Sinopsis Time Teaches Me to Love episode 24 part 1

Anysti
0

All content from iQiyi


Ringkas drama sebelumnya

Lin Lu menunjukkan proposalnya ke Lian Sen. Ia menyuruh Lian Sen untuk membacanya dengan teliti dan mereka akan membahasnya lagi nanti. Hari ini dia ada kencan buta.

Lian Sen tahu-tahu menarik tangan Lin Lu pas Lin Lu mau pergi. Lin Lu kayak bingung lihatnya. Maksudnya apa, nih? Lah, tahunya Lian Sen cuman mau balikkin flashdisknya doang.

Lian Sen merasa puas dengan desain Lin Lu dan sangat menghargainya. Kalo nggak ada pertanyaan lain, ia berharap mereka bisa segera menadatangani kontrak.




Lin Lu melihat kontrak yang disodorkan oleh Lian Sen. Ia mengatakan kalo Shi Zong nggak perlu mengkhawatirkan tentang kontrak. Karena saat pengembangan produk perusahaan selesai, ia akan melakukan percobaan sendiri lalu memberikan hasil percobaannya pada Lian Sen. Dan setelah itu mereka akan menyelesaikan sisanya nanti.

Lian Sen tersenyun. Ia merasa kalo itu bagus. Ia lalu mengambil sesuatu di laci meja. Itu adalah satu set sampel dari produk baru Huanzhen. Ia memberikannya pada Lin Lu dan memintanya untuk mencobanya.

Lin Lu menerimnya. Nggak masalah. Ia akan memberikan laporannya setelah mengujinya. Dan mereka akan membicarakannya lagi nanti.


Lin Lu lalu pamit. Lian Sen mengulurkan tangannya sambil bilang kalo dia nunggu kabar baik dari Lin Lu. Lin Lu sendiri hanya menatap tangan Lian Sen dan nggak menyambutnya.

Lian Sen protes. Lin Lu kayaknya nggak ragu gini pas salaman sama Maggie. Apa gara-gara... Lin Lu nggak mau Lian Sen ngomongin masa lalu, makanya dia langsung menjabat tangannya. Selamat bekerjsama.



Mereka saling lempar senyum. Ponselnya Lin Lu bunyi. Dari ibu yang mengingatkan tentang kencan buta Lin Lu. Lin Lu mengiyakan. Dia nggak lupa. Ia mengaku masih punya urusan dan akan mengabari ibunya lagi nanti.

Lin Lu pamit lagi. Lian Sen mengatakan kalo sebenarnya dia ingin mengajak Lin alu makan malam tapi sepertinya hari ini dia nggak ada waktu. Lin Lu berterima kasih atas kebaikan Lian Sen. Mungkin lain kali.

Ia laku bangkit. Lian Sen berniat mengantar tapi ditolak.


Lin Lu berjalan meninggalkan Huanzhen. Dia mencari taksi tapi nggak ada. Mobil Lian Sen lewat dan berhenti di dekatnya. Lin Lu tersenyum dan mengingatkannya kalo dia nggak perlu mengantarnya.

Lian Sen tersenyum dan merasa kalo Lin Lu terlalu berlebihan. Dia cuman lewat aja, kok. Lin Lu lalu mempersilakannya untuk lewat. Lah Lian Sen malah bilang kalo mobilnya nggak terlalu baik. Lin Lu kesal lihatnya. Kekanakan.

Dia lalu berjalan meninggalkan Lian Sen. Sebuah taksi lewat dan Lin Lu pergi dengan taksi itu. Lian Sen tersenyum dan mengikutinya.



Lin Lu datang ke tempatnya kencan buta. Lian Sen juga datang ke tempat yang sama dengannya. Karena Lin Lu datang duluan ia pun memesan makanan dulu.

Lian Sen duduk di tempat yang nggak jauh darinya. Ia tersenyum menatapnya. Lin Lu malas lihatnya dan memalingkan wajah.


Nggak lama kemudian pasangan Lin Lu datang. Lin Lu melambaikan tangannya padanya. Pria itu duduk di depan Lin Lu dan menanyakan kabarnya. Apa dia adalah orang yang dikenalkan oleh bibi Wang?

Lin Lu membenarkan dan menanyakan kabar Zhang. Lin Lu memberikan buku menu pada Zhang sambil melirik sinis ke Lian Sen. Kelihatan jelas kalo Lian Sen nggak suka lihatnya.

Zhang membaca buku menu dan nggak ada yang dia suka. Ia lalu menanyakan kenapa Lin Lu ingin bertemudengannya di luar? Ia mengatakan kalo biasanya ia datang kesaja saat ketemu sama pelanggan. Dia lalu menyarankan agar Lin Lu datang ke rumahnya aja. Masih ada sisa makanan disana. Jadi dia bisa memastikan apakah Lin Lu sama denga aoa yang ibunya katakan apa enggak. Peketja keras dan bijaksana.


Lin Lu mengakui kalo itu adalah kesalahannya karena nggak meminta pendapatnya dulu. Ia menawarkan akan mentraktirnya malam ini.

Zhang memikirkannya sebentar dan akhirnya setuju. Tapi pria yang dijodohkan dengannya makin kurang ajar. Dia menilai kalo tingginya Lin Lu rata-rata. Dia nyuruh Lin Lu untuk berdiri dan berputar.

Lin Lu menurutinya dengan alasan kesopanan. Pria itu mengatakan kalo penampilannya Lin Lu terlalu umum. Lin Lu sudah mulai merasa kesal tapi ia tetap menahannya.


Zhang mulai kelewatan. Dia menanyakan penghasilan Lin Lu. Dia melihat postingan yang Lin Lu kirim. Ia baik dl segala kosmetik. Apa Lin Lu mengahsilkan uang denga cara itu?

Lin Lu memaksakan senyumnya dan mengiyakan. Zhang mengaku kalo riasan Lin Lu membuatnya nggak nyakan berada di ruangan itu.

Lin Lu lalu melihat wajahnya di sendok. Lian Sen yang melihatnya sampai senyum sendiri. Makanan datang. Lin Lu mengambilnya dan memberikannya pada Zhang.




Zhang melihat makanan itu dan merasa sayang. Menurutnya makanan itu cukup buat membeli susu anak mereka selama sebulan. Ia lalu mengatakan kalo nanti ia yang akan mengurus keuangan mereka.

Lian Sen tersenyum menonton adegan Lin Lu.

Zhang menanyakan apa Lin Lu punya bayi? Apa? Lin Lu kaget dapat pertanyaan begitu. Zhang lalu mengingatkan kalo Lin Lu sudah putus dengan CEO Huanzen. Ia tahu kalo Lin Lu adalah wanita yang disewa.

Ia tahu kalo Lin Lu melakukan aborsi dua kali. Kata ibunya wanita yang sudah melakukan aborsi sulit buat punya anak.



Lian Sen merasa geram dengan pertanyaan Wang. Zhang melanjutkan pertanyaannya. Berapa banyak tunjangan yang diberiknnya pada Lin Lu?

Lin Lu nggak tahan. Demikian juga dengan Lian Sen. Keduanya bangkit. Lin Lu mau nyiram Zhang pakai anggur tapi Lian Sen malah menahannya. Dia menyiram kepala Zhang pakai sup.

Lian Sen memberitahu kalo ulang tahun botol anggur itu kebetulan sama dengan Lin Lu jadi jangan disia-siakan. Itu aja yang murah.


Lian Sen lalu menatap Zhang dan menanyakan apa ada lagi yang mau dia tanyakan? Zhang marah dan nunjuk-nunjuk Lian Sen. Lian Sen memperkenalkan diri kalo dia adalah orang yang Zhang bicrakan. Presdir Huanzhen. Tapi ia adalah orang yang melambai.

Apa? Lin Lu langsung menatap Lian Sen. Zhang bngkit dan nangis (lah, kebalik siapa yang melambai 😀😀😀). Dia menilai kalo mereka sangat jahat. Mereka sangat nggak menyenangkan. Ia lalu pergi.


Lij Lu tertawa lihat reaksi Zhang. Habis itu dia kembali judes sama Lian Sen. Siapa yang nyuruh dia usil? Lin Lu mau ikut pergi tapi Lian Sen menarik tangannya dan menahannya.

Lin Lu menatap Lian Sen kesal. Dia mau apa? Lian Sen tersenyum. Dia senang akhirnya Lin Lu manggil namanya.

Lin Lu malas dengarnya. Kalo emang Lian Sen mau melakukan drama dengan perasaan yang mendalam, jangan bawa-bawa dirinya. Ia mengingatkan kalo mereka sudah lama nggak gandengan tangan di jalan dengan santai.


Lian Sen langsung menampakkan wajah sedih. Lin Lu malah senyum. Ia berterima kasih karena Lian Sen sudah menyelamatkannya. Kalo nggak gara-gara Lian Sen, dia nggak tahu gimana cara menjelaskannya. Hari saat dia jadi seekor monyet

Ringkas drama selanjutnya

Bersambung...

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)