All content from iQiyi
Lin Lu nggak bisa tidur di kamarnya. Dia bertanya-tanya pada diri sendiri, apa sih yang dia tunggu?
Lian Sen hanya menganggapnya sebagai penyewa biasa dan nggak ada perasaan khusus.
Lin Lu lalu tidur. Seseorang menelponnya tapi dia nggak mengangkatnya. Entah siapa yang nelpon. Sudah jam 00.32 juga.
Di kamarnya Lian Sen juga nggak bisa tidur. Miring kiri salah, miring kanan salah.
Dia keingetan apa yang Lin Lu katakan tadi. Kalo dia meminta Lin Lu untuk berdansa hanya karena permintaan Alan. Lian Sen cuman peduli sama perasaannya sendiri dan perasaan orang lan nggak penting.
Lian Sen bilang enggak, tapi Lin Lu sudah nggak mau dengar lagi.
Lin Lu sedang di toko. Seseorang mengirimkan pesan padanya. Lin Lu membalasnya dengan nggak semangat.
Alan tiba-tiba mendatanginya. Lin Lu menyapanya pakai bahasa Inggris tapi Alan membalasnya pakai bahasa Mandarin.
Lin Lu kaget. Lah, ternyata Alan bisa ngomong Mandarin? Alan tersenyum dan meminta maaf. Dia merasa kalo Lin Lu lucu banget jadi dia ingin bercanda dengannya.
Lin Lu mengatakan kalo candaan Alan sama sekali nggak lucu. Alan hanya tersenyum. Ia lalu menyinggung tentang kejadian di pesta. Sejujurnya dia merasa nggak enak. Dia nggak maksud sebenernya. Dia melihat kalo Shi Lian Sen adalah pangeran kuda putih Lin Lu.
Lin Lu hanya tersenyum. Alan mendoakan yang terbaik buat Lin Lu. Ia sangat menantikan bekerjasama dengan Lin Lu.
CEO Sally datang ke ruangan Liang dan marah-marah karena Liang gagal mendapatkan kontrak dengan Alan.
Ia melemparkan kontrak yang Liang buat dan mengingatkan kalo group Sally nggak akan mengumpulkan Limbah dengan cuma-cuma.
Liang mengambilnya dan marah banget. Anak CEO Li datang dan menertawakan kegagalan Liang. Tadi dia dengar ayahnya memarahi anak p*lacurnya? Kenapa?
Liang menatap anak CEO Li dan memintanya agar nggak khawatir. Anak CEO Li bertanya gimana dia nggak khawatir? Itu tentang Group Runyan. Ia duduk di meja dan mengingatkan kalo Liang mengambil sesuatu yang bukan miliknya maka nggak akan berhasil. Baik itu wanita ataupun karier.
Liang tersenyum. Ia duduk dan menyindir kalo s*mpah ternyata berani menasehatinya. Mereka kan belum tahu siapa yang akan tertawa akhirnya. Anak CEO Li bangkit dan akan menunggunya. Ia lalu keluar.
Fang dan Zichen makan malam di rumah Lian Sen. Lah, kok Lin Lu nggak ada? Zichen merasa kalo steik Fang lebih enak dari miliknya. Ia membuka mulutnya minta disuapin. Fang kesal, apa Zichen nggak punya tangan? Tapi akhirnya Fang menyuapinya juga.
Fang menyikut Zichen agar mengajak Lian Sen bicara. Zichen mengajak Lian Sen untuk merayakan kemenangan kontraknya. Tapi dimana Lin Lu? Dengan santainya Lian Sem bilang kalo Lin Lu menghilang.
Fang menanyakan apa yang terjadi? Lian Sen mengaku kalo dia juga ingin tahu apa yang terjadi pada Lin Lu. Semenjak pulang dari pesta kemarin dia jadi aneh. Dia menanyakan apa yang dikatakan Alan.
Zichen mengingat kalo yang diucapkan Alan semalam ada banyak, ucapan yang mana maksudnya? Fang buru-buru menutup mulut Zichen. Ia lalu menanyakan apa yang Lian Sen katakan?
Lian Sen memberitahu kalo dia menerjemahkan semuanya pada Lin Lu. Fang malah jadi kesal. Dia takut Lin Lu akan salah paham akan maksud tangan Lian Sen semalam. Mungkin ia akan menganggap kalo semua itu cuman buat kontrak.
Lian Sen hanya menghela nafas. Fang melanjutkan kalo menurutnya Lian Sen terlalu naif dalam hal ini. Lian Sem nggak mengajak Lin Lu ke pesta itu. Bagi mereka itu adalah pesta biasa tapi bagi Lin Lu itu belum pernah ia alami tapi Lian Sen malah membuatnya memilih di depan umum. Zichen membenarkan.
Lian Sen teringat kalo semalam Lin lu memang salah paham padanya. Ia nenganggap kalo Lian Sen mengajaknya berdansa hanya karena permintaan dari Alan. Lian Sen hanya peduli pada perasaannya sendiri dan perasaan orang lain sama sekali nggak penting.
Zichen menyarankan agar Lian Sen melamar Lin Lu. Fang mengangguk membenarkan. Lian Sen menanyakan gimana caranya?
Zichen tersenyum dan menatap Fang. Ia menyarankan agar Lian Sen mencium dan memeluk Lin Lu erat-erat. Fang lalu memukul Zichen atas ide konyolnya itu. Zichen tersenyum lalu kembali menggenggam tangan Fang.
Lian Sen meminum habis anggurnya lalu naik ke lantai atas.
Lin Lu berjalan tak tentu arah. Ia teringat pertanyaannya semalam pada Lian Sen. Apa yang dikatakan Alan? Lian Sen memberitahu kalo pilihan Lin Lu adalah pilihan Group Runyan. Ih, bikin pusing aja.
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊