa Liang akan menemaninya? Liang meminta maaf lagi. Dia nggak bisa.


Liang meraih tangan Jing Jing dan menggenggamnya. Dia akan merindukan Jing Jing nanti. Jing Jing tersipu. Ia tiba-tiba nyium pipi Liang.

Ia menanyakan apa yang Liang bilang semuanya bener? Liang mengatakan kalo Jing Jing bisa menganggapnya sebagai mimpi. Ih, Jing Jing sebel. Liang lalu memeluknya. Tapi dibelakang Jing Jing wajah Liang berubah serem.


Lin Lu menemani Lian Sen bekerja di ruang tamu. Ia melihat undangan pesta Alan di meja, menariknya dan menyembunyikannya di bawah majalah. Ia membukanya diam-diam dan membaca isinya.

Apa Lian Sen nggak pingin bilang apa-apa? Lian Sen tahu kemana arahnya dan bilang kalo dia akan pergi dengan Maggie.



Lin Lu langsung kecewa. Dia bangkit dan ngambil minum di kulkas. Ponselnya tiba-tiba bunyi. Liang mengajaknya ke pesta sebagai pasangannya. Tadinya dia mau mengajak Jing Jing tapi ternyata Jing Jing nggak bisa.

Lin Lu mengaku nggak bisa. Mustahil. Dia kan juru bicara Huanzhen. Dia nggak mau melakukan sesuatu yang akan merusak citra perusahaan. Pasti akan ada banyak wartawan. Mereka akan menulis berita seenaknya nanti.

Lagian Lian Sen juga sepertinya akan pergi kesana. Liang menrnangkan kalo itu hanya pertemuan pribadi dan nggak akan ada wartawan. Ia lalu mengungkit kalo dia baru saja gabung sama Sally. Pekerjaannya belum stabil. Kalo ada pilihan lain dia nggak akan menelpon Lin Lu. Kerjasama itu amat penting. Kalo enggak maka dia akan... .

Liang nggak jadi mengatakannya dan minta Lin Lu untuk melupakannya. Lin Lu merasa iba. Ia mau datang selama disana nggak ada wartawan.


Pesta yang dimaksud tiba. Fang dan Zichen juga ada disana. Zichen memuji Fang yang sangat cantik malam ini dan memintanya untuk berdansa nanti. Kalo enggak... .

Fang menanyakan kalo enggak kenapa? Zichen tersenyum. Kalo enggak dia akan khawatir. Fang tersenyum. Mereka lalu bersulang.

Seorang pria asing tahu-tahu datang dan mengajak Fang untuk berdansa. Fang nggak langsung setuju. Dia menatap Zichen lalu memberikan gelasnya.

Zichen tiba-tiba menepuk tangan pria itu lalu memberikan tangannya. Lah? Mereka pergi untuk berdansa.



Alan berbincang-bincang dengan Lian Sen. Dia mengaku kecewa karena Lin Lu nggak datang. Tadinya dia kira Lin Lu akan datang bersama Lian Sen. Lian Sen hanya bisa meminta maaf.

Pintu tahu-tahu terbuka. Liang datang dengan menggandeng Lin Lu. Alan dan Lian Sen kaget. Lian Sen aja sampai kelihatan marah.

Lin Lu sendiri juga kaget. Nggak nyangka kalo acaranya sebesar itu. Bukannya Liang bilang kalo acaranya beda sama acaranya Lian Sen?

Lin Lu yang ngerasa dalam bahaya langsung berbalik dan mau pergi aja. Liang menahan Lin Lu. Kalo Lin Lu pergi maka mereka hanya akan jadi bahan lelucon dan ia akan kehilangan pekerjaannya.

Lin Lu menurut. Mereka berjalan bersama menuju pesta. Alan. Lian Sen dan Maggie menghampiri Lin Lu dan Liang.


Alan menyapa Lin Lu dan mengaku sudah lama menunggunya. Lin Lu minta maaf dan mau pergi. Alan meminta Lin Lu untuk berdansa dengannya. Atau kalo enggak Lin Lu bisa memilih salah satu diantara tamunya.

Lin Lu menolak. Dia nggak nisa dansa. Lagian juga dia akan pergi. Liang menahan Lin Lu. Sebagai pasangannya dia nggak akan memberikan kesempatan iru pada siapapun. Ia mengulurkan tangannya dan ngajak Lin Lu untuk berdansa dengannya.

Lin Lu menggeleng. Lian Sen juga nggak mau kalah. Dia maju dan ikutan mengulurkan tangannya. Lah, apa-apaan ini? Alan makin tertarik. Ia maju dan akan mendukung siapapun yang akan Lin Lu pilih.


Hadeuh, Lin Lu makin bingung jadinya. Dan disaat-saat terakhie Fang datang dan mengajaknya berdansa. Lin Lu tersenyum dan langsung setuju.

Liang nampak kesal sementara Alan malah tersenyum karena keduanya gagal.

Lin Lu yang berdansa dengan Fang berterimakasih. Kalo enggak dia nggak tahu harus gimana tadi. Fang mengaku nggak masalah. Ia meminta Lin Lu untuk nengikuti kabgkahnya karena mereka akan melompati tarian. Liang dan Lian Sen menatap keduanya marah.



Pintu terbuka lagi. Jing Jing masuk bersama temannya. Jing Jing mengambik minum dan mendengar seseorang bicara kalo Liang datang bersama dengan juru bicara Huanzhen.

Wanita di sebelahnya menambahkan kalo ada rumor produk  baru Sally terinspirasi dari Lin Lu. Jing Jing menyela dan menanyakan apakah yang mereka maksud adalah Liang Zong, wakil presdir baru Sally?

Kedua orang itu membenarkan. Jing Jing langsung meradang. Padahal tempo hari Liang bilang kalo dialah inspirasi dari produk baru Sally itu. Dan Liang juga bilang kalo acara pestanya dibatalkan. Padahal enggak.

Wanita yang datang bersama Jing Jing menelpon anak CEO Li dan mengabarkan kalo dia sudah membawa Jing Jing ke pesta. Semuanya berjalan lancar.


Lin Lu sudah selesai berdansa dengan Fang. Alan mendatanginya dan mengatakan sesuatu pada Lin Lu. Fang memotong dan memperingatkan kalo pria sejati nggak akan menyusahkan wanita. Alan meminta maaf.

Fang kembali menggandeng Lin Lu dan mengajaknya melangkah. Lin Lu menanyakan apa yang barusan dikatakan Alan? Fang bilang nggak penting. Katanya Lin Lu cantik. Lin Lu tersenyum.



Fang mengantarkan Lin Lu ke Lian Sen. Fang memarahi Zichen yang nggak kelihatan dari tadi. Kerjaannya sembunyi mulu. Lari dari masalah.

Fang juga memarahi Lian Sen yang terlalu naif. Kenapa dia membiarkan Lin Lu datang sama orang lain dan memaksanya membuat pilihan di depan umum? Keduanya nggak berguna.

Zichen dan Lian Sen diam. Nggak bisa bilang apa-apa. Liang mendatangi mereka dan minta Fang mengembalikan pasangannya. Lin Lu langsung menatap Lian Sen, minta diselamatkan tapi Lian Sennya malah memalingkan wajah.


Lin Lu kesal dan berbalik mau pergi. Lian Sen menyusulnya dan menarik tangannya. Lin Lu beneran mau pergi sama Liang?

Lin Lu yang kesal menghempaskan tangan Lian Sen. Jing Jing tiba-tiba muncul di depan Liang.


Liang bingung. Gimana bisa Jing Jing sampai sana? Jing Jing marah dan langsung menampar Liang. Harusnya dia yang nanya. Bukankah pestanya dibatalkan? Terus kenapa Liang disana dan datang sama Lin Lu?

Liang mau menjelaskan tapi disana bukan tempat yang tepat. Dia mengajak Jing Jing untuk pulang. Jing Jing nggak mau. Bilang saja disana.


Lin Lu meraih tangan Jing Jing dan mau memberikan penjelasan. Jing Jing nggak mau dengar. Lin Lu adalah temannya dan malah pergi dengan pacarnya tanpa sepengetahuannya. Gimana dia bisa tenang?

Jing Jing menghempaskan tangan Lin Lu dan mendorongnya. Lian Sen menangkap Lin Lu. Jing Jing nangis. Dia nggak tahu obat apa yang Lin Lu berikan sampai dua pria itu bertekuk lutut padanya.

Liang nggak bisa tahan lagi. Dia menarik tangan Jing Jing dan menyeretnya pulang.


Fang dan yang lain menghampiri Lian Sen. Lin Lu mengatakan kalo itu adalah urusannya dan ia akan menyekesaikannya. Fang yang khawatir menanyakan apa Lian Sen akan membiarkan Lin Lu pergi sendiri? Lian Sen menatap Lin Lu dan mengaku nggak yakin.

Ringkas drama selanjutnya

Bersambung...


Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)