All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Pada pertandingan final tim basket pria antara SMA Serim dan SMA Maejin. Dae Young dari SMA Serim menembakkan bola dan diharapkan akan bergabung dengan liga profesional.
Sebelum pertandingan
Dae Young sedang duduk. Pelatih menghampirinya dan memberitahu kalo hari ini pencari bakat akan datang. Dan ada juga yang dari Universitas Hankuk. Ia diminta untuk tampil baik karena hidupnya bergantung pada permainan itu.
Dae Young meyakinkan kalo ia akan bermain seperti biasa.
Dae Young nggak berhasil melakukan lemparan bebas. Pelatih teriak memintanya untuk fokus. Orang-orang berpikir kalo ia gugup karena itu adalah pertandingan besar baginya. Ia melemparkan bolanya dan nggak masuk.
Dae Young terdiam melihat semua orang. Pemain tim lain berhasil mencetak angka. Pelatih marah.
Sebelum pertandingan
Dae Young sedang melakukan pemanasan. Ia melihat seorang gadis datang ke lapangan. Ia bertanya-tanya siapa gadis cantik itu? Dok Jin melihat yang Dae Young maksud dan memberitahu kalo itu pacarnya Dae Young. Dae Young tersenyum dan membenarkan.
Ia lalu berlari menghampiri Da Jung dan menanyakan kenapa lama banget? Da Jung nggak menjawab dan nampak nggak tenang. Tapi saat Dae Young menanyakan ada apa Da Jung nggak mau bilang.
Pelatih memanggil Dae Young. Da Jung menyuruhnya untuk pergi. Ia tahu kalo pertandingan itu sangat penting. Ia memintanya untuk fokus pada permainannya dulu.
Dae Young menolak. Ia mengancam nggak akan main hari ini kalo Da Jung nggak ngasih tahu. Ia lalu meletakkan kedua tangannya di lengan Da Jung dan memintanya untuk mengatakannya.
Dae Young merasa stres setelah Da Jung mengatakannya. Gegara itu dia nggak bisa fokus mainnya. Da Jung nangis di ruang tunggu. Ia lalu pergi. Dae Young yang harusnya mengoper bola malah membuangnya begitu aja. Ia lalu lari meninggalkan lapangan.
Hari itu sudah sore. Dae Young mengejar Da Jung. Da Jung nangis lihat Dae Young meninggalkan pertandingannya. Harusnya dia nggak datang. Tapi bagi Dae Young itu adalah keputusannya. Ia meletakkan tangannya di lengan Da Jung dan memintanya untuk nggak nangis. Baginya Da Jung adalah masa depannya. Bayi mereka adalah masa depannya. Karena itulah ia meminta Da Jung untuk percaya padanya. Ia lalu meluk Da Jung dan kembali memintanya untuk nggak nangis.
Kalo cerita mereka berakhir di sana seperti akhir film, maka hidupnya akan berakhir bahagia.
18 tahun kemudian
Dae Young terbangun gegara suara alarm. Ia bangun dan duduk sambil melihat sekitar. Stres banget ingat kejadian semalam. Dia berantem sama Da Jung. Da Jung nangis. Dia teriak. Da Jung juga teriak.
Kenyataan adalah rangkaian kisah terbuka. Kemalangan nggak terduga nggak lagi mengejutkannya. Dan begitu saja.
Da Jung nggak bisa tahan lagi dan akhirnya meninggalkan Dae Young.
Hidup Terus Berjalan
Dok Jin membersihkan ruangan dengan menaiki hoverboard. Setelah selesai dengan lantai bawah ia lalu beralih ke lantai atas. Sambil bebersih ia bertanya sesuatu pada sekretaris virtualnya tapi pertanyaannya nggak bisa dipahami dan nggak ada jawaban.
Dae Young yang sudah siap untuk berangkat hanya melihatnya. Dok Jin kesal dan mau mengangkat palu besarnya. Ih susah. Dae Young heran lihatnya. G*la.
Keduanya sarapan bersama. Dae Young mengaku sangar bersyukur karena Dok Jin mengijinkannya tinggal di sana. Tapi dia nggak nyaman lihat kaleng di dadanya dan memintanya untuk membukanya. Heran. Kapan sih dia dewasanya.
Dok Jin mengaku paham kalo Dae young diusir dan keadaannya nggak berjalan baik. Tapi Ia nggak bisa melepas hatinya.
Dae Young meletakkan sendoknya. Dia nggak ngerti kenapa dia cerai? Dok Jin malah merasa tahu alasannya. Dae Young menanyakan alasannya pada Dok Jin.
Da Jung juga ternyata sedang membicarakan hal yang sama dengan Ae Rin. Ae Rin yakin kalo itu karena penampilan Dae Young. Ia nggak habis pikir gimana Dae Young membiarkan penampilannya menjadi seburuk itu? Menurutnya Dae Young kayak orang yang beda.
Da Jung memberi tahu kalo itu bukan karena penampilannya. Dia lalu ingat saat Dae Young tidur dia mendengkur. Da Jung sampai nggak bisa tidur. Ia mengambil bantal dan mau menutup wajah Dae Young pakai bantal tapi nggak tega. Akhirnya ia hanya bisa membiarkannya.
Da Jung memberitahu kalo ia terus tinggal sama Dae Young maka ia nggak tahu harus gimana lagi. Ae Rin nggak nyangka kalo ternyata seburuk itu. Ia menanyakan apa yang terjadi?
Da Jung hanya diam. Sulit buat ngomongnya.
Dok Jin menunjuk wajah Dae Young dan berpendapat kalo Da Jung nggak suka Dae Young jadi tua. Dae Young menyingkirkan tangannya dan menanyakan apa itu cukup untuk membunuhnya?
Dae Young lalu ingat saat ia tidur Da Jung berniat untuk menimpa wajahnya pakai bantal. Ia terbangun dan berpura-pura tidur sambil mendengkur.
Dok Jin kaget banget dengarnya. Dae Young merasa nggak melakukan apapun ke Da Jung. Dia nggak mengutuk apalagi memukulnya. Dia juga nggak selingkuh. Tapi kenapa Da Jung melakukannya? Dok Jin yakin banget kalo itu pasti masalah perselingkuhan.
Dae Young kekeuh bilang kalo bukan itu. Tapi maksudnya Dok Jin itu bukan Dae Young yang selingkuh tapi Da Jung. Lah Dae Young juga nggak nyangka kalo itu benar?
Ae Rin menggebrak meja. Kesal banget sama Dae Young. Dia nggak mati setelah Da Jung melihatnya. Kalo AE Rin mah pasti Dae Young dah mati.
Da Jung berterima kasih karena Ae Rin sudah mau memahaminya. Ae Rin membantahnya. Ia menekankan kalo itu bukan masalah mengerti seseorang. Lah dia cuman bisa menghela nafas. Kesal banget deh.
Dae Young bangkit dan pamit. Dok Jin memintanya untuk tenang. Atau kalo enggak Dae Young akan mati kelelahan. Dae Young meminta agar Dok Jin nggak menghentikannya karena ia akan dipromosikan dulu sebelum mati.
Dok Jin membenarkan. Dae Young hanya perlu berhasil, siapa peduli sama keluarganya. Dae young balik lagi. Ia meyakini kalo Da Jung akan berubah pikiran kalo ia dipromosikan. Ia meminta Dok Jin agar nggak mencemaskannya. Ia lalu pamit. Dok Jin terus menyemangatinya. Ia ngerti alasan mereka sampai cerai.
Da Jung dan Ae Rin meninggalkan kafe. Ae Rin mengkonfirmasi kalo Da Jung beneran nggak keberatan untuk cerai? Da Jung menekankan kako dia nggak suka lagi sama Dae young. Ia lalu menanyakan kabar profesor Kang sama Ae Rin.
Ae Rin tertawa dan memberitahu kalo mereka sudah mengakhiri hubungan mereka. Sekarang sia sama wajah baru dan dia masih kuliah. Ia lalu jalan duluan meninggalkan Da Jung.
Da Jung kaget dengarnya. Sama anak kuliahan? Ae Rin mengingatkan kalo dia nggak bisa bertahan cuman sama satu orang aja. Ia ingin terus merasa gugup. Da Jung ngerti kalo soal itu. Tapi mahasiswa? Ia menghampiri Ae Rin dan jalan barengan.
Seongjong Electronics
Dae young sama rekannya di mobil. Mereka melihat iklan perekrutan pembaca berita yang nggak pandang usia, pendidikan dan pengalaman. Rekan Dae young merasa kalo dunia sudah menjadi lebih baik. Dae Young berpikir kalo harusnya itu dilakukan dari dulu. Dunia yang malas membuat masyarakat lebih baik. Mereka terlalu malas melihat detil lalu mendapatkan model kasar dan lulus penilaian dasar. Meskipun terampil...
Rekan Dae Young melanjutkan kalo butuh 10 tahun untuk naik jabatan. Dae Young mau ngasih tahu kalo nggak terampil... . Rekan Dae Young kembali memotongnya. Ia menyinggung rating dan gaji Dae Young yang turun bersamaan.
Da Jung sama Ae Rin juga sedang melihat iklan itu. Ae Rin menyinggung Da Jung yang tahun ini juga mendaftar di JBC dan menanyakan ujian tertulisnya. Da Jung memberitahu kako dia sangat sering lulus tes. Ia akan menggunakan pengalaman dan usianya. Sedetik kemudian dia menyadari kalo usia adalah masalahnya. Usianya 38 tahun tahun depan nanti. Kemungkinan itu adalah tahun terakhirnya.
Ae Rin merangkulnya dan memenangkannya. Ia mengingatkan kako Da Jung hidup cuman sekali dan ja harus hidup sebagai pembawa berita purnawaktu.
Da Jung tersenyum. Ia juga berharap bisa melakukannya. Jebal.
Dae Young melihat foto keluarga rekannya di mobil. Ia menyuruh rekannya ingin melihat foto keluarganya lagi untuk mendapatkan energi. Rekan Dae Young mengiyakan. Melihat Dae Young yang akan dipromosikan juga pasti senang bekerja. Dae Young tersenyum membenarkan. Ia lalu mengajak tejajnua untuk berangkat.
Dae Young memperbaiki mesin cuci seorang ibu. Ia mau pergi dan meminta Dae Young untuk mempercepat pekerjaannya. Dae Young mengiyakan dan menjanjikan akan segera menyelesaikannya.
Ibu tadi marah dan menolak untuk membayar karena Dae Young bilang itu nggak rusak. Dae Young memberi tahu kalo bayaran untuk biaya kedatangannya ke sana dan biaya perbaikan dihitung terpisah. Ibu itu marah dan minta Dae Young untuk membuat pemberitahuan dulu. Ia bahkan mengancam akan memberi nilai nol atas kinerja Dae Young.
Dae Young yang pingin promosi langsung minta maaf dan pergi.
Di tempat lain ibu yang mesin cuci nya mau diperbaiki mengeluhkan Dae Young yang bau. Lah padahal itu adalah bau dari rumah ibu tadi yang berantakan banget. Bak cuci piring penuh, sampah dimana-mana.
Setelah selesai Dae Young memberi pengertian ke ibu tadi kalo ia nanti akan ditelpon dan ditanya apa semua sudah beres. Ia meminta ibu itu untuk memberinya nilai 10 dari 10.
Ibu itu mengiyakan. Tapi sebagai gantinya ia diminta untuk membuangkan sampahnya. Dae Young terpaksa mengambilnya. Dia masih pingin kerja soalnya.
Lanjut ke tempat selanjutnya. Ia sudah menyelesaikan pekerjaannya dan manggil pemiliknya. Orangnya nggak ada. Dan saat ia mencari malah kaget gegara melihat boneka rakun di meja. Di dekatnya ada brosur yang menanyakan apa ia ingin menjadi muda lagi? Dae Young mengiyakan kalo emang bisa. Dia lalu melihat sisi lain lagi. Di rak lain ada banyak obat yang bisa mengembalikan sel. Dan ada rakun lagi di sana.
Orangnya datang dan menanyakan apa Dae Young sudah memperbaiki semuanya? Dae Young mengiyakan. Kakek itu minta Dae Young untuk memperbaiki radionya juga. Dae Young meminta maaf dan memberitahu kalo dia cuman memperbaiki mesin cuci.
Beberapa waktu kemudian ia selesai memperbaikinya. Kakek memujinya yang pandai memperbaiki semuanya. Mendadak Dae Young sedih ingat hidupnya. Andai ia bisa memperbaikinya juga.
Kakek itu menuangkan teh untuk Dae Young dan menawarkan untuk memperbaikinya buat Dae Young. Dae Young menerima teh itu. Itu adalah hidupnya dan ia akan memperbaikinya sendiri.
Lanjut ke rumah selanjutnya. Saat sedang memperbaiki mesin cuci di sana ia melihat sebuah keluarga sedang makan bersama anak-anak mereka. Ia jadi ingat anaknya dan nelpon Shi Ah. Ia ngajak mereka untuk makan. Sama Shi Wu juga.
Dae Young lalu makan sama Shi Ah dan Shi Wu. Shi Ah mainan ponsel mulu. Dia merasa kalo batang hidungnya terlalu rendah. Dae Young menyuruhnya makan karena dagingnya mahal. Shi Ah nggak mempedulikannya sehingga Dae Young menyentil hidungnya.
Shi Ah marah. Dae Young mulai menceramahinya kalo dalam hidup ada 3 jenis orang. Orang yang bekerja dengan baik, orang hebat dan orang yang biasa aja. Kalo Shi Ah nggak belajar dengan baik dan hanya fokus pada penampilan maka... . Shi Ah yang sudah hafal melanjutkan kalo ia hanya akan jadi orang dewasa.
Dae Young lalu beralih ke Shi Wu. Ia menanyakan apa ada yang ingin Shi Wu lakukan? Shi Ah mewakili Shi Wu untuk menjawabnya. Nggak ada. Dae Young lalu menanyakan ke Shi Wu apa dia beneran nggak mau main basket? Dulu dia pandai saat masih kecil.
Shi Wu menjawab nggak mau. Dae Young kembali memarahi mereka yang cuman berdiam diri padahal masih muda. Ia meminta mereka untuk nggak memikirkan perceraiannya. Ia meyakinkan kalo ia dipromosikan nanti maka ibunya akan berubah pikiran.
Shi Ah langsung memanfaatkannya dengan bilang kalo semalam ia memimpikan api dan ia nggak memadankannya. Ia pikir mimpi itu tentang promosi ayah. Dae Young berniat membelinya dan Shi Ah minta 50.000 won.
Dae Young yang sangat perlu mimpi itu akhirnya membelinya. Teman Shi Ah yang bernama Bo Bae datang. Shi Ah akan pergi dengannya. Dae Young yang melihat dandanan Bo Bae yang terlalu menor memarahinya. Ia mengingatkan kalo Bo Bae masih pelajar. Bertahanlah seperti pelajar.
Shi Ah menyudahi. Ia menyesalkan ayahnya yang ngomel mulu. Kalo ia berolahraga sesering ia ngomel maka pasti ia sudah berotot. Ia lalu pergi bersama Bo Bae.
Dae Young memanggilnya dan menyuruhnya untuk makan dulu karena dagingnya mahal. Shi Ah nggak mau dan tetap pergi. Dae Young lalu menanyakan kabar Da Jung pada Shi Wu. Ia pikir ibunya Shi Wu pasti merasa depresi karena perceraian mereka.
Lah orang Da Jung malah lagi senang banget. Dia bahkan nyanyi sambil dandan.
DaeYoung nyuruh Shi Wu untuk bersikap baik sama ibunya karena suasana hatinya sedang nggak bagus. Shi Wu dengan bijak bilang kalo ayah yang harus bersikap baik ke ibu.
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊