All content from jtbc
2000
Seseorang menariknya dan memutar tubuhnya. Sedetik kemudian Dae Young menyadari kalo tangannya berada di tempat yang nggak seharusnya. Ia melepaskan Da Jung dan menanyakan apa Da Jung nggak papa?
Da Jung melepas headphone-nya dan mengangguk mengiyakan. Ia berterima kasih pada Dae Young lalu tersenyum.
Semua pria punya cinta pertama mereka
Jung Da Jung adalah siswa pindahan. Ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Ia memperkenalkan diri di depan kelas dan menyapa teman-teman barunya.
Guru mempersilakannya untuk duduk di tempat kosong. Da Jung nggak nyangka kalo dia bisa ketemu lagi sama Dae Young. Mereka saling sapa. Annyeong!!!
Da Jung bergabung dengan klub penyiaran. Saat ia selang melakukan siaran, banyak siswa laki-laki yang melihatnya dari jendela. Dae Young ikut melihat. Mendadak Da Jung melambaikan tangan padanya sambil senyum.
Dae Young nggak paham dengan perasaannya. Ia pergi.
Hujan turun saat jam pulang sekolah. Da Jung kebetulan nggak bawa payung. Beberapa siswa laki-laki menghampirinya dan menawarkan payung.
Dae Young kebetulan lewat san melihatnya. Sama seperti hujan yang tiba-tiba mendadak perasaannya yang rumit menjadi jelas.
Dengan suara keras Dae Young memanggil Da Jung dan memintanya untuk ikut dengannya. Da Jung mengiyakan. Ia mengaku menyukainya.
Mereka pulang dengan blazer Dae Young sebagai payung.
Sebuah kisah tentang hujan dan kamu (Kamu cinta pertamaku)
Da Jung mendatangi rumah Dok Jin pagi-pagi banget. Dengan penuh keyakinan dia mengklaim kalo Wu Young adalah anaknya Hong Dae Young. Ia bahkan minta agar Dok Jin nggak menyembunyikannya lagi dan berkata jujur padanya. Ia nggak percaya Dok Jin punya anak tanpa menikah. Selain itu ia juga bilang kalo dia lajang.
Dok Jin membenarkan kalo dia lajang. Tapi Wu Young adalah putranya. Da Jung nggak mau percaya. Ia merasa kalo mereka sangat mencurigakan. Ia lalu mengambil foto Dae Young saat masih SMA dan membandingkannya dengan Wu Young. Ia lalu minta Dok Jin untuk menjelaskannya.
Wu Young memberi kode pada Dok Jin dengan mengedipkan matanya. Ia lalu bilang ke Da Jung kalo Wu Young mirip sama ibunya dan ibunya mirip sama Dae Young.
Da Jung nggak habis pikir. Dok Jin pacaran sama wanita yang mirip sama temannya? Ia merasa kalo alasan itu sangat konyol. Dok Jin meyakinkan kalo semua hal bisa terjadi dalam hidup. Da Jung nggak kehabisan akal. Ia mau menanyakannya ke Dae Young. Ia mengambil ponselnya dan berniat membicarakannya bertiga dengan tatap mata.
Ponsel Wu Young di kantong celananya menyala. Dok Jin dan Wu Young pamit. Ia lalu menyuruh Wu Young untuk segera berangkat sekolah biar nggak telat. Wu Young mengiyakan dan pamit.
Di luar ia menjawab telpon Da Jung dan berubah menjadi Dae Young. Ia pura-pura nggak ngeh kenapa Dok Jin nelpon pakai ponselnya Da Jung? Dok Jin memberi tahu kalo Da Jung salah paham tentang sesuatu.
Da Jung mengonfirmasi kalo Dae Young tahu Go Wu Young? Dae Young mengiyakan. Da Jung memberitahu kalo Wu Young mirip dengannya dan memintanya untuk jujur. Dia anakmu? Gimana bisa anaknya Dok Jin mirip sama Dae Young?
Apa???? Dae Young bingung mau jawabnya. Ia lalu memberitahu kalo ibunya Wu Young mirip dengannya. Da Jung merasa kalo itu nggak masuk akal. Ia mengingatkan kalo Dok Jin selalu mengikutinya saat sekolah dulu dan akhirnya ketemu sama wanita yang mirip dengannya.
Da Jung memberitahu kalo Wu Young sangat mirip dengannya. Dae Young kesal karena Da Jung nggak mempercayainya. Ia mengingatkan kalo Dok Jin yang g*la game lebih baik dalam membesarkan karakter gim daripada putranya. Ia meminta Da Jung untuk berhenti kekeuh sama hal yang nggak masuk akal. Ia lalu menutup telponnya.
Di rumah Da Jung masih kekeuh kalo Di Young mirip sama Dae Young. Sekarang giliran Dok Jin yang marah gegara anaknya di samain sama b🐣d🐣b🐣h g*la k*r*ng ajar itu.
Di luar Dae Young juga kesal banget sama Da Jung yang salah paham sampai segitunya. Dan mengingat ia sudah salah paham sama Da Jung soal rokok, maka kali ini ia akan memaafkannya.
Sebuah mobil melintas dan Dae Young kembali menjadi Wu Young. Ia kembali menyimpan ponselnya lalu berangkat sekolah.
SMA Serim
Wu Young bertekat untuk fokus sama anak-anak dan berpikir untuk menjadi teman mereka mulai pada hari ini.
Sebuah taksi melewati Wu Young dan berhenti di depannya. Shi Ah dan teman-temannya turun dari taksi itu. Ih, Wu Young mendadak jadi kesal. Mereka bisa bangun 5 menit lebih awal. Nggak tahu apa gimana berharganya uang itu.
Sesampainya di kelas teman-teman Shi Ah melihatnya dan menyapanya pak Gu. Wu Young yang nggak tahu arti dari pak Gu berpikir kalo mereka sedang menggodanya. Ia memilih untuk diam dan langsung ke bangkunya.
Teman Shi Ah mengeluhkan ayahnya yang punya uang untuk minum tapi nggak punya uang untuk anaknya. Teman Shi Ah uang lain ikut mengeluhkan tentang ayahnya. Tiap kali dia minta uang saku, ayahnya selalu menanyakan pengeluarannya dan nilainya. Ayahnya menanyakan semuanya kayak orang g*la.
Wu Young yang diam-diam mendengarkan penasaran akan pekerjaannya. Shi Ah memarahi mereka yang minta uang sama ayahnya. Hal itu membuat Wu Young jadi senang. Ia memuji putrinya yang ja nilai sangat perhatian.
Shi Ah lalu memberikan mereka tips. Mimpi. Teman-teman Shi Ah nggak paham.
Wu Young jadi ingat saat Shi Ah bilang padanya tentang memimpikan kebakaran dan menafsirkan ayahnya akan nendapatkan promosi.
Dae Young menanyakan apa Shi Ah memadamkan apinya? Shi Ah menjawab enggak. Dae Young lalu minta Shi Ah untuk menjual mimpi itu padanya. Shi Ah mengiyakan dan minta uang 50.000 won.
Di waktu lainnya Shi Ah mengaku memimpikan ayahnya mencium babi. Ia lalu mendapatkan uang karena Dae Young menukar mimpi itu dengan uang.
Di lain hari Shi Ah bilang kalo dia memimpikan leluhurnya menggosok kotoran mereka di dinding. Dia langsung dapat uang lagi.
Telur emas. Dih dapat uang lagi.
Wu Young terdiam ingat itu semua. Ia lalu memanggil mereka dengan suara keras sehingga semua anak di kelas melihatnya. Dia langsung menghampiri Shi Ah dan teman-temannya dan menilai kalo mereka sangat kekanakan. Senang menipu ayah mereka sendiri dan mendapatkan uangnya?
Teman Shi Ah memberitahu kalo mereka nggak akan membicarakannya kalo aja ayah mereka memberi mereka uang lebih. Wu Young lalu menyinggung kebiasaan mereka yang selalu naik taksi ke sekolah tiap pagi tapi mereka malah menyalahkan orang tuanya. Mereka akan punya banyak uang saku kali nggak naik taksi. Seminggu 5 kali, dalam 4 minggu akan menjadi 20 hari. Kalo biayanya 8.000 won, maka hasilnya 160.000 won. Mereka menghabiskan 160.000 won tapi itu masih nggak cukup?
Teman-teman Shi Ah terdiam melongo menatap Wu Young. Wu Young lalu menunjuk ke teman Shi Ah yang berkepang. Pernah nggak mikirin perasaan ayahnya saat membayar taksi?
Teman Shi Ah yang rambutnya dicepol berusaha memberi tahu kalo Wu Young cuman salah paham tapi Wu Young nggak mau mendengarkannya malah gantian menunjuknya. Ia memuji siarannya yang sekarang lebih alami. Itu bagus.
Teman Shi Ah yang rambutnya digerai memberi tahu Wu Young kalo dia salah paham. Lah dia malah dapat tunjuk. Wu Young menyuruhnya untuk berhenti memanggilnya pria Gu soalnya dia nggak suka.
Dia memberitahu Wu Young kalo Pria Gu itu adalah pujian. Artinya Pria Gen Unggulan. Wu Young yang sudah tahu artinya sekarang malah senyum-senyum.
Gadis berkepang ngasih tahu kalo ayahnya adalah supit taksi karena itulah ayahnya mengantarkannya ke sekolah tiap hari.
Wu Young jadi merasa nggak enak karena telah salah paham. Tapi tetap nggak mau mengakui kalo dia salah paham. Ia mengaku mengatakan semua itu demi kebaikan mereka.
Shi Ah merasa kalo itu cuman omong kosong. Wu Young kesal dengarnya dan minta Shi Ah untuk lebih sopan kalo bicara. Kalo ke dia mah nggak papa tapi kalo ke orang lain maka orang-orang nggak akan menyukainya.
Shi Ah menggebrak meja kesal. Ia meminta Wu Young untuk berhenti. Ia lalu bangkit dan mengaku beneran nggak tahan dengannya. Ia lalu mengajak teman-temannya untuk pergi dari sana.
Wu Young nggak terima. Emangnya apa salahnya? Teman Shi Ah yang rambutnya digerai memberitahu kalo Shi Ah benci sama orang yang mirip sama ayahnya karena sangat kuno. Ih Wu Young makin kesal. Ia mengingatkan kalo ayahnya Shi Ah baru 37 tahun. Apanya yang kuno?
Gadis berkepang menekankan kalo usia nggak membuat seseorang menjadi kuno tapi ayahnya Shi Ah terkenal buruk. Teman Shi Ah yang rambutnya dicepol menenangkan kalo Wu Young nggak seburuk itu. Mereka lalu pergi.
Duh Wu Young terdiam dibilang sangat kuno.
Shi Ah mengeluhkan ke teman-temannya kalo Wu Young telah merusak paginya. Temannya yang rambutnya dikepang membenarkan apa yang Wu Young katakan. Selama ini ayahnya mengantarkannya ke sekolah karena ia selalu bangun telat tiap pagi. Tapi ia malah nggak menghargainya.
Teman Shi Ah yang rambutnya digerai ikut sependapat. Saat Wu Young menanyakan pendapatnya tentang perasaan Ayahnya, itu menyentuh hatinya. Mereka lalu bertekad untuk baik pada ayah mereka mulai dari sekarang. Mereka bahkan bilang nggak akan minta uang jajan lagi dan akan selalu bangun pagi.
Shi Ah cuman geleng-geleng lihat mereka.
Da Jung pulang ke rumah. Ia duduk di pinggir tempat tidur dan menatap foto Dae Young muda lagi. Ia khawatir telah menyakiti Wu Young tanpa alasan.
Teman Shi Ah yang rambutnya dicepol pamit pada Sun Ah. Ia akan pulang setelah membuang sampah. Shi Ah mengiyakan dan bilang akan mengurus sisanya.
Shi Ah melihat ke luar jendela. Sedang hujan. Ia mengeluhkannya karena nggak bawa payung.
Wu Young yang habis menyapu mendengarnya dan memikirkan sesuatu. Ia lalu pergi dengan terburu-buru. Ia berlari keluar dan membeli dua payung.
Shi Ah akhirnya pulang dengan memakai hoodie. Tapi sepatunya lepas sehingga ia berhenti dan mengikatnya. Seseorang mendadak memayunginya. Ia mendongak untuk melihatnya.
Wu Young?
Bunga-bunga berjatuhan. Shi Ah bangkit dan menanyakan apa itu? Wu Young menyuruh Shi Ah untuk mengambilnya tapi Shi Ah menolak. Wu Young meraih tangan Shi Ah dan menyerahkan payungnya. Nanti bisa kena flu. Ia lalu pergi berlari meninggalkan Shi Ah yang hanya menatapnya.
Shi Ah bingung. Kenapa Wu Young nggak memakai payungnya? Padahal dia punya satu lagi.
Wu Young masuk ke kelas Shi Wu dan meninggalkan payung yang satunya di bangku Shi Wu lalu pergi. Shi Wu datang setelahnya dan berpikir Shi Ah yang memberikan payung itu. Ia lalu mengemasi bukunya bersiap untuk pulang.
Wu Young di depan sekolah menatap langit. Ia merasa menjadi ayah terbaik di dunia. Ia lalu berlari menembus hujan.
Di luar ia melihat anak-anak dijemput sama ayahnya naik mobil. Sejenak ia terdiam.
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊